Jumat, 18 April 2014

Why I Join ODOJ (One Day One Juz)

  12 comments    
categories: 
Assalamu'alaikum, teman-teman.

Belum ada sebulan ini saya dengan sukarela bergabung bersama sebuah grup tilawah online bernama ODOJ atau One Day One Juz. Sebenarnya saya sudah mengetahui info seputar ODOJ ini sejak beberapa bulan yang lalu dari sebuah akun Twitter bernama @Sahabat_ODOJ. Waktu itu tidak sengaja saya melihat rituit dari teman yang saya follow, kemudian tanpa cek lagi saya follow akun tersebut. Maksud hati buat nandain dulu, ini kayak apaan kegiatannya. Soalnya waktu itu lagi sibuk mainan Twitter. Wkwkwkwk.

Beberapa hari kemudian saya dapat info sekilas kalau ODOJ adalah grup tilawah (membaca Al Quran) online yang "menargetkan" setiap orangnya untuk membaca Al Quran setiap hari sebanyak 1 juz. OK, I got the point, pikir saya. Intinya kan ngaji sebanyak 1 juz aja. Gabung nggak gabung, sebenarnya ini do-able kok, pikir saya lagi. Maka saya pun memutuskan untuk mulai mengaji 1 juz setiap hari, sendirian. Gak perlulah gabung-gabung ke grupnya, bisa kali ngaji 1 juz sendiri kalau emang mau. Lagi-lagi itu kata saya dalam hati. Yang penting, saya sudah tangkap esensinya, berusaha memberikan target pada diri sendiri agar bisa tilawah sebanyak 1 juz setiap hari.

Image from http://www.lastprophet.info/the-qur-an
Hasilnya bisa ditebak. Dengan sifat jelek saya yang panas di depan, lalu adem kemudian, tiga hari pertama saya bisa memotivasi diri saya sendiri untuk "memaksakan" diri membaca Al Quran sebanyak 1 juz. Hari ke-empat alasan demi alasan bermunculan. "Weh, kalau pas jadwal nganter anak les, agak susah kayaknya. Libur dulu, deh!" atau "Ampun, cucian piring numpuk gini, gimana bisa ngaji?" atau yang paling nge-hits banget alasan saya, "Anak-anak rempong banget, siiih! Nggak tidur-tidur jam segini. Nggak sempet ngaji, dah!". Oh well, setan emang pinter gelitikin dari mana aja, ya. :|

Dari sana saya mulai mempertimbangkan untuk join grup ODOJ. Saya pikir, dengan kadar iman yang masih seupil gini, saya mungkin memang perlu sebuah "paksaan" untuk membiasakan diri. Kebetulan Mak Aulia Gurdi, sahabat blogger saya, nongol di TL Twitter menawarkan ke teman-teman untuk bergabung di grup ODOJ. Ternyata Mak Aulia adalah salah satu pengurus pusat ODOJ. Saya jadi tambah melek. Lho, ternyata ini grup gede, ya? Apa cuma ngaji bareng doang kegiatannya? I had no idea. Yang penting saya gabung aja dulu, deh!

Begitu didaftarkan oleh Mak Aulia, saya dimasukkan ke sebuah group chat di WhatsApp dan dikenalkan dengan 29 ukhti lainnya. Total ada 30 ukhti (termasuk saya) dalam grup itu. Jumlah itu tentu saja disesuaikan dengan jumlah juz yang ada dalam Al Quran. Dengan begitu, setiap harinya kami masing-masing tilawah sebanyak 1 juz, insha Allah jika semua bisa menyelesaikan juz-nya masing-masing (kholas) maka setiap hari kami akan khatam bersama. Subhanallaah! Ini bagus banget. 

Image from http://www.alquranclasses.com/teach-quran-kids/
Adik bungsu saya komentar, "Lah, iya kalau pada beneran selesai. Kalau bo'ong?" Saya nyengir aja. Males jawabnya. Hihihihi. Ya, kalau emang begitu kejadiannya, itu urusan oknum sama Yang DI Atas aja, dah! Berani-beranian ngibul dalam hal ibadah. Resiko tanggung sendiri aja, jek. gue ogah ikut-ikut, deh! Wkwkwkwk. Lain hari, komentar seorang teman juga datang. "Mbak, apa nggak bergeser itu niatnya? Masak ngaji ditarget harus segini segitu? Kalau terpaksa kan udah gak bener jadinya. Udah gitu, belum lagi potensial ujub-nya. Udah gitu, baca Al Quran doang digeber, harusnya baca dan resapi juga terjemahnya."  Saya nggak bisa nyalahin pendapatnya. Itu sangat mungkin terjadi. Tapi sulit buat saya untuk berargumen jika yang dipertanyakan adalah soal niat yang notabene itu nggak ada yang tahu selain orangnya sendiri dan Allah SWT.

Kita diajarkan untuk melakukan segala sesuatu lillaahi ta'ala, hanya karena Allah semata. Niat itu harus senantiasa dipelihara, karena mudah sekali rusak atau berbelok. Salah satu caranya adalah berkumpul dengan orang shaleh/shalehah. Saya yang tahu benar kadar keimanan saya baru sampai level mana, merasa perlu untuk "dijaga" oleh lingkungan yang kondusif memelihara niat dan ibadah saya. Kadang kala, sering juga kita berangkat dari niat yang salah. Misalnya, mau ikut pengajian anu, karena ustadnya ganteng. #eh. Berangkat deh ke majlis ta'lim. Sampai di sana, iya sih seneng bisa ngeliat ustad gantengnya. Tapi ternyata sang ustad menyampaikan kajian yang begitu mengena di hati kita. Lalu kita pulang dengan sebuah pemahaman baru, ilmu baru, dan (lebih bagus lagi) menjadikan kualitas ibadah kita lebih baik dan pada akhirnya kita jadi paham kalau harusnya ibadah diniatkan karena Allah SWT. Jadi apa kita salah berangkat ke majlis ta'lim dengan niat awal mau liat ustad ganteng? Maybe. Tapi proses perubahan niat menjadi lillaahi ta'ala yang sudah kita dapatkan dari sang ustad yang tadinya jadi niat awal kita, tentunya dihargai oleh Allah. Kebaikan sekecil apa pun akan mendapat ganjaran yang setimpal dari Allah, yes?

Maka, berangkat dari sana, tekad saya makin bulat untuk konsisten bergabung di grup ODOJ yang kebetulan saya dapat grup bernomor 2629. Alhamdulillaah, sahabat-sahabat baru saya di sana sangat bersemangat untuk khatam bersama setiap hari. Jika ada yang berhalangan, yang lain membantu untuk membacakan juz jatahnya. Dan alhamdulillaah, yang dikatakan oleh teman saya tadi tidak/belum terjadi. Insha Allah tidak ada yang berbohong (ini berbaik sangka), jika selesai dikatakan selesai, jika tidak sempat dikatakan tidak sempat, jika tidak bisa dikatakan tidak bisa. Dan alhamdulillaah, kita tidak hanya mengaji membaca Al Quran bersama. Ukhti-ukhti yang sangat saya hormati ini selalu berusaha berbagi ilmu melalui kajian ayat-ayat Allah di grup. Mereka juga tak segan-segan menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar Islam dan iman dari yang ilmunya masih cetek seperti saya. 

Masalah ujub? Saya hanya minta kepada Allah agar dijauhkan dan selalu diluruskan niat. Mengajak kepada kebaikan itu adalah kewajiban setiap muslim. Pandangan saya dengan gerakan ODOJ ini, mereka mengajak kepada kebaikan. Bahwa memang ada kok (banyak malah) muslim dan muslimah di luar sana yang mengaji masih butuh "paksaan". "Dipaksa" ini dalam rangka membentuk kebiasaan. Jika sudah menjadi kebiasaan, tanpa bergabung di mana-mana pun, seseorang akan merasa ada yang kurang jika belum tilawah setiap hari. Saya termasuk orang yang masih butuh "dipaksa" memang. Berharap agar nantinya saya bisa menjadikan tilawah sebagai keseharian saya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang ada di dalam hati setiap hambaNya. Jadi, berbaik sangka lebih baik. 

Melalui tulisan ini juga saya berusaha luruskan niat karena Allah. Semoga tidak ada terselip yang namanya pamer, riya atau ujub apalagi sombong. Astaghfirullaah. Saya hanya merasa perlu menceritakan tentang gerakan ODOJ ini, agar orang-orang yang seperti saya tahu kalau ada kelompok yang bersedia membantu kita untuk membiasakan diri tilawah 1 juz setiap hari. Sebaiknya dipahami oleh diri kita sendiri dulu kalau memang kita butuh dibantu. Kalau bisa jalan sendiri, lebih bagus lagi. Alhamdulillaah. 

Semoga Allah selalu menjaga hati kita, senantiasa mengingatkan kita untuk menjaga hati. Insha Allah, akan lebih banyak yang kita dapatkan dari "cuma" baca Al quran bareng-bareng doang di ODOJ. Mereka punya banyak kegiatan, menerima infaq yang bisa disalurkan dan sebagainya. Saya bersyukur dipertemukan Allah oleh 29 ukhti sahabat baru saya di grup WA. Hanya dua orang yang sudah pernah bertemu langsung dengan saya. Bahkan beberapa dari mereka tinggal di luar negeri, bekerja sebagai BMI. Subhanallah, silaturahim melebar, semoga Allah ridho. Aamiin. Untuk yang mau bergabung dengan ODOJ silakan ke sini.

12 komentar:

  1. Aaoouuuu, hahaha...sahabat Grup datang :P

    Bener mak, kaya kita2 ini memang harus dipaksa supaya terbiasa ;)

    BalasHapus
  2. kalo tentang niat menurutku ngga papa sih, dipaksa dulu, ntar lama-kelaaan ketika udah terbiasa kan jadi ga terpaksa lagi. Kalo ga dipaksa gitu kadang kita suka males kan ya. Semangat ODOJ nya ya mak

    BalasHapus
  3. Kebiasaan baik harus dipaksakan sih, menurutku. :)

    BalasHapus
  4. semoga lancar terus ya mak dengan ODOJ nya...

    BalasHapus
  5. semoga kita selalu istiqomah ya mbk,sukses bt odojnya :)

    BalasHapus
  6. istri sy sudah 2 bulan bergabung alhamdulillah jd rjin bertilawah setiap hari

    BalasHapus
  7. semoga istiqomah mbak, aku sudah masuk bulan ke 5 nih. Mbak pascal ikutan ODOP juga one day one page yang bikin mama2nya yang ikutan odoj, semangat loh anak-anak

    BalasHapus
  8. hampir sama sama kisah saya mbak.. tadinya mau bertekad odoj tanpa gabung grup odoj... tp lebih sering setannya yg menang. haha
    Wallahu a'lam sih ya soal niat... yg penting kita selalu berusaha utk menjaga dan memperbaruinya :)
    Keep istiqomah utk kita semua ya Mbak... Aamiin...

    BalasHapus
  9. saya sering mengalami semangat menyala di awal dan meredup kemudian, bismilah semangat ODOJ

    BalasHapus
  10. Iya kak.. memang begitulah sebuah godaan kehidupan...
    Untuk membiasakan one juz/one day, memang memerlukan usaha yang sungguh-sungguh. Kemauan saja tidak cukup, harus dipaksakan terlebih dahulu minimal 40 hari. Mengapa harus 40 hari, karena itulah perkembangan yang paling idela. Berkaca pada 40 hari pertama ruh ditiupkan kepada janin bayi.

    Kalau sudah 40 hari, maka akan terbiasa. 40 hari kemudian bila diteruskan baru akan merasakan “nikmatnya” bersama al-Quran. Di sanalah, kita semua akan mampu menjadikan al-Qur’an lebih dari segala apa pun. Ia petunjuk kehidupan, penuntutn bagi hidup yang terasa sulit dan berat ini.

    Sewaktu di pesantren dulu sih, aku senantiasa menyediakan 10 menit setelah shalat limat waktu. Untuk membaca al-Qur’an/ dengan dibagi setiap hari, dan ngga membaca borongan. Maka satu hari insyaallah bisa one juz... semangat ... pasti bisa ma’...

    BalasHapus
  11. Makkk...pendapat2nya mulai dari ujub sampe orang yang bohong itu sama bangetttt sama yg kualami. Aku juga posting ttg odoj ini di blogku. Semangaattttt, semoga istiqamah :)

    BalasHapus
  12. Wah, salut mak udah bisa satu juz sehari bacanya, aku masih bolong-bolong dan belum sampe satu juz sehari..

    BalasHapus