ABOUT ME

Sabtu, 21 April 2012

Apa Gunanya Ngerayain Ini Itu?

Image from www.teammatesmentoringprogram.wordpress.com

Kayanya saya pernah bikin postingan yang bilang kalau saya ini penggemar berat segala rupa bentuk perayaan, ya? Tapi lupa di mana. Hihihihihi… Tapi itu bener, kok. Saya ini nge-fans banget sama yang namanya perayaan. Ulang tahun, hari raya, hari kemerdekaan, hari-hari besar nasional atau agama, semuanya sudah menyumbang banyak kenangan dalam memori masa kecil saya hingga saat ini.

Saya masih ingat dulu bagaimana ibu saya heboh dandanin saya waktu di sekolah ada acara karnaval baju tradisional untuk merayakan Hari Kartini. Saya masih ingat bagaimana dulu saya sumringah sekali menang lomba makan kerupuk di perayaan kemerdekaan kita, padahal hadiahnya cuma dua buah buku tulis gambar Eva Arnaz di depannya. Saya masih ingat juga bagaimana saya tersipu-sipu saat menerima sebuah Valentine’s card dari seorang teman laki-laki saya jaman masih ABG dulu (ngok!). Dan memori paling menyenangkan bagi saya itu adalah saat saya dan saudara-saudara saya menerima salam tempel setiap lebaran. Rasanya itu….mendadak tajir. Hahahahaa….

Minggu, 15 April 2012

Maka Nikmat Tuhanmu Yang Manakah Yang Kamu Dustakan?


Hwallooo!!!

Seminggu nggak posting, banyak banget kejadian seru! Mau diceritain gak? Mau dong ya? Mau ya? Maksa...Wkwkwkwk...

Ffiiuuh, mau mulai dari mana ya? Ah, dari SMS suamiku aja ya.

"Alhamdulillaah. Jangan lupa untuk terus bersyukur sama Allah. I love you..."

Jrengjrengjrengjreeng...kira-kira kenapa ya sampe dikirimin SMS manis banget kayak gitu? Ini alasannya:

1. Menang kontes menulis pengalaman di @FOXgue
Alhamdulillaaah. Jadi ceritanya @FOXgue di Twitter beberapa minggu yang lalu ngadain kontes, bagikan pengalamanmu tentang channel Starworld yang menginspirasi. Dari awal baca twit-nya saya emang udah pengen ikut. Hadiahnya ke Disneyland Hongkong sama ke Universal Studio Singapore! Tapi nggak tau kenapa, kayaknya mata saya siwer pas baca syarat dan ketentuannya. Saya nangkepnya, yang nggak punya passport nggak boleh ikutan. Langsung mutung, deh. Soalnya passport saya udah koit saking udah lamanya nggak dipake. Ah ya sudahlah...pikir saya.
Eh tau-tau pas menjelang deadline, Indah mention saya nanyain saya ikutan apa nggak kontes itu. Saya bilang, saya pengen banget ikutan, tapi nggak ada passport. Eka nimbrung, dia bilang nggak harus punya passport untuk ikutan. Saya baca-baca lagi syarat dan ketentuannya. Eh iya bener, ternyata boleh ikutan! Wahahahaa, saya seneng banget! Langsung semangat, soalnya saya emang ngerasa deket sama Starworld. Lah, tontonan tiap hari. Semua acaranya saya suka. Akhirnya, sehari menjelang deadline, terkirimlah cerita pengalaman pribadi seputar menonton Starworld.
Nunggu-nunggu pengumuman, katanya awal April diumumin. Tapi sampai minggu pertama April belum juga ada pengumuman. Ah ya udahlah, yang udah-udah, saya emang jarang sih menang-menang beginian.
Pas pengumuman, saya pantengin jugaTL @FOXgue. Siapa tau...hihihihihi... Subhanalaaah! Menang uey ternyata! Dapet hadiah ke Universal Studio Singapore untuk dua orang! Mamaaa!!!! Nggak nyangka, nggak nyangka, nggak nyangkaaa!!!! (Plis, behave, mak!)
Klik di sini deh buat ngintip tulisan saya yang berhasil menang itu. Huhuhuuuuw, terharuuu...:)))



Rabu, 11 April 2012

Akhirnya Sayap Si Peri Mengepak Juga (Peluncuran Buku Peri-peri Bersayap Pelangi)


Alhamdulillaah....
Setelah melalui perjuangan panjang, buku cerita anak Peri-peri Bersayap Pelangi akhirnya siap terbang menghampiri anak-anak tidak mampu sesuai dengan cita-cita awalnya.

Berawal dari Pungky dan teman-temannya di Spasi yang punya ide untuk menerbitkan sebuah buku cerita anak yang ingin diberikan gratis untuk anak-anak tidak mampu beberapa bulan yang lalu. Pungky mengajak saya untuk menyumbangkan beberapa cerita pendek anak untuk ikut dimasukkan ke dalam buku tersebut. Ajakan yang manis, tentu saja saya menyambutnya dengan tak kalah manisnya. Walhasil, dua buah cerpen saya ikut mejeng dalam buku itu bersama cerpen dari 10 penulis lainnya. Walaupun tak ada keuntungan materi yang kami dapat, tapi rasanya menyenangkan sekali membayangkan nantinya akan banyak senyum-senyum bahagia dari anak-anak yang memegang buku ini kelak, tanpa harus membeli. Saya ingat sekali Pungky bilang, "Bayangin bu, harga buku cerita anak-anak di Gramedia itu berkisar 50.000 rupiah. Untuk kita itu mungkin nggak seberapa. Tapi untuk mereka yang sehari-hari hidup di jalan mengais rejeki dan hanya dapat beberapa rupiah untuk mengisi perut, itu luar biasa mahal. Jadi kapan dong mereka bisa dapat bacaan yang bagus, seperti anak-anak yang mampu?"

Minggu, 08 April 2012

Holiday Writing Challenge GagasMedia

Judul Novel: Kau
Penulis: Sylvia L'Namira
Halaman: 107 - 108

Versi asli:

"Igo." Aku memanggilnya.
Igo menoleh. Tak ada ekspresi senang melihatku di sini. What's wrong with him? Paling tidak ia bisa pura-pura senang kek ketemu lagi denganku.
"Aku belum sempat berterima kasih--aku--"
"No problem." Igo memotong omonganku dan kembali sibuk dengan mesin pesawat. Huh. Sombong betul! Bayanganku akan pertemuan yang mengharu biru berkaitan dengan penyelamatku langsung sirna. Obrolan panjang lebar mengenai kesehatanku yang sudah memulih, keadaan cuaca hari ini, bentukan awan yang semalam kulihat di langit, semua sudah menguap ke udara. Kesal aku membalikkan badan dan memilih untuk menunggu di kantor William.
Setelah pesawat take off, Igo membuka pintu kabin dan mengajakku duduk di depan bersamanya. Well, nggak pake ngomong sih, cuma isyarat saja yang aku artikan ajakan untuk duduk di kursi co-pilot. Dengan senang hati aku pindah duduk dan memandang cantiknya awan-awan yang ada di atas kami.
"Cantik banget awan-awan itu. Aku sukaaaa... banget sama awan." Tidak ada respons.
"Sejak kecil aku selalu berlama-lama memandang awan." Masih tidak ada respons.
"Kalau diperhatikan, awan itu seperti memberi pertanda lho." Masih juga tidak ada respons. Bodo lah! Aku ngomong sendiri juga nggak pa-pa.
"Coba lihat yang di sana itu. Bentuknya kayak apa menurut kamu?" Igo melirik sekilas.
"Payung."
"Tepat sekali! Kamu ternyata berbakat!" Igo hanya mengangkat bahu.
"Kalo yang itu tuh! Kayak apa menurut kamu?" Sekali lagi Igo melirik sekilas.
"Sepeda."
Wow! Hanya dengan lirikan sekilas!
"Persis! Itu juga yang aku pikirin! Kamu suka awan juga, Go?"
"Ibu yang suka."
"Oh ya? Aku ingin sekali kenalan sama ibu kamu."


Diubah genre menjadi komedi satire--->>>