Anak Hilang di Mal

Maaaak! Siapa yang pernah ngalamin anak hilang di mal, mak?
Saya pernah, mak... :((( Sekitar tahun 2008, di Metropolitan Mal Bekasi. Waktu itu saya sedang hamil anak kedua dan si sulung umurnya belum 5 tahun. Saya, suami dan anak pergi ke mal siang hari. Kondisi mal waktu itu ramai sekali karena sedang ada pameran di lobi utama. Musik berdentum-dentum keras, sehingga buat ngobrol pun susah. Belum lagi stand-stand dadakan yang bikin lobi makin penuh sesak. Orang lalu lalang liat-liat stand pameran dan sebagian berdiri ngerubungin stage, nonton performance di panggung. Pokoknya riweuh deh, mak.

Image from http://mrsmommyholic.blogspot.com/2012_09_01_archive.html

`
Nah, pas lagi riweuh-riweuhnya gitu, saya dan suami misah. Si abang (suami) sambil ngasih kode sekilas nunjuk ke arah panggung. Saya pun ngangguk tanda paham kalau dia mau nonton pertunjukkan di stage. Saya pun lanjut liat-liat stand pameran. Saat sedang melihat-lihat itu ada sedikit perasaan was-was melintas dalam hati. Soalnya si Fadhil, anak saya, sedang tidak bersama saya. Akhirnya saya juga jadi nggak betah sendiri ngeliat-liat dan memutuskan untuk bergabung dengan suami dan anak saya.

Jeng jeeeeng! Di sinilah drama dimulai. Saat saya melihat suami sedang asyik nonton orang di panggung, saya nggak liat Fadhil dekat dia. Tapi saya nggak mau panik dulu. Saya colek dia sambil nanya, "Fadhil mana?"
Si abang dengan muka polos bilang, "Lho? Bukannya sama kamu?"


Mak! Kaki rasanya langsung berasa kayak kapas. Lemes banget. Darah saya rasanya langsung terhisap ke ulu hati dan kepala saya langsung berdenyut. Ngeliat muka saya pucat pasi, suami saya langsung ngeh kalau Fadhil juga nggak sama saya. Dia langsung sigap keliling area lobi mal yang lagi rame-ramenya itu. Suara musik keras bikin kepala saya makin muter-muter. Pandangan saya udah kabur. Belum lagi waktu itu saya lagi hamil lima bulan.

Tangan saya gemeteran ngambil HP dalam tas dan mikir keras mau telpon siapa. Kebetulan mal itu bersebelahan dengan kompleks rumah orang tua saya. Salah satu pintu keluarnya terlihat dari pos satpam komplek. Saya pun berinisiatif menelpon tetangga komplek untuk minta tolong menghubungi satpam supaya melihat-lihat ke pintu keluar mal dari pos jaganya. Siapa tahu si satpam melihat anak saya keluar dari sana.

Saya nangis, nggak? Jangan ditanya lagi! Nangis dan marah, walaupun nggak tau marah sama siapa. Kayanya sih marah sama diri sendiri. Suami saya kembali ke tempat saya berdiri di dekat tempat satpam mal. Saya sedang minta tolong sekuriti mal untuk mengumumkan nama anak saya walaupun harapan saya tipis sekali kalau pengumuman itu akan terdengar olehnya. Suara orang cuap-cuap dari pengeras suara, suara musik dan suara orang lalu-lanang menelan pengumuman itu. Saya makin putus asa.

Akhirnya saya cuma sanggup berdiri di dekat pos sekuriti mal sambil berdoa semoga Fadhil terlihat di tengah-tengah keramaian itu. Pikiran-pikiran buruk terlintas di benak saya. Bagaimana kalau dia bertemu orang jahat yang mau menculiknya? Bagaimana kalau dia terjatuh dari eskalator? Bagaimana kalau dia... Naudzubillaah min zaliiik....

Suami saya kembali keliling mal mencarinya. Lima menit kemudian suami saya kembali sambil menggendong Fadhil yang terlihat baru berhenti menangis. Subhanallaah! Rasa lega saya tidak terkatakan. Saya gendong dia serta-merta dan menanyakan kemana dia.

Ternyata saat saya dan suami lengah, dia teringat kalau setelah kami melihat-lihat pameran di lobi kami akan makan di KFC. Itu yang kami janjikan padanya. Jadi saat dia tidak melihat kami berdua, dia berinisiatif mencari kami ke arah KFC yang menjauhi lobi. Untung suami saya ingat kalau tadi kami sempat bicara begitu padanya. Sehingga suami saya pun menyusuri area KFC dan menemukannya sedang duduk ditemani seorang ibu sambil menangis. Ibu itu menemaninya dan memberinya minum. Dia bilang, "Tunggu di sini aja, ya...Nanti mamanya juga datang..." Alhamdulillaah, dia tidak bertemu orang jahat, tapi justru dipertemukan dengan ibu baik itu. Tuhan masih melindunginya.

Dari pengalaman mengerikan itu, saya dan suami belajar banyak. Dan saya coba untuk membaginya dengan teman-teman di sini. Semoga bermanfaat. :)

Saat Pergi ke Mal Membawa Balita

1. Selalu gandeng tangannya kemana pun kita pergi, mak! Jangan sekali pun dlepas. Anak kecil kayak gitu lincahnya ngalah-ngalahin tikus. Sumpah, deh! Sedetik aja meleng, hilang dari pandangan. -_-

2. Tempat-tempat yang harus diwaspadai di mal itu antara lain toko pakaian yang banyak lorong-lorong berisi rak pakaian. Mereka bisa dengan gampang nggak keliatan atau hilang dari pandangan, lho.Yang berabe, begitu hilang dari pandangan, kita nyari ke kiri, dia juga panik nyari kita ke kanan. Pasang telinga, dan panggil namanya dengan keras.

3. Selain toko pakaian, lobi yang sedang ramai oleh pameran juga harus diwaspadai. Suasana hiruk-pikuk bisa membuat anak kita cepat hilang orientasi dan panik begitu mama atau papanya tidak terlihat. Akibatnya dia akan lari kemana saja mencari kita dan bukan tidak mungkin justr malah menjauh dari posisi kita.

4. Kalau kira-kira mau shopping yang agak ribet seperti belanja bulanan di supermarket, dudukkan anak di troli. Itu jauh lebih aman ketimbang anak digeret-geret sambil dorong troli. Kalau niatnya mau shopping pakaian atau sepatu, sebaiknya bawa stroller biar mereka bisa didudukkan dan kita agak leluasa memilih pakaian dan sepatu untuk mereka. Walaupun ya, tetap harus diawasi strollernya, jangan ditinggal-tinggal ya, mak!

5. Miskomunikasi dengan partner! Ini yang terjadi pada saya dan ternyata sering sekali terjadi pada pasangan lain yang sempat mengalami anaknya hilang mal. Tidak cukup dengan kode atau pandangan mata saja pada pasangan saat kita akan berpisah sebentar di dalam mal. Pastikan anak kita memang sudah bersama suami atau istri. Handing over sang anak ke partner kita secara fisik. Asumsi dalam pikiran kita yang mengatakan, "Ah, anakku sama suami..." tanpa memastikan terlebih dahulu itu fatal.

6. Ajarkan anak untuk selalu mencari pihak sekuriti terlebih dahulu jika mama papanya tidak terlihat lagi. Begitu masuk mal, tunjuk seorang sekuriti sambil mengatakan, "Kalau kamu tidak lihat Mama dan Papa, cari Om yang pakai baju seperti itu, ya! Dan bilang namamu siapa dan nama Mama Papa."

Kalau Anak Hilang di Mal

1. Saya tahu saran ini minta ditampol banget. Jangan panik! Ya kale nggak panik! Anak ilang inih urusannyaaah! Tenang, mak tenang... Kepanikan kita justru akan makin memperparah keadaan. Kita harus tenang untuk bisa berpikir cara tercepat dan efisien menemukan anak kita yang hilang.

2. Segera minta pihak sekuriti untuk menyebar ke beberapa pintu keluar mal setelah memberi tahu ciri-ciri, pakaian dan nama anak. Kalau anda berdua suami/istri, salah satu harus menunggu di tempat pertama kalinya anda sadar anak anda hilang. Just in case, sang anak ingat tempat terakhir kali dia melihat orangtuanya dan kembali ke sana.

3. Manfaatkan pengumuman melalui speaker mal dengan menyebut nama panggilan anak dan apa panggilan anak ke kita. Contohnya, jika anak memanggil ibunya dengan Umi, mintalah agar petugas yang mengumumkan menyebut ibunya dengan Umi. "Telah hilang anak usia 4 tahun bernama X dengan ciri-ciri memakai kaos hijau dan sepatu hitam. Uminya menunggu di pos sekuriti pintu barat." Siapa tahu anaknya denger, dia bisa agak tenang mendengar Umi-nya sedang mencarinya. Kalau waktu kasus saya itu, rasanya saya pengen banget ngomong langsung depan mic sambil teriak-teriak, "Fadhiiil! Ini mama, naak! Kamu di manaaa???" Sayang, nggak dibolehin sama petugasnya. -_-

4. Berdoa, mak! Berdoa! Ya iyyalaaah! Beneran lho, kekuatan do'a akan terlihat di saat-saat genting seperti itu. Pertolongan insya Allah datang dari arah yang tidak diduga.

Demikian sharing pengalaman saya seputar anak hilang di mal. Saya berdoa, semoga kita tidak akan pernah mengalaminya. Semoga kita semua selalu dalam lindungan Tuhan YME. Tapi seandainya takdir berkata lain, semoga point-point di atas bisa berguna, ya... :')