Duh ... Seharusnya postingan ini udah harus tayang sejak bulan lalu. Tapi kena tikung sama postingan lain. Hihihi ... Tapi, seperti kata DJ Twit Kampung Fiksi, "Tak ada sharing yang terlambat." Baiklah.
Ini sebenarnya materi kelas Akademi Berbagi Bekasi waktu tanggal 18 Mei 2013 di Nic's Cafe Bekasi. Tema materinya adalah Memberdayakan Komunitas dengan pengajar Shafiq Pontoh.
Lokasi Nic's Cafe ini juga saya baru tahu waktu mau ikut kelas ini. Padahal saya tinggal di Bekasi udah lama banget, tapi memang belum pernah menyusuri area Bekasi arah stasiun dan terminal. :') Eh, ternyata di Bekasi ada juga lho cafe keren dan cozy kayak Nic's Cafe ini. Pengen juga nyobain makan di sana kapan-kapan.
Menurut Mas Shafiq ada beberapa hal penting yang harus kita rumuskan sebelum mulai membuat sebuah komunitas. Hal-hal tersebut diformulasikan oleh Mas Shafiq ke dalam 5W 1H (What, Why, Where, When, Who dan How). Sebelum memulai, Mas Shafiq melempar pertanyaan kepada peserta kelas, yang manakah yang harus dirumuskan terlebih dahulu dari ke-6 faktor tersebut? Jawaban beragam, tapi nggak ada yang jawab Why sebagai hal pertama yang harus dirumuskan. Padahal, ternyata Why adalah yang paling pertama harus dirumuskan sebelum kita memulai sebuah komunitas. Kenapa Why? Karena because. Hehehe ... #krik
Menurut beliau, Why merepresentasikan alasan kita membuat/memulai sebuah komunitas. Apa alasan yang mendasari kita untuk memulainya? Biasanya keinginan untuk memulai sesuatu selalu didasari oleh dua hal, yakni adanya kegelisahan akan sesuatu/kondisi/situasi atau adanya passion/ketertarikan terhadap sesuatu. Dua alasan itulah yang mendasari kenapa kita ingin memulai sebuah komunitas. Sebab dengan dasar tersebut, ke depannya komunitas tidak akan kehilangan arah, visi dan misi.
Setelah merumuskan Why, barulah kita bisa bergerak menuju Who. Siapa orang-orang yang memiliki kesamaan dari kegelisahan atau ketertarikan tersebut? Berkumpullah untuk mulai membicarakan langkah selanjutnya.
Setelah itu tentukan Where. Carilah tempat kegiatan dari komunitas yang akan kita bentuk itu. Tempat di sini sangat beragam, yang terpenting bisa mengumpulkan sebanyak mungkin orang-orang yang seide.
Lalu tentukan When. Kapan kita akan memulai kegiatan tersebut? Nah, saat kita membicarakan tentang bentuk kegiatan, perlu diperhatikan beberapa hal:
1. Urgency: apakah kegelisahan atau ketertarikan kita akan sesuatu itu urgent untuk dibuatkan sebuah komunitas dan kegiatan. Perlu ditinjau ulang tingkat urgency-nya.
2. Time: apakah para penggiatnya ini memiliki waktu untuk menjalankannya?
3. Chemistry: bagaimana hubungan dari para penggiat/leaders (jamak) yang mendirikan komunitas tersebut?
4. Fun: komunitas bukanlah pekerjaan utama dan seringnya tidak ada keuntungan materi di dalamnya. Jadi perlu kita pastikan dulu kalau semua penggiatnya memang senang untuk terlibat.
5. Meaningful: rumuskan apa arti dari komunitas itu bagi kita.
Setelah alasan, penggiat, tempat dan waktu telah ada, kita bisa mulai untuk brainstorming bentuk konkrit kegiatan komunitas yang diinginkan. Ide akan bermunculan jika Why, Who, When dan Where telah terkonsep dengan kuat. Mas Shafiq menyarankan untuk belajar mind mapping saat brainstorming ini, karena bisa dipastikan akan ada banyak sekali ide bermunculan. Perlu ditata mana yang penting, mana yang tidak terlalu penting.
Untuk How sendiri, ini adalah langkah terakhir sebelum komunitas bisa mulai berjalan. Yang pasti apa pun komunitasnya, yang terpenting adalah para penggiatnya memperlakukan pengikut atau anggotanya secara setara, terbuka dan juga selalu menjaga hubungan baik dengan semua pihak.
Yang selalu ditekankan oleh Mas Shafiq dalam berkomunitas adalah tidak ada istilah KETUA. Yang ada adalah Leaders (dalam bentuk jamak). Artinya, komunitas berjalan dari hasil kerja sekumpulan orang yang menjalankan perannya masing-masing.
Berikut ini beberapa tahapan untuk membuat sebuah komunitas berkembang:
Phase 1: Search and train the leaders.
Leaders dalam sebuah komunitas adalah akar dari komunitas itu sendiri, maka dari itu perlu orang-orang yang sungguh-sungguh suka rela mendedikasikan waktunya untuk kegiatan, walaupun tanpa dibayar.
Phase 2: Connecting with other leaders.
Satu komunitas berkolaborasi dengan komunitas lain. Pada akhirnya, jika ini dilakukan secara berantai atau bersama-sama, seluruh kegiatan dari banyak ragamnya komunitas yang ada akan menyatu dan membuat sebuah movement yang besar dan berarti untuk banyak orang.
Phase 3: Organizing.
Mulai mengatur segala sesuatunya dengan rapi dan rutin agar kegiatan terus konsisten dan berkesinambungan.
Kira-kira itu yang bisa saya tangkap dari kelas Akber Bekasi kali ini. Banyak manfaatnya bagi yang suka bergabung dalam komunitas atau mungkin malah menjalankan komunitas bersama teman-teman. Semoga bermanfaat. Untuk materi kelas ini lebih lengkapnya, bisa dilihat di web Akademi Berbagi Bekasi. Berbagi bikin happy! ^_^
cakepp..reportasenya keren. Dats "Why" adanya KEB, karena suatu alasan *tsah
BalasHapusberarti memulainya sudah benar...:)
Hapusberats... LOL
BalasHapuskeren tauk...
Hapussemacam senang karena KF terbentuk sesuai dgn pemaparannya Mas Shafiq...at least, we're on the right track....tinggal maintain aja..:D
ngintip webnya ah :)
BalasHapusmonggo mak...materi kelasnya bagus2...:)
HapusMenarik :)
BalasHapuskunjung balik ya, sesama warga blogger nih :)
dukung juga lagi ikut lomba nih, cukup dengan membuka tautan : http://andre-freelife.blogspot.com/2013/06/ganlob_3.html
oke, makasih sudah berkunjung ya...:)
Hapus