Assalamu'alaikum.
Alhamdulillaah, setelah lebih dari 10 tahun gak ngantor, beberapa tahun terakhir ini bisa punya penghasilan sendiri dari ngeblog dan main di socmed. Seperti umumnya karir dan keahlian tiap orang, ini juga melalui proses panjang belajar dan culun dulu. Sampe sekarang juga culunnya masih keterusan. Hahaha.
Jadi inget, waktu pertama kali ngeblog, nggak ngerti apaan sih link-link ituh? Malahan, baru kemaren lho saya paham sama istilah backlink. Eaa, sekali gaptek, tetep gaptek. Syukurlah, gaptek-gaptek gini, Allah masih berbaik hati ngasih saya rejeki lewat blog. Sambil sharing hal-hal yang saya suka dan alami sehari-hari, sesekali sambil nambah isi dompet.
Hampir tiga tahun terakhir ini ada aja perusahaan/brand/agency yang mengajak kerja sama lewat job review. Entah itu review event atau produk. Selama waktunya pas, produknya sesuai dengan profil saya dan jalannya kerja sama enak buat kedua pihak, dengan senang hati tentunya tawaran tersebut saya sambut.
Setelah beberapa kali mengerjakan job review, ada aja kejadian enak-gak enak yang akhirnya jadi bahan pelajaran dan bahan ketawaan sendiri. Sayang aja kalau nggak saya kumpulin di sini. Siapa tau ada yang punya pengalaman serupa, atau malah lebih ekstrim lagi?
Bukan sekali dua kali ada e-mail dengan subyek: Tawaran Kerja Sama untuk Blog Emak Gaoel mampir ke inbox saya. Seneng? Iya, dong! Girang. Karena kalau percakapan via e-mail ini lancar bisa berujung ke tanda tangan surat kontrak dan pengiriman invoice. Hehehehe. Tapi kenyataannya nggak selalu begitu. E-mail dengan subyek begini, awalnya biasanya masih basa-basi menjelaskan mau kerja sama dan menanyakan kesediaan saya untuk kerja sama. Ya, kan saya nggak bisa memutuskan mau atau nggak sampai saya tahu detailnya apa yang mereka butuhkan. Biasanya balasan pertama saya untuk e-mail ini adalah menanyakan bentuk kerja samanya seperti apa.
Reply saya akan langsung dijawab paling lama satu jam setelah saya menanyakan bentuk kerja sama seperti apa. Balasan mereka biasanya menjelaskan secara umum dan menanyakan rate. Makin seru, kan? Kalau penjelasan umum tentang kerja samanya saya rasa cocok, saya pun gak pake lama membalas e-mail tersebut lengkap dengan rate card. Trus kemudian hening .... Lama .... Sampe sekarang. Hahahaha!
Entah, ya. Apa karena rate card saya ketinggian buat mereka atau gimana? Yang jelas, kalau emang serius, mereka bisa nawar lho padahal. Karena rate card saya negotiable (dan selalu saya cantumkan di e-mail). Hihihihi. Intinya, saya lumayan banyak nyimpen e-mail misterius macam gini di inbox. Yang lucu, pengirim e-mail yang sama, di waktu yang lain, mengirim e-mail kerja sama baru untuk klien baru ke saya. Dan saya kasih rate card yang sama, eh jalan aja tuh kerja samanya. Hihihihi. Mungkin tergantung klien-nya kali, ya.
Saya selalu kasih "bonus" berupa sesuatu di luar permintaan klien. Ini saya upayakan agar hubungan bisa berlanjut terus (baca: kerja sama berulang, hehehe). Misalnya cuma diminta nulis blog post aja, saya jelasin juga kalau selama beberapa minggu tulisan tersebut akan selalu saya share di socmed saya. Walaupun nggak diminta, ya kali aja mereka hepi gitu ngeliat saya rajin. Semacam anak murid lagi nyari muka sama guru, ya. Hahahaha. Nggaklah. Tujuan saya cuma itu tadi, supaya klien senang aja dan mudah-mudahan bisa berlanjut.
Kadang nawarin "bonus" juga belum tentu bersambut, kok. Jangankan nawarin bonus, nawarin diri buat ngereview gratis aja trus ditolak saya sering, kok! Hahaha, ciaan, deh lo, mak! :p Beberapa kali saya nemu produk unik di internet. Saya suka dan pengen nge-review. Nggak dibayar pun gapapa. Saya kontak untuk coba menawarkan mereview produk, biasanya message saya cuma di-read doang, tapi gak dibales. Hiks. Saya emang minta produknya untuk direview, tapi apa mereka gak tau ya yang saya tawarkan itu KERJA SAMA. Bukan saya yang dapet gratisan, tapi mereka gak dapet apa-apa. Yang ada, saya dapet produk sebiji, mereka dapet link hidup di internet selamanya. :v
Setelah beberapa kali kerja dengan pencairan fee setelah pekerjaan selesai, suatu kali ada klien yang dengan penuh kasih sayang langsung transfer fee 50% sebelum kerja sama dimulai. Rasanya ituuuu ... nggak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Wkwkwkwk. Rasanya pengen elus-elus layar komputer terus-terusan.
Kalau nggak di-DP pun sebenarnya saya fine aja, sih. Asal pas pencairan invoice gak pake lama. Alhamdulillaah, sampai saat ini selalu lancar. Nggak pernah dapet klien yang sampe berbulan-bulan kudu dicolek berkali-kali soal fee. Tips untuk menghindarinya adalah, pinter-pinter pilih klien. *sok pinter* Biasanya sebelum memutuskan untuk kerja sama saya selalu investigasi ala-ala dulu. Tanya-tanya lewat japri ke teman-teman yang pernah kerja sama, terus cek-cek website-nya, terus kepoin fanpage. Yang paling gampang itu kepoin fanpage pas calon klien lagi ngadain kuis. Pas di pengumuman pemenang, suka ada komplen gak soal hadiah yang gak dateng-dateng? Hihihihi, pertanda banget, tuh. :v
Jujur, pernah dua kali saya japri teman untuk menanyakan fee yang mereka dapat untuk pekerjaan yang sama. Tapi sebelumnya saya bilang dulu tujuan saya bertanya apa dan kalau mereka nggak mau ngasih tau, saya nggak akan maksa-maksa. Ya kali maksa, minta diserut sampe runcing banget. Dua kali itu saya bertanya dengan tujuan untuk berdiskusi seputar rate card, and that's all. Teman yang saya maksud, kalau baca ini pasti paham. #senyum
Yang bikin njlongop tuh kalau gak ada angin gak ada ujan, tiba-tiba ada inbox masuk dan nanya, "Mbak, job yang itu dibayar berapa?" Arrrgh, rasanya gimana banget. Itu kan sama aja kayak nanya gaji orang kan, ya? Heuheuheu. Biarlah, ini menjadi rahasia kita masing-masing. Kecualiii, kalau ada yang jelasin dari awal tujuannya nanya-nanya fee saya untuk apa. Karena ada juga yang emang nanya itu, mau riset rate yang "wajar" untuk pekerjaan tersebut. Dengan senang hati saya kasih tahu, dengan embel-embel, "Ini antara kita aja, ya." Eaaa. :v
Heu euh, susah nih kalau dapet yang begini. Mungkin masih banyak yang mengira kalau nulis di blog kayak gini suka-suka aja, tergantung mood. Duh, padahal banyak banget blogger yang serius menggarap schedule blog-nya supaya update-annya terjaga. Jadi kalau udah megang jadwal job review, harus pinter-pinter ngatur supaya next post nggak posting "jualan" lagi. Atau diselingi sama postingan lomba misalnya. Yang pasti, ngatur alur postingan di blog itu butuh management juga. Kalau ujug-ujug dikabarin, "Mbak, acaranya dimundurin. Nanti kita kabarin lagi." Itu rasanya kayak digantung. Aku harus apa selain menanti? #deramah
Hihihihi. Dih, ngikik duluan. Kejadian kayak gini bikin meringis-meringis asem sebenernya. Beberapa kali ditawari job review dari brand lain dengan produk yang sama dengan klien yang baruuuu aja kerja sama dengan saya. Adudududu, sayang banget buat ditolak. Tapi terpaksa nggak diambil. Ini sih kalau saya pribadi, ya. Nggak enak aja ngeliatnya. Lah, kemaren baru ngereview (baca: ngangkat-ngangkat) susu anu, kok next post-nya ngereview susu itu? Hwehwehweee, sekali lagi, itu sih saya, ya. Nggak tau deh kalo toko sebelah. :v
Beberapa kali ada e-mail yang awalnya penawaran kerja sama berujung jadi ajang konsultasi. Tadinya nanya-nanya rate card dan apa aja yang saya tawarkan dalam paket, calon klien malah nanya-nanya seputar job review ke saya. "Emangnya perlu ya mbak di-share di social media?" atau, "Menurut Mbak lebih baik di Instagram atau Twitter?". Pertanyaan-pertanyaan semacam itu, deh. Dan kadang bikin saya bingung sendiri, lah kok malah nanya ke gue? Wkwkwkwk. Tapi gapapa, saya mah berusaha jelasin aja sebatas pengetahuan saya. Yang pedih, udah bantuin jawab, eh kerja samanya nggak jadi. Hiks. :( *beneran kejadian*
"Mbak, sekalian cariin 5 blogger lagi bisa, gak?" Ya bisalaaah! Jangankan 5, 20 juga bisa. Wkwkwkwk. Tapi terus permintaan berlanjut, "Mbak Winda yang kumpulin, ya. Terus nanti bla bla bla bla. Nanti ada fee khusus buat Mbak." Huhuhuhu. Maap, maap, bukan sok sibuk, nih. Tapi emang sibuk (jemur baju). Saya selalu tolak permintaan semacam ini. Biasanya kalau ada calon klien yang minta dicarikan blogger lain yang cocok, saya langsung rekomendasi dan kasih link blognya. Biarlah terjalin hubungan langsung antara teman-teman dengan si calon klien. Lagian beneran deh, saya belum siap memegang tanggung-jawab jadi koordinator blogger, apalagi kalau urusannya udah job review. Da' saya mah apa atuhlah. Nongol di acara blogger aja kudu nunggu pesawat ulang-alik lewat dulu di pengkolan. Jadi koordinator blogger itu kan harus mobile, kakaaaa!
Masih banyak sebenarnya suka-duka culun saya seputar job review ini. Tapi nanti ajalah saya sambung lagi, kalau udah kelamaan nggak update tentang blogging. Hihihihi. Maaf kalau ada salah-salah kata, Ini murni dari pengalaman pribadi. Nggak menggambarkan blogger secara keseluruhan.
Baca ini juga biar lengkap:
Tanya Jawab Seputar Job Review
5 Manfaat Hashtag untuk Blogger
Membangun Hubungan yang Baik dengan Followers di Social Media
Cara Mudah Memanfaatkan Twitter untuk Penghasilan Tambahan
Lah, kok gambarnya ini? Heu euh, bingung mau pake gambar apa. Ya, sekalian pamer ajalah, baru mulai main-main doodle :)))
Hampir tiga tahun terakhir ini ada aja perusahaan/brand/agency yang mengajak kerja sama lewat job review. Entah itu review event atau produk. Selama waktunya pas, produknya sesuai dengan profil saya dan jalannya kerja sama enak buat kedua pihak, dengan senang hati tentunya tawaran tersebut saya sambut.
Setelah beberapa kali mengerjakan job review, ada aja kejadian enak-gak enak yang akhirnya jadi bahan pelajaran dan bahan ketawaan sendiri. Sayang aja kalau nggak saya kumpulin di sini. Siapa tau ada yang punya pengalaman serupa, atau malah lebih ekstrim lagi?
E-mail misterius
Bukan sekali dua kali ada e-mail dengan subyek: Tawaran Kerja Sama untuk Blog Emak Gaoel mampir ke inbox saya. Seneng? Iya, dong! Girang. Karena kalau percakapan via e-mail ini lancar bisa berujung ke tanda tangan surat kontrak dan pengiriman invoice. Hehehehe. Tapi kenyataannya nggak selalu begitu. E-mail dengan subyek begini, awalnya biasanya masih basa-basi menjelaskan mau kerja sama dan menanyakan kesediaan saya untuk kerja sama. Ya, kan saya nggak bisa memutuskan mau atau nggak sampai saya tahu detailnya apa yang mereka butuhkan. Biasanya balasan pertama saya untuk e-mail ini adalah menanyakan bentuk kerja samanya seperti apa.
Reply saya akan langsung dijawab paling lama satu jam setelah saya menanyakan bentuk kerja sama seperti apa. Balasan mereka biasanya menjelaskan secara umum dan menanyakan rate. Makin seru, kan? Kalau penjelasan umum tentang kerja samanya saya rasa cocok, saya pun gak pake lama membalas e-mail tersebut lengkap dengan rate card. Trus kemudian hening .... Lama .... Sampe sekarang. Hahahaha!
Entah, ya. Apa karena rate card saya ketinggian buat mereka atau gimana? Yang jelas, kalau emang serius, mereka bisa nawar lho padahal. Karena rate card saya negotiable (dan selalu saya cantumkan di e-mail). Hihihihi. Intinya, saya lumayan banyak nyimpen e-mail misterius macam gini di inbox. Yang lucu, pengirim e-mail yang sama, di waktu yang lain, mengirim e-mail kerja sama baru untuk klien baru ke saya. Dan saya kasih rate card yang sama, eh jalan aja tuh kerja samanya. Hihihihi. Mungkin tergantung klien-nya kali, ya.
Dikira nyari gratisan
Saya selalu kasih "bonus" berupa sesuatu di luar permintaan klien. Ini saya upayakan agar hubungan bisa berlanjut terus (baca: kerja sama berulang, hehehe). Misalnya cuma diminta nulis blog post aja, saya jelasin juga kalau selama beberapa minggu tulisan tersebut akan selalu saya share di socmed saya. Walaupun nggak diminta, ya kali aja mereka hepi gitu ngeliat saya rajin. Semacam anak murid lagi nyari muka sama guru, ya. Hahahaha. Nggaklah. Tujuan saya cuma itu tadi, supaya klien senang aja dan mudah-mudahan bisa berlanjut.
Kadang nawarin "bonus" juga belum tentu bersambut, kok. Jangankan nawarin bonus, nawarin diri buat ngereview gratis aja trus ditolak saya sering, kok! Hahaha, ciaan, deh lo, mak! :p Beberapa kali saya nemu produk unik di internet. Saya suka dan pengen nge-review. Nggak dibayar pun gapapa. Saya kontak untuk coba menawarkan mereview produk, biasanya message saya cuma di-read doang, tapi gak dibales. Hiks. Saya emang minta produknya untuk direview, tapi apa mereka gak tau ya yang saya tawarkan itu KERJA SAMA. Bukan saya yang dapet gratisan, tapi mereka gak dapet apa-apa. Yang ada, saya dapet produk sebiji, mereka dapet link hidup di internet selamanya. :v
DP dan pencairan fee lancar itu asoy banget
Setelah beberapa kali kerja dengan pencairan fee setelah pekerjaan selesai, suatu kali ada klien yang dengan penuh kasih sayang langsung transfer fee 50% sebelum kerja sama dimulai. Rasanya ituuuu ... nggak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Wkwkwkwk. Rasanya pengen elus-elus layar komputer terus-terusan.
Kalau nggak di-DP pun sebenarnya saya fine aja, sih. Asal pas pencairan invoice gak pake lama. Alhamdulillaah, sampai saat ini selalu lancar. Nggak pernah dapet klien yang sampe berbulan-bulan kudu dicolek berkali-kali soal fee. Tips untuk menghindarinya adalah, pinter-pinter pilih klien. *sok pinter* Biasanya sebelum memutuskan untuk kerja sama saya selalu investigasi ala-ala dulu. Tanya-tanya lewat japri ke teman-teman yang pernah kerja sama, terus cek-cek website-nya, terus kepoin fanpage. Yang paling gampang itu kepoin fanpage pas calon klien lagi ngadain kuis. Pas di pengumuman pemenang, suka ada komplen gak soal hadiah yang gak dateng-dateng? Hihihihi, pertanda banget, tuh. :v
"Mbak, dibayar berapa sama klien itu?"
Jujur, pernah dua kali saya japri teman untuk menanyakan fee yang mereka dapat untuk pekerjaan yang sama. Tapi sebelumnya saya bilang dulu tujuan saya bertanya apa dan kalau mereka nggak mau ngasih tau, saya nggak akan maksa-maksa. Ya kali maksa, minta diserut sampe runcing banget. Dua kali itu saya bertanya dengan tujuan untuk berdiskusi seputar rate card, and that's all. Teman yang saya maksud, kalau baca ini pasti paham. #senyum
Yang bikin njlongop tuh kalau gak ada angin gak ada ujan, tiba-tiba ada inbox masuk dan nanya, "Mbak, job yang itu dibayar berapa?" Arrrgh, rasanya gimana banget. Itu kan sama aja kayak nanya gaji orang kan, ya? Heuheuheu. Biarlah, ini menjadi rahasia kita masing-masing. Kecualiii, kalau ada yang jelasin dari awal tujuannya nanya-nanya fee saya untuk apa. Karena ada juga yang emang nanya itu, mau riset rate yang "wajar" untuk pekerjaan tersebut. Dengan senang hati saya kasih tahu, dengan embel-embel, "Ini antara kita aja, ya." Eaaa. :v
Deadline maju mundur cantik
Heu euh, susah nih kalau dapet yang begini. Mungkin masih banyak yang mengira kalau nulis di blog kayak gini suka-suka aja, tergantung mood. Duh, padahal banyak banget blogger yang serius menggarap schedule blog-nya supaya update-annya terjaga. Jadi kalau udah megang jadwal job review, harus pinter-pinter ngatur supaya next post nggak posting "jualan" lagi. Atau diselingi sama postingan lomba misalnya. Yang pasti, ngatur alur postingan di blog itu butuh management juga. Kalau ujug-ujug dikabarin, "Mbak, acaranya dimundurin. Nanti kita kabarin lagi." Itu rasanya kayak digantung. Aku harus apa selain menanti? #deramah
Terpaksa nolak demi untuk setia
Hihihihi. Dih, ngikik duluan. Kejadian kayak gini bikin meringis-meringis asem sebenernya. Beberapa kali ditawari job review dari brand lain dengan produk yang sama dengan klien yang baruuuu aja kerja sama dengan saya. Adudududu, sayang banget buat ditolak. Tapi terpaksa nggak diambil. Ini sih kalau saya pribadi, ya. Nggak enak aja ngeliatnya. Lah, kemaren baru ngereview (baca: ngangkat-ngangkat) susu anu, kok next post-nya ngereview susu itu? Hwehwehweee, sekali lagi, itu sih saya, ya. Nggak tau deh kalo toko sebelah. :v
Malah jadi konsultan calon klien
Beberapa kali ada e-mail yang awalnya penawaran kerja sama berujung jadi ajang konsultasi. Tadinya nanya-nanya rate card dan apa aja yang saya tawarkan dalam paket, calon klien malah nanya-nanya seputar job review ke saya. "Emangnya perlu ya mbak di-share di social media?" atau, "Menurut Mbak lebih baik di Instagram atau Twitter?". Pertanyaan-pertanyaan semacam itu, deh. Dan kadang bikin saya bingung sendiri, lah kok malah nanya ke gue? Wkwkwkwk. Tapi gapapa, saya mah berusaha jelasin aja sebatas pengetahuan saya. Yang pedih, udah bantuin jawab, eh kerja samanya nggak jadi. Hiks. :( *beneran kejadian*
Koordinator? Nggak sanggup!
"Mbak, sekalian cariin 5 blogger lagi bisa, gak?" Ya bisalaaah! Jangankan 5, 20 juga bisa. Wkwkwkwk. Tapi terus permintaan berlanjut, "Mbak Winda yang kumpulin, ya. Terus nanti bla bla bla bla. Nanti ada fee khusus buat Mbak." Huhuhuhu. Maap, maap, bukan sok sibuk, nih. Tapi emang sibuk (jemur baju). Saya selalu tolak permintaan semacam ini. Biasanya kalau ada calon klien yang minta dicarikan blogger lain yang cocok, saya langsung rekomendasi dan kasih link blognya. Biarlah terjalin hubungan langsung antara teman-teman dengan si calon klien. Lagian beneran deh, saya belum siap memegang tanggung-jawab jadi koordinator blogger, apalagi kalau urusannya udah job review. Da' saya mah apa atuhlah. Nongol di acara blogger aja kudu nunggu pesawat ulang-alik lewat dulu di pengkolan. Jadi koordinator blogger itu kan harus mobile, kakaaaa!
Masih banyak sebenarnya suka-duka culun saya seputar job review ini. Tapi nanti ajalah saya sambung lagi, kalau udah kelamaan nggak update tentang blogging. Hihihihi. Maaf kalau ada salah-salah kata, Ini murni dari pengalaman pribadi. Nggak menggambarkan blogger secara keseluruhan.
Baca ini juga biar lengkap:
Tanya Jawab Seputar Job Review
5 Manfaat Hashtag untuk Blogger
Membangun Hubungan yang Baik dengan Followers di Social Media
Cara Mudah Memanfaatkan Twitter untuk Penghasilan Tambahan
Artikelnya makjleb mak. Kemarin ini saya dapet job review yang fee nya baru dibayar setelah dua bulan :v *nangis*
BalasHapustapi akhirnya dibayar kan? syukurlah hihihihi
Hapusayo mah jadi koordinator :D, saya daftar #eehe
BalasHapusduh, belum bisa mak, aku gk leluasa bergerak...ngurus blog sendiri aja masih suka kelimpungan..hiks :(((
Hapusassoy banget ya mbak kalo lancar pemasukannya :)
BalasHapusalhamdulillaah, asoy.. hihihihi
HapusPanjang tapi keren bingit deh postingannya, hi iya bener masa abis ripiu yang satu, ripiu produk yang sama besokannya.. apa kata si mbah...
BalasHapusmari kita tanya si mbah :))))
HapusDulu waktu ditanya rate suka bingung da belum pernah nerima job :)
BalasHapuspegangan tiang kalau bingung ya... :))))
HapusSenang banget aku baca postingan ini.. Banyak juga ya Mba suka dukanya menjalani job review.. Kebetulan nih aku sdg meniti profesi sbg job reviewer.. Dikit2 ada yg nawarin job..makanya aku butuh info dari senior ttg seluk beluk job review..
BalasHapusduile senioorr...
Hapusberasa tuaaa...wkwkwkwkwk
Wah keren... Thanks for sharing mak....
BalasHapusAku juga masih setia tidak menerima produk susu formula mak... Tapi ga nolak kalau susu cair hihihi....
Nah itu masalah rate card, mau dunk dibisikin standard itu berapa. Kadang ada yang nanya, aku ga bisa jawab.... Takut kemahalan..
celotehnya itu lho,, *nunggu pesawat ulang-alik di pengkolan terjemahannya = gratisan ya kakaaa.. bener ke?
BalasHapusmaksupnya, gak pernah pergi2 maak huhuhuuuu
HapusDempetin mak gaoel *kaliiii kecipratan rejeki nomplok :-)
BalasHapusmepet yang rapeeet, biar angeeet :)))
HapusNice Post mbak. :) kalau ada yg nyari lbh dari 1 Blogger lagi, saya mau dong mbak. ^_^
BalasHapusinsya Allah.. ;)
Hapushuahahahahha.... plg ngakak yg bagian udah bantuin jawab perlu gak promo di medsos....eh, kerjasamanya gak jadi (sekalian curhat, pernah diginiin juga nih gua...-yuknuwdesetori-
BalasHapusErrh, gue baru mau nanya, emang pantesnya dibayar berapa ya blogger itu... *ngikik terus kabur*
Thanks for sharing ya Winda ^_^
eyymmm, pedih ya neeeik... hahahahaaa
Hapuspantesnya tuh lu yg tau sendirilaaah.. :))))
Hihihi...*tutup muka* saya pernah tuh nanya soal fee langsung ke teman dan beneeeerrr ngak dijawab cuma di read aja. Hihihihi.
BalasHapushehehehe....
HapusAku juga udah ngalamin beberapa kali situasi "Email misterius",....Trus kemudian hening .... Lama .... Sampe sekarang. Hahahaha! Heningnya bener-bener hening !
BalasHapusgak coba mecahin gelas mak, biar gaduh sampai mengaduh... halah :)))
HapusNah ituuu, si email misterius nih aku juga sering kena, abis nanya rate card terus ilang selamanya hahaha *sudah sering di PHP in :D *ehhm ngomong2 rate card per post mak Winda berapa sih biasanya *digetok boot ungu xiixixi
BalasHapusgetok
HapusPengalamannya warna warni ya mbak...bermanfaat bgt buat pemula spt aku hehe
BalasHapusterima kasih...semoga bermanfaat :)
Hapussukaa.. sukaa. sukaa.. salam kenal ya mbak winda :)
BalasHapussalam kenal jugaa :)
Hapusalhamdulillah banget kalo blog udah dapat amanat dapet job-review di blog :')
BalasHapusalhamdulillaah :)
HapusWoww... Baca postingan ini bikin greget makk.. Hehehe.. Huuufftt~ rate card itu yang saya kurang tau. Terang terang an aja, 1 post 75.000 kan umunya ya makk? Bener gak? Tapi tergantung perusahaannya sih ya.. Aku pernah dibayar ratusan ribu/post + produk nya. Makk bahas rate card please.. Buka bukaan sajah.. Hehehe
BalasHapusHttp://beautyasti1.blogspot.com
aku suka bingung kalau bicara rate, karena banyak faktor yg mempengaruhi...
Hapustermasuk faktor RASA. Blogger-nya ngerasa gimana dibayar sejumlah tertentu? Cukup atau tidak?
Buka-bukaan rate jujur aja aku gk mau, karena bisa mislead nanti, takut dijadikan patokan, padahal tiap blogger berbeda kondisi dan situasinya serta kepentingannya... ;)
Tapi biasanya di komunitas blogger, diskusi ttg rate ini ada kok, diskusi tertutup. COba Asti cek doc di grup KEB, ada kok di sana ;)
Eaaaaa ini kayak online shopper ditanyain, "kulakan dimana?", dueeeeng :D
BalasHapusmawtaaaawww aja :)))
Hapuskalau ada pekerjaan job review, kasih kasih saya ya emak :)
BalasHapus*sungkem*
insya Allah...
Hapussaya biasanya gk pernah kontak temen2 yg saya rekomendasikan, saya minta calon klien-nya aja yg langsung menghubungi :)))
tulisannya keren mbak, bermanfaat. Makasih banget ya udah sharing, jadi nambah nich ilmunya tentang ngblog
BalasHapussama-sama mbak, semoga berguna bagi nusa dan bangsa... #lah?
Hapuscara nyolek kalo fee belom dibayar gimana mbak??? eeaaa
BalasHapus*masih menanti fee yang tak kunjung datang*
e-mail aja tuh..tanya baik-baik, mengacu ke surat perjanjiannya...]
Hapusdi surat perjanjian pembayaran tanggal sekian, sampai hari ini belum masuk, apakah ada masalah?
tsah.. sok cool, padahal udah gregetaaan :)))))
Sejauh ini belum pernah dapet job review jadi ya asik baca aja ga bisa berbagi pengalaman, hihi.
BalasHapusterus aja ngeblognya, mbak..
Hapuslebih aktif di banyak komunitas dan event blogger
rajin networking online dan offline
insya Allah nanti ada rejekinya.. ;)
Macem2 yaaa model klien, seru jadinya
BalasHapusheu euh maak..
Hapusseru2 kecut terkadang manis :)))
aku pernah terlalu polos hahaha dikasih fee segitu aku gak bales karena menurutku kok kaya kerja bakti ternyata boleh di tawar ya, malah dapet apa yang aku mau.
BalasHapushehehe, iya mak...jangan patah arang dulu kalau dikasih tawaran angkanya kecil.
Hapuscoba dulu ditawar. yang penting kita tahu angka yang kita bawa sesuai dgn kapasitas kita...
apalagi buat sekelas mak lidya, ih pasti deh pada mau bayar mihil.. ;)
aku juga kadang masih bingung mengenai rate job review
BalasHapuskalo terlalu mahal, lari kliennya
kalo terlalu murah, rugi capek nulisnya
iya, perlu ketrampilan membaca karakter dan profil...hihihihi
HapusJadi, kapan kita diskusi lagi, kakaaa? #senyum
BalasHapusWkwkwkwk kabor sebelum digetok wedges :v :v
#lempar_pake_wedges_kayu
HapusAku harus sabar 10 taun demi bisa kayak Emak Gaoel...
BalasHapusBtw, job review produk yg serupa itu emang agak2 dilematis kalo buat sayah hahahaha.... Tapi kalo pertimbangan waktunya cukup jauh antar postingan bolehlah ya dipikir2 wkwkwkw...
ya jangan sampe 10 tahun juga kaliii...
Hapusrejeki masing2 kan beda, apalagi noniq yg langganan juara lomba. ihhiiyy.. :)
nah iya, soal ngereview produk serupa, bisa disiasati dengan memberi jarak beberapa waktu dan beberapa postingan.
Tapi kalau aku, masih tetep berasa gimanaa gitu..kecuali kalau emang udah jauuh banget jaraknya... :D
hihiii sama, aku juga baru baru ini otak atik yang namanya backlink, langsung ketagihan kalo ada challenge review
BalasHapuskereeen.. ;)
HapusUntuk dapat job review juga harus aktif ya Mak? Ok, dicatat.
BalasHapusiya dong.
Hapuskalo gak pasif, ya calon klien juga gak selera...hihihihi
Lah kok pasif....maksudnya aktif... -_-
HapusKeren ya Mak Winda, blognya makin bergaung didumay, rate card nyaa tinggi pasti yaa ^kedip^ semoga ketularan gaoelnya mak Winda ahh
BalasHapuswekekekekkk, rate card mah relatif.
Hapuslah wong aku nawar2in diri nulis gratis aja sering ditolak kok.
apalah akuh, tukang minta gratisan ini...wkwkwkwkwk
ooo begitu ternyata ya mak :))
BalasHapusemak gaoel pake baling2 bambu atuh, biar gampang mobile :D
gak mobile itu sebenernya gara2 mager sih mak, hahahahaa
HapusTernyata ada juga ya dilemanya job review? saya mah apa atuh ...belum pernah dapat job *minta dilempar job hihi..
BalasHapusaamiin, mudah2an segera ada tawaran ya mbak.
Hapusyang penting konsisten aja berbagi hal yg menyenangkan di blognya.. ;)
wah,seru ya mbak..udah lancar kerja dengan penghasilan sendiri :)
BalasHapuskalau untuk job review ini baru mulai saya rasakan bulan ini. dan oh iya, langsung nemu dong yang ribet banget pembayarannya, mesti tunggu hari tertentu dulu sesuai ketentuan jadwal pembayaran job review dari perusahaannya. eh giliran tiba hari H, transferannya gak kunjung tiba *kemudian galau*. yang kayak gini apa langsung dihapus aja postingannya ya mbak? :D
perjanjian awalnya gimana?
Hapusada perjanjian masa tayang gak? (macam sinetroon aja) hihihihi
kalau pembayaran yg terlambat sih hal yang biasa terjadi, terutama kalau berhubungan dengan perusahaan besar, karena birokrasi pencairan dana biasanya pabaliut gitu.
Kalau baru telat seminggu-an mah, email aja, tanyain.
gak usah malu, gak usah sungkan, itu kan hak kita ;)
mak, kalau gak ada perjanjian masa tayang gitu gimana ya? Feenya yang komplain tempo hari udah cair kok. Cuma saya masih belum ngerti kalau gak ada perjanjiannya gini. Apa artikelnya suatu hari nanti boleh dihapus apa gimana?
Hapusinspiratif sekali mas, ternyata diam dirumah juga bisa berpenghasilan bahkan lebih besar sukses selalu mas
BalasHapusalhamdulillaah...
Hapussalam,
imas
bacanya sambil ketawa-ketiwi, mak. lucu soalnya. job review itu pekerjaan yang menarik ya, mak. pengih ih bisa kayak mak winda ^^
BalasHapusbisa, bisaaa...
Hapuspasti bisa lebih hebriing.. ;)
Aku penasaran gimana sih responnya mbak waktu pertama kali ditawarin job review? :3
BalasHapusmaksudnya waktu pertama kali banget dapet tawaran ngereview?
Hapusbingung, hahaha.
Gak tau mesti nanya apaan dulu :))))
Hening... lama... sampai sekarang hihihi sering juga ngalamin iniii
BalasHapuspukpuk...
HapusKeren Mak tulisannya.....jd inget pertama kali dpt yg lumayan besar ...bahagianya luar biasa hahaha......sayang jarang2 ada kesempatan kyk gitu :)
BalasHapusalhamdulillaah...
Hapusterus aja ngeblog, mak...
rejeki mah pasti datang pada waktunya.. :')
thanks for share mak winda :D
BalasHapusalhamdulillah ada yang share pengalaman job review,,, pingin tau aja seluk beluknya.. tks 4 share nya mba winda.. mudah2an bisa ketularan, Aamiin #sayamahapaatuh.. :)
BalasHapusselalu sukak amayang disharing mak gaoel cakep ini, siapa tau bisa ngikutin suksesnya ngeripiu :)
BalasHapusNice post, bermanfaat banget buat yang masih awam tentang job review *muji-muji biar kecipratan job dari Mak Winda* whekekek...
BalasHapusTambah lagi ceritanya Mak.. Asoyy...
Aku mau dooong dikoordinatori dirimu. Lagi maruk tapi sepi2 aja nih. Basically, aku nggak apa2 saling tuker info, asal main cantik. Ya spt yg dirimu bilang diatas itu, jangan macam preman tanya gaji orang. Okey, kutunggu job darimu.
BalasHapussuka sekali baca-baca postingan Mak. Selama ini silent reader doang. Banyak ilmu yang bermanfaat yang bisa dipelajari dari Mak nih. Pengen banget bisa dapet job dari ngeblog. tapi sadar diri dulu untuk terus belajar mengasah diri. ilmunya belum cukup mumpuni
BalasHapusJadi.gini, mmm.......
BalasHapusKriiiik kriiik
Kemudian hening
hehehe nawarin gratisan ditolak2....
BalasHapusgak tau kali yak mrk klo mak gaol ne blogger kelas kakap
#manaorangnyaakusuntikmak
enak dan manisnya dunia blog memang seperti itu ya mbak, yang penting tetap semangat untuk ngeblog.
BalasHapuspemberi harapan palsu emang si agen2 penanya rate itu.....keselll :))
BalasHapusJalan2Liburan → Toko Buku Atlantis di Santorini, Salah Satu Toko Buku Tercantik di Dunia
job revieeew oh job review..buat blogger yang males et semau-mau kayak aku agaknya repot heheheehe...aku bagi-bagi hadiah ajaaa deh :)
BalasHapusyaaaa...kalo jadi koordinator,bolehlah nyolek2 saya mak xixixixixi
BalasHapusHahaha, saya juga sama mbak pernah merasakan seperti itu. Menawarkan gratis di read doang. Terus juga gak ada kabar tawarkan kita di terima atau gak hahaha
BalasHapusKalo satu lroduk beda brand bisa deh diulas dua2nya, asal jangka waktunya lumayan beda jauh. :D
BalasHapusPernah juga udah ngerjain job review ternyata dibayarnya entah kapan. Wkwk. Nunggunya itu yang bikin nyesek. Ada juga yang nanya rate tapi setelah dijawab, nggak ada kelanjutan. Padahal bener kata mak Win. Rate mah bisa dinego, asal jelas bentuk kerjasamanya gimana.
BalasHapusRate mak share dong :p
BalasHapusEnak ya mak dapat job terus....!!
BalasHapus