ABOUT ME

Rabu, 25 November 2015

Hari Guru Nasional: Blogger, Jangan Lupa Guru Ngeblog-nya

Assalamu'alaikum.

So, it turns out that today is Hari Guru Nasional. Tanggal berapa ini? Mamak kliyengan, hilang orientasi gara-gara si mbak mudik udah seminggu. (Kebiasaan curhat, gagal fokus). Ah, yes, 25 November, ya. 

Ngomongin sosok guru, mereka sebenarnya ada di mana-mana di sekitar kita. Mulai dari sekolah, kampus, rumah, tempat kerja, pasar, restoran, mall, sampai social media. Sebagai blogger terkenal (pemalas dan banyak gaya), tentunya dalam blogging ada juga sosok guru yang jadi panutan saya. Guru yang secara langsung atau tidak, sengaja atau tidak sengaja, sadar atau tidak sadar, sudah menambah ilmu ngeblog saya. Keberadaan mereka bisa dekat, bisa juga jauh. Beberapa saya mengenalnya secara pribadi, beberapa saya hanya bisa mengagumi dari layar laptop, membaca tips-tips ngeblog yang mereka bagi di internet. Entah apalah jadinya Emak Gaoel kalau nggak ada guru-guru ngeblog ini. #ngaca #pencetinjerawat



Saya adalah tipe blogger sotoy ketika awal memulai kegiatan blogging saya. Walaupun sotoynya masih berlanjut sampai sekarang, tapi alhamdulillaah, ilmu bloggingnya dikit-dikit nambah. Karena saya rajin belajar? Pasti, dong! #dikemplang. Dari mana saya dapat bahan pelajaran ngeblog-nya? Ya, dari guru-guru ngeblog saya. Siapa mereka? Banyaaaak dan panjaaang! Dan nggak mungkin lupa. Sampai kapan pun. Kecuali kena amnesia, which is, naudzubillah minzalik. >.<

Ge Siahaya adalah yang pertama kali mengenalkan saya dengan dunia blogging. Melalui akunnya di Kompasiana, saya membaca-baca tulisannya dan ikut-ikutan nyemplung di sana. Kompasiana bisa dibilang taman bermain dan taman kanak-kanak saya ketika memulai perjalanan ngeblog saya. Kalau sekarang ternyata saya nggak aktif lagi di Kompasiana, itu karena beberapa kendala teknis yang tak kunjung memberi kepuasan ketimbang di blog pribadi dan juga karena saya sudah tidak punya waktu lebih untuk mengurus lebih dari satu blog. Saya melupakan Kompasiana? Nggak, dong! Sahabat dan "saudara" saya temukan di sana. Walaupun sudah tidak aktif lagi di Kompasiana, saya nggak akan pernah lupa kalau dulu di sana, saya belajar membangun image saya sebagai seorang penulis fiksi dan blogger. 

Di semua novel saya, selalu tercantum nama Kompasiana sebagai salah satu tempat pertama saya belajar menulis dan ngeblog. Cek aja sendiri kalau nggak percaya. (Modus, biar ada yang beli novel gue). By the way, novel-novel saya udah ditarik dari toko buku, karena udah lama (bilang aja, nggak laku!). Jadi kalau mau beli, bisa pesan langsung ke saya, ya. Wkwkwkwk. Ini apah? Lospokus kok gak pake takeran? 

Penting ingat sejarah, Bung Karno juga bilang begitu. Jangan lupa dari mana kita berasal. Wajar kok kalau dalam perjalanan waktu, kita nggak akan selamanya di sana. Wajar kalau dalam proses belajar, kita menemukan ketidakcocokan dan memutuskan untuk mencari jalan lain. Tapi jejak sejarah masa lalu akan selalu mencatat kalau kita pernah belajar di satu tempat. Kalau pun nggak ada yang ingat, naluri kita sendiri nggak akan mungkin bisa berkelit. Mau menghapusnya dari ingatan orang lain mungkin bisa, tapi apa bisa menghapusnya dari ingatan sendiri? Saya nih contohnya, sekarang ini jujur males banget mampir ke Kompasiana karena udah didominasi sama orang-orang nyinyir politik dan isu agama. Tapi nggak bisa mungkir, kalau dulu pertama kali ngeblog, saya memang di sana. Mau mungkir gimana? Saksinya banyak. Hahahaha.

Nggak lama setelah mulai independent (tsah) di Blog Emak Gaoel, mulai deh saya kenalan sama beberapa komunitas yang jadi tempat belajar ngeblog selanjutnya. Mira Sahid, Cerita Eka, Carolina Ratri dan Indah Julianti adalah empat orang blogger panutan saya, sampai sekarang. Dari mereka saya belajar banyak, bukan hanya sekedar blogging, tapi belajar jadi blogger eleykhan (elegan, cuy!), yang nggak mudah terpancing emosi, bijaksana main di social media, tebar manfaat dan aura positif. Berat banget ngurang-ngurangin nyinyir di blog emang, lewat mereka saya belajar. Santai aja, cyin. 

Apalagi sejak ditarik masuk ke Kumpulan Emak-emak Blogger (gue dimasukin ya, Mir, bukan daftar. Fakta penting. Huahaha), makin banyak guru ngeblog nggak resmi saya. Ngintipin gimana cara dandanin blog sendiri, gimana nulis yang baik, gimana cara foto-foto biar agak keren dikit, gimana supaya bisa menang lomba blog. You name it, palugada! Komplit! Sebenarnya banyak komunitas blogger besar lainnya sebelum KEB. Tapi kemunculan KEB waktu itu menggebrak. Sampai perkembangannya sekarang ini, hampir di tiap komunitas blogger baru, isinya hampir semuanya pasti ada member-member KEB (yang perempuannya, ya). Ke komunitas ini, lah elu lagi? Ke komunitas ono, yah dia lagi? Wkwkwkwk.

Selain itu, ada social media experts di luar negeri yang jadi guru saya juga. Dianya sih nggak tau saya jadi muridnya, saya ngaku-ngakuin aja. Saya suka belajar seputar blogging yang simple lewat artikel-artikel yang dibagi sama Kim Garst dan Melissa Griffin di blog mereka. Kenapa? Karena gratis. Prinsip saya, selama ada yang gratis, kenapa harus bayar? Hihihihi. Ciee, iya deh, yang bayar pasti ilmunya lebih keren. Iyaa, iyaa. Bhik. Yang penting prakteknya, kaan. Banyak tips-tips dari mereka yang saya praktekkan, lalu saya bagikan lagi di blog saya setelah saya aplikasikan, seperti di sini. Bukan saya copas, terjemah, trus posting, ya kakaak. Tapi udah saya coba praktekkan. Besides, ilmu apa sih di dunia ini yang baru? There's nothing new under the sun. 

Masih banyak guru ngeblog saya. Anazkia, Encik Amir (Denaihati) dan beberapa teman blogger di Malaysia; mereka juga menjadi guru yang membuka mata saya akan betapa luasnya dunia blogging ini. Membuka mata saya, bahwa semangat berbagi jangan sampai padam jika menghadapi tantangan. 


Pak Yan, my 6th grade teacher

Saya suka ingat sama satu sosok guru yang mengajar saya di kelas 6 SD. Nama beliau Pak Yan. Pak Yan adalah sosok guru yang ditakuti. Baru lihat badannya yang gempal di ujung sekolah, perut udah melilit. Mau papasan, keringet dingin. Yang bikin makin stress, Pak Yan adalah wali kelas saya dan mengajar mata pelajaran matematika! Komplit! Karena terkenal galak, anak paling bangor di kelas pun patuh banget sama beliau. Pak Yan nggak main tangan, walau kadang suka kebagian jari digepruk penggaris papan tulis kalau nggak bisa jawab pertanyaan. Yang bikin takut kita waktu itu adalah kumisnya yang kayak Pak Raden (may he RIP) dan suaranya yang menggelegar. 

Karena semua takut sama beliau, tiap mau pelajaran matematika, nggak ada yang berani bersuara. Sehari sebelumnya, anak paling males di kelas pun bakalan belajar dulu semaleman. Dan anak yang paling males berdo'a pun bakalan sholat semalam suntuk, minta sama Allah supaya besoknya nggak kebagian dipanggil ke depan kelas untuk ngerjain soal. Wkwkwkwk. You know, one of those days.

Begitu nilai kelulusan SD keluar, hampir semua murid di kelas kami mendapat nilai matematika sebagai nilai tertinggi. Wahahaha, kalau inget masa-masa itu, rasanya lucu aja sekarang, kok bisa denger suara Pak Yan batuk aja bisa langsung kebelet pipis. Hihihihi.

Beliau adalah guru inspirasi saya. Tampang boleh galak, tapi ngajar harus dipahami sama semua murid. 

Untuk semua guru di seluruh Indonesia, keep inspiring! 
Selamat Hari Guru Nasional

30 komentar:

  1. Jadi inget ama guru SD nih mak... Sekarang sih masih STM.. Kayaknya emak jadi guruku secara tidak langsung nih..
    http://sehatku8.blogspot.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. waduh masih STM? masih mudaaa...aku tuaaa... :"((((
      makasih yaa :)

      Hapus
  2. Woooooow, terharu, ada namaku di blog ngehits dan keren :)
    Sama-sama belajar kita, cyn.
    Belajar terus, biar keren selalu #dibalangsendal

    BalasHapus
  3. Saya pun jadi ingat guru saya. Jadi pengin nulis tentang beliau juga. Ah, kau menginspirasiku, Mak. Selamat Hari Guru :-)

    BalasHapus
  4. Aah jadi pengin berterima kasih sama Mbak Arin Murtiyarini yang telah nyemplungin saya ke komunitas emak blogger. Komunitas ngeblog pertama saya..

    BalasHapus
  5. Selamat Hari guru Nasional 2015 !!! Ngeblog bareng Guru Blogger hehehe

    BalasHapus
  6. toss dong mba gak daftar hehehe, Selamat hari guru buat para guru. eh mbak winda juga guru kan buat anak-anak &buat blogger. Apa kabar mbak?lama gak bw nih aku :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha, penting ya mak gak pake daftar...emang kalo daftar bayar ya? :)))
      maklid, nyindir gw ya, udah lama gk ke sana :(((

      Hapus
  7. Selamat Hari Guru, Emoat orang blogger itu semuanya keren ya Mbak, termasuk Mbak Winda

    BalasHapus
    Balasan
    1. selamat hari guru! Iya mak, banyak belajar dari jaman baheula sama bliow2 :D

      Hapus
  8. Mau aku bantu pencetin jerawatbya ga, mak? hihihi #gasopan
    Aku juga dicemplungin Mira ke KEB, mak (pengumuman ga penting juga).
    Btw aku mau beli novelmu, mak. Pake cap bibir yes? :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. gak usahlah, novel gak laku.. -_- #baper #lanjutpencetjerawat

      Hapus
  9. O_O
    (((blogger panutan)))

    Aku mah apah atuh. Lomba aja nggak pernah menang. Bhuahahaha.
    Sama-sama belajar, Mak. Mari kita ciptakan lingkungan pengeblogan yang adem dan penuh manfaat! Halagh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya gw mah mendingan berguru sama lu, mak...selow...gak pake tarik urat.... :))))

      Hapus
  10. Sebentar, sebentar, ini gue baru notis kalau lu Kompasianer. Ciyus? Samaan dong kite. *gue sih nyama-nyamain aja kerjanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. wkwkwkwk, lu main di sana, gw udah pensiun... :v rame banget :'))))

      Hapus
  11. Guruku jg byk di dunia blogging inihhh.... itu pak Yan kumisnya sesuatu ya maks :)))

    BalasHapus
    Balasan
    1. huahahahaa, embeerrr...dari jauh yang keliatan kumisnya duluan..gimana gk stress aku dulu maak..mana masih unyu2 lugu akunya.. :"))))

      Hapus
  12. Guru bloggerku banaaak, mak gaul salah satu yang suka aku intipin tulisannya kemudian bergumam, "kok bisa sih nulis selancar iniih?"

    BalasHapus
  13. dan,aku kenal mbak winda juga di K *pada zamannya hehehe*....dicemplungin di K jg sama teman kuliah,si zuzuh alias miss Rochma ^^
    Nyangka banget kl mbk winda bakal ngehits kayak sekarang dengan jargon emak gaoel,suka banget sama tulisan2nya,bahasa sederhana,banyak pelajaran yang bisa diambil/diserap..dan satu lagi,bikin hidup lebih bahagia,ngakak mulu soalnya kalo mampir kesini..addaaa aja yang bikin ketawa...^^
    keep inspiring ya mbak^^

    BalasHapus
  14. Emak Gaoel adalah salah satu guru ngeblogku, aku suka artikel Emak yang inspiratif tapi tetep menghibur.

    BalasHapus
  15. Oh gitu ya mak win. Kereeennn ya. Selamat hari guru untuk mak winda yg jadi guru untuk anak2nya Dan blogger lainnya. Keep inspiring ;)

    BalasHapus
  16. Langsung inget sama Alm. Bapak Subari, gurumetik eike. Semua murid pada segan, eh.. takut ding sama beliau. Karena kalau marah, apa yang didekatnya bisa jadi UFO. Entah kenapa, sama eike,, lembut banget kayak es krim. Jadi suka gak enak... sama teman2lain.
    Sampai sekarang masih misteri, sungguh.
    Apa karena tampang gue yang dulu super kiyuuuttt yaaa. Hahahahaha...
    Sutra laaa...

    BalasHapus
  17. Guru-guru masa lalu gak ada yang berkesan buatku. -,- kebanyakan dibully guru.

    BalasHapus
  18. Iya bener, teori mah nggak ada apa-apanya kalau nggak dipraktekin. Mau les ngeblog sekalipun kalau nggak rajin ngeblog, kalah sama yang rajin dong mak XD

    BalasHapus
  19. Postingan yang menarik. Guru ngeblog saya, banyaaak

    BalasHapus