Beberapa waktu yang lalu saya sempat mesem-mesem sendiri baca twit penulis idola saya di Twitter, Helvy Tiana Rosa. Beliau menceritakan kronologis singkat tentang kejadian mobilnya ditabrak oleh sebuah mobil yang dikendarai oleh seorang ibu. Yang bikin saya mesem-mesem, Teh Helvy cerita kalau si Ibu tersebut beralasan kalau dia membawa balita di dalam mobil.
Waduh. Gimana nggak mau mesem-mesem saya bacanya. Lah, saya sehari-hari kan bawa mobil dengan dua bocah rusuh. Heuheuheu, ngerti banget gimana riweuhnya nyetir mobil dengan kondisi anak nangis, berantem, rebutan ini itu, jejeritan, ngerengek-rengek, segala macem! #lapjidat
|
Safina lagi jumpalitan di dalem mobil. Yang pasti ini lagi parkir, ya! :D |
Mengendarai mobil dengan anak-anak (terutama balita) memang riskan dan penuh resiko. Apalagi kalau anak lebih dari satu
biji orang. Namanya bocah ya, maaaak.... Dilarang kayak disuruh, disuruh kayak dilarang. Dilarang teriak-teriak, malah berantem sampe jerit-jerit. Disuruh duduk tenang, malah lompat-lompatan serasa lagi maen di taman. Hedeeuh!
Tapi bukan Emak Gaoel namanya kalau begitu aja nggak bisa ngatasin. (Yaelah, somboong!) Heuheuheu, bukan sombooong! Ih, naudzubillaah min zalik, nggak mau takabur, ah! Tapi setelah punya pengalaman beberapa tahun nyetir mobil sambil bawa anak-anak, saya akhirnya bisa menemukan solusi sederhana untuk menghindari kekacauan, kericuhan dan insya Allah menjauhkan kita dari kecelakaan. Aamiin. Saya bagi di sini, biar nanti-nanti nggak usah dan jangan anak dijadiin alesan. Soalnya, kalau memang kira-kira belum mampu mengatasi keadaan, mending jangan berani-berani nyetir mobil sambil bawa anak kecil (kecuali kalau terpaksa, ya). Mudah-mudahan tips ini bermanfaat ya, maks! ^_^