ABOUT ME

Rabu, 07 Agustus 2013

Fadhil Sudah Besar ^_^

Tanggal 28 Juli 2013 kemarin, Fadhil ulang tahun yang ke-10. Wuaah, umurnya udah dua digit aja tau-tau. *langsung berasa tua emaknya*

Selamat ulang tahun, Abaaang! Semoga makin rajin ibadah dan belajar. Tercapai cita-citanya. Selalu jadi orang baik dan banyak menolong orang lain. Aamiin!

Seminggu setelah Fadhil ulang tahun, masih dalam bulan Ramadhan juga, kami berangkat ramai-ramai ke Rumah Sunatan. Hahaha, lho, kok nraktirnya di Rumah Sunatan, sih? Wkwkwkwk, bukaan! Kita udah rencana emang, fadhil mau dikhitan setelah ulang tahun. Dan berhubung bapake (suami sayah) nggak dapet cuti setelah lebaran, maka terpaksa potong kue ti*it-nya pas bulan puasa.

Muhammad Fadhil Lazuardi Krisnadefa, 10 tahun, sudah dikhitan :')

Saya dapat info Rumah Sunatan dari seorang kerabat dekat keluarga yang sudah mengkhitankan anaknya setahun yang lalu. Lokasinya dekat dari rumah dan metodenya (konon) tanpa jahitan dan cepat sembuhnya. Beda dengan cara konvensional yang harus dijahit segala. Akhirnya kami sepakat untuk bawa Fadhil khitan di sana. Biayanya juga relatif terjangkau.

Sebelumnya saya menelepon Rumah Sunatan untuk bertanya-tanya dan booking hari sunatan. Biaya khitan anak di sana sebesar Rp 1.050.000,- sudah termasuk biaya kontrol kembali untuk mencabut tabung pelindung.

Tanggal 3 Agustus 2013 pagi kami sekeluarga berangkat ke Rumah Sunatan di Jatiasih. Wah, surprise juga ternyata Rumah Sunatan ini ramah anak banget! Baru masuk di sebelah kiri lobi ada area bermain anak yang fasilitasnya lengkap banget. Ada meja tempat main lego, area panjat tebing tembok yang langsung bikin si Nana manjat-manjat lincah kayak little monkey dan bahkan ada Nintendo Wii yang siap dimainkan. Pas saya ngintip ke halaman belakang malah ada area outbound segala. Weh, ini nggak mungkin kan abis sunat maen outbound? Hihihihi ...

Area bermain di Rumah Sunatan

Proses khitan-nya sendiri nggak makan waktu lama, cuma sekitar 10 menit dan ditangani oleh dokter. Saya melihat sendiri prosesnya sejak awal sampai selesai. Suami saya malah nggak mau lihat, karena ngilu katanya. Iya, ya ... Kalau saya kan nggak pernah ngerasain disunat, jadi santai aja ngeliatnya. Hahahaha ...

Jadi ternyata proses khitan dengan clamp itu adalah begini (siap-siap meringis, ya):

1. Suntik bius lokal di sekitar area yang mau dikhitan.
2. Mengukur lingkar p*nis untuk mendapatkan ukuran clampt yang tepat.
3. Memasang clamp.
4. Dokter menjepit kulit yang akan dibuang dengan 3 buah penjepit besi.
5. Kulit dipotong sesuai garis penjepit yang ada di clamp.
6. Pemasangan tabung pelindung.
7. Selesai! Nggak dijahit!


Selanjutnya tinggal tunggu 3-4 hari untuk kembali ke Rumah Sunatan dan membuka tabung dan clamp tadi. Dalam waktu seminggu in shaa Allah sudah normal kembali.

Yang seru (baca: ribut) satu jam setelah selesai sunat, efek biusnya hilang. Wuaaah, drama dimulai. Fadhil nangis sampai jejeritan gara-gara ngerasain sakit. Dikasih obat penahan nyeri, sih! Tapi kayanya nggak terlalu ngaruh (atau anak gue aja yang lebay, ya?). Tapi alhamdulillaah, cuma sampai sore drama berlangsung. Malamnya udah tenang, tuh! Apalagi beberapa saudara dan tetangga datang sambil ngasih angpau. Tambah tenang kayanya si Fadhil. Hahahaha ... Dasarrr!

Sambil nungguin abangnya disunat :D

Alhamdulillah, Fadhil sudah besar. Sudah jadi laki-laki dewasa. Semoga makin shaleh dan makin pintar. Mohon do'anya ya, om dan tante. :')

Selamat Hari Raya Idul Fitri. Mohon Maaf Lahir dan Batin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar