Emak Gaoel Nyari Notebook Tipis, Bukan Baju Tipis

Pada Suatu Masa

Waktu awal-awal saya mulai aktif menulis ( di blog dan nulis novel) perangkat andalan saya di rumah cuma PC butut punya suami yang digondol dari ex-warnet miliknya dulu. Layar 15 inchi dan lola-nya ampun-ampun. Tapi karena udah kadung jatuh cinta sama kegiatan menulis dan menggila di social media, tetap aja dibela-belain nongkrong berjam-jam depan PC sampai punggung kayak mau patah.

Ketika kegiatan menulis saya makin intens dan kegilaan saya main di social media juga makin mengkhawatirkan, saya sibuk merayu suami untuk membeli laptop. Sayangnya, waktu itu memang keadaan belum memungkinkan. Harga laptop yang masih bisa dibilang barang baru di dunia teknologi, belum terjangkau oleh penghasilan kami.

Tapi bukan Emak Gaoel namanya kalau udah punya mau dan nggak mau usaha sampai dapet! Hahahaha! Saya pun berinisiatif sendiri untuk menjual sebagian aset untuk membeli laptop dengan alasan buat hadiah ulang tahun suami. Ah, santai ... nanti juga yang bakalan pakai laptop itu saya. Pinter dan licik suka beda-beda tipis emang.

Acer Aspire E1-432, super tipis, ringan dan hemat batere!

Akhirnya terbeli juga laptop yang saya idam-idamkan. Walaupun layarnya lebar, tebalnya kayak kamus dan beratnya kayak sekarung beras (lebay) saya tetap bangga nenteng-nenteng laptop raksasa itu ke mana-mana. Yah, namanya juga punya barang baru. Norak pasti.

Tapiii, berhubung berat, akhirnya laptopnya malah nggak pernah dibawa lagi setelah beberapa kali percobaan. Ugh, rempooong! Butuh tas besar dan kuat untuk membawanya. Karena ukurannya yang fantastik itu, saya cuma bisa bawa pakai tas warna hitam ala-ala tukang kredit kalau mau bawa laptop. Jiah, nggak kece, beud. -_- Besides, itu laptop biar pun pake processor canggih (pada jaman itu) masih tetep aja boros batere. Baru dipakai setengah jam, udah low bat. Kalau mau sok-sok chatting pake camera ya mesti beli camera portable dan dipasang di atas layar laptop. Halah.

Mulai Mencari "Jodoh"

Setelah beberapa waktu lamanya aktif malang-melintang di dunia online dan menulis, saya mulai agak melek gadget. Laptop berat--yang sedianya saya beli sebagai hadiah ulang tahun suami tapi sebenarnya untuk saya pakai sendiri--di rumah sudah saya tinggalkan. Banyak pertimbangan ... bukan, bukan pertimbangan, tapi keberatan untuk memakainya. Like literally, KEBERATAN! Saya pun mulai mencari-cari smartphone dengan keypad QWERTY untuk memudahkan saya mencatat semua ide yang suka mendadak muncul. Rasanya lebih ringkas dan praktis kalau punya smartphone keren kayak punya teman-teman saya itu. Again, ini mah alesan lagi kayanya. Heuheuheu. 

Beli satu smartphone berlanjut ke smartphone lain. Ngejar teknologi itu seperti mengejar jodoh yang nggak mau ditangkap. Dapat yang paling canggih dan terjangkau sama isi dompet, eh bulan depan udah nongol versi terbarunya lagi. Lama-lama kayak gini, bisa sobek dompet saya. 

Saya pun mulai merancang ulang, perangkat seperti apa sebenarnya yang saya butuhkan untuk kegiatan menulis dan online saya yang nyaris sepanjang hari ini? Saya harus memikirkan fungsi dan harga ketimbang mikirin kerennya. Saat itu, kebetulan suami dapat jatah notebook gratis dari kantor. Bentuknya lebih kecil dari laptop raksasa yang saya beli dulu. Dan tentu saja lebih ringan. Wah, saya senang sekali waktu suami ngasih notebook itu untuk saya. 

Selama setahun saya menggunakan notebook itu, lalu masalah mulai bermunculan. Ada aja problem yang muncul. Belum lagi trackpad-nya yang bikin darah tinggi. Ngarahin ke mana, kursor larinya ke mana. Hadeeh! Entah karena saya yang blo'on banget dikasih barang canggih atau emang nih notebook emang barang kodian. Ya, maklum ya, namanya juga dibagi-bagi gratis di kantor. Tapi biar begitu, saya bersyukur juga sempat dikasih kesempatan untuk mencicipi menulis pakai notebook. Rasanya sesuatu juga.

Saya mulai mencari-cari alat menulis dan online yang lebih "kena" sama kebutuhan dan personality saya. Tsah! Tablet mulai marak waktu itu. Wah, lagi-lagi saya tergoda melihat tampilan canggihnya. Keren banget nih, tinggal colek-colek doang, pikir saya. Saya pun membeli sebuah tablet keluaran terbaru (waktu itu) untuk menunjang kegiatan menulis saya. Dan lagi-lagi (akibat gampang tergoda), saya menemukan kekecewaan. Kalau mau nulis banyak, mending jangan pakai tablet. Tablet memang OK banget untuk yang mobile. Praktis dan super duper canggih. Tapi untuk menulis naskah novel memakai keypad touch screen? Becanda banget! 

Semoga Yang Tipis Ini Jodoh Saya

Pencarian perangkat menulis dan ngeksis di dunia maya saya mulai dari sebuah kesimpulan. Setelah mencoba berbagai bentuk perangkat teknologi untuk kegiatan menulis saya, saya pun tahu kalau yang saya butuhkan sebenarnya sederhana sekali. 

Saya butuh notebook yang ringan dan tipis, karena saya termasuk emak yang mobile. Maksudnya, saya tiap hari nyetir mobil nganter-jemput anak. Hahaha! Notebook tipis dan ringan penting untuk saya, karena bisa langsung saya cemplungin aja ke dalam tas saya begitu saya harus berangkat. Cuuuss!

Saya juga butuh notebook yang menunjang saya dalam berinteraksi di dunia maya. Sebagai pakar maniak social media dan juga penulis yang suka rempong sendiri pengen riset ini-itu, saya butuh notebook yang kenceng dan hemat daya. Artinya, saya butuh notebook yang prosesornya mantap, karena saya adalah heavy user (kalau dibiarin sama suami, saya bisa manteng di depan notebook sampai lupa mandiin anak-anak). Hihihihi! Saya suka kesal kalau lagi asik-asik nulis atau ngeblog, tau-tau batere habis. Duh, harree gene?

Jadilah saya ngintip-ngintip ke sini, dan ngiler. Ya ampuun! Ini yang saya butuhkaan! Notebook tipis, ringan dan hemat daya. Ih, kamu kece banget! Kayanya kita jodoh, deh! Yuk, mari merapat ke Emak Gaoel. Si dia ini punya 3 buah port USB. Pas banget: satu buat flash disc, satu buat modem, satu lagi buat apaan, kek! Kalau mau pake hotspot, ada wireless adapternya juga. Cocok nih buat sambil ngupi-ngupi cantik di cafe. Eheum.

Notebook tipis yang kece badai ini bisa bertahan sampai 6 jam, lho! Dan bahkan kalau dipakai main games bisa tahan sampai 5 jam! Wah, jangan sampai anak saya tahu. -_-

Udah berbusa-busa ngomongin tentang notebook tipis inceran saya, tapi saya belum kasih tahu namanya, ya? Hahahaha. Catet ya, namanya Acer Aspire E1-432. Harga gimana harga? Menurut website resmi Acer, harganya sih berkisar 4 juta-an. Nggak mahal untuk barang secanggih itu. Semoga kalau kesampaian memakai notebok Acer Aspire E1-432 nanti, saya makin produktif main games menulis. Aamiin, doong!

“Tulisan ini diikutsertakan dalam event “30 Hari Blog Challenge, Bikin Notebook 30% Lebih Tipis” yang diselenggarakan oleh Kumpulan Emak Blogger (KEB) dan Acer Indonesia.”