ABOUT ME

Rabu, 16 Oktober 2013

Journey to Find Beauty

Seumur hidup, sejak muncul keinginan untuk menjadi cantik, pencarian definisi "cantik" bagi saya merupakan salah satu pencarian yang penuh petualangan dan pembelajaran hidup. Kodrat saya sebagai perempuan, tentu saja ingin selalu tampil cantik dan percaya diri. Tapi kadang keinginan itu menjadi semacam bumerang untuk saya. Tak jarang saat saya sudah merasa cantik dan percaya diri, seorang teman dengan spontannya berkomentar, "Aduh, warna lipstik kamu kok nggak matching gitu, sih?" Sebaris kalimat spontan itu saja sudah bisa menggerus habis rasa percaya diri saya seketika. Saya jadi suka "ribet" sendiri, karena pada akhirnya apa yang menurut saya cantik ternyata belum tentu begitu di mata orang lain.

Saat saya menulis artikel ini, saya jadi menerawang ke masa-masa awal saya mulai puber dan mulai memperhatikan penampilan saya. Semua bacaan tentang penampilan, perawatan diri, trend fashion, kosmetik untuk remaja dan model rambut saya lahap sampai khatam di tiap majalah remaja. Setiap melihat teman tampil cantik, tak jarang saya iri. Issue utama saat saya remaja adalah perasaan cemburu saat melihat teman yang berkulit putih dan bertubuh langsing. Duh, kalau jalan bareng dengan mereka rasanya level jelek saya meningkat dengan drastis. Ini mempengaruhi rasa percaya diri saya dan ini berlangsung beberapa waktu lamanya sampai saya kuliah.

Cantik itu urusan hati ;)

Ketika saya memasuki dunia kerja, selepas kuliah, saya mulai serius belajar menggunakan kosmetik. Profesi saya sebagai seorang resepsionis mengharuskan saya untuk berdandan dan selalu tampil menarik. Tiga tahun bekerja sebagai resepsionis membuat saya akrab dengan semua "perabotan ngelenong" yang harus saya gunakan sepanjang hari. Saya tahu trik memakai eye liner cair agar tidak meleber kemana-mana. Saya paham padu padan warna lipstik dengan busana yang saya kenakan. Saya tidak bisa berpisah dengan maskara dan eye shadow aneka warna. Foundation, bedak dan blush on menjadi barang yang wajib selalu ada di dalam tas saya. Bisa dibilang, saya sudah sampai tahap terobsesi dengan kosmetik aneka rupa itu. Tak jarang saya menghabiskan hampir separuh gaji saya untuk belanja kosmetik baru.

Sejujurnya, saya memang merasa cantik setelah memakai semua kosmetik itu. Tapi jauh dalam hati saya, saya masih saja merasakan kegelisahan yang tidak bisa saya jelaskan alasannya. Saya masih saja merasa insecure dengan penampilan saya, tidak peduli bagaimana sempurnanya make-up yang menempel di wajah saya. Saya masih perempuan labil yang sama seperti saat saya remaja. Bahkan bisa dibilang, hidup saya malah makin ribet. Kalau saya lupa memakai maskara, bisa dipastikan saya akan gelisah seharian. Kalau lipstik saya mengering, saya langsung merasa tidak nyaman dengan tatapan orang. Saya makin cantik, tapi jiwa saya makin gelisah.


Tips: Senyum bisa bikin wajah kelihatan "agak mendingan" lho... :D

Perjalanan pencarian definisi cantik ini terus berjalan. Saya menikah dan berhenti bekerja. Saya menemukan seorang laki-laki yang baik dan menerima saya apa adanya. Dia tidak pernah menatap saya aneh jika tiba-tiba saya muncul dengan wajah polos tanpa make-up. Tapi juga dia tidak pernah lupa memuji saat saya tampil berbeda dengan dandanan lengkap untuk beberapa acara istimewa. Saya merasa nyaman berada dekat dengannya, with or without make-up. Pada tahap ini, saya berpikir, mungkin ketentraman ini yang saya cari. Saya jadi tidak ingin berjauhan dengan suami, karena hanya dia (dalam pikiran saya) yang membuat perasaan saya tentram berpenampilan apa adanya.

Beberapa tahun awal pernikahan kami, saya jadi lupa sama sekali untuk merawat diri. Saya jarang keluar rumah, dan suami pun tidak pernah protes melihat penampilan istrinya yang makin hari makin "muka daster" banget. Sampai suatu saat, saya harus keluar rumah dan mendadak saya "gagap" dandan. Masa sih, saya lupa cara berdandan? Bukankah beberapa tahun yang lalu saya begitu jago melakukannya setiap hari? Tapi memang itu yang terjadi pada saya. Saya kembali menjadi anak perempuan remaja yang tidak percaya diri lagi. Semua trik berdandan yang saya tahu tidak bisa mengembalikan kepercayaan diri saya sampai pada tahap, at least, saat saya masih bekerja dulu.

Yang penting hati tentram dan tidak punya rasa iri pada orang lain ;)

Pada saat itu terjadi, Mama saya mengingatkan saya agar jangan lupa untuk tetap menunjukkan potensi diri walaupun status saya seorang ibu rumah tangga yang tidak bekerja di kantoran. Beliau menyuruh saya untuk ikut dalam kegiatan-kegiatan di luar rumah seperti kursus menjahit atau pengajian. Beberapa bulan lamanya saya mengikuti anjuran Mama. Wawasan saya sebagai seorang ibu dan perempuan dewasa mulai terbuka. Berbarengan dengan itu, saya juga mulai menemukan hobi baru yang dengan segera menjadi hasrat terbesar saya sampai saat ini: menulis. Saya mulai rajin berbagi melalui tulisan di blog dan belajar menulis novel. Perlahan tapi pasti saya mulai mengukir prestasi, dan rasa percaya diri saya tumbuh dengan alami. Saya tidak lagi gelisah saat harus bertemu teman-teman baru. Saya mulai berani tampil sebagai pembicara di beberapa acara. Saya merasa hidup. Mama saya terus mengingatkan, apa pun yang saya lakukan baik di rumah mau pun di luar, niatkan semuanya hanya untuk Allah. Karena hanya dengan niat itu kita akan mendapatkan semuanya; kesenangan dan ketentraman hati.


Wardah, kosmetika halal pilihan sayah :D




Sampailah pencarian saya pada hari ini. Apa sebenarnya makna cantik bagi saya? Setelah merunut perjalanan hidup saya, saya mulai bisa merangkai sebuah kesimpulan sederhana tentang menjadi cantik.

Cantik adalah merasa nyaman dengan dirimu sendiri.
Merasa nyaman dengan dirimu sendiri bisa didapat dengan menerima keadaanmu dengan ikhlas dan memberikan potensimu untuk orang banyak. Menerima keadaan dengan ikhlas adalah salah satu sifat dasar yang harus dimiliki jika ingin hidup tenang.
Memberikan manfaat untuk umat manusia adalah perintah Allah.
Selama kita berjalan di jalan Allah, semua akan berjalan dalam skenario terbaikNya.
Tidak akan ada lagi perasaan gelisah karena minder dengan penampilan. 

Saya mulai memperhatikan penampilan saya kembali tapi dengan konsep yang berbeda sekarang. Saya berdandan untuk kenyamanan hati saya. Saya memulainya dengan Bismillaah, agar ridho Allah ada di dalamnya. Saya ingin cantik karena Allah, bukan karena ingin dipuji orang lain. Dengan meniatkan segalanya karena Dia, hati saya tentram. Termasuk di dalamnya, saya berusaha memilih segala sesuatu sesuai dengan ajaranNya. Dalam hal berpenampilan ini, saya memilih kosmetika halal, agar semua bisa saya dapat sekali rengkuh; cantik dan diridhoi. Sebab begitu kita melanggar ajaran Tuhan, kalau nurani kita masih berbicara, maka kita akan kembali gelisah. Kegelisahanlah yang membuat kita tidak menarik secara fisik maupun batin. Saya tidak ingin menjadi manusia yang gelisah lagi. Saya ingin cantik, tapi di atas itu, saya ingin memiliki ketentraman hati. Jadi kalau ada yang meminta saya untuk mendefinisikan apa itu cantik, maka jawaban saya sederhana:

Cantik adalah ketentraman hati.
 Saat hatimu tentram, kecantikan jiwamu akan memancar keluar.


Tulisan ini saya ikutkan dalam lomba blog Wardah, Halal Beauty.

12 komentar:

  1. Saya malah gak bisa dandan sama sekali mba. Yang dipake paling pelembab, bedak dan lipstik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. udah cukup kok itu juga, yg penting itu merawat diri biar kelihatan sehat...dan merawat hati, biar selalu tenang...^_^

      Hapus
  2. Ebusyet ... tulisan yang dibuat di detik-detik terakhir deadline bisa bagus gini jadinya? O.Oa

    *numpang curhat* Selama ini eikeh kagak bisa pake pashmina, pakenya jilbab segiempat muluk. Karena keseringan liat foto profil, termasuk foto yey, eikeh jadi belajar gitu deh. Beli pashmina satu yang warnanya netra. Ternyata gak susah ya. Tapi sampe sekarang masih belom bisa yang tanpa jarum itu. Yang cuman dililit-lilit....

    Fotonya cakep Maaaaaaak~

    BalasHapus
    Balasan
    1. mak Octa, yang penting ikutan mak, malu sama banner yg udah dipasang dari lama...hahahaha
      aku mulai pake pashmina sejak film ayat-ayat cinta booming, mak... #eaaa
      sejak saat itu ketagihan karena ternyata lebih ringkes buat aku, gk butuh banyak jarum dan peniti ketimbang pake kerudung segi empat ...
      kalau mau yg gk pake peniti, tinggal pilih yg bahannya nempel kayak kaos, jangan siffon...^_^
      makasih yaa...:D

      Hapus
  3. Betul, Mbak Kalau hati tenang dan damai, kecantikan sesungguhnya akan terpancar. Apalagi kalau ditambah wardah kosmetik yang kehalalannya tak diragukan lagi, ya makin siip. Jadi tambah pede dan kreatif. Semoga menang :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. setuju...yg penting dandanin hati dulu...:D
      makasih yaa...

      Hapus
  4. cantik benerrrrrrrrrr emak satu ini hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. aaah, mak hanna juga cantiiik... #tersapu-sapu #sapuijuk hahahahaa

      Hapus
  5. udah baca pas kamis tapi beum sempet komen hehehe. Good luck mbak winda kalau menang traktir ya :-D

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin, makasih mak Lidya...
      nanti kalau menang aku traktir di galaxi ya.. #ciyus :D

      Hapus
  6. sampai segede ini aku belum bisa dandan. tapi kalau pakai lip gloss mah bisa, hehehe. kata ibuku cantik itu=perempuan yang baik, gak ada hubungannya dari tampak luar. yang penting rapi :) btw, temenku juga pakai wardah, katanya bagus dan halalnya bikin tenang :) kalau aku sih cukup yang nggak dicobakan sama binatang boleh, deh ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai Indi...
      wah aku kalau liat foto2 kamu suka kagum lho, kirain malah kamu jago dan senang dandan...berarti emang dari sananya kamu cantik dan baik...ihiiyy...^_^

      Hapus