ABOUT ME

Senin, 31 Agustus 2015

4G LTE Smartfren Memudahkan Pekerjaan Emak Gaoel

Assalamu'alaikum.

Nama boleh Emak Gaoel, tapi soal gadget ... heuu, jangan salah. GAPTEK! Hahahaha. Serius, saya suka mumet denger istilah-istilah seputar teknologi smartphone. Padahal saya suka banget mainan smartphone. Hampir tiap saat megang smartphone, kecuali tidur. Kadang kalo baru bangun, masih ngelindur juga, langsung nyari smartphone.

Gaptek saya kumat lagi sekitar sebulan yang lalu waktu Smartfren meluncurkan layanan jaringan baru 4G LTE-nya. I mean, "Say what? Four G what?" Terus garuk-garuk kepala. Langsung aja saya telpon Papa saya yang lulusan akademi telekomunikasi jadul dan pensiunan perusahaan telekomunikasi. Yep, bersyukur banget punya Papa yang ngerti masalah jaringan dan perkabelan ini dan beliau terus ter-apdet sampai sekarang. 

Andromax Q 4G LTE

Saya: "4G LTE itu apaan, Pa?"
Papa: "Itu semacam jaringan wireless yang menggabungkan dua frekwensi radio, supaya kecepatan               koneksi lebih stabil."
Saya: "He?" 
Papa: *ngebatin, anak gue lemot amat, yak!* "Iya, itu teknologi baru dalam dunia telekomunikasi                     untuk meningkatkan kecepatan koneksi jaringan. Supaya lebih cepat dan stabil, dulunya yang             cuma memakai satu frekwensi sekarang pakai dua."
Saya: "Ngaruh, gitu?"
Papa: "Ya, ngaruhlah! Ibaratnya ada jalan tol yang selalu macet, sekarang jalurnya ditambah jadi                     makin lebar. Otomatis lalu lintas jadi lebih lancar."
Saya: "Oooh! Paham, paham. Bilang dong dari tadi kayak, gitu!"
Papa: *tepok jidat*

See? Jelasin ke saya mah gak susah-susah. Saya gampang kok dibuat mengerti. Huahaha. Singkat cerita, saya mulai deh pakai smartphone baru dari Smartfren yang diluncurkan bersamaan dengan pelayanan jaringan 4G LTE ini. Kenapa Smartfren? Karena hasil browsing-browsing, 4G LTE yang diusung sama Smartfren ini adalah yang level advance. Memang sudah ada provider lain yang memberikan layanan 4G ini, tapi masih teknologi awal. Sedangkan 4G LTE dari Smartfren ini sudah disempurnakan sehingga lebih cepat, bisa sampai 300 Mbps!

Kabarnya lagi, teknologi 4G LTE ini bakalan jadi standard ponsel secara global, lho. Jadi nggak ada salahnya juga punya smartphone yang mendukung teknologi ini, kan? Pasti kepakai, deh. 

Andromax Q 4G LTE




Dengan smartphone terbaru dari Smartfren: Andromax Q 4G LTE dan Andromac Qi 4G LTE, mulailah Emak Gaoel icip-icip teknologi canggih ini. Apa iya, deh, lebih cepet? Bukan apa-apa, kebutuhan saya sama smartphone udah melebar ke berbagai media. Kalau dulu cuma butuh buat apdet status doang (eh), sekarang saya butuh untuk browsing (riset tulisan), editing foto untuk blog, aplod video dan live chat sama ponakan-ponakan yang jauh.

Secara tampilan, Andromax Q dan Qi nggak jauh beda. Hanya beda di produksinya aja. Kalau Q diproduksi oleh Haier, sedangkan Qi oleh Hisense. Sama-sama dual SIM On, dengan nomor Smartfren 4G LTE dan nomor GSM (which is buat saya mah, kalau nomor Smartfren-nya udah 4G ya mending pakai nomor Smartfren-nya aja). 

Keduanya juga punya kamera belakang 5.0 MP (with Flash) dan kamera depan 2.0 MP. Kapasitasnya 1 GB RAM + 8 GB ROM. Mayan banget, kaan. Diagonal screen 4,5" dengan processor Quad Core 1,2GHz Qualcomm Snapdragon 410. Intinya, mereka kayak kembar. Oh iya, OS-nya juga beda. Kalau Andromax Q pakai Cyanogen OS 12 (based on Android 5), Andromax Qi pakai Android 5 Lolipop. 

Andromax Qi 4G LTE




Secara fisik saya suka. Mulai dari kotak kemasannya aja udah keren banget. Warnanya kombinasi hitam dan merah. Kesannya ganteng banget, deh. Hihihi. Bentuk fisiknya juga gagah dan kokoh. Dan yang bikin lebih hepi lagi, pembelian baru sudah dapat bonus banyak bangeeet! Bonus data sampai 6 GB berlaku 7 hari pertama sejak aktivasi. Jadi bisa langsung nge-test kecepatan jaringan 4G LTE-nya. Selain itu juga dapat gratis bicara 10 menit ke semua operator, 100 SMS ke semua nomor domestik dan 100 menit telpon ke sesama Smartfren. Kalau udah habis, langsung aja pakai paket My Smartplan Limitless mulai dari Rp 60.000. Bisa dapet kuota internet dua kali lipat, cuy! Hayah, aku bukan pengemis sinyaaaal lagii! :v

Setelah pakai my new Andromax Q dan suami pakai Andromax Qi dengan layanan 4G LTE ini, saya dapat banyak kemudahan baru yang mendukung pekerjaan saya sekarang.

1. Browsing lebih cepat.
Penting banget browsing buka banyak tab, buat riset bahan tulisan. Kalau dulu buka 2 tab aja hape udah hang, sekarang bukan 5 tab juga masih cuuuss!

2. Unduh lagu gak pake lama.
Suami saya suka main musik dan cari referensi lagu dari internet. Hampir tiap hari mengunduh lagu. Apalagi sekarang, sejak pakai Andromax Qi 4G LTE. Hihihihi.

3. Untuk aplod home video Safina.
Iyah, Safina kan suka banget bikin home video tentang tutorial apalah-apalah. Dulu nunggu aplod video bisa sampe ubanan, mudah-mudahan sekarang nggak lagi. Ini belum coba sih. Tapi kalau dilihat dari nge-test buka video di Youtube yang gak pake buffering lagi, kayanya saya sih optimis. :D

4. Socmed bisa apdet kapan aja.
Heu euh, penting ieu, mah. Masih perlu dijelaskan lagi? :v

5. Bisa lancar live chat.
Senaaang. Bisa video-an lancar lewat LINE sama ponakan-ponakan unyu-ku di KL dan Singapura. 

By the way, buat kamu yang punya nomor Smartfren, bisa upgrade juga kok ke 4G LTE ini. Tinggal mampir aja ke website Smartfren ini. Bottomline, saya siap move on ke Smartfren 4G LTE. Kamyuuu, piye? #senyum

Minggu, 30 Agustus 2015

Gagal Mendapatkan Berkah Terindah

Assalamu'alaikum.

And if you count the blessing from Allah, never will you be able to count them. (QS 14:34)

Guru ngaji saya pernah bilang, "Jangan suka mengeluh hidup susah dan berat. Malu sama Allah, karena yang sudah dikasih dengan gratis oleh Allah jauh lebih banyak dari 'kesulitan' yang kamu keluhkan itu." Kemudian beliau sambung dengan membaca ayat surat Ibrahim ayat 34. 

Masih bisa berkumpul dengan keluarga, berkah terindahkah?

Kemarin saya baru nonton film Inside Out. Film itu bercerita tentang beragam emosi dan memori yang tersimpan dalam ingatan manusia. Saat saya menulis ini untuk ikut giveaway Mak Indah Nuria, saya mencoba kilas balik hidup saya 39 tahun ke belakang. Surprisingly, there are more sad memories I can remember than the happy ones. :(

I remember when I didn't get first place on my third grade.
I remember when my basketball team lost.
I remember when I didn't get to enter the most favorite high school.
I remember when I felt jealous because my sister got a better job than I did.
I remember when I feel not pretty among my besties at school.
I remember when I failed to make my parents proud of me.

Masih bisa foto bersama Mama dan Papa sampai hari ini, berkah terindahkah?

Saya bisa terus menuliskan daftar keluhan ini sampai besok pagi. Tapi saya teringat ucapan guru ngaji saya tadi, dan mendadak malu, banget.

Tuhan sudah memberi saya banyak sekali sampai hari ini, dan masih aja saya hitung-hitungan sesuatu yang mungkin memang belum diperuntukkan untuk saya. Lalu saya coba untuk menghitung nikmatNya dengan membuat daftar seperti memori sedih saya di atas. Dan saya gelagapan, nggak tahu harus mulai dari mana.

Masih bisa merayakan ulang tahun Papa tercinta, berkah terindahkah?

Apa saya harus mulai dari semua bagian dari tubuh saya yang masih berfungsi dengan baik?
Apa saya harus mulai dari keluarga yang masih lengkap dan sehat sampai saat ini?
Apa saya harus mulai dari seorang suami dan dua anak yang selalu menyejukkan hati saya setiap saat?
Apa saya harus mulai dari rumah tempat saya berlindung dari panas dan hujan?
Apa saya harus mulai dari makanan yang selalu tersedia di meja makan?
Apa saya harus mulai dari kendaraan yang bisa saya pakai untuk mengantar jemput anak ke sekolah?
Apa saya harus mulai dari banyaknya sahabat yang saya dapat dari menulis dan blogging?
Apa saya harus mulai dari .... Dari mana? 

Setiap pojok dan tikungan, saya melihat berkahNya. Setiap sudut dan ruang, saya merasakan nikmatNya. Setiap langkah dan napas, saya menghirup kasihNya. Iya, saya kelabakan sekarang, mencoba menghitung nikmat dari Tuhan. Dan iya, tidak mungkin saya berhasil melakukannya.

Masih bisa makan enak, berkah terindahkah?

Jika sekarang saya diminta untuk menuliskan berkah terindah apa yang pernah saya dapatkan, saya angkat tangan, Mak Indah. Malu banget rasanya, dari sekian banyak nikmat yang saya terima, harus ada satu yang terindah. Karena semuanya indah, semuanya nikmat dan semuanya diberikan ke saya gratis, gak pake ongkir. Duh!

Yang bisa saya lakukan hanya meminta padaNya, agar saya punya kekuatan untuk mampu mengingat semua berkahNya dan mensyukurinya. Kalau sampai saya jadi manusia yang dengan mudah melupakan kemurahan hati Tuhan, maka saya adalah orang yang sangat rugi dan tidak tahu malu. Jadi, berkah terindah saya dari Tuhan dan jujur, ini saya dapatkan saat menulis postingan ini, adalah sadar kalau berkahNya tak terbatas. Semoga Tuhan tidak membutakan mata saya dan tidak menutup hati saya dengan kekufuran dan rasa tidak bersyukur. Alhamdulillaah, makasih ya, Mak. Jadi kayak abis ditoyor. :')

Tapi, Mak, kalau menang dompet Fossil, pasti jadi melengkapi berkah-berkah indah dalam hidupku, Mak! #ngedrop :v



Jumat, 28 Agustus 2015

Mau E-Book Gratis untuk Direview?

Assalamu'alaikum.

Ayok, yang suka baca, wajib banget kenalan sama yang satu ini. Apalagi kalau suka baca buku berbahasa Inggris dari berbagai genre, mulai dari buku cerita anak, novel dewasa, buku-buku motivasi, dan banyak lagi. 

Saya nggak sengaja ketemu website Authoramp ini sekitar setahun yang lalu waktu lagi browsing-browsing tentang indie publishing. Begitu terdampar di Authoramp, saya malah daftar untuk bisa jadi salah satu blogger yang boleh mengulas buku-buku baru yang sedang mereka promosikan. 


Klik gambar untuk bergabung bersama Authoramp

Authoramp adalah perusahaan Marketing dan PR khusus untuk buku. Mereka bergerak secara online, dan memakai jasa blogger sebagai salah satu tools marketing online untuk buku-buku yang sedang mereka promosikan. Keren, yah. Di Indonesia udah ada belum sih perusahaan marketing online yang spesifik kayak gini? #tanya

Cara daftar untuk menjadi reviewer di Authoramp sederhana banget. Tinggal isi form di website-nya. Nanti tiap ada buku baru, mereka akan kirim email ke kita. Dari banyak pilihan buku-buku baru yang sedang dipromosikan, kita bisa pilih buku mana yang ingin kita baca dan review di blog. Jenis bukunya beragam banget. Mulai dari novel remaja, novel dewasa, buku cerita anak-anak bergambar, sampai ke buku motivasi dan biografi. Semua berbahasa Inggris.

Prosedurnya nanti adalah mereka akan mengirim e-book dari buku yang kita pilih. Dengan perjanjian e-book tidak akan kita sebarluaskan, kita bisa membaca buku tersebut. Kemudian Authoramp akan meminta kita menulis review buku tersebut di blog milik kita. Oya, akan lebih bagus lagi jika kita sudah memiliki akun di Amazon.com, karena review kita bisa diletakkan di sana dan bisa jadi backlink yang dermawan untuk blog kita. Ya, kan?


Saya sudah mengulas dua buku anak dari Authoramp, ada di sini dan sini. Sayang sekali, sampai saat ini saya belum punya akun di Amazon karena belum pernah beli buku dari sana. Mungkin ke depannya saya akan melakukan transaksi di Amazon supaya bisa ikut meletakkan ulasan saya di sana. So, buat penggila buku, pembaca hardcore dan pengulas kisah, silakan gabung di Authoramp. ;)


Menurut saya, cara promosi seperti ini bagus banget. Untuk penulis dan penerbit, dengan memberikan copy dalam bentuk e-book sebulan sebelum buku dirilis ke pasaran akan memberikan dampak baik untuk penjualan pre-order. Karena review tentu saja udah nangring duluan di mesin pencari, kan? Untuk blogger yang mengulas, selain dapat copy gratis dari buku yang sedang dipromosikan, tentu saja juga menjadi priviledge tersendiri bisa menjadi salah satu pembaca pertama sebelum buku tersebut launching.

PS: Bukan postingan berbayar. Hahaha. Penting amat dikasih tau! :p


Senin, 24 Agustus 2015

Doodley Doo, Doodley Dah

Assalamu'alaikum.

Saya mah apa atuh .... Ya, apaan emang lo, Mak? Hahaha, nongol-ngongol sok merendah, mau ninggiin mutu. Branding banget, sih! Nyiahahaha!

Ulang!

Saya mah apa atuh, baru bisa bikin sesuatu dikit aja, bawaannya mau langsung sok-sok ngasih tutorial. Maklum, semangat berbagi saya emang besar sekali. *dislepet* Baru juga bisa nulis di blog, langsung nulis tips ngeblog. Baru juga bisa masang eyeliner, langsung bikin postingan cara pakai eyeliner. Baru juga bisa ngerekam video anak, songong bikin tutorial juga. Level belagu saya nambah lagi, nih! Baru juga sebulan mainan doodle, sekarang bikin postingan soal doodling. Padahal gambar juga yah-gitu-deh-aja. Cuma semangat narsis emang lebih besar. Jadi, ya ....



Beberapa minggu yang lalu saya lihat di timeline lagi rame sama aplikasi adult coloring book gitu. Diliat-liat, seneng juga kayanya mewarnai gambar-gambar cantik yang ada di aplikasinya. Tapi dasar sayanya yang sok suka nantang diri sendiri. Suara hati menjerit, "Mak! Coba deh lo bikin gambarnya sendiri. Ngewarnain doang mah cincay beud, dah! Apalagi ngewarnain di tab, modal telunjuk doang." Bah, songong sama nggak tau diri emang beda tipis, temans.

Jadilah saya nyontek pola ala-ala pakar doodling di internet. Mulai dari bentuk bunga yang standard, sampai ke motif-motif mandala yang njelimet. Tidak lupa saya mencari petunjuk dari Jeng Youtube. Dasar dudul, video tutorial di youtube tuh kan dipercepat sekian persen, ya. Jadi aja, hasil kerja seharian di-pressed jadi tinggal 10 menitan gitu. Langsung aja saya mikir, "Ahelah, bentaran doang bikin beginian, sih!" Mwahahaha! Yok, ketawain Emak Gaoel bareng-bareng!



Songongnya belum abis, Dengan super PD saya ke toko alat tulis, beli Sketch Book yang gede karena buku gambar biasa terasa terlalu mainstream dan gak keren banget. Beli seperangkat alat makan spidol warna-warni. Mulailah saya coret-coret ala-ala master doodle. Super PD nggak pake pensil dulu, langsung aja pake spidol. Alhamdulillaah ya, songongnya berenti sampe di situ. Susah, yaaaa ternyata! #toyor_aja_aku #aku_tau_aku_salah #harusnya_aku_tak_boleh_begitu #entah_apa_yang_merasuki_jiwaku


Pelajaran penting dari memandang sebelah mata kegiatan doodling ini adalah: JANGAN BELAGU. KALAU BELAGU KE LAUT AJA! Perlu ketajaman mata, kehalusan rasa, ketekunan dan kesabaran tiada batas (ini lebay), dan keberanian untuk tidak takut membuat kesalahan. In the end, karena saya enjoy banget ngerjainnya, bagaimana pun hasilnya, saya seneng dan puas banget. Segitu doang padahal, tapi happy. Bersama ini saya meresmikan doodling sebagai salah satu sarana nyantai kek di pantai yang baru buat Emak Gaoel. Dan nggak sah peresmian ini tanpa pamer, kan? Hahahaha! Kebaca banget lu, Mak! Seperti kata seseorang yang biasanya bijak, "Blogger itu kodratnya adalah narsis." Dan saya nggak bisa, nggak mau dan nggak mampu membantah. 






Oh, biar enegnya terobati gara-gara sepanjang ini yang dibaca sampah banget, saya selipin deh video tutorial doodle sederhana ala Emak Gaoel. Horeee! Tepuk tangan, ya! Terima kasih. ^_^


Rabu, 19 Agustus 2015

Rock Hits Gathering 3, Dari (Bukan) Penikmat Musik Rock

Assalamu'alaikum.

Every man's memory is his private literature -Aldous Huxley-

Tidak banyak yang saya tahu tentang sosok Edu Krisnadefa sebelum dia jadi suami saya. Selain dia pun bukan orang yang banyak bicara, masa-masa pacaran kami juga lebih banyak dihabiskan untuk saling kenal keluarga masing-masing. Saya beruntung bertemu dengan seseorang yang menjunjung nilai yang sama dalam hidup, yaitu keluarga. 


Masa lalunya? Saya cukup tahu dari dengar-dengar sepintas dan foto-foto lama yang tidak terlalu banyak. Dari sana saya bisa tahu, dulu dia punya mimpi yang berbeda dari apa yang menjadi hidupnya bersama saya sekarang ini. Dia punya cinta untuk musik, dia punya hasrat untuk tampil di atas panggung dan dia punya jiwa yang bebas. Cintanya untuk keluarga yang membuatnya mampu mengalihkan rasa itu untuk keluarga. 

Minggu lalu, saya mendapat kesempatan langka bisa sedikit mengintip masa lalunya. Bisa ikut mencicipi mimpi yang sudah lama dia tinggalkan. Bisa merasakan keharuan sentimen nostalgia yang dirasakannya. Jiwa nge-rock yang sejak dulu sudah bercokol dalam dirinya, ternyata tak pernah hilang. Dia hanya tidur dan menunggu waktu untuk mendapat kesempatan muncul ke permukaan. Saya sepenuhnya paham seperti apa perasaannya waktu itu.


Sejak dia mulai sibuk latihan untuk penampilannya bersama sahabat-sahabatnya dari grup Rock Hits, saya belum memutuskan untuk menyaksikannya. Jujur, saya bukan penikmat musik, apalagi musik rock. I'm more like Taylor Swift's kinda girl. Hahahaha. Satu-satunya pengalaman saya nonton live music rock waktu saya masih kuliah di Bandung, melihat Rif/ yang saat itu masih menjadi pengisi tetap Tavern O'hara. Mereka kerap memainkan lagu-lagu keras dan saya hanya duduk menyaksikan "keriaan" teman-teman saya yang memang menyukai musik rock.

Ketika Mawar Berduri naik ke atas panggung, saya hanya bisa berdo'a, "God, give him what he want. For the sake of my guy's happiness, I'm begging You, make it work and make it rock."


Seorang teman baru yang saya kenal di sana, Mbak Nova, sempat bilang ke saya, "Kita memang sudah nggak muda lagi. Tapi tiap kali ada acara seperti ini, dan mendengar musik rock dimainkan, seperti ada yang menyentuh di sini, Mbak," ujarnya sambil menunjuk dada kirinya. "Rasanya seperti kembali ke masa-masa itu dan pokoknya, susah deh diungkapkan," katanya lagi. I got it. Saya pun selalu merasa begitu saat melakukan sesuatu yang saya sukai dengan sepenuh hati. Apalagi kalau ada unsur nostalgia di sana.

Melihatnya beraksi dengan bass tua yang dulu selalu dimainkannya di masa lalu, saya melihat sosok lain seorang Edu Krisnadefa. Tell me I'm wrong, or is it true that men on stage are ten times hotter than usual? Hahahaha. Saya yakin sejak awal menikah dengannya, saya akan banyak dapat kejutan indah. Saya akan banyak dapat kesempatan untuk berulangkali jatuh cinta dengannya. Lupa semua kebiasaan jeleknya yang sering membuat saya jengkel.



Melihat keluarga Rock Hits pun menjadi kehangatan tersendiri untuk saya. Sebenarnya saya bukan member dari grup pecinta musik rock ini. Semua yang saya temui di Grand Charly malam itu belum ada satu pun yang saya kenal. Tapi mereka menyambut saya hangat. Semua membaur. Saat berangkat saya sudah wanti-wanti agar jangan meninggalkan saya bengong sendirian karena dia asik seru-seruan sama teman-temannya. Pake ngancem pun. Huahahaha. Takut banget mati gaya. Ternyata ketakutan saya tidak terbukti. Surprisingly, I enjoy the show even though I didn't know half of the songs they played that night. It was fun to see how music can bring such warm and beautiful friendship. Salut, Rock Hits!


Oww, mau tau cerita tentang shownya? Ya jangan ngarep bisa dapet di sini. Lah, lagunya apaan juga gue banyakan gak taunya. Hahahaha. Baca ceritanya di sini. Feel nge-rock-nya lebih dapet karena yang nulis emang cinta banget sama musik rock. Semua pengisi acara Rock Hits Gathering Vol.3 dibahas sampe ke ujung-ujung kukunya. #kikir_kuku

Kisses and hugs for my new rocking girl friends: Nenny, Clara, Mbak Sisie, Mbak Nindy dan Mbak Nova, Natalia. Salam kenal yang hangat untuk semua teman-teman di Rock Hits yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu, tapi percaya deh, keramaian di grup Rock Hits sukses bikin saya ngakak-ngakak kayak "orang bener" tiap malam. And also for Susan (Joe's wife) who shares exactly the same experience with her hubby. ^_^

We do not remember days, we remember moments. -Cesare Pavese-




Jumat, 14 Agustus 2015

Rock Hits Punya Gawe, My Hubby Ikut Ngeksis

Assalamu'alaikum.

Teringat 10 tahunan yang lalu, saat saya jadi Stay At Home Mom, melepaskan pekerjaan kantor, sering banget "nyureng" kalau udah kecapean ngurusin rumah sama anak-anak. Mungkin pengaruh kurang ikhlas kali, ya? Capek dikit, langsung nuntut "Me Time" sama suami. Terus suka sirik aja sama suami yang tiap hari bisa "lepas" dari rumah karena pergi kerja keluar rumah. Dulu, saya pikir, dia enak bisa sedikit bernapas lega dari urusan rumah dan anak-anak. Lah gue?




Tapi itu masa lalu. Tsah. Setelah agak pinteran dikit, banyak baca, buka wawasan dan gaol sana-sini, baru saya paham, "Me Time" itu mah soal kreativitas dan keikhlasan. Kalau nggak kreatif, spa seharian di salon juga gak bakalan dapet feel "Me Time"-nya karena dapetnya dari menuntut sesuatu yang harus saya dapat. Kalau nggak ikhlas melakukan apa-apa di rumah, biar pun tidur seharian leyeh-leyeh gak ngapa-ngapain tetep aja nyureng. Hahaha. 


Dari sana saya baru bisa mengerti, pentingnya punya hasrat atau hobi yang benar-benar bisa dinikmati dari dalam hati. Karena kalau udah nemu yang namanya passion, biar dilakukan di tengah tumpukan cucian dan setrikaan, tetep aja enjoy. Setelah mengerti, saya juga coba lihat dari sudut suami saya yang 6 hari dalam seminggu pulang pergi rumah - kantor. Apa iya, dia lega bisa keluar rumah tiap hari? Kalau kerja di luar rumah udah jadi rutinitas buat dia, apa bedanya dengan saya yang "hanya" di rumah saja?


Setahun belakangan ini, suami saya mulai akrab lagi dengan hasrat lamanya yang sempat terlepas karena kesibukannya bekerja. Sampai sekarang, musik tidak pernah bisa lepas dari dirinya, karena sudah akrab sejak kecil. Begitu dia menemukan komunitas yang cocok dengan kegemarannya mendengar dan bermain musik, dia malah kayak nggak ngerasain capeknya pulang kerja. Bass tua kesayangannya, yang sempat berdebu di pojok gudang, kembali dipegangnya. Kaset-kaset lamanya kembali terdengar di rumah. 


Di group Rock Hits inilah dia menemukan kawan-kawan baru yang berbagi kesamaan hobi dan kesukaan. Perlahan dia mulai akrab dengan beberapa teman baru dan mulai punya kesibukan pengisi waktu luang dengan bermain musik. Suami saya sudah teruji selama 13 tahun pernikahan soal dedikasinya untuk keluarga. Adalah egois jika saya bisa menuntut "Me Time" dengan memuaskan hobi saya crafting, menulis dan doodling, tapi dia tidak bisa melakukan hobinya sesekali waktu. Adalah egois, jika saya bisa mendapat banyak teman dan ilmu baru lewat hobi saya, dan dia tetap terkurung dalam rutinitasnya bekerja di kantor. Saya senang melihatnya punya kegiatan lain di luar kesehariannya yang sudah menyita sebagian besar waktunya. Karena dia melakukannya dari hati dan enjoy, kembali ke hobi lamanya jadi semacam terapi relaksasi untuknya.


Sama seperti saya, dia tentu ingin punya satu hal yang hanya dirinya sendiri bisa menikmati. Saya berusaha menghargai kebutuhannya. Satu hal yang saya pahami, seorang yang bahagia akan menjadi manusia yang lebih baik untuk sekelilingnya. Dia akan tetap menjadi suami yang baik seperti yang sudah dibuktikannya selama ini. Dia akan tetap tetap menjadi ayah yang paling keren untuk anak-anak, seperti yang selalu dilakukannya selama ini. Hanya bedanya sekarang, dia jadi pribadi yang lebih happy dan semoga itu akan mendorongnya menjadi suami dan ayah yang jauh lebih baik. 


Prioritas kami tentu saja tidak bisa digeser. Hobi tetap hobi, anak-anak dan keluarga tetap nomor satu. Tapi kalau ada kesempatan untuk sedikit "tampil" demi sentimen nostalgia dari hasrat terpendamnya di masa lalu, saya mendukungnya. Sabtu, 15 Agustus 2015 nanti, bersama teman-temannya dia memberanikan diri untuk tampil dalam band yang baru mereka bentuk. Band yang mengusung genre musik Classic Rock ini mereka beri nama Mawar Berduri. Nggak tau! Jangan tanya saya kenapa namanya Mawar Berduri, ya. Hahahaha. Besok tanya aja langsung di Grand Charly, Green Terrace TMII jam 7 malam, ya. Semoga acara dan penampilannya lancar. Saya cuma bisa mendukung dengan doa. Karena kalau mendukung beneran, saya nggak kuat. *krik-krik*

Sampai ketemu di Grand Charly, Green Terrace TMII besok, ya! ^_^

Mawar Berduri

Joe Tobing (Vokal)
Satia (Drum)
Charles (Gitar)
Roy (Gitar)
Edu (Bass)


Baca ini juga, yuk: Suamiku, Ayah Luar Biasa

Selasa, 11 Agustus 2015

Suka Duka Job Review di Blog

Assalamu'alaikum.

Alhamdulillaah, setelah lebih dari 10 tahun gak ngantor, beberapa tahun terakhir ini bisa punya penghasilan sendiri dari ngeblog dan main di socmed. Seperti umumnya karir dan keahlian tiap orang, ini juga melalui proses panjang belajar dan culun dulu. Sampe sekarang juga culunnya masih keterusan. Hahaha.

Jadi inget, waktu pertama kali ngeblog, nggak ngerti apaan sih link-link ituh? Malahan, baru kemaren lho saya paham sama istilah backlink. Eaa, sekali gaptek, tetep gaptek. Syukurlah, gaptek-gaptek gini, Allah masih berbaik hati ngasih saya rejeki lewat blog. Sambil sharing hal-hal yang saya suka dan alami sehari-hari, sesekali sambil nambah isi dompet.

Lah, kok gambarnya ini? Heu euh, bingung mau pake gambar apa. Ya, sekalian pamer ajalah, baru mulai main-main doodle :)))

Hampir tiga tahun terakhir ini ada aja perusahaan/brand/agency yang mengajak kerja sama lewat job review. Entah itu review event atau produk. Selama waktunya pas, produknya sesuai dengan profil saya dan jalannya kerja sama enak buat kedua pihak, dengan senang hati tentunya tawaran tersebut saya sambut.

Setelah beberapa kali mengerjakan job review, ada aja kejadian enak-gak enak yang akhirnya jadi bahan pelajaran dan bahan ketawaan sendiri. Sayang aja kalau nggak saya kumpulin di sini. Siapa tau ada yang punya pengalaman serupa, atau malah lebih ekstrim lagi?

E-mail misterius

Bukan sekali dua kali ada e-mail dengan subyek: Tawaran Kerja Sama untuk Blog Emak Gaoel mampir ke inbox saya. Seneng? Iya, dong! Girang. Karena kalau percakapan via e-mail ini lancar bisa berujung ke tanda tangan surat kontrak dan pengiriman invoice. Hehehehe. Tapi kenyataannya nggak selalu begitu. E-mail dengan subyek begini, awalnya biasanya masih basa-basi menjelaskan mau kerja sama dan menanyakan kesediaan saya untuk kerja sama. Ya, kan saya nggak bisa memutuskan mau atau nggak sampai saya tahu detailnya apa yang mereka butuhkan. Biasanya balasan pertama saya untuk e-mail ini adalah menanyakan bentuk kerja samanya seperti apa.
Reply saya akan langsung dijawab paling lama satu jam setelah saya menanyakan bentuk kerja sama seperti apa. Balasan mereka biasanya menjelaskan secara umum dan menanyakan rate. Makin seru, kan? Kalau penjelasan umum tentang kerja samanya saya rasa cocok, saya pun gak pake lama membalas e-mail tersebut lengkap dengan rate card. Trus kemudian hening .... Lama .... Sampe sekarang. Hahahaha!
Entah, ya. Apa karena rate card saya ketinggian buat mereka atau gimana? Yang jelas, kalau emang serius, mereka bisa nawar lho padahal. Karena rate card saya negotiable (dan selalu saya cantumkan di e-mail). Hihihihi. Intinya, saya lumayan banyak nyimpen e-mail misterius macam gini di inbox. Yang lucu, pengirim e-mail yang sama, di waktu yang lain, mengirim e-mail kerja sama baru untuk klien baru ke saya. Dan saya kasih rate card yang sama, eh jalan aja tuh kerja samanya. Hihihihi. Mungkin tergantung klien-nya kali, ya.

Dikira nyari gratisan

Saya selalu kasih "bonus" berupa sesuatu di luar permintaan klien. Ini saya upayakan agar hubungan bisa berlanjut terus (baca: kerja sama berulang, hehehe). Misalnya cuma diminta nulis blog post aja, saya jelasin juga kalau selama beberapa minggu tulisan tersebut akan selalu saya share di socmed saya. Walaupun nggak diminta, ya kali aja mereka hepi gitu ngeliat saya rajin. Semacam anak murid lagi nyari muka sama guru, ya. Hahahaha. Nggaklah. Tujuan saya cuma itu tadi, supaya klien senang aja dan mudah-mudahan bisa berlanjut.
Kadang nawarin "bonus" juga belum tentu bersambut, kok. Jangankan nawarin bonus, nawarin diri buat ngereview gratis aja trus ditolak saya sering, kok! Hahaha, ciaan, deh lo, mak! :p Beberapa kali saya nemu produk unik di internet. Saya suka dan pengen nge-review. Nggak dibayar pun gapapa. Saya kontak untuk coba menawarkan mereview produk, biasanya message saya cuma di-read doang, tapi gak dibales. Hiks. Saya emang minta produknya untuk direview, tapi apa mereka gak tau ya yang saya tawarkan itu KERJA SAMA. Bukan saya yang dapet gratisan, tapi mereka gak dapet apa-apa. Yang ada, saya dapet produk sebiji, mereka dapet link hidup di internet selamanya. :v

DP dan pencairan fee lancar itu asoy banget

Setelah beberapa kali kerja dengan pencairan fee setelah pekerjaan selesai, suatu kali ada klien yang dengan penuh kasih sayang langsung transfer fee 50% sebelum kerja sama dimulai. Rasanya ituuuu ... nggak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Wkwkwkwk. Rasanya pengen elus-elus layar komputer terus-terusan.
Kalau nggak di-DP pun sebenarnya saya fine aja, sih. Asal pas pencairan invoice gak pake lama. Alhamdulillaah, sampai saat ini selalu lancar. Nggak pernah dapet klien yang sampe berbulan-bulan kudu dicolek berkali-kali soal fee. Tips untuk menghindarinya adalah, pinter-pinter pilih klien. *sok pinter* Biasanya sebelum memutuskan untuk kerja sama saya selalu investigasi ala-ala dulu. Tanya-tanya lewat japri ke teman-teman yang pernah kerja sama, terus cek-cek website-nya, terus kepoin fanpage. Yang paling gampang itu kepoin fanpage pas calon klien lagi ngadain kuis. Pas di pengumuman pemenang, suka ada komplen gak soal hadiah yang gak dateng-dateng? Hihihihi, pertanda banget, tuh. :v

"Mbak, dibayar berapa sama klien itu?"

Jujur, pernah dua kali saya japri teman untuk menanyakan fee yang mereka dapat untuk pekerjaan yang sama. Tapi sebelumnya saya bilang dulu tujuan saya bertanya apa dan kalau mereka nggak mau ngasih tau, saya nggak akan maksa-maksa. Ya kali maksa, minta diserut sampe runcing banget. Dua kali itu saya bertanya dengan tujuan untuk berdiskusi seputar rate card, and that's all. Teman yang saya maksud, kalau baca ini pasti paham. #senyum
Yang bikin njlongop tuh kalau gak ada angin gak ada ujan, tiba-tiba ada inbox masuk dan nanya, "Mbak, job yang itu dibayar berapa?" Arrrgh, rasanya gimana banget. Itu kan sama aja kayak nanya gaji orang kan, ya? Heuheuheu. Biarlah, ini menjadi rahasia kita masing-masing. Kecualiii, kalau ada yang jelasin dari awal tujuannya nanya-nanya fee saya untuk apa. Karena ada juga yang emang nanya itu, mau riset rate yang "wajar" untuk pekerjaan tersebut. Dengan senang hati saya kasih tahu, dengan embel-embel, "Ini antara kita aja, ya." Eaaa. :v

Deadline maju mundur cantik

Heu euh, susah nih kalau dapet yang begini. Mungkin masih banyak yang mengira kalau nulis di blog kayak gini suka-suka aja, tergantung mood. Duh, padahal banyak banget blogger yang serius menggarap schedule blog-nya supaya update-annya terjaga. Jadi kalau udah megang jadwal job review, harus pinter-pinter ngatur supaya next post nggak posting "jualan" lagi. Atau diselingi sama postingan lomba misalnya. Yang pasti, ngatur alur postingan di blog itu butuh management juga. Kalau ujug-ujug dikabarin, "Mbak, acaranya dimundurin. Nanti kita kabarin lagi." Itu rasanya kayak digantung. Aku harus apa selain menanti? #deramah

Terpaksa nolak demi untuk setia

Hihihihi. Dih, ngikik duluan. Kejadian kayak gini bikin meringis-meringis asem sebenernya. Beberapa kali ditawari job review dari brand lain dengan produk yang sama dengan klien yang baruuuu aja kerja sama dengan saya. Adudududu, sayang banget buat ditolak. Tapi terpaksa nggak diambil. Ini sih kalau saya pribadi, ya. Nggak enak aja ngeliatnya. Lah, kemaren baru ngereview (baca: ngangkat-ngangkat) susu anu, kok next post-nya ngereview susu itu? Hwehwehweee, sekali lagi, itu sih saya, ya. Nggak tau deh kalo toko sebelah. :v

Malah jadi konsultan calon klien

Beberapa kali ada e-mail yang awalnya penawaran kerja sama berujung jadi ajang konsultasi. Tadinya nanya-nanya rate card dan apa aja yang saya tawarkan dalam paket, calon klien malah nanya-nanya seputar job review ke saya. "Emangnya perlu ya mbak di-share di social media?" atau, "Menurut Mbak lebih baik di Instagram atau Twitter?". Pertanyaan-pertanyaan semacam itu, deh. Dan kadang bikin saya bingung sendiri, lah kok malah nanya ke gue? Wkwkwkwk. Tapi gapapa, saya mah berusaha jelasin aja sebatas pengetahuan saya. Yang pedih, udah bantuin jawab, eh kerja samanya nggak jadi. Hiks. :( *beneran kejadian*

Koordinator? Nggak sanggup!

"Mbak, sekalian cariin 5 blogger lagi bisa, gak?" Ya bisalaaah! Jangankan 5, 20 juga bisa. Wkwkwkwk. Tapi terus permintaan berlanjut, "Mbak Winda yang kumpulin, ya. Terus nanti bla bla bla bla. Nanti ada fee khusus buat Mbak." Huhuhuhu. Maap, maap, bukan sok sibuk, nih. Tapi emang sibuk (jemur baju). Saya selalu tolak permintaan semacam ini. Biasanya kalau ada calon klien yang minta dicarikan blogger lain yang cocok, saya langsung rekomendasi dan kasih link blognya. Biarlah terjalin hubungan langsung antara teman-teman dengan si calon klien. Lagian beneran deh, saya belum siap memegang tanggung-jawab jadi koordinator blogger, apalagi kalau urusannya udah job review. Da' saya mah apa atuhlah. Nongol di acara blogger aja kudu nunggu pesawat ulang-alik lewat dulu di pengkolan. Jadi koordinator blogger itu kan harus mobile, kakaaaa!

Masih banyak sebenarnya suka-duka culun saya seputar job review ini. Tapi nanti ajalah saya sambung lagi, kalau udah kelamaan nggak update tentang blogging. Hihihihi. Maaf kalau ada salah-salah kata, Ini murni dari pengalaman pribadi. Nggak menggambarkan blogger secara keseluruhan.


Baca ini juga biar lengkap:

Tanya Jawab Seputar Job Review

5 Manfaat Hashtag untuk Blogger

Membangun Hubungan yang Baik dengan Followers di Social Media

Cara Mudah Memanfaatkan Twitter untuk Penghasilan Tambahan

Senin, 10 Agustus 2015

Pinjam Mobil Grand Livina, Dong!

Assalamu'alaikum.

Haloo! Siapa yang mau minjemin saya mobil Grand Livina-nya sehari? Pleaaase! Hihihihi. Kenapa, deh?

Hastagah! Mata melotot aja gitu pas baca ada lomba testimoni online berhadiah mobil Nissan Grand Livina. *berbinar-binar* Lomba yang diadakan sama Nissan ini gampang bangeeet dan pasti banyak yang pengen ikutan. Lah, gak menang mobil juga, bisa menang uang belanja setahun total 12 juta rupiah! Aaaak, buat aku, buat aku! *celamitan*




Gimana caranya?

Lomba ini namanya 1001 Cerita Keluarga Livina. Iya, bisa ditebak ya, nggak jauh-jauh dari sharing pengalaman atau momen berkesan bersama mobil Grand Livina. Sharing bisa berupa cerita dan foto atau video yang di-upload ke microsite lombanya. 

Lah, kalo nggak punya mobil Grand Livina gak bisa ikut, dong? Saya juga tadinya langsung manyun karena nggak punya. Hiks. Aku kan pengen bisa menang hadiah mobilnya juga, kakaaak! :'(

Ternyata boleeh! Yang penting kita punya pengalaman mengendarai atau naik Grand Livina, pokoknya. Langsung daftar aja ke SINI, ya. Nanti di kolom tipe mobil yang dimiliki, isi aja dengan "Others". Trus aplod cerita kamu, bisa dalam bentuk foto atau video. Yang penting jangan abaikan syarat dan ketentuannya.

Syarat yang perlu diperhatikan:

1. Pria/wanita usia 18 tahun ke atas, memiliki Nissan Grand Livina atau pernah mempunyai pengalaman bersama Nissan Grand Livina.
2. Unggah video testimoni ke Youtube dengan durasi minimal 30 detik, lalu copy link-nya ke SINI. Atau, unggah foto dan cerita testimoni langsung ke SINI.
3. Format testimoninya: Nama pengguna Livina, asal daerah, sudah berapa lama menggunakan mobil Grand Livina, lalu diakhiri dengan, "Kami happy! Terima kasih, Grand Livina! (dalam bahasa daerah masing-masing)"

Syarat lainnya bis kamu lihat selengkapnya di SINI, ya. 

Jadi problem terbesar saya sekarang ini, siapa yang mau minjemin mobil Nissan Grand Livina buat saya pake sehariii aja. :')))) Buat yang udah punya Grand Livina, beruntunglah kaliaan, bisa punya kesempatan buat nambah Grand Livina satu lagi. Yang belum punya, cemungud eaa cari pinjeman, kayak aku. ^_^

Ikut Lomba 1001 Cerita Keluarga Livina

Klik gambar untuk mendaftar

Menangkan

✓ 1 Mobil Nissan Grand Livina 
✓ Uang Belanja Setahun (12 bulan x IDR 1 juta) untuk 3 Video Testimoni Favorit 
✓ Voucher Belanja IDR 1 juta untuk 5 Foto Testimoni Favorit

Kamis, 06 Agustus 2015

Dev and Ollie, Kite Crazy! Another Good Children Storybook

Assalamu'alaikum.

Hello! This is another children book review from me. Like last time, I received this book through my e-mail. You can get the paper back edition at Amazon, of course. This book I'm about to review is Dev and Ollie, Kite Crazy! written by Shweta Aggarwal. Let me just tell you about the book! Shall we? ^_^



It's Dev's birthday and his favorite present is a cool new kite. But there is a problem - he doesn't know how to fly it! Grandpa claims to be an expert and promises to teach Dev tomorrow but Dev is too impatient.
Ollie, Dev's bedtime magical owl, comes to rescue. Together, Dev and Ollie set off on an action packed journey to the one of the largest kite festivals in the world...in INDIA!


Yup! The story in this book is about a little boy named Dev and his magical toy owl, Ollie. Together, they have a magical adventure night to Kite Festival in Gujarat, India. There, Dev and Ollie met a boy named Rahul who was about to join the kite festival. Sadly, Ollie landed on some of Rahul's kites and broke them.

Dev and Ollie felt bad about it and tried to get another kites for Rahul. They went to the biggest kite market during the kite festival there, Patang Bazaar. And they met and old man, a kite maker. From there, the adventure kept going for Dev and Ollie. Will Dev be able to get the kites for Rahul? And who the old man really was?


I and my daughter enjoy the book. Although, for my 6 years-old daughter, the story might be too short and simple. This book suits to 2 to 5 years old, I think. It will be a great bed time story to tell. And, the illustration is colorful and attractive for little kids. 

At the end part, you can also find some facts about Kite Festival in Gujarat and a little history about kite. Pretty useful! For a children book, I give this book 4,5 stars. Good story, great illustration and so much fun to read. Oh, and there will be more books about Dev and Ollie, coming soon! Yeay! ^_^

Dev and Ollie: Kite Crazy! Paperback – Large Print, April 1, 2015by Shweta Aggarwal (Author), Somnath Chatterjee (Illustrator)

Rabu, 05 Agustus 2015

Dandanan Mata Istimewa Ala D'Eyeko Hijab Eyelashes Series

Assalamu'alaikum.

Emak-emak sibuk macam saya ini, kapanlah punya waktu buat dendong. Eeeh, sori, jek. Saya biar pun banyak urusan sama bocah, kalau gelora dandan lagi membuncah, gak bakalan bisa keluar rumah tanpa dandan. Minimal bedak, lipstik sama eyeliner harus terpasang. Hihihihi. 

Orang "bijak" bilang, "Perempuan sama dandan itu ibarat lampu sama tiang listrik." Eh, gimana? Maksudnya, cuma perempuan yang bisa merasakan kepuasan berdandan. Nggak harus buat nyenengin suami, karena sebenernya kalau saya dandan itu lebih ke kesenangan pribadi aja. Suami seneng liatnya? Ummm, kalau ditanya sih bilangnya pasti, "Cantik." Ya kali berani bilang kebalikannya. Hahahaha. Buat saya agak "percuma" nanya pendapat suami, karena biasanya laki-laki pada umumnya juga nggak ngerti-ngerti amat sama yang namanya seni berdandan. Coba tanyain, "Warna lipstik yang ini cocok nggak sama aku?" Paling ngangguk, karena nggak mau dapet masalah. Atau tanyain, "Bulu mata aku keliatan beda, gak?" Pasti bingung deh mau jawab apa. 


Buat urusan dandan, saya paling enjoy menggarap area mata. Suka banget berlama-lama di seputar mata. Mulas eyeshadow, pakai eyeliner, ngerapihin alis mata. Dan kesukaan terbaru saya sekarang ini: masang bulu mata D'Eyeko. Apalagi sekarang udah ada edisi terbaru dari D'Eyeko ini dikhususkan untuk cewek-cewek berhijab kayak akyuh. Terbuat dari bahan sintetis berkualitas tinggi dan nggak terasa berat di mata.

Pas diliat-liat waktu masih di packaging-nya rada "merinding" juga liat tebal dan panjangnya. D'Eyeko Hijab Eyelashes ini desain bentuk bulu matanya emang lebih tebal dan panjang dari eyelashes biasa. Kalau saya pribadi, karena udah pernah nyobain eyelashes yang natural dan ternyata hasilnya gak terlalu keliatan, malah suka dengan size dan bentuk D'Eyeko Hijab Eyelashes ini. Karena pasti ngasih efek yang lebih tajam dan terlihat di mata. Bener aja, dong! Mata ekeh langsung mencolot kelihatan tajam setajam pisau Chef Juna. Errr ....


Enaknya pakai D'Eyeko Hijab Eyelashes ini, karena dia udah cukup stand out di mata, nggak perlu-perlu amatlah pakai eyeshadow lagi. Cukup pakai liquid eyeliner (ini mah wajib buat saya), pasang D'Eyeko Hijab eyelashes, beres sempurna! D'Eyeko Hijab Eyelashes ini ada beberapa type. Kebetulan yang punya saya yang type Hidden Beauty dan Turn To Be Glamour yang memang lebih diperuntukkan untuk acara spesial kayak pesta mungkin, ya. Karena, yaah namanya juga glamouuurrr, masak dipake buat ke pasar belanja ikan teri sekilo? 

Kalau kamu udah biasa pakai fake eyelashes, nggak perlu kok pakai alat bantu lash applicator karena dipegang pakai tangan pun masih bisa. Kalau yang natural kan suka terlalu tipis dan fragile, kadang kita butuh bantuan pinset atau lash applikator. 


Before-after, cyiin .... ^_^ 


Khusus buat postingan ini karena buat photo session, perlu juga pake eyeshadow dikit, yaa. Biar lebih keliatan lagi. Tapi kalau mau langsung pakai tanpa eyeshadow pun sebenernya serial D'Eyeko Hijab Eyelashes ini udah OK banggeud. Bener, deh!


Mau dandan ala-ala Saudi Arabian Lady dengan cadar juga kece badai pakai D'Eyeko Hijab Eyelashes. Karena mata langsung terlihat besar, tajam dan menarik. Sebagai penggila dandanan mata, D'Eyeko Hijab Eyelashes series ini saya nobatkan sebagai perabotan lenong favorit saya yang ke-sekian. Lagian enak, beli sepasang udah sama lem-nya. Bisa dipakai berulangkali. Hemat dan praktis. Cetar dan membahana. Syantiex dan menggugah.