Assalamu'alaikum.
Ini judul udah cukup mengundang, belom? Huahaha. Berawal dari sebuah meme yang lewat di timeline saya, kegelisahan langsung menghinggapi hati yang lembut dan sensitif ini. Halah.
Punya istri nggak bisa masak? Tenggelamkan! (Seolah-olah) kata Bu Menteri Susi begitu. Saya nggak tau siapa yang buat meme-nya. Nggak mungkin Bu Susi, ah! Beliau kan istri dan ibu yang rock n roll, idola para mamak keren kayak saya. Hihihi. Satu dua kali, meme yang sama lewat. Ketika akhirnya sudah lebih dari sepuluh kali meme itu lewat, dengan beragam caption saya mulai gerah. *buka jilbab, tanduk nongol*
Semua orang tahu, saya nggak bisa masak. Dih, semua orang? Situ seleb? Yeah, maksupnya, orang yang kenal sehari-hari saya tahu kalau saya nggak bisa masak, punya mertua jago masak dan owner catering, dan suami hobi eksperimen di dapur. Warbiyasak, ya? Melihat kenyataan itu, minimal udah tiga kali harusnya saya ditenggelemin ke laut. -_-
Biar pun udah gerah, saya masih bertahan untuk gak urun komen. Males ribut-ribut soal beginian. Ini kayak memancing keramaian lain yang gak ada ujungnya. Entah nanti bisa jadi mom war antara yang bisa masak sama yang nggak bisa/nggak sempat masak buat keluarga. Atau bisa melebar ke masalah poligami alias nambah istri. Huahahaha, social media is a cruel world.
Adalah takdir Tuhan (tsah!) yang membuat saya melihat status Mbak Latree Manohara di Facebook dan akhirnya tahu dari mana meme itu berasal. Berikut screen capture asal muasal status yang ternyata milik dokter (yang katanya) ganteng itu. By the way, saya pernah ketemu sama beliau di satu acara seminar kesehatan anak. Info gak penting aja, hahaha.
"Okelah anggap kita kaya, hidup serba ada dan duit gak pernah kurang.. Tapi apa iya setiap saat belanja di luar.. Setiap saat yang dibeli itu itu juga.. Bosan juga.. Males juga kalo mau makan harus keluar dan keluar.. Mau makan saja susah harus nyari dulu.. Gak ada "khas"nya.. Kalo laper jam 2 malam masa iya harus keliaran kayak jailangkung nyari orang jualan mie tek tek."
Punya duit banyak, jajan melulu di luar buat sarapan, makan siang dan makan malam? Errrgh, mungkin cara mikir yang punya status begitu. Tapi percayalah, berjuta perempuan yang cukup beruntung memiliki suami kaya atau memang punya penghasilan sendiri cukup pandai untuk mencari asisten rumah tangga yang bisa masak. Kalau laper jam 2 malem? Tiap malem laper jam 2 malem? Kalau cuma sekali-sekali doang, I suggest you to order online ke resto 24 hour. Kan duitnya banyak? Beres gak usah repot keluar rumah.
"Kenapa istri harus bisa masak enak?? Masakan istri itu adalah simbol pelampiasan emosi kedua pasangan. Istri lagi marah masaknya dibanyakin cabe same "uyah".. Sesuai susasana hati sang istri.. Suami pun mikir, wah ini kode keras."
Saya rada gak mudeng kalau dibilang masakan istri adalah simbol pelampiasan emosi kedua pasangan. Yang masak cuma si istri, berarti emosi si istri doang atuhlah yang tersimbolkan. Istri lagi marah, boro-boro mau masak. Hahaha! Yah, katakanlah istri ini tetap mau masak pas lagi marahan sama suaminya. Mau pedes, mau gak enak, tetep nggak puas, cuy kalo belom nyerocos. Mending langsung ngomong aja. Pake kode-kode, emang alamat pake kode pos?
"Masakan itu adalah perekat, enak apa enggak, asin manis dan hambar akan jadi bahan untuk saling bercanda.. Gak enak bisa kita "boong" enak, kan mesra banget ngibulin istri padahal nyatanya gak enak blassss.."
Pastinya! Siapa yang nggak doyan makan masakan yang enak? Soal itu jadi perekat, coba dilihat lebih jauh lagi. Masakan enak, tapi makan sendiri, atau masakan beli atau dimasakin asisten tapi makannya bareng, sepiring berdua. Aish. Masakan istri bisa jadi bahan becandaan, bahan buat white lie, nyenengin istri. Selain hal yang kedengeran terlalu dicari-cari itu, masih ada sejuta dua ratus tujuh puluh delapan ribu bahan becandaan lain dengan istri. Bukan cuma gara-gara satu bahan becandaan itu doang, terus istri harus ditenggelamkan! Btw, ngibulin istri, bilang masakannya enak padahal nggak, itu jahat sih kata saya. Ntar gara-gara dikibulin dibilang masakannya enak, besok-besok istri PD masak yang sama buat tamu, apa kabaaaarrr? :p
"Masakan istri selalu ada rasa dan aroma khas, yang selalu bikin kangen suami saat jauh dari rumah.. Dua hari gak makan masakan rumah rasanya kok ada yang beda, dari satu sisi saja sudah menang selangkah."
Iya, sama halnya dengan aroma tubuhnya, caranya tertawa, omelan-omelannya, caranya berbisik, caranya menyentuh (eh), semua bikin kangen deh, kalo emang cinta istri apa adanya. Jangankan dua hari, sejam aja jauh dari istri, rasanya pengen naik ke tempat tidur lagi barengan (eh lagi). Intinya, banyak hal yang bikin kangen istri, aroma khas masakan istri salah satunya. Kalau istri gak bisa atau nggak pernah masak, bukan berarti gak ada hal lain darinya yang dikangenin. Kan cinta?
"Masak sendiri, bisa lebih hemat.. Ini sudah pasti lah.. Gak usah diulas.. Yang jelas lebih higienis.. Gak kebanyakan "micin".. Bebas pengawet dan bebas sianida pastinya."
Eenng, maap nih, buat yang satu ini justru perlu diulas lebih jauh, perlu diadakan penelitian yang lebih mendalam. Ini pengalaman pribadi saya, ya. Nggak tau kalau yang lain. Belanja sendiri buat masak di rumah habis Rp 100.000 untuk dua hari. Itu di luar beli beras, minyak goreng dan buah. Baru sebulan yang lalu saya memutuskan untuk beli lauk sudah jadi di warung makan milik tetangga saya (yang saya sudah tahu kebersihannya), ternyata saya bisa berhemat banyak. Itu kalau saya ya, nggak tau kalau Mas Anang. -_-
"Memasak, dari semua hard skill dan soft skill yang ada di check list skill yang puaaling njelimet. Kan.. gak keren kalo mau makan cuma dimasakin telor dadar diulek pake bawang & cabe.
Lebih gak keren lagi, pas ada tamu atau mertua pas ditanya masakannya kok enak?? Dijawab iya itu masakan Padang di rumah makan seberang jalan... Apa terus yg dibanggain."
Tuuh kaan, gak konsisteen. Tadi katanya kalau masakan istri keasinan, keaseman, gak enak, bisa jadi bahan becandaan. Sekarang malah bilang istri gak keren karena cuma dimasakin telor dadar diulek pake bawang dan cabe? Ngajak becanda apa ngajak berantem? Mertua dateng, masakannya beli di warung Padang? "Iya, Mah! Tadi seharian antar anak-anak sekolah dan les. Terus si bibik cuti. Terus saya dikejar deadline kerjaan. Aku inget Mamah suka banget masakan Padang, jadi beli deh biar Mamah seneng." Menantu yang baik tahu mertuanya doyan makan apa. Mamah mertua yang sayang menantu pasti ngerti keadaan menantunya yang cantik dan punya banyak keahlian selain memasak. Toh, datengnya nggak tiap hari, ya Maah? (Btw, I miss my mom in law. May she rest in peace. She never gave bad comment about her daughter in law who can't cook. She never ever judged me, not even once! And for that, I love her dearly!)
Jadi apa terus yang bisa dibanggain kalo nggak bisa masak? Hah? Hah? Perlu saya jawab juga yang ini? Dengan kenyataan yang terpampang nyata bukan fatamorgana, di mana-mana bertaburan (meses kalik) perempuan-perempuan hebat di negara ini? Termasuk Bu Susi yang dijadiin bahan meme itu.
Jadi, ketika nanti pada akhirnya lautan penuh dengan istri-istri yang gak bisa masak, jangan khawatir! Karena di sana akan berkumpul perempuan-perempuan yang memiliki ketrampilan lain selain memasak, yang bisa membantu mereka untuk survive. Terus, kalo mau makan gimana? Aduh, ya bisa hire chef cowok (yang ganteng) dong, buat apa ada istri yang gak bisa masak tapi terampil berbisnis? Hihihihi.
Saya mengutip statusnya Mbak Latree aja yang sejalan sama pemikiran saya:
"Iya bener kok. masak sendiri itu lebih hemat dan sehat. bener kok, ndak ada orang ga bisa masak, asal mau belajar. bener kok, resep dan bumbu siap pakai sekarang bertebaran. bener kok, biar awal nikah masak nasi pun ga bisa, pasti dengan kemauan lama-lama bisa masak walau mungkin yang sederhana. bener kok, anak dan suami pasti menghargai masakan ibu/istri. YANG GA BENER ITU AJAKAN UNTUK MENENGGELAMKAN ISTRI YANG GA BISA MASAK."
Ketika nanti istri yang nggak bisa masak harus ditenggelamkan, saran saya: belajar berenang. Biar gak tenggelam! Bisa masak atau tidak, bukan satu-satunya hal yang membuatmu jadi istri yang baik. Good for you jika memang hobi dan jago masak. Bagus juga kalau yang nggak bisa masak tapi pengen belajar, go for it! Tapi jangan "tenggelamkan" potensi istri yang lain ketika memasak bukanlah salah satu keahlian atau minatnya. Banyak suami modern jaman sekarang yang ikhlas mengambil alih peran masak-memasak di rumah. Suami saya salah satunya. Buat saya, suami yang mau ikut terlibat urusan domestik rumah tangga jauh lebih keren ketimbang suami yang pengen nenggelemin istrinya cuma karena istri gak bisa masak.