ABOUT ME

Minggu, 27 November 2011

"Pingsan" Saat Bicara di Workshop Menulis Kampung Fiksi

Tim Kampung Fiksi

Workshop Menulis dan Blogging Kampung Fiksi, akhirnya sukses digelar kemarin (Sabtu, 26 November 2011) di Bekasi Cyber Park. Dan saya ini, si emak dengan pengalaman NOL, sejak awal ditunjuk sebagai pimpro acara dan juga PEMBICARA UTAMA! Sengaja di-capslock bagian pembicara utama-nya itu, karena ituuu yang mau diceritain.

Seumur hidup, saya belum pernah merasakan berdiri di depan orang banyak dan berbicara menyampaikan sebuah presentasi, (kecuali presentasi sebelum ini dengan pihak Indosat yang notabene, cuma ada 5 orang di dalam ruangan meeting waktu itu). Saya harus bicara selama 45 menit tanpa jeda di depan peserta workshop yang membayar untuk mendengarkan materi yang saya sampaikan. Tuhan, sejak awal saya tahu, yang membuat saya berani mengemban tugas ini, 10% adalah rasa percaya diri saya dan 90% adalah nekad.

Jumat, 25 November 2011

Aku Mauuu Jadi Sosialitaa...

http://www.imdb.com/name/nm0385296/
Hihihihi...sebenernya udah dari minggu-minggu lalu pengen nulis soal ini. Tapi sibuk banget ngurusin Workshop yang tinggal dua hari lagi. Akhirnya malam ini bertekad untuk nulis, keburu lupa ntar.
Ehm, jadi gini...Minggu lalu di Twitter rame banget sama kasus Charity Settingan yang katanya diadakan oleh sebuah komunitas sosialita ibukota Jakarta tercinta ini. Dengar-dengar, katanya ternyata fashion show yang diadakan untuk menggalang dana untuk biaya operasi seorang anak yang menderita gagal ginjal bernama Nando itu ternyata (disinyalir..*tsah!) cuma rekayasa sebuah stasiun tivi swasta dan/atau sekumpulan sosialita ibukota. Kalau mau tahu cerita lengkapnya baca aja di sini, ya! Soalnya saya bukan mau ceritain soal kasusnya.
Saya tertarik sama satu kata yang mencuat dari kasus itu; SOSIALITA. Sempat mesem-mesem meringis kocak baca twit orang-orang soal definisi sosialita ini.
"Sosialita itu hanya berlaku untuk yang namanya Ita!"
"Chila kalau udah gede mau jadi apa|Mau jadi sosialita, biar bisa bantuin temen-temen Chila yang sakit."
"Sosialita itu orang yang kerja untuk sosial, ya?"
"Socialite itu butuh lite/cahaya, mereka butuh disorot!"

Rabu, 23 November 2011

Kids, This Is How I Met Your Father! Hahaa...

dari om Google
Ini ya, saya emang bener-bener emak-emak paling nggak produktif. Bayangin, begitu anak-anak tidur, bukannya nyuci piring atau beresin jemuran, malah ngejogrok depan komputer sama TV. Saya sebenarnya bukan penggemar acara TV (kalau ngomongin stasiun TV dalam negri, ya). Tapi saya emang the real sucker of any sitcoms from US. Beruntung (atau malah nggak), saya langganan TV kabel di rumah. Jadi hampir tiap malam ada sitcom yang diputar di channel-channel luar negeri.
Beberapa bulan ini saya lagi suka ngikutin sitcom How I Met Your Mother. Itu sitcom sumpah kocak, tapi bukan kocak bego kayak OVJ, ya! (Lah, emang OVJ sitcom, gitu? Wkwkwkwk..) Ini salah satu sitcom yang sukses mengangkat berbagai kisah hanya dari sebuah prompt, "How I met your mother," doang! Sebenarnya, jadinya kalau udah selesai nonton, saya jadi terkagum-kagum sama yang nulis cerita tiap episode-nya. Kok bisaaaa, dari kalimat begitu doang, cerita jadi berkembang kemana-mana dan lucu nggak abis-abis. Pheww, kapan bisa nulis se-kreatif itu ya? Pengeeeen!!!
Jadi karena saya nggak se-kreatif si...(sebentar, gugling dulu siapa nama penulis ceritanya) Carter Bays dan Craig Thomas itu, saya ngulik aja deh prompt mereka buat bikin cerita untuk anak-anak saya kelak. Doh...kurang kerjaan, padahal piring kotor masih numpuk...

Kids, This Is How I Met Your Father


Senin, 21 November 2011

Blog Curcol Dapet Award? (Catatan Pemenang Blog Award Sesi 29 - Bronze dari ISBA 2011)


Hari Minggu, tanggal cantik (20-11-2011)...

Do’a saya tadi pagi waktu bangun kesiangan adalah, “Ya Allah, semoga si Abang nggak lupa beliin aku sarapan. Males banget mau masak…”
Pagi tadi saya masih asyik leyeh-leyeh dengan si kecil di kamar. Bisa bangun siang itu adalah kemewahan yang hanya bisa didapat di hari Minggu. Makanya suami saya juga nggak pernah pusing saya belum bangun dan dia sudah bangun kalau hari Minggu. Udah beberapa minggu ini si Abang (suami) pergi keluar rumah hari Minggu pagi untuk bersepeda dengan anak sulung saya. Jadi do’a saya di Minggu pagi adalah supaa dia nggak lupa beliin sarapan. Wkwkwkwk…
Tuhan Maha Pengasih dan Maha Penyayang! Masak saya minta sarapan, malah dikasih kejutan kalau blog ini menang penghargaan dari ISBA? What??? Hahahaha, nggak bisa dimakan, sih..tapi beneran langsung bikin saya lupa kalau saya belum sarapan!
Sudah tiga hari, sejak hari Jum’at kemarin saya nggak buka-buka blog ini. Saya lagi (sok) sibuk-sibuknya ngurus Workshop Perempuan Menulis dan Blogging Kampung Fiksi yang sebentar lagi akan diadakan. Huaaa, selaku coordinator event dan pembicara (ini nekad, nekad ini…huuhuhuu…), makin mendekati hari H (26 November 2011) saya makin sulit tidur, makin banyak hal yang harus diselesaikan dan makin banyak masalah yang bermunculan. Makanya saya nggak masuk-masuk ke blog dulu sementara waktu.
Tadi pagi saya iseng menjenguk, siapa tahu ada komentar baru dan seingat saya ada beberapa komentar dari teman-teman yang belum sempat saya balas. Seperti biasa, yang pertama kali saya lihat adalah chat box di side bar, karena dari sana paling cepat bisa memantau siapa yang sudah mampir dan meninggalkan jejaknya di blog saya. Sebisa mungkin saya harus mengunjungi blog mereka juga. Tiba-tiba mata saya terpaku dengan beberapa sapaan terbaru.
“congrat ya mba winda, makin sukses lg ya ngeblognya”
“selamat yaaa blog ini Pemenang Blog Award Sesi 29 – Bronze”

Selasa, 08 November 2011

Dunia Maya, oh Dunia Maya...Kejamnya...Kejamnya...



Sejak aktif menggunakan Facebook dan Twitter, saya jadi sering ketawa-ketawa sendiri di depan komputer. Mudah-mudahan ini bukan gejala awal kehilangan kewarasan, ya. Dalam prosesnya, sejak awal menggunakan social media, berganti-ganti hal yang saya tertawakan, mulai dari status, komentar atau kicauan teman-teman saya atau bahkan saya sendiri. Kadang saya suka merasa bodoh sendiri juga kalau menulis status: “Aaah, akhirnya makan juga!” Geli aja jadinya, itu hal nggak penting yang mau tidak mau akan terbaca oleh sekian ratus, sekarang ribu, teman saya di Facebook. Kira-kira bagaimana ya tanggapan mereka membacanya?

Hohoho, saya pernah sekali (yang ketahuan) di-remove (jaman dulu istilahnya remove, bukan unfriend seperti sekarang) oleh salah satu teman saya di Facebook karena saya sering sekali mengganti-ganti status saya. Diawali dengan sindiran melalui statusnya, “Ih, itu orang nggak penting banget, deh…update status tiap menit, kayak pengen banget dikomen!” Sebut saya GR, tapi status sindirannya kena banget tuh buat saya. Untuk memastikan kalau status itu memang ditujukan untuk saya, maka saya pun membuat status baru, bunyinya, “Kalau nggak suka ya remove aja, sih? Gitu aja kok repot!” Dan besoknya dia sudah me-remove saya. Hiks. Terbukti, dong? Saya nggak GR kan? Wkwkwkwk…

Seiring makin fasih dan faham memainkan Facebook dan Twitter, mulai bermunculan orang-orang yang menjadi spesialis di bidangnya, spesialis sinis. Kerjanya menyindir dan membuat pernyataan-penyataan sinis sehubungan dengan status Facebook dan kicauan di Twitter yang mereka baca. Saya pernah membaca sebuah twit sinis yang bunyinya, “Me-retweet twit yang mention nama sendiri itu bener-bener alay bin labil!” Hahahaha, percaya deh, banyak banget manusia yang melakukan retweet ulang namanya sendiri di Twitter, dan banyak juga yang suka pusing sendiri melihat kelakuan seperti itu.

Makin ke sini, saya jadi tertarik untuk mengamati. Sepertinya manusia-manusia social media user ini makin ahli menilai dan menghakimi manusia lain hanya berdasarkan status dan twit orang lain. Entah itu benar atau salah, makin sinis mereka tampaknya makin merasa paling keren di jagad social media. Hihihihi…Untungnyaa, untungnyaa, saya santai…Saya nggak pusing sama status orang yang di-update tiap sedetik sekali (lebay bet!) atau twit-twit “nggak penting” orang-orang yang saya follow. Lah, kalau nggak suka, gampang saja buat saya, tinggal UNFRIEND atau UNFOLLOW! As simple as that, dibanding saya jadi manusia yang penuh penilaian dan menghakimi, sedangkan dasar penilaian saya sangat…ya, nggak penting! Hihihihi, mbulet, ya?

Intinya gini, menjadi manusia sinis itu melelahkan. Saya lebih memilih memakai fasilitas yang disediakan Facebook dan Twitter demi menyimpan energi saya, yakni UNFRIEND dan UNFOLLOW daripada saya repot sendiri bikin status sindiran atau twit synical. Ya Tuhan, hidup terlalu indah untuk difokuskan pada kicauan satu orang yang memancing emosimu! Jangan buang-buang energi, ah! Lagipula, kayanya dunia maya mungkin akan jadi dunia yang lebih damai dan nyaman tanpa muncul nada-nada sinis semacam itu. Peace, man, peace! :D

Rabu, 02 November 2011

Bisa Stress Juga Ternyata...

Gigit laptooop!!! (image from google)


Bulan Oktober berlalu seperti angin puyuh; keras, bikin gemeteran, bikin takut, bikin deg-degan tapi cepat berlalu. Whoaah, seriously...selama bulan Oktober kemarin saya seperti dihantam angin puyuh karena kejutan-kejutan yang diberikan Tuhan. Beberapa kejutan terasa manis, beberapa lagi, walaupun nggak bisa dibilang pahit, tapi cukup susah juga buat ditelan.

Ini belum selesai, masih berlanjut. Yap, nyiapin acara workshop perempuan menulis dengan Kampung Fiksi ini ternyata jauuuh lebih njelimet dibanding yang sudah saya bayangkan sebelumnya. Apalagi udah pake acara gandengan tangan mesra dengan Indosat. Ahheeuuy, manisnya belum berasa, sport jantungnya udah dari kapan tauk! Oh ya ya ya, saya tahuu...bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian kaaan? OK-lah kalo beg beg...Yang pasti kesimpulan sementara saya adalah: