ABOUT ME

Jumat, 07 Maret 2014

Kenali Gejala dan Perilaku Pemakai Narkoba

Berapa sering orang tua yang merasa kecolongan ketika tiba-tiba anaknya kedapatan tertangkap polisi karena menyimpan ganja dalam tas sekolahnya? Berapa banyak orang tua yang hampir terkena serangan jantung ketika menerima telepon dari rumah sakit mengabarkan kalau anaknya di ICU karena over dosis? Berapa banyak orang tua yang meraung, menangis menyayat hati harus merelakan anaknya tewas karena mengkonsumsi narkoba? 




Betapa inginnya kita menutup mata dan memalingkan wajah karena tak tahan e\melihat pemandangan memilukan orang tua yang menangisi jenazah anaknya yang menjadi korban narkoba. Tapi benarkah dengan menutup mata dan memalingkan wajah, kita serta-merta terlepas dari ancaman yang sama? Bisa jadi anak kita, atau malah kita sendiri tengah diintai oleh bahaya narkoba di sekitar kita. 

Beberapa berita menyedihkan seputar orang terkenal yang tertangkap basah memakai narkoba bisa kita baca di banyak media. Tak sedikit dari keluarga mereka yang menyatakan terkejut ketika si A tertangkap. Mereka tidak menyangka kalau si A adalah seorang pemakai narkoba. “Selama ini dia kelihatan baik-baik saja kok di rumah!” 

Benarkah demikian? Benarkah mereka terlihat baik-baik saja? Atau jangan-jangan keluargalah yang luput melihat gejala dan perubahan perilakunya sejak awal dia mengkonsumsi narkoba? Luputnya pengamatan keluarga ini pada akhirnya membuat keluarga merasa kecolongan. Padahal kalau saja kita lebih waspada dan memperhatikan setiap perubahan perilaku anggota keluarga kita, bisa jadi itulah yang kelak akan menyelamatkan mereka dari jeratan narkoba. 

Apa gejala yang bisa dilihat dari seorang pemakai narkoba? Perubahan perilaku seperti apa yang bisa mengarahkan kita kepada kesimpulan: si A memakai narkoba? Beberapa poin di bawah ini saya kumpulkan dari observasi saya ketika dulu akrab dengan lingkungan pemakai. Mungkin bisa berguna bagi kita semua untuk mendeteksi gejala awal orang memakai narkoba. 



Perubahan Perilaku Harian 

1. Mulai sering menyendiri dan memisahkan diri dari anggota keluarga yang lain. Pada tahap ini jangan langsung menginterogasi mereka. Ada kemungkinan mereka sedang punya masalah dan enggan menceritakan. Beri kenyamanan pada merekad an ajak bicara secara perlahan-lahan. 

 2. Sering pergi dengan teman-temannya dan kelihatan tidak betah berlama-lama di rumah. 

3. Bila diajak bepergian dengan keluarga, sering tiba-tiba menghilang untuk beberapa saat. Saat kembali dengan mudahnya mereka mengajukan alasan-alasan sederhana seperti, “Lupa, kelamaan di toilet.” 

 4. Mulai sering meminta uang tambahan ke orang tua dengan berbagai alasan. Biasanya tugas sekolah/kuliah yang menjadi alasan. Pihak orang tua sebaiknya cross check dengan pihak sekolah/kampus. 

5. Mulai sering kehilangan benda-benda berharga miliknya seperti gadget, perhiasan, sepatu, dan lain-lain. Alasan paling sering yang mereka kemukakan, “Kecopetan/kecurian.” 

6. Mulai sering ketahuan berbohong dan juga ingkar janji. Apabila dikonfrontir akan berbalik menjadi marah dan emosi tidak terkendali. 

7. Barang-barang berharga di rumah seperti alat-alat elektronik satu per satu hilang secara misterius. Kalau sudah sampai pada tahap ini, orang tua atau keluarga sebaiknya intervensi. Karena kalau sudah sampai taraf mencuri barang dan menukarnya dengan narkoba, kemungkinan besar mereka sudah kecanduan. 

Sedangkan perubahan fisik yang bisa kita amati pada pengguna narkoba antara lain: 

1. Berat badan turun dengan drastis. 

2. Tidak nafsu makan. 

3. Sulit tidur. 

4. Sering terlihat seperti orang demam; menggigil kedinginan walaupun cuaca panas sehingga seperti takut dengan air/jarang mandi. 

5. Mata terlihat cekung dan merah dan mengeluarkan air. 

6. Hidung sering berar seperti orang sedang pilek; diantisipasi dengan seringnya mengusap cuping hidung. 

 7. Warna kulit terlihat kusam (tidak bersih/cerah) dan kadang terdapat bintik kecil merah. 

8. Sering menguap seperti terus-menerus mengantuk. 

9. Keringat berlebihan. 

 10. Susah buang air. 



Selain dua jenis perubahan perilaku di atas, kestabilan emosi pengguna narkoba juga menjadi terganggu. Mereka cenderung lebih sensitif jika ditanya seputar kegiatannya dan bisa membalikkan keadaan menjadi seolah-olah sebagai pihak yang terpojok dan tidak dipercaya. Selain itu, daya memanipulasi rasa iba orang lain juga meningkat jika keluarga sudah mengetahui keadaannya yang sebenarnya sehingga keluarga jatuh kasihan. Yang paling parah, mereka menjadi manusia apatis yang sama sekali tidak peduli dengan sekelilingnya dan hanya memikirkan untuk memenuhi kecanduannya. Kalau sudah sampai pada tahap ini, keluarga sebaiknya membawanya ke tempat rehabilitasi terdekat. Karena sebenar-benarnya tindakan adalah rehabilitasi pengguna narkoba. Sebelum semuanya menjadi lebih buruk lagi, bawa mereka untuk berobat, karena pengguna narkoba membutuhkan bantuan dan support dari orang-orang di sekelilingnya untuk sembuh. Biar bagaimana pun, pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi dari pada dipenjara

Badan Narkotika Nasional (BNN) mencanangkan sebuah gerakan menyelamatkan generasi bangsa dari narkoba. Ayo, sama-sama kita dukung gerakan tahun 2014 sebagai Tahun Penyelamatan Pengguna Narkoba. Bersama-sama kita mewujudkan Indonesia bebas narkoba. Yuk, Indonesia Bergegas!

Tulisan lain seputar narkoba dalam rangka Bulan Bicara Narkoba bersama Emak Gaoel:

13 komentar:

  1. Hayuk bergegas!
    dengan mengenali gejalanya, tentu kita jadi bisa melakukan penanangan lebih dini ya, mak.

    nice share, :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. bener banget....seenggaknya jangan ketauan pas udah parah...kasian...nanti susah banget keluarnya.. :'(

      Hapus
  2. Narkoba memang sangat meresahkan kehidupan keluarganya, orang lain yang berada di sekitarnya. Lagi-lagi, itu juga biasanya kembali kepadap permasalahan keluarga selain di sisi lain karena pergaulan bebas. Siapakah yang menggerakkan sehingga pergaulannya cenderung ke arah destruktif, bisa saja karena broken home. Atau papi-mami yang sibuk bekerja dan tak memberi banyak waktu untuk anak-anaknya.

    Semoga para orang tua peka terhadap anaknya sendiri; keinginan, dan kebutuhan. Terutama perasaan kasih-sayang (bukan berarti dimanja).

    BalasHapus
    Balasan
    1. benar mas...org tua harus lebih peka, agar paham setiap perubahan kecil yg sedang dialami anaknya.. :)

      Hapus
  3. pendidikan dalam keluarga sangat berpengaruh terhadap kehidupan seseorang.
    Dasarnya kuat maka dimanapun berada dia akan kuat.
    Kebanyakan pemakaian narkoba dipengaruhi pergaulan di luar rumah. mencegahnya sejak dini sangat diperlukan.
    Indonesia Bebas Narkoba
    ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul mbak, semua berawal dari rumah, pendidikan dan dasar2 yg kuat harus ditanamkan sejak awal...supaya begitu keluar rumah mereka paham mana yg bahaya dan buruk.. :)

      Hapus
  4. say no to drugs, udah nggak jaman pake narkoba:))

    BalasHapus
    Balasan
    1. emberrr, sekarang jamannya pake android... lah? :))))

      Hapus
  5. Hidup sehat tanpa narkoba dan asap rokok...
    sipp mak, salam santun..

    Santri Indigo Cilacap.

    BalasHapus
  6. keringat berlebihan itu berarti orangnya kayak demam ya, mak? semoga aja korban narkoba makin sedikit jumlahnya jika bisa diminimalisir dengan melihat gejala awal ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. kayak org demam iya, tp kadang juga kayak org kegerahan La..pokoknya kelihatan nggak wajarnya kok...

      Hapus
  7. nice artikel, mak winda!! mungkin sudah saatnya kta bangun kesadaran apakah itu buat ibu ato buat temen untuk mengenal pemakai narkoba!! baru blogwalking ke sini :)

    BalasHapus