Selasa, 04 Maret 2014

Tarik Ulur Mengasuh Anak Agar Terbebas dari Narkoba

  6 comments    
categories: ,

Assalamu'alaikum, teman-teman ....

Saya mau cerita-cerita tentang narkoba lagi, karena bulan Maret ini adalah Bulan Bicara Narkoba di Blog Emak Gaoel. Duluu, salah satu tetangga di rumah orang tua saya pernah ngoceh dengan suara lantang, ngerumpi tepatnya, "Gimana nggak mabok tu anak, bapak ibunya aja berantem melulu di rumah!" Pernah dengar hal serupa? Atau mungkin malah gak sadar kita sendiri pernah langsung menghakimi latar belakang keluarga seseorang yang suka mabuk-mabukkan atau narkoba?

Padahal, pecandu narkoba tidak selalu datang dari latar belakang keluarga broken home, lho! Banyak teman saya dulu yang keluarganya baik-baik saja, harmonis, berkecukupan, penuh perhatian, ternyata anaknya terjerumus narkoba juga. Jadi di mana salahnya? 




Saya juga tidak pernah menyangka akan jadi serumit ini mengasuh anak sekaligus menyelamatkan mereka dari pergaulan yang tidak baik. Kadang terlalu over protective, anak bisa memberontak. Terlalu diberi perhatian, mereka merasa tidak dipercaya. Kadang kita bebaskan, mereka kebablasan. Kita curigai terus-menerus, mereka akan mendendam pada kita. Uang saku dipas-pasin dengan kebutuhannya, mereka malah kreatif cari uang sendiri. Apalagi uang jajan dilebihin, bisa dipake buat macem-macem jangan-jangan. Begitu ya, pikiran orang tua pada umumnya.

Anak-anak usia remaja memiliki kebutuhan akan kepercayaan dan kebebasan dari lingkungannya. Ini saya tahu dari majalah. Kalau orang tua bawaannya curiga terus dan cenderung menuduh tanpa adanya bukti, anak akan cenderung membuktikan tuduhan itu benar. "Daripada dituduh tapi gue nggak ngelakuin, mending gue lakuin sekalian!" Ini karena tuduhan yang berawal dari kecurigaan dan terus-menerus dilontarkan orang tua kepada anak. Anak akan mendendam, karena merasa tidak melakukan kesalahan tapi dituduh berbohong.

Di lingkungan pemakai narkoba yang dulu sempat saya kenal, beragam alasan mereka kenapa akhirnya menjadi pemakai. Mostly diawali dengan rasa penasaran melihat teman-teman mereka memakai narkoba. Pengalaman pribadi saya waktu sempat “nyemplung” sebentar di dunia narkoba juga sebenarnya diawali dengan penasaran bercampur dengan keinginan menjadi super hero; menyelamatkan seorang teman dekat. Alih-alih saya menyelamatkannya, saya malah terseret ke dalamnya. Begitu besar daya hisap pergaulan di lingkungan pemakai narkoba ini hingga kadang untuk menolak pun seperti ada keengganan. 



Anak usia remaja cenderung memiliki keinginan untuk mendapat pengakuan dari teman-teman seusianya. Pengakuan dan penerimaan di lingkungan pertemanan menjadi sangat penting bagi mereka hingga itu menjadi suatu ukuran. Penting banget makanya memberikan lingkungan pertemanan yang sehat untuk anak-anak kita. Tapi masalah tidak semudah itu diselesaikan.

Memilih sekolah yang bagus juga belum menjadi jaminan. Saya bahkan kenal seseorang yang menjadi pecandu narkoba justru saat ia bersekolah di sebuah pesantren. Bayangkan, di sekolah berbasis agama justru menjadi tempat pertamanya berkenalan dengan narkoba. 

Terus piye, jal? Sekolah agama aja nggak bisa menjamin keamana  anak-anak kita dari ancaman penyalahgunaan narkoba? Masa iya anak-anak kita mau dikekepin terus di bawah ketiak kita? Pffft! Andai masalah bisa semudah itu juga diselesaikan, maka homeschooling juga bisa jadi solusi. Tapi, lagi-lagi, godaan narkoba ini datang dari berbagai sudut. Internet di rumah? Mereka bisa mengakses informasi apa saja jika penasaran. Mencari tahu sendiri dan cenderung takut untuk berkomunikasi dengan orang tua tentang masalah sensitif seperti seks dan narkoba, membuat anak-anak suka kreatif mencari jawaban sendiri. Sumber jawaban di internet bukan jaminan mereka mendapat jawaban yang tepat, kita tahu sekali itu. 



Duh, kenapa jadi makin rumit begini urursannya? All we want just a peaceful mind when we raise our kids, right? Sebaiknya kita sadar, mengasuh anak merupakan ujian bagi manusia. Menyelamatkan mereka hingga bisa menjadi manusia berguna di mata manusia lain dan Tuhan adalah tanggung jawab kita. Saatnya menjadi orang tua yang pandai main layangan, tarik-ulur intensitas perhatian kita kepada mereka. Mungkin beberapa poin ini bisa menjadi panduan, walaupun ini saya buat berdasarkan pengamatan saya selama ini.
1.      Kenali karakter anak kita dengan baik agar kita tahu bagaimana cara berkomunikasi yang efektif dengan mereka.
2.      Tumbuhkan rasa percaya diri mereka agar memiliki keberanian untuk menolak jika mereka tidak mau.
3.      Berikan perhatian saat mereka terlihat membutuhkan, tapi beri juga mereka ruang saat mereka terlihat ingin sendiri.
4.      Ajak berbicara, bukan menginterogasi.
5.      Kenali lingkungan mereka; sekolah, tempat les, teman bermain, orang tua teman-teman mereka dan ajak untuk sering  berinteraksi.
6.      Berikan selalu penghargaan tertinggi untuk kejujuran, karena jika mereka sudah sempat tercebur dalam pergaulan narkoba, kejujuran merekalah yang bisa menyelamatkan nantinya. 
7.       Di atas semua itu, dekatkan selalu semua aspek kehidupan keluarga kepada Tuhan YME.



Harapan kita sebagai orang tua hanya ingin melihat mereka sukses di masa depan. Masa depan mereka akan terenggut jika mereka sempat masuk ke dalam lingkungan narkoba. Walaupun begitu, kita tetap harus menyelamatkan jika sudah terjadi. Beberapa hal di atas bisa kita lakukan untuk mencegah dan menyelamatkan pengguna narkoba yang kita kenal.

Apa yang harus kita lakukan jika ternyata anak-anak kita sudah keburu kena sama yang namanya narkoba ini? Sebelum keadaan berubah menjadi lebih buruk, segeralah bawa mereka rehabilitasi secara sukarela. Kita tidak mau mereka sampai ke level tertangkap polisi lalu dipenjara, padahal kita tahu mereka adalah korban. Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara.


 
Badan Narkotika Nasional (BNN) mencanangkan sebuah gerakan menyelamatkan generasi bangsa dari narkoba. Ayo, sama-sama kita dukung gerakan tahun 2014 sebagai Tahun Penyelamatan Pengguna Narkoba. Bersama-sama kita mewujudkan Indonesia bebas narkoba. Yuk, Indonesia Bergegas!

Tulisan lainnya tentang narkoba:
Jangan Menyelamatkan Diri Sendiri
Jangan Biarkan Narkoba Melahap Anak-anak Kita
Kenali Gejala dan Perilaku Pengguna Narkoba 
 


6 komentar:

  1. Narkoba adalah salah satu kecemasan orang tua saat ini ya Mak.
    Lingkungan pergaulan anak-anak di luar rumah memang tak bisa dalam pantauan kita selama 24 jam.
    Sering orang tua merasa terkejut karena anak2 mereka yang di rumah adalah anak2 yang baik ternyata jadi pecandu narkoba.
    Orang tua harus berjuang ekstra keras untuk bisa menjauhkan narkoba dari anak2.

    BalasHapus
    Balasan
    1. setuju mas...harus lebih waspada, buka mata lebar2, dan selalu akrab dgn anak-anak kita... :)

      Hapus
  2. Keren nih artikel mak...penting buat para emak. Rituit akhhhh

    BalasHapus
  3. mirip layangan ya pakai tarik ulur juga :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak...terlalu diulur nanti hilang arah, terlalu ditarik nanti malah putus.. :D

      Hapus