Rabu, 30 September 2015

Talented Artists on My Timeline: InkTober's Story

Assalamu'alaikum.

Emak Gaoel apa sih yang gak diikutin demi stateus kekinihhan? Byahaha! Pokoknya apa yang rame di TL, langsung songong pengen ikutan. Soal punya kemampuan atau nggak, urusan belakangan. Yang penting eksis. Hadeuh! Kapan tobat, mak? 

Sebenarnya udah lama saya punya teman-teman yang beneran talented soal "coret-coret" di atas kertas mau pun di komputer pakai aplikasi menggambar yang super njelimet itu. In fact, saya udah jadi saksi bakat "tukang gambar" abang saya, Si Lensa Boetoet, sejak saya masih kinyis-kinyis nggemesin ngeselin. Walaupun abang saya ini sekarang nggak murni berkecimpung jadi "tukang gambar" (baca: desainer grafis), tapi hobinya coret-coret masih sesekali dilakukan. Banyakan main kamera sih sekarang doih. :p

Lensaboetoet.com
 Lensaboetoet.com
Lensaboetoet.com

Berhubung besok udah masuk Oktober, ada keriaan berupa festival menggambar menggunakan tinta bagi pecinta doodling sedunia yang dinamakan InkTober. Ini bukan lomba, sih. Cuma seru-seruan bareng bikin gambar menggunakan pulpen/tinta dan posting di social media selama bulan Oktober. Saya jelas dong pengen ikutan, gak peduli bentuk gambar kek gimana. Kek gimanalah gue ini. Maapin aja, ya. Yang penting kita seru-seruan bareng. Hahaha. Makin lama makin ngeselin gaya lu, mak!

Salah satu talented friend saya di urusan sketching adalah Mak Carra yang saya kenal di komunitas blogger. Alhamdulillaah ya, saya mah kalo liat orang punya bakat yang saya nggak punya, saya cenderung jadi ngefans ketimbang sirik. Maklum, jiwa saya emang masih abege (gampang jatoeh tjinta). Mak Carra ini sering upload hasil "coret-coret" isengnya di FB. Dan saya cuma bisa mangap-mangap kayak Nemo ngeliat hasil karyanya. Walaupun pengakuan beliau (((BELIAU))), cuma iseng dan kalo lagi mood doang kok bikin sketsa gitu. Teuteup aja. Iseng aja hasilnya keren gitu, gimana serius? Lah akoh? Kalo iseng, hasilnya suka bikin orang kesel. Apalagi kalo serius, makin ngeselin. :( Eniwei, enjoy beberapa karya Mak Carra ini. Kalau mau lebih puas, follow IG-nya Mak Carra. Beugh! 

 Carra
Carra

Satu lagi bakat yang tidak sengaja saya temukan di timeline FB adalah Mas Satia, yang notabene adalah sahabat suami saya. Waktu itu nggak sengaja lihat beberapa hasil kerjanya membuat sketsa untuk profil karyawan sebuah perusahaan. Kalau Mak Carra dan Abang saya lebih ke "coret-coret" langsung di atas kertas, Mas Satia ini membawanya ke next level, sketching digitally. Eh apalah istilahnya, saya suka nyiptain istilah sendiri emang. :p Pokoe, hasil goresan tangannya disempurnakan pakai aplikasi komputer. Malah sebagian besar proses awal, menurut pengakuannya, Mas Satia ini menggunakan mouse pen. Ampun dijeh, megang pensil aja saya nggak lurus, gimana bisa nggambar pake mouse pen? Yah, jangan dibanding-bandinginlah. Udah kayak langit sama ampas kopi di bak cuci piring banget itu. 
Dan berhubung saya orangnya suka sok ikrib dan celamitan, saya request lewat pak suami ke Mas Satia untuk bikinin sketsa wajah saya. Yah, siapa tahu ya, kalau dibikin dalam bentuk sketsa muke gue bisa rada ketolong. Alhamdulillaah, beneran ketolong, cyiin. Aku tampak lebih muda bergelora menggetarkan dunia durjana ini. Nih, buktinya. (((JANGAN GUMOH)))

 Satia
Satia

Kegiatan sketching Mas Satia ini udah masuk ranah profesi karena sudah terima banyak pesanan untuk sketsa pre-wed, keluarga bahkan perusahaan. Sambil sibuk dengan pekerjaan lainnya yang masih berhubungan dengan seni rupa, Mas Satia menerima pesanan sketsa. Kalau minat boleh cek dulu nih hasil guratan "pena tikus" Mas Satia dalam bentuk coretan awal dan belum dipoles. 

 Satia
 Satia
Satia

Kayanya saya nggak akan pernah bosen melihat-lihat hasil karya orang-orang berbakat begini. Kalau mau lihat karya lain dari buanyaaak artist-artist doodle muda berbakat di Indonesia, silakan follow akun @doodleartindonesia dan @myindodoodle. Sekalian bisa buat cari inspirasi buat ikutan InkTober. Kamu ikut? Saya ikut, dong! :D

Senin, 28 September 2015

Go Set A Watchman, Novel yang Melahirkan To Kill A Mockingbird

Assalamu'alaikum.

12 September 2015 bisa dibilang sebagai hari lahirnya kembali Harper Lee di Indonesia. Setelah sebulan sebelumnya, novel "terbaru"nya dalam 60 tahun terakhir, Go Set A Watchman, hadir di USA dan Eropa, Harper Lee tidak hanya memberi kejutan bagi pecinta Scout dan Atticus dalam To Kill A Mockingbird, tapi juga kontroversi dan rasa penasaran.

Saya sudah membahas seputar kehebohan kehadiran Go Set A Watchman di sini. Feel free to dig in. Ketika Go Set A Watchman akhirnya tiba di tangan saya melalui Mizan, saya tidak bisa menunggu terlalu lama untuk membacanya hingga tuntas. Seperti yang kita tahu, To Kill A Mockingbird adalah karya legendaris. Dan di atas itu semua, To Kill A Mockingbird juga satu-satunya karya Harper Lee di dunia literasi. Fakta ini memberikan posisi prestise bagi Harper Lee dalam dunia buku fiksi dan sastra dunia. She's a legend. Dengan hanya satu karya, dia mampu mengguncang dunia. 

Mengenal Scout, si gadis kecil dalam To Kill A Mockingbird dan Atticus Finch, sang ayah, yang digambarkan sebagai ayah teladan dan pemberani, membuat banyak orang bertanya-tanya, seperti apa Scout ketika beranjak dewasa. Bagaimana hubungannya dengan sang ayah? Siapa laki-laki yang dicintainya? Masalah apa yang dihadapi mereka di masa itu?

Adalah sebuah kejutan ketika kita membaca buku dengan sebuah asumsi yang sudah terbentuk terlebih dahulu. Itu yang terjadi pada diri saya ketika membaca Go Set A Watchman. Saya menemukan kejutan besar karena menganggap bahwa Go Set A Watchman adalah kelanjutan dari kisah To Kill A Mockingbird. Masih teringat jelas dalam To Kill A Mockingbird bagaimana Atticus Finch muncul sebagai sosok pembela kaum negro di masa ketika rasialisme adalah isu paling keras yang menghantam Amerika kala itu.

Kisah diawali dengan kepulangan Scout (Jean Louise), 26 tahun, ke kampung halamannya, Maycomb untuk menjenguk sang ayah, Atticus Finch. Kepulangannya kali inilah yang memberikan twist hebat dari asumsi awal saya yang berdasarkan pada buku To Kill A Mockingbird. Bagaimana mungkin seorang Atticus Finch bisa berubah pandangan tentang masalah rasialisme di Amerika saat itu? Atticus, sang ayah ideal, pembela kaum segala warna kulit dalam To Kill A Mockingird telah "dipelintir" oleh Harper Lee menjadi sosok aktivis rasis yang membedakan manusia berdasarkan warna kulit. Saya tidak bisa cerita banyak kenapa hal ini bisa terjadi, karena kamu harus caru tahu sendiri, dong!

Selain isu utama seputar rasialisme, Go Set A Watchman juga dibumbui dengan kisah roman antara Jean Louise dengan lelaki pujaannya, Hank. Ditambah kerikil-kerikil kecil yang cukup memberi greget dalam interaksi Jean dan bibinya, Alexandra. Semua menjadikan Go Set A Watchman menjadi satu ramuan lengkap yang siap disantap.

Begitu ramainya pemberitaan media tantang kelahiran novel ini, membuat saya tidak bisa mengabaikan beberapa fakta unik.

1. Go Set A Watchman terbit 60 tahun setelah To Kill A Mockingbird. Tercatat, ini adalah buku KEDUA Harper Lee selama hidupnya. 

2. Terungkap bahwa ternyata Go Set A Watchman adalah naskah yang ditulis Harper Lee sebelum dia menulis To Kill A Mockingbird.

3. Naskah Go Set A Watchman telah lama dianggap hilang, sampai akhirnya "ditemukan" kembali tahun 2014 dan diterbitkan.

4. Penjualan minggu pertama Go Set A Watchman mengalahkan Harry Potter dan 50 Shades of Grey.

Mbak Esti Budihabsari, salah satu bagian dari tim penerjemah Go Set A Watchman di Mizan, berbagi pengalamannya seputar menerjemahkan novel ini. Tapi itu nanti aja, ya kita bahas di sini atau kepo-in blog Kampung Fiksi. ;) Yang jelas, waktu saya tanya Mbak Esti apa kesannya setelah menerjemahkan novel Go Set A Watchman, Mbak Esti berkata:

"Harper Lee adalah salah satu penulis terbesar abad 20. Hanya dengan satu buku, To Kill A Mockingbird, dia melegenda. Buku itu terjual lebih dari 40 juta kopi, diterjemahkan dalam berbagai bahasa dan hingga kini masih terjual sejuta kopi setahun di Amerika saja. Makanya banyak orang yang menyayangkan kenapa Harper Lee tidak menulis lagi. Go Set A Watchman ini, adalah tulisan Harper Lee yang pertama sebenarnya. Dia lebih dulu menulis kisah ini, lalu oleh editornya dia disarankan menulis kisah Jean Louise saat dia masih kecil, karena itu lahirlah To Kill A Mockingbird. Go Set A Watchman ini bisa dibilang sebagai naskah yang ‘melahirkan’ buku legendaris To Kill A Mockingbird. Naskah Go Set A Watchman ini sudah dianggap hilang selama 60 tahun. Harper Lee pun sudah tak ingat dia masih menyimpan naskah ini. Jadi surprise banget ketika akhirnya Go Set A Watchman terbit. Mengingat usia Harper Lee,  kemungkinan besar Go Set Watchman ini akan menjadi warisan terakhir Harper Lee karena dia sudah 89 tahun. Go Set A Watchman ini mengisahkan tentang prasangka dan rasisme, ditulis 60 tahun lalu tapi sangat relevan dengan situasi sekarang ini."

By the way, imajinasi saya jadi liar baca pernyataan Mbak Esti, "Mengingat usia Harper Lee, kemungkinan besar Go Set Watchman ini akan menjadi warisan terakhir Harper Lee karena dia sudah 89 tahun." Hmmm, siapa tahu, sebenarnya Harper Lee selama ini terus menulis, dan ada puluhan naskah dalam ruang penyimpanan rahasia, menunggu untuk ditemukan seperti harta karun di kapal karam? Ahahaha. 


PS: Pantengin Twitter saya dan Kampung Fiksi, ya. Kita akan ngadain kuis seputar novel ini, berhadiah buku dan merchandise dari Mizan. ;)

Selasa, 22 September 2015

Tujuh Tahun Membangun Branding Emak Gaoel

Assalamu'alaikum.


Kepincut sama Giveaway Mak Uniek di blognya, karena temanya pas banget buat posting tsurhat. Hahaha. Semacam udah lama melupakan blog ini sebagai ajang ngoceh awalnya dulu. Sekarang ini Blog Emak Gaoel udah makin gado-gado isinya, dan makin rame sama yang follow. Semoga yang follow nggak lagi khilaf. Aamiin!

Seperti banyak kejadian yang dialami blogger; eksis di dunia maya, bukan berarti ngeksis juga di dunia nyata. Lah, kadang kalau ditanya, "Kerjanya apa?". Saya jawab, "Ngeblog," gak cuma satu dua orang yang keningnya berkerut, nggak paham saya lagi ngomongin apaan. Dan percakapan akan berlanjut dengan menjelaskan apa itu blog, blogger dan ngeblog dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Karena biasanya dijelasin panjang lebar pun, ujung-ujungnya respon yang saya dapat rada absurd. "Itu kerjaan?" Semacam itu, deh. Hhhh ....

Lagian, kenapa juga saya sok PD jawab NGEBLOG kalau ditanya orang? Karena sehari-hari saya emang nggak jauh-jauh dari nulis di blog. Lah, apa dong namanya kalau bukan kerjaan? Wkwkwkwk, cetek lu, Mak! 

Cuma nulis doang? 

Pertanyaan, "Cuma nulis doang?" itu minta banget dislepet sebenernya. Tapi untunglah Bundadari ini berhati lembut. Berusaha paham kalau penjelasan saya pun mungkin nggak cukup-cukup amat buat menggambarkan kalau ngeblog itu bukan "Cuma nulis doang." Ada keringat, air mata dan darah yang tertumpah dalam proses menghasilkan satu buah tulisan di blog. Call me lebay, tapi rasanya emang begitu, sih. 

Nulis di blog, walaupun isinya kayak apaan tauk ini, nggak pernah sekali pun saya asalan pencet tombol publish. Sebelum menulis di dashboard, saya riset dulu tentang tema yang mau ditulis. Baca sana sini, makan waktu, tapi nggak merasa rugi juga melakukannya. Baca kan nambah ilmu, yes? Abis baca-baca, semedi dulu sambil jongkok. Eh. 

Terus apa kabar kalau bloggernya model gaptek kayak saya gini? Apa-apa nanya. Apa-apa kudu liat tutorial di Youtube. Mau masukin link ke tulisan, liat Youtube. Mau ngedit foto, liat Youtube. Mau bikin video, liat Youtube. Mau permak blog, liat Youtube. Apa-apa Youtube. Mending kalau sekali liat, langsung bisa. Kalo kapasitas otak pas-pasan kayak saya gini, mesti dua tiga kali nonton, baru ngerti. Alhamdulillaaah, yaa. Tiap itu jadi belajar hal baru.

Sesuatu banget rasanya bisa gabungin 3 video ke dalam satu frame dan berhasil upload ke Youtube. Prestasi! :v

Kayak di tulisan ini, saya ngubek aplikasi foto editing dulu semaleman. Demi cuma bisa bikin buletan-buletan ijo-nya. Hahaha. Kalau di tulisan ini, karena modelnya reportase kunjungan, mau gak mau saya harus pinter-pinter mengolah data seabrek dari press release. FYI, dapat press release itu bukannya bikin gampang kerjaan kalau buat saya. Malah harus lebih muter otak supaya tulisan kita nggak kayak laporan kerja atau tulisan di koran. Lah, namanya juga blogger, sentuhan personal itu penting, kaan. Dan di tulisan ini saya mulai metamorfosis dari ulat menjadi kupu-kupu emak gaptek menuju emak rada pinteran dikit bikin video. Akhirnya bisa juga edit-edit video dikit sebelum di-aplod ke Youtube dan bikin postingan berdasarkan video itu. Dengan bangga, sekarang kumpulan Safina's Home Video udah bisa dilihat di sini, Maks! ^_^

Karena selalu belajar hal baru dan selalu ada cerita berbeda di balik tiap tulisan saya di blog ini, saya jadi semangat terus untuk ngeblog. Kalau gini caranya, pelan tapi pasti, saya pasti bisa jadi orang pinter! Semangat! Hahahaha. 

Dapet apa dari ngeblog?

Dapet HAPPY! Banyak latar belakang blogger memulai perjalanan ngeblognya. Saya pribadi, diawali dari basi banget nggak ada kegiatan di rumah selain ngurus anak-anak, rumah dan suami. Ketemu blog, rasanya kayak ketemu mantan. Eh, salah. Ketemu blog rasanya kayak ketemu sama hasrat yang sempat hilang dan terlupakan. 

Bisa ketemu penulis idola jadi salah satu bonus menyenangkan menjadi seorang blogger ^_^

Begitu terjun ngeblog, perlahan tapi pasti, semangat saya meningkat. Berawal dari curhat seharian sama anak, meningkat ke protes kecil-kecilan soal jalanan rusak depan kompleks rumah. Lalu meningkat nulis tentang hasil jalan-jalan dan jajan sekitar rumah. Nggak lama nulis soal buku-buku yang saya baca. Terus iseng-iseng nyelipin satu dua tulisan fiksi ala ala saya. Semuanya, deh. 

Sampai saat ini, dari ngeblog saya bisa dapet duit! Eh, ada yang mau bayar tulisan saya di blog ternyata. Emejing! Tawaran pekerjaan menulis review mulai berdatangan. Beberapa saya ambil, beberapa saya tolak. Biar gimana, sulit untuk menulis sesuatu yang nggak sesuai sama hati nurani. Beberapa topik memang saya "haramkan" untuk dibahas di blog ini. Selain itu, hayuk aja.

Kalau udah denger duit, langsung deh telinga berdiri. Padahal proses sampai invoice pembayaran cair itu juga bukan perkara gampang. Kalau model kerjaannya harus meliput acara, artinya saya harus luangkan waktu untuk ninggalin anak-anak di rumah, keluar ongkos transport, bawa-bawa kamera dan laptop berat, keliling-keliling event kayak wartawan beneran. Ini kerja. Tapi dibawa happy karena sekalian bisa ketemu teman-teman blogger. 

Precious moments with my fellow bloggers :*

Pertama kali dapat bayaran dari tulisan saya di blog, mata saya langsung melek. Ada peluang di sini. Ternyata, selain mengisi waktu dengan exercise otak, ngeblog juga bisa bantu-bantu nambah isi dompet sendiri. Mulailah saya belajar sedikit-sedikit. Saya sadar banget, kadar gaptek saya udah di ambang batas memprihatinkan. Kalau nggak mau belajar, pasti cepet banget ketinggalan sama kemajuan jaman dan teknologi.

Yang tadinya males belajar ngulik statistik blog, dikit-dikit belajar dari temen-temen blogger yang udah jago. Mulailah saya kenalan sama yang namanya Google Analytics (walaupun sampai sekarang masih aja suka bingung). Yang tadinya pasrah cuma bisa foto asal-asalan, mulai belajar teknik dasar potret-potret dan edit-editan. Yang tadinya mager banget buat bikin video, pelan-pelan mulai belajar akrab sama video editing dan upload ke Youtube. Pokoknya nikmat bener dah proses belajarnya, karena HAPPY!

Hayati lelah, Bang. Ngulik analytics gak mudeng-mudeng. -_-

Sampai nggak terasa udah tujuh tahun ngeblog. Banyak yang udah saya dapat dan pelajari. Tapi masih lebih banyak yang saya nggak tahu. Saya masih penasaran sama banyak hal seputar blogging. Itu yang bikin tiap postingan selalu berkesan buat saya, karena setiap menulis satu artikel, selalu ada hal baru yang harus saya pahami.

Di luar peluang mendapat income dari ngeblog, sekarang ini sebenarnya saya lebih fokus untuk menciptakan personal branding saya sebagai blogger. Pengennya, suatu saat nanti, kalau orang baca tulisan saya, pada bilang, "Emak Gaoel banget ini bahasanya." Hahahaha, kenapa saya pengen banget gitu dikenal sebagai si Emak Gaoel? Penting buat saya menancapkan kuku dengan kokoh di dunia maya. Karena banyak peluang yang bisa terbuka jika posisi saya di blog dan social media sudah stabil. Untuk sekarang mungkin masih sejauh peluang mencari income tambahan. Tapi ke depannya saya ingin dapat peluang untuk bisa berbagi banyak hal positif, bisa ikut terlibat dalam gerakan-gerakan yang memberi manfaat ke masyarakat luas, ingin juga lebih banyak terlibat dalam kegiatan offline untuk memasyarakatkan ngeblog. Pokoe seperti banyak blogger inspiratif yang jadi idola saya di luar sana. 

Makanya, dalam rangka branding sebagai si Emak Gaoel yang gagal gaul dan gaptek ini, saya mah gak mau jaim kalau nulis di blog. Bahasa yang saya pakai (walaupun) untuk pekerjaan review sekali pun, selalu saya usahakan sebagai bahasa Emak Gaoel, bukan bahasa iklan atau jualan. Dan nulis tema serius (apalagi buat jualin produk orang lain) pake bahasa kayak gini, itu susah-susah nikmat, cyin! Kudu punya strategi dan lihai bermain kata. Tsah! Salah-salah, jatuhnya bisa kayak nggak respect sama tema/produk yang ditulis. Jadi, please, ini tulisan biar dibacanya kayak ditulis gak pake effort, percayalah saya sampe nungging-nungging ini bikinnya. :v So guys, my fellow bloggers, ciptakan peluangmu lewat ngeblog

Giveaway Cerita di Balik Blog


Minggu, 20 September 2015

Friday Madness, Blogger's Make Up Battle

  19 comments    
categories: ,
"Ayo, Mak! Kita practice bareng sambil nonton video Youtub-nya!"

Itu tadi ajakan "beracun" Oline (Caroline Adenan), sahabat blogger saya hari Jum'at minggu lalu. Oline baru posting video tutorial make up di wall Facebook-nya Sebagai penggila make up juga, saya ikutan komen, dong di sana. Ternyata berlanjut dengan ajakan "latihan" bareng dari Oline yang notabene saya suka banget sama review make up di blognya itu. Waah, mari kita laksanakan!




Setelah berusaha nyuekin sakit flu yang masih ngendon di bodi bohay saya ini, akhirnya saya japri Oline untuk janjian. Kepikiran sebenernya, mau dendong bareng di mana, deh? Secara Oline masih punya baby, Narend. Becanda aja mau nguprek-nguprek perabotan lenong deket-deket anak bayi gitu. Hahahaha. Mau di rumah saya pun, kondisi tidak memungkinkan, karena panas ya, bo! Keburu meleleh kulit wajah sebelum make up ketempel. Hadeeh! Pilihan paling pas emang di mall. Belagak gila ajalah, bawa perabotan lenong ke mall dan dandan berdua. Wkwkwkwk.


Ide gila itu jadi kenyataan juga. Sorenya saya dan Oline udah duduk manis di Food Park, Grand Galaxi Park, lengkap dengan peralatan tempur yang kita bawa dari rumah. Dengan perjanjian, tidak dandan sama sekali pas berangkat, kita ketemuan dengan muka polos (baca: lecek), belum kesentuh make up. Tapi da' kita mah santai aja, sih. Mau dandan gak dandan, tetep bergetar, kok. Apa ini?

Sayangnya, video Youtube mau mau kita jadiin tutorial sore itu gagal ter-donlod di hape Oline. Akhirnya kita main dandan-dandanan ala-ala selera masing-masing aja. Untuung Food Park sore itu rada sepi. Walaupun ada beberapa orang yang lewat meja kita ngelirik sadis karena meja penuh sama peralatan kosmetik milik saya dan Oline. Saya mah cuek, gak tau deh Oline. Hahaha.


Seneng banget bisa play date gini sama temen yang sehobi, karena saya lagi jenuh banget nulis dari rumah. Sore itu, selain asik pake make up, jadi ajang tukar pikiran seputar make up dan kosmetik, deh. Semacam penting banget temanya, tapi karena kita berdua hobi dan suka, ya emang enjoy aja ngobrolinnya. 

Mulai dari lihat-lihat warna lipstik, saya jadi tahu, Oline takut pakai warna gelap, sedangkan saya justru anti sama warna lipstik yang terang. Beda banget emang, karena warna kulit kita aja udah beda jauuh. Terus Oline rada-rada cemen pake eyeliner warna ungu, sedangkan saya justru suka banget pake eyeliner warna-warni. Obrolan makin seru membahas seputar brush make up. Beli di mana, harganya berapa, yang jenis itu buat apa, yang jenis ini buat apa. Salah satu brush milik saya malah "diperawanin" sama Oline, karena saya nggak pernah pakai sebelumnya. Iyeh, kosmetik ekeh banyak, tapi yang dipake yang itu-itu doang. Hihihihi. 


Pilihan eyeliner favorit pun ternyata kita beda. Oline ternyata lebih suka pakai yang model pasta/cream, sedangkan saya fans berat liquid eyeliner. Saya jadi belajar juga gimana caranya pakai eyeliner cream begitu. Dan cara kita makai bulmat pun beda. Oline lebih jago make bulu mata dengan tangannya langsung, sedangkan saya masih butuh bantuan lash applicator. Tapi teteup, eyelash pilihannya sama, dong! Lirik Pungky, juragan bulu mata. ;)

Pokoknya, hari itu resmi kita sebut sebagai Friday Madness. Beberapa temen nyangkain kegiatan kita berdua ada yang sponsorin. Huahaha. Kagaaak! Murni iseng doang, pengen main ini mah. Macam emak-emak kurang gawean aja lu, Mak! Dan make up battle kami sore itu selesai dalam waktu hampir dua jam. Diselingi cekakak-cekikik, ke toilet gara-gara kebelet dan beli minum beberapa kali. Sesi foto-foto juga dari awal sampai akhir gak berenti-berenti. Monggo, jangan mual ya liat foto saya. :v




Before-After. Muke before-nya kece berat, yak! Mwahahaha! 

Senenglah, ada refreshing kayak gini. Nggak direncanain, tapi ternyata jadi seru. Kapan-kapan pengen lagi, ah. Ada yang mau ikutan? ;) Ini cerita Oline tentang Make Up Battle kami di Friday Madness sore itu. Friday Madness ini tidak lupa ditutup dengan selfie di kaca kamar mandi mall. Penting! :v



Sabtu, 19 September 2015

Lapak untuk Berqurban

  11 comments    
categories: 
“Sesungguhnya Kami telah memberikan karunia sangat banyak kepadamu,   maka sholatlah untuk Tuhanmu   dan sembelihlah kurban.” Al Kautsar: 1-2

Hayo! Idul Adha sebentar lagi. Sudah beli hewan qurban? Atau masih ngumpulin dananya? Belum terlambat. Masih ada waktu beberapa hari, walaupun kalau menunggu sampai mendekati hari-H biasanya harga hewan qurban bisa naik, ya. Atau teman-teman masih bingung mau beli hewan qurban di mana dan mau menyalurkannya ke mana?



Sharing aja (dan ini mungkin pengalaman banyak orang juga), tiap mau berqurban saya selalu dibuat galau. Maunya sih nggak repot dengan urusan cari-cari hewan qurban ini. Karena repot yang saya maksud di sini kompleks sekali. Mulai dari mencari hewan qurban yang bagus, harga yang sesuai budget, sampai lokasi distribusi daging qurban. Khusus untuk pendistribusian ini, saya biasanya kasih perhatian lebih. Makanya biasanya saya suka survey dulu, kampung mana yang butuh hewan qurban. Karena kalau saya mau enaknya aja pilih berqurban di dekat rumah, misalnya, suka sedih karena daging qurban berlimpah sampai dibagi-bagi ke penghuni perumahan yang notabene sudah biasa makan daging tiap hari. Rasanya kurang tepat sasaran mengingat masih banyak di tempat lain saudara-saudara kita yang jarang bertemu daging untuk dimakan. Jangankan daging, mungkin rumah dan pakaian pun mereka masih bergantung pada uluran tangan kita. 

Alhamdulillaah, kegalauan saya tahun ini terjawab. Segala tetek bengek dalam mencari hewan qurban menjadi sesederhana klak-klik di layar laptop/smartphone. Ketemu online marketplace super lengkap yang sampai hewan qurban pun ada itu jadinya seperti do’a yang dijawab. Bayangin, hewan qurban sekarang bisa beli online! 


Kalau kamu buka Bukalapak, di sana bisa kita temukan bagian khusus penjualan hewan qurban atau Lapak Qurban. Ini bukan sub-kategori temporer di Bukalapak, lho. Artinya, kapan pun kita mau beli hewan untuk qurban atau disumbangkan, kita selalu bisa mencarinya di sana. Karena selain untuk keperluan Idul Adha, Lapak Qurban ini bekerja sama dengan Global Qurban dan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Indonesia untuk urusan pendistribusian daging qurban yang dibeli di Lapak Qurban. 

Bukalapak adalah adalah online marketplace yang aman, baik untuk penjual maupun pembeli, karena menerapkan sistem Rekening Bersama dengan pola: pembeli transfer dana ke Bukalapak setelah konfirmasi pembelian, Bukalapak akan meneruskan pesanan ke penjual, penjual akan mengirimkan pesanan ke pembeli, dana akan diteruskan ke penjual setelah pembeli konfirmasi telah menerima pesananannya. Saya suka sama konsep Bukalapak karena mereka mendukung dan memberdayakan UKM di seluruh Indonesia. Jaminannya juga jelas, 100% uang kembali jika dalam 4 hari barang pesanan pembeli tidak dikirimkan oleh penjual. 


Untuk Lapak Qurban sendiri, semuanya dikonsep secara detil karena menganut prinsip amanah. Ada titipan masyarakat di sana untuk menyampaikan qurban mereka kepada yang membutuhkan. Artinya, kepercayaan menjadi sebuah nilai yang harus dijunjung tinggi oleh Bukalapak dan Lapak Qurban.

Ini ilustrasi saya untuk menjelaskan dengan gampangnya kenapa kita sebaiknya membeli hewan qurban di Lapak Qurban, Bukalapak.

1. All in

Mulai dari penyediaan hewan, pemotongan hewan qurban, distribusi, dokumentasi sampai laporan lengkap setelah daging qurban diterima yang berhak mendapatkan, akan dikirim secara berkala kepada pequrban. Harga sudah termasuk biaya operasional: sosialisasi, penyediaan hewan, pemotongan, distribusi, dokumentasi dan pelaporan.





2. Distribusi tepat sasaran

Lapak Qurban punya database daerah-daerah yang membutuhkan mulai dari desa tertinggal dan rawan pangan di seluruh Indonesia, daerah musibah sampai daerah konflik dalam dan luar negeri. Iya, mereka juga bisa menyalurkan sampai ke daerah konflik di luar negeri seperti di Gaza, Palestina karena bergandengan tangan dengan Global Qurban dan ACT Indonesia. Global Qurban berwenang untuk menentukan wilayah prioritas distribusi.




3. Sertifikat pembelian hewan qurban

Pequrban akan menerima sertifikat pembelian hewan qurban sebagai bukti terdaftar sebagai pequrban.











4. Bebas memilih jenis hewan qurban

Sapi, kambing, sampai unta. Okesip! Qurban anda akan dipotong dan didistribusikan pada Hari Raya Idul Adha atau hari Tasyrik 1436 H/2015.








5. Laporan lengkap secara berkala

Mulai dari laporan pembelian hewan qurban via e-mail sampai laporan berupa SMS sesaat setelah hewan qurban disembelih dan didistribusikan. Termasuk juga foto-foto dokumentasi penyembelihan dan pendistribusian daging qurban akan dilaporkan kepada kita. 






Mau nggak ribet nyari hewan qurban, tapi pengen daging qurbannya didistribusikan tepat sasaran? Lapak Qurban di Bukalapak solusinya. Jangan nunggu-nunggu lagi buat berqurban, ya. Nanti kalau ada yang nyindir, “Beli motor bisa, masa beli kambing nggak mampu,” pasti sebel, kan? Hihihihi. Inget lagi ayat di atas, kita sudah diberi karunia begitu banyak, berqurbanlah.  

Kamis, 17 September 2015

Donat Bakar Enak di Bekasi

Assalamu'alaikum.

Begitulah ....
Setelah bertahun-tahun menikah dan punya anak, ke mana-mana serombongan, akhirnya malam minggu kemarin saya dan suami bisa jalan-jalan berdua. Mengenang masa-masa pacaran. Halah. Kagak. Hahahaha. Kita pacarannya aneh banget soalnya, bawa-bawa adek gue nonton bola ke GBK. Ngik.

 Muka norak, jarang pacaran. Maklumin aja. 

Enihouuw, waktu saya jalan-jalan sama teman blogger keliling Summarecon Bekasi, saya naik bus Summarecon yang ada giant sticker di body bus-nya. Stickernya berisi info artis-artis yang mengisi panggung di Down Town Walk Summarecon Mal Bekasi tiap Sabtu malam. Terlihatlah foto Om Ahmad Albar di sana (sok ikrib). Bersanding dengan Ruth Sahanaya, Dian Pramana Putra, dan Atiek CB. Duh, kalo liat artis jadul legendaris gini, saya langsung ingetnya sama pak suami. Dia pasti mau banget nonton Ahmad Albar live. Dan ini di Bekasi! Ahmad Albar mendarat di Bekasi! Owh! Dadah-dadah ke pesawat luar angkasa.


Postingan ini nggak nyeritain kentjan nonton Ahmad Albar-nya sih. Soalnya pak hubby udah cerita di blognya. Lengkap, mulai dari personil band pengiring, song list sampai nama teman-teman yang kita temui di sana. Yang mau saya ceritain adalah, apa yang kami lakukan setelah nonton acara itu. Mwahahaha! Ngeres situ, ya? Dih!

Horee! Punya foto selfie bareng Ahmad Albar. Tapi jauh. Dia di panggung, aku di laut. -_-

Pulang dari Summarecon Mal Bekasi sekitar jam setengah 10 malam, kita berdua kelaparan. Saya ingat salah satu mama teman Safina di sekolah sempat nunjukkin foodcourt di dekat rumah. Tepatnya di Villa Jaka Setia. Sedikit belok dari arah pintu masuk Taman Galaxi patung kuda satu. Mampirlah kami ke sana. Pesan mie kocok semangkok berdua dua mangkok. Nyam. Kenyang!


Pas mau pulang, baru ngeh kalau di kios sebelah mie kocok, gerobaknya rada menarik perhatian. Bungkus Silverqueen raksasa edisi Valentine kemarin tersusun rapi. Plus jar Ovomaltine yang lagi kekinian banget itu. Plus marsmallow warna-warni dan cereal berupa bentuk. Aih, apaan, nih? Cucok kayanya buat oleh-oleh bocah,  pikir saya.



Mampirlah saya ke kios tadi. Namanya Donat Bakar Celeb Bread. Ya ampun, kok cucok banget namanya sama aku yang seleb inih? *dibanjur coklat panas* Hihihihi. Saya pun pesan donat bakarnya yang ternyata ukurannya lumayan bikin kenyang, lebih gede dari telapak tangan orang dewasa dan tebel banget, cuy! Filling dan topping bisa milih sendiri. Filling pake saos coklat biasa, Ovomaltine, Milo, strawberry, dan banyak lagi. Topping pilihan ada marshmallow, cococrunch, star cereal, Kraft cheese, Oreo. Macem-macem, deh. Saya pesan donat bakar Silverqueen, donat bakar coklat topping marshmallow dan donat bakar Ovomaltine topping cococrunch. Hiyyaakh! *elus-elus perut gembul*



Jadi tuh donat sebenernya udah siap santap, tapi terus diolah lagi. Pertama dibelah, dikasih filling sesuai keinginan, terus ditutup lagi kayak burger. Abis itu di-grill beberapa menit. Setelah itu ditaburi topping. Huaaa! Dimakan panas-panas, yang marshmallow rasanya bikin nangis. Eeundang bahngeeuuud. T_T. Yang Silverqueen pun rasanya bikin terharu hore gemana geto. Ampun, dah! Abis ini puasa dua minggu! Overall, untuk harga berkisar Rp 16.000 - Rp 20.000-an, donat bakar Celeb Blog Celeb Bread ini enak. Tapi jangan disisain buat besok, ya. Soalnya kalau udah dingin, jadi rada keras. 



Yang mau mampir, silakan menuju Bekasiii! Naik rokeeet! Hahahaha. Selain di Foodcourt Villa Jaka Setia, Celeb Bread ini katanya juga ada di Kemang Pratama. Mudah-mudahan rasa dan harga cocok juga sama kamu. Kalau saya sih cocok. Nggak tau, Mas Anang. :P

INFO PENTING! 
IKUT LOMBA BLOG GO FOR IT DI SINI, YA!  
BERHADIAH 3 ANDROMAX 4G LTE DAN PULSA TOTAL RP 300.000!

Rabu, 16 September 2015

Blog Competition, Go For It with Blog Emak Gaoel

  150 comments    
categories: 
Assalamu'alaikum.

Lomba lagi, yuuk. Smartfren baik banget nih mau ngasih 3 buah Andromax 4G LTE buat pembaca Blog Emak Gaoel! Udah kenal sama rombongan terbaru dari seri Andromax 4G LTE dari Smartfren ini? Dua di antaranya udah saya bahas di sini

Langsung cuusss aja, yuk? Lomba apa, nih?

Go For It Blog Competition

Kalau kamu fans berat follow akun IG saya, mungkin udah tahu kalau di sana saya juga sedang ngadain giveaway berhadiah Andromax 4G LTE. Apa? Belum? Terus? Nunggu apaan lagi? Buruan ikutan dulu di sana. Soalnya yang di sana lebih simple aturannya. Yang di sini? Yah, namanya juga lomba blog, hadiahnya juga lebih banyak. Aturannya agak kita bikin "lucu" sedikit. Hihihihi.

Ikutan dulu giveaway di Instagram @emakgaoel ini, ya. Cari foto ini di akun IG saya. Baca ketentuannya di sana.

Berhubung ini lomba blog, pesertanya pasti blogger, kan? Jadi saya minta peserta untuk menuliskan apa yang sedang kamu kejar dalam kegiatan blogging-mu? Bebas aja. Terserah. Mungkin ada yang pengen jadi full time blogger. Mungkin ada yang pengen lebih banyak berbagi dan memberi manfaat ke masyarakat. Mungkin ada yang sedang menabung dari penghasilan ngeblognya buat naik haji (aamiin!). Mungkin ada yang menyimpan obsesi besar untuk bisa bikin movement sosial yang viral. Apa aja. Ceritain, deh di postinganmu, gimana caranya kamu merintis ke arah sana. Curhat aja curhat, biar lega. 

Udah? Gitu aja? Hihihi, ada lagi. Di akhir tulisan, saya minta peserta untuk menambahkan cerita singkat tentang aplikasi apa saja yang dipakai dalam membuat tulisan lomba tersebut. Misalnya, waktu editing foto, pakai aplikasi Picsart. Atau waktu nulis draft pakai aplikasi note Writer. Contohnya seperti di postingan saya yang ini. Wah, kalau nulisnya nggak pakai tab atau smartphone gimana, Mak? Ya, nggak apa-apa. Ceritain aja paling sedikit satu aplikasi yang paling sering kamu pakai sehubungan dengan kegiatan ngeblog-mu. Hari gini gak kesentuh aplikasi smartphone? Ummm, gak yakin. ;)

Syarat dan ketentuan

1. Tulisan tidak lebih dari 700 kata. Silakan berkreasi dengan foto-foto atau video ilustrasi penunjang cerita.

2. Follow Blog Emak Gaoel, twitter @windakrisnadefa dan like fanpage Emak Gaoel.

3. Follow Twitter @smartfrenworld dan like fanpage smartfren.

4. Mencantumkan minimal satu kata Emak Gaoel (ditautkan ke Blog Emak Gaoel) dan Go For It ditautkan ke website Smartfren.

5. Memasang banner lomba ini di bagian bawah postingan dan menautkannya ke Blog Emak Gaoel.


6. Sharing info tentang lomba ini di Twitter minimal satu kali dengan tagar #GoForItEmakGaoel (jangan lupa mention @windakrisnadefa) dan di akun Facebook kamu (jangan lupa mention Winda Krisnadefa dan/atau Emak Gaoel).

7. Mengisi formulir peserta lomba yang ada di bagian bawah postingan ini.

8. Satu blog hanya bisa mengikutsertakan satu tulisan. Kalau punya dua atau lebih blog, silakan ikut dengan blog yang lain.

9. Lomba berlangsung tanggal 18 September - 24 Oktober 2015. Pengumuman pemenang insya Allah 3 minggu setelah lomba ditutup.

Hadiah

Pemenang 1

Smartfren Andromax R 4G LTE


Pemenang 2

Smartfren Andromax Qi 4G LTE


Pemenang 3

Smartfren Andromax Q 4G LTE


3 Pemenang Hiburan

Pulsa @Rp100.000 

Go For It, guys! Ikutan, ya! Oh, sebelum saya lupa, saya masih punya dua buah Andromax 4G LTE lagi yang akan saya bagi di Twitter dan fanpage Emak Gaoel. Kapan? Tungguin aja? ;)

Andromax 4G LTE dari Smartfren sebanyak ini buat dibagi-bagi ke followers socmed 
dan pembaca setia Blog Emak Gaoel, lho! :D


Sabtu, 12 September 2015

Menyambut Kembalinya Harper Lee Lewat Go Set A Watchman

Assalamu'alaikum.

Hari ini bisa dibilang sebagai hari yang paling ditunggu oleh pecinta buku di Indonesia, terutama novel. Khususnya lagi, untuk pecinta buku klasik To Kill A Mockingbird karya Harper Lee. Karena hari ini, novel (entah bisa disebut sequel atau prequel, nanti aja kita bahas) Go Set A Watchman karya Harper Lee telah rilis di Indonesia. Kamu bisa dapatkan di toko-toko buku di kotamu. 




Kemunculan novel ini bisa dibilang fenomenal dan kontroversial. Enam puluh tahun yang lalu, Harper Lee menerbitkan satu-satunya karya berjudul To Kill A Mockingbird. Buku itu menjadi buku yang melegenda sepanjang jaman. Sekolah-sekolah di banyak negara mewajibkan siswanya untuk membaca buku tersebut. 

Namun ketenaran akibat dari sukses besarnya itu justru membuat sang penulis mengurung diri dari hiruk-pikuk popularitas. Sedikit sekali media yang bisa mewawancarainya. Selama puluhan tahun, Harper Lee tidak pernah lagi menerbitkan buku. Adalah sebuah kejutan besar di dunia literasi saat kemudian dikabarkan Harper Lee menerbitkan novel "lanjutan" dari To Kill A Mockingbird.


Semua penerbit dari seluruh dunia berjuang sengit untuk mendapatkan hak terbit naskah tersebut, Go Set A Watchman. Dikatakan jika naskah tersebut ternyata adalah naskah yang lebih dahulu ditulis oleh Harper Lee, sebelum beliau menulis To Kill A Mockingbird. Saat Go Set A Watchman selesai ditulis, sang editor justru memintanya untuk menulis kisah salah satu tokoh di cerita tersebut dalam sudut pandang yang lain, hingga jadilah To Kill A Mockingbird. Sedangkan Go Set A Watchman sendiri tetap disimpan oleh Harper Lee. 

Siapa sangka, enam puluh tahun kemudian, Harper Lee akhirnya mengungkapkan jika beliau memiliki naskah awal yang justru mengawali kisah klasik yang ditulisnya dalam To Kill A Mockingbird. Mizan sebagai salah satu penerbit besar di Indonesia mendapatkan hak terbit buku Go Set A Watchman ini. 

Kisah di atas saya dapatkan saat menghadiri diskusi buku Go Set A Watchman pada tanggal 4 September 2015 yang lalu di @america, Pacific Place, Jakarta. Saya hanya bisa duduk terpaku melihat tayangan video perjalanan hidup Harper Lee dari sejak ia kecil hingga saat ini. Karyanya bisa dibilang sedikit sekali, tapi semua pasti mengakui kalau karyanya yang "hanya" satu itu (sebelum Go Set A Watchman terbit) adalah masterpiece sepanjang masa.


Apakah Go Set A Watcman mampu menandingi kesuksesan To Kill A Mockingbird? Apakah isu sosial yang diangkatnya dalam buku tersebut masih relevan di masa sekarang ini? Leila S. Chudori mengatakan dalam review singkatnya saat diskusi buku kalau Go Set A Watchman ini akan membangkitkan romantisme lama seputar hubungan Jean Louis dengan sang ayah yang begitu dikaguminya sejak kecil dan pembaca akan menemukan twist yang hebat seputar sang ayah. Wuah, bikin penasaran! 

Sarah Ziebell dari US Embassy yang ikut duduk sebagai nara sumber diskusi buku tersebut mengatakan kalau isu sosial dan HAM yang ada dalam kedua buku Harper Lee masih sangat relevan dengan kondisi dunia saat ini. Ini juga yang memancing kreativitas Mizan untuk meluncurkan campaign tool anti racism melalui generator meme Say No to Racism. Campaign ini mengawal hadirnya buku Go Set A Watchman di Indonesia. 


Tunggu apa lagi, deh? Buruan ke toko buku, beli bukunya. Tunggu review buku ini di Blog Emak Gaoel, ya. Kata Mbak Esti Budihabsari, penerjemah Go Set A Watchman, kalau kamu udah baca To Kill A Mockingbird, kamu akan merasa kalau Go Set A Watchman ini adalah draft awal dari To Kill A Mockingbird. Dan mengutip kata Leila S. Chudori, "Harper Lee telah membangun kultur tersendiri dalam dunia Hak Azasi Manusia lewat To Kill A Mockingbird."