Selasa, 26 Januari 2010

Mikirin Mati

  3 comments    
Sore yang cerah. Matahari menyorot telak ke kursi tempat aku menunggu dalam ruang praktek dokter gigi yang tak kunjung datang. Sudah setengah jam aku menunggu sang dokter gigi yang terhormat agar beliau bisa segera mencabut gigi anak sulungku. Duuuh, kenapa juga ini ruangan harus menghadap ke barat? Hehehe…protes yang nggak berarti.

Lama melamun sambil menahan kesal (menyesal nggak ingat dzikir waktu itu), entah kenapa aku jadi mikirin mati (syukurin! Gak ingat dzikir sih!). Hlah, apa hubungannya sih sama nungguin dokter gigi? Beneran deh, nggak tahu!

Aku ingat mamaku pernah cerita kalau kakekku almarhum meninggal dunia di tengah-tengah teman-temannya saat dia sedang dalam perjalanan bersama mereka. Mamaku cerita kakekku adalah orang yang sangat sosial. Berteman dengan siapa saja dan sangat suka duduk-duduk berkumpul dengan teman-temannya. Suka sekali bertandang ke rumah sanak saudara sekedar untuk menanyakan kabar mereka. Dan lebih suka lagi kalau rumahnya ramai dipenuhi orang. Mamaku bilang, seseorang biasanya akan meninggal dalam keadaan yang suka dilakukannya dalam hidup. Kalau dia suka ke mesjid, biasanya dia akan meninggal di mesjid. Kalau dia suka belajar, kemungkinan besar dia akan meninggal tengah membaca buku. Kalau dia suka mabuk-mabukkan, silahkan tunggu kabarnya yang mungkin akan mengabarkan dia meninggal di tempat mabuk-mabukkan. Tentu saja ini bukan sesuatu yang mutlak. Bagaimanapun kematian adalah rahasia Tuhan.

Cerita mamaku berlanjut ke sebuah nasehat. “Makanya sering-seringlah ke tempat yang baik-baik seperti ke mesjid, bersilaturahim dengan saudara dan teman, mengunjungi orang sakit atau melihat bayi yang baru lahir. Lalu bertemanlah dengan orang baik-baik. Dan yang terakhir lakukanlah selalu hal yang baik-baik yaitu beribadah”. Tujuannya supaya apa? “Agar jika sewaktu-waktu nyawa kita dicabut, kta sedang dalam keadaan yang baik”.

Jadi ingat teroris yang terbunuh dalam kamar mandi di Temanggung beberapa waktu yang lalu. Kira-kira dia semasa hidupnya suka ngapain, ya? Wallahualam… Aku juga teringat nenek salah satu temanku yang sehari-harinya selalu berada di mesjid depan rumahnya, sampai-sampai makan siang dan malamnya almarhumah selalu minta diantarkan ke mesjid. Pada akhirnya beliau meninggal dalam keadaan duduk dalam sholatnya. Subhanallah, indahnya. Meninggal dalam keadaan sedang berdialog dengan Khaliq-nya.

Terus, kalau meninggal dalam keadaan menunggu kaya aku sekarang ini, kira-kira baik atau nggak ya?

Minggu, 24 Januari 2010

Mendadak Reuni

  1 comment    



Euforia berkumpul dengan kawan lama dari masa lalu lebih terasa gegap gempitanya setelah kehadiran Friendster di dunia maya. Setelah pamor Friendster tergeser oleh Facebook, demam reuni itu justru makin mewabah. Aku pribadi, dengan segala keterbatasanku, akhirnya hanya bisa menjadi pengamat dan komentator foto dari balik layar komputerku. Banyak undangan untuk bertemu teman lama, kopdar (kopi darat, btw knapa sih namanya kopi darat?) dan lain-lain sebagainya. Tapi tidak satupun yang bisa aku hadiri. Ya, karena itu tadi, mau pergi ninggalin anak, gak tau mau ditinggalin sama siapa. Mau dibawa, ih ogah, ribet banget. Mau dititipin orang tua, wkwkwkwk...sori yah,atuk sama jiddahnya malah lebih padat acaranya.

Akhirnya solusi tergampang supaya bisa pecah telor bisa reunian untuk pertama kalinya, adakan reuni di rumah sendiri. Hahahaa...cucok, nek! Gak pake ribet. Anak-anak tetap aman di rumah, gak deg-degan ninggalin mereka, ketemu teman lama tetap jalan.

Satu-satu nongol muka-muka lama yang hampir dua puluh tahuanan gak pernah ketemu. Weleeeh....dig dig diggin' yang dalam, memori soak harus digali lebih dalam lagi. Bukan apa-apa. Ada yang mukanya waktu kecil lain, pas udah gedenya berubaaah banget. Ada juga yang mukanya gak berubah, tapi posturnya yang berubah. Hihihihi...Ada lagi yang dulunya pendiem, sekarang kok jadi cerewet banget? Tapi kenapa yang dari dulunya cerewet, tetep aja sampai sekarang cerewet ya? Hahahaha...

Senang deh hari ini jadi tuan rumah reunian SD-ku. Walaupun nggak semua bisa datang, tapi paling tidak aku sudah bisa mamer bin nyombong masang foto-foto reunian di wall FB-ku (penting ya? 'Penting' banget gelaaa!!!). Wkwkwkwkwk.....

Kamis, 21 Januari 2010

Sekali Lancung Ke Ujian, Seumur Hidup Ibu Tetap Percaya

  5 comments    



Bicara tentang Ibu tidak bisa lepas dari perasaan cinta mengharu-biru.

Seketika hati yang beku menjadi hangat hanya karena teringat senyum tulusnya.

Seketika jiwa yang panas karena amarah menjadi sejuk hanya karena teringat lembut belaiannya.

Tak pernah terputus kasih sayangnya, namun tak pernah berhenti juga kita mengecewakannya.

Seandainya ibu adalah orang lain, yang tidak pernah mengucurkan air susunya ke dalam tenggorokan kita, pastilah dia sudah tak mau melihat muka kita lagi.

Seandainya ibu adalah orang lain, yang tidak pernah tertatih-tatih menahan beban kita dalam perutnya, pastilah dia sudah tidak sudi mencium kita.

Seandainya ibu adalah orang lain, yang tidak pernah dengan sabar menuntun kita belajar melangkah dan berucap, pastilah dia sudah tidak segan meninggalkan kita.

Begitu banyaknya kesalahan yang kita perbuat pada ibu. Seandainya kesalahan-kesalahan itu kita lakukan pada orang lain, sudah pasti mereka langsung berjalan pergi tak kembali meninggalkan kita.

Tapi ibu adalah ibu…

Hitunglah berapa kali kita berbuat salah dan menyakiti hatinya.

Hitunglah berapa kali kita berkata pedas untuk kemudian berderai air matanya.

Kesalahan kecil atau besar, dosa biasa ataupun fatal, ibu tetap mampu memaafkan kita.

*Renungan yang tak pernah mungkin tentang bagaimana bisa membalas kasih ibu*


Minggu, 17 Januari 2010

Malam Ini Aku Ingat Papaku

  No comments    


Papaku adalah contoh sosok paling bersahaja yang pernah kukenal seumur hidupku. Sahaja dalam tindakan maupun ucapan.
Entah mengapa malam ini aku teringat padanya. Jarakku tak jauh darinya. Namun aku merasa rindu padanya malam ini.
Kalau kalian fikir hanya tinggal segerak tangan ke arah pesawat telepon dan aku bisa mendengar suaranya. Percayalah, bukan itu yang aku rindukan.
Papaku tak pernah berucap banyak. Kuingat pernah dia berkata 'Jangan terlalu banyak bicara'. Aku masih belia saat itu dan nalarku tak sepanjang aliran sungai untuk dapat mencerna kalimatnya. Dia pun tampaknya tak ada niatan untuk melanjutkan kalimat itu dengan sebuah penjelasan untuk anak bodohnya ini.
Bertahun Papa biarkan kalimat itu menggantung dan sempat tertimbun hal lain dalam ruang otakku. Sampai hari ini aku merasa rindu padanya dan teringat kembali akan ucapannya. Saat lagu itu mengalun lembut membuai mataku mengajak ke peraduan....

All the times that i've cried
Keeping all the things i know inside
It's hard but it's harder to ignore it

'Keeping all the things I know inside'....Tepat seperti itulah Papaku. Tak ada yang pernah tahu apa yang ada dalam pikirannya. Apakah dia sedang bahagia atau bersedih. Semua sebisanya disimpannya sendiri. Jika kebahagiaan yang menghampiri kami, dia hanya tersenyum dan berucap 'Alhamdulillah'. Tak ada teriakan gembira dan tawa terbahak-bahak. Jika pahit yang tiba pada kami dia hanya diam dan berucap 'Inna lillaahi'. Tak ada ratapan ataupun penyesalan meluncur dari mulutnya. Jika tersakiti hatinya oleh orang lain, dia hanya diam dan istighfar. Tak pernah dia memaki atau menyumpah.

Kadang aku heran, terbuat dari apakah hatinya? Begitu ringannya dihadapi segala sesuatu dalam hidupnya. Seolah tak ada yang dapat membuat hatinya bergejolak emosi apalagi dilanda euforia. Jangan diharap! Sampai akhirnya setahun yang lalu Papa terkena serangan jantung. Kami semua seperti ditampar. Tak ada yang menyangka kalau Papa bisa jatuh sakit tak berdaya. Selama ini bahkan dalam sakit pun Papa tak pernah merintih. Namun kali ini lain. Tentu sangat yang dirasa sakit di dadanya sampai menetes keluar air matanya menahan. Bagaimana mungkin kami tidak melihat gejala awal penyakit Papa? Lihai sungguh Papa menyimpan sakit. Dan kami semua tahu mengapa disimpannya sendiri sakitnya selama ini. Karena Papa adalah Papaku...Papa kami...Yang tidak banyak bicara...Yang tidak pernah mau membuat hati kami susah memikirkannya. Biarlah selama masih bisa disimpannya sendiri, maka tersimpanlah segalanya sendiri dalam dirinya.

Papaku tak akan pernah berubah. Dia akan selalu menjadi Papaku yang bersahaja dalam diamnya. Tapi paling tidak kini aku tahu apa yang harus aku lakukan untuknya. Aku hanya ingin mengajaknya bercakap-cakap. Memancingnya mengeluarkan tawa walau sekilas. Aku tak ingin terlambat. Entah aku atau Papa yang akan pergi lebih dahulu. Yang terpenting waktuku tak terbuang hanya memandang wajahnya dalam diam. Yang terpenting waktuku tak terbuang hanya untuk berkeluh kesah tentang aku, aku dan aku padanya. Aku hanya ingin Papa tahu kalau aku bahagia punya Papa seperti Papa dan mencoba memastikan diri kalau Papa bahagia akan kami, keluarganya.

Sabtu, 16 Januari 2010

And The Universe Is Against Me Tonight....

  No comments    
Bengong sendiri di depan komputer. Mana cuaca dingin habis hujan. Otak mendadak nge-hang nggak tahu harus nulis apaan. Klik tab baru, buka Facebook. Sekedar mencari keramaian. Siapa tahu ada status orang lagi berantem, lumayan buat hiburan (ckckckck...orang berantem kok jadi hiburan?). Atau syukur-syukur ada status narsis bin mamer, lumayan buat diketawain (ckckckck lagi....yang begitu kok diketawain? Mending didoain biar insyaf). Tapi udah scroll sampai habis ke bawah, isinya biasa-biasa aja. Ngajak reuni, mau bobok, anak lagi sakit (yang ini sempetin komen dulu deh, doain cepet sembuh), kena macet di jalanan....aaah, standard.

Klik tab baru lagi deh. Buka Kompasiana. Naaah...lumayan agak mendingan. Beragam dan tinggal pilih mau baca yang mana. Tapi biasanya bagian Polhukam, Sosbud sama Kesehatan mah aku lewatin. Hihihihi....kurang gimanaaa gitu! Yang duluan dibuka pasti label Hiburan duluan. Wkwkwkwk...dasar otak standard. Lihat-lihat Headline ternyata bicara politik semua. Ups, tapi si G (sahabat kelingkingku) baru posting cerpen juga di Kompasiana. Komen dulu ah. Sebelum kabur dari Kompasiana cek dashboard dulu deh, siapa tahu ada pesan dari teman. Hmmm...ada, minta lanjutan cerbungku cepetan di posting. Wkwkwkwk...kabuuur. Not in the mood to write tonight (trus ini ngapain?).

Buka tab baru lagi, meluncur ke Women's Talk. Hei, hei, heeei (dangdut style)... ada kelingking baru! Namanya Devita. Waduh, Sabtu ini WT penuh sama tiga kelingking. Semua bagus-bagus. Heran juga sama perempuan-perempuan ini. Nggak nyangka pada jago-jago mengkhayal dan nulis. Baca-baca dulu semua cerpen para kelingking, terus komentarin deh. Udah!

Terus ngapain lagi? Heheheheee....(ketawa orang kangen. 'Mang orang kangen kalo ketawa gimana sih?). Ngintip Lolok aaaah....Hahahahaa, udah lama banget kayanya nggak maen Petsos. Huhuhuhuu, kok mendadak aku kayak orang pakaw udah sembuh trus ketemu putaw takut sakaw lagi?(perumpamaan yang mengerikan). Sumpaaah, cuma mau ngintip aja kok. Janji deh, nggak lama-lama maininnya.
Klik Pet Society....Semenit....Dua menit...Tiga menit...tadaaa!!! 'click here to retry'. THANK YOU YAAAH!!!! Pas gw lagi bosen banget dan pengen banget maenin lo dan lo gak mau maen sama gw! SUOMBUONG!!! Huh...

What's With Guys and Pink?

  No comments    
Hehehehee...Masih terkekeh-kekeh ngeliat mimik muka suamiku barusan. ^^,
Cerita diawali dari dompet kunci mobil yang rusak dan sudah tidak bisa dipakai lagi. Sehari, dua hari, tiga hari di tunggu, kok dia sepertinya nggak ada niat buat beli yang baru. Dimaklumi juga suamiku sibuk kerja sejak libur tahun baru selesai. Sementara anakku yang paling besar masih libur, jadi aku belum ada kesempatan untuk memakai mobil kami.
Tiga hari akhirnya batas kesabaranku melihat kunci mobil yang telanjang tanpa dompet habis. Bukan apa-apa, aku takut STNK hilang. itu sudah bisa dipastikan akan terjadi di hari ke-empat, mengingat aku dan suami luar biasa pelupa pada hal-hal kecil tapi penting seperti itu.
Siang tadi aku keluar belanja diapers untuk di Adek, sekalian mencari dompet kunci mobil. Mataku langsung jatuh cinta pada sebuah dompet mungil dengan corak kotak-kotak khas Burberry warna baby pink! Tanya harga, cucoook!!! Deal!
Huahahaa....sudah bisa membayangkan muka suamiku waktu melihatnya nanti.
Benar khaaan, dia langsung protes keras, "kenapa mesti pink, sih?"
"Kenapa nggak?" tanyaku balik sambil mesem-mesem.
"Apa kata temen-temen di tempat siaran ntar?" tanyanya lagi.
"Emang apa kata mereka?" tanyaku usil, masih mesem-mesem.
"Haddoooh..." nyerah dia. Wekekekeeek....salah sendiri lama banget beliin dompetnya.
Kenapa sih laki-laki kaya alergi gitu kalau lihat warna pink? Heran aku....

Senin, 11 Januari 2010

Ceracau Menjelang Tidur

  3 comments    
Sebelum bobo absen dulu deh! Dah lama banget kamu aku cuekin ya, Cil? Kasiaaan deh...
Mau nulis apa juga gak tau. Ceritain kesibukanku sebulan terakhir ini mau? Gak penting ya? Ya udah, gak jadi! Tapi aku pengen banget cerita tentang satu hal sama kamu dan ini emang ada hubungannya sama kesibukanku sebulan terakhir ini. Gimana dong? Cuek ah, kamu kan gak bisa protes, Cil. ^^b
Aku lagi tergila-gila dan jatuh cinta. Jatuh cinta setengah mati sampe aku gak sempat nafas. Percaya gak kamu? Hihihihi...aku gak nyangka juga bisa ngalamin ini lagi di umur yang udah seboros ini. Bayangin, sampe gak bisa tidur, gak napsu makan, gak pengen ngapa-ngapain selain mikirin 'dia'. Huaaah! Rasanya udah lama banget gak ngerasain sensasi begini. Terakhir yang aku ingat pernah ngerasain hal ini waktu aku pertama kali kenalan sama kamu, Cil. Aku begitu menggebu-gebu, tidak terbendung dan penuh gejolak. Sayang waktu itu aku nggak tahu gimana caranya menjaga rasa itu biar tetap ada dalam hatiku. Walhasil, godaan demi godaan yang datang justru jadi lebih menarik dibandingkan perasaan menggebu-gebu itu. Aku tinggalin kamu lumayan lama. Cuma buat apa? Buat maen game! Gila!!! Buat sesaat aku sempat mikir, jangan-jangan aku sudah jatuh cinta lagi? Sama game? Heuheuheu...percaya deh, aku sempat mikir gitu, Cil. Nggak inget tidur, nggak napsu makan dan yang paling parah nggak konsen ngurusin anak-anakku gara-gara aku kurang istirahat kebanyakan maen game. Wuaah, untung ada malaikat-malaikat cantik yang datang tepat pada waktunya menyelamatkan aku, Cil. Malaikat-malaikat yang berhasil membawa aku sekarang kepada perasaan jatuh cinta (lagi) ini.
Bweeh, jatuh cinta melulu, Non? Hehehehe...tapi kali ini beda! Bener, deh! Terasa sekali hasrat lamaku kembali menemukan jalannya lagi. Jalan yang lebih lurus dan terarah lengkap dengan rambu-rambu yang bisa aku ikuti. Sangat menarik! Nggak mungkin nyasar kalau udah begini, mah!
Lewat tulisan ini aku juga mau bilang makasiiih banget buat para malaikat cantik di Women's Talk yang sukses bikin aku jatuh cinta lagi sama yang namanya 'MENULIS'. You bring my passion back to the surface, once again and I hope this time is for good. ^_^
Aku berharap petualangan 'gila' kita bisa bertahan sampai akhir tahun nanti sesuai dengan komitmen kita bersama, wahai para malaikat cantik! Petualangan gila untuk koar-koar sesuka hati kita dalam bentuk cerpen setiap satu minggu sekali. Ini komitmen sekelas pernikahan! Sangsinya nggak tanggung-tanggung : potong kelingking bagi yang mangkir! Hahahahaa....please jangan melotot dulu, Cil. Kelingking yang dipotong cuma kelingking dalam foto kok. Gila apa potong kelingking beneran?
Demikianlah kicauan nggak jelas karena udah ngantuk ini aku posting di tepat jam sebelas malam ini. Besok pagi-pagi aku harus nganter Fadhil ke sekolah dan Bu Juju naga-naganya mau bolos karena ada tahlilan di rumahnya.

Persembahan 'gak indah banget' buat 13 perempuan berani malu di Women's Talk!