Minggu, 28 Oktober 2012

Nulis dan Ngeblog Mengantar Saya Ke Sini

  13 comments    
categories: ,
Ternyata kemaren itu hari Blogger Nasional, ya? Siapa yang mencanangkan, ya? Ah, siapa kek...pokoe sebagai blogger tak menentu saya ikutan rame-ramein aja. Hihihihihi....

Diitung-itung saya udah mulai ngeblog sejak tahun 2008. Dulu motivasinya bikin blog biar 'bakat' curhat di diary tersalurkan. Apalagi waktu itu pas banget abis ngelahirin si Safina. Jadi aja, suntuuk nggak bisa keluar rumah. Pengajian stop, arisan stop, shopping (continue stopping), makan di luar juga stop. Pokoknya bener-bener di dalem rumah, nggak kemana-mana. Ke pasar aja digantiin sama suami (dan keterusan sampe sekarang). Wkwkwkwk...


Dari mulai nulis di blog ini, saya nggak pernah mikir dulunya kalau sekarang ini saya malah bisa nerbitin buku. Sama sekali nggak mikir kalau nulis di blog bisa jadi penulis yang menerbitkan buku. Maksudnya, kayak penulis-penulis itu lho...J. K. Rowling, Sophie Kinsella, Clara Ng. Hihihihihi, asli dulu mah mikirnya nulis di sini emang cuma buat diary aja. Soalnya saking gapteknya, nggak ngerti juga kalau blog itu bisa dipromosiin ke Facebook (jaman dulu baru main Facebook doang, belum kenal Twitter dll). Jadi saya nganggepnya punya blog itu akan dibaca cuma sama orang yang nggak sengaja nemuin blog saya dari blog walking. Hahahaha.... Lah, copas link ke status aja saya baru ngerti beberapa tahun ini. Sumpeh ye, gaptek kok nggak nanggung-nanggung. Huahahahaaa! (Hush! Gaptek bangga!)

Selasa, 23 Oktober 2012

Review Penggemar Remy Silado Garis Keras (Boulevard de Clichy)

  12 comments    
categories: ,
Setiap kali saya selesai membaca novel Remy Silado, saya selalu merasa bangga dengan diri sendiri. Novelnya yang selalu lumayan tebal (diatas 500 halaman) dengan nama tokoh dan nama tempat yang sulit diingat (karena sebagian besar ber-setting luar negeri) merupakan tantangan tersendiri bagi saya untuk konsentrasi membaca kisahnya sampai selesai. Herannya, saya nggak pernah tuh nyerah di tengah jalan kalau baca novel-novelnya Om Remy. Maklum, saya penggemar garis keras beliau soalnya. Wkwkwkwk...


Baru semalam saya berhasil menamatkan membaca novel Remy Slado yang saya dapat dari berburu online via Facebook, Boulevard de Clichy, Agonia Cinta Monyet. Dan berakhir dengan nafas ngos-ngosan (literally) karena bahagia dan merasa beruntung sekali saya masih mampu menyelesaikan membaca novel setebal 671 halaman itu. Pada akhirnya uang sebesar Rp 80.000 (sudah termasuk ongkir dari Aruna Omah Buku) yang saya keluarkan terasa tidak sia-sia sama sekali. Seperti novel-novel Remy Silado lain yang sudah menghuni rak buku saya, novel ini menjadi aset berharga saya untuk belajar menjadi penulis yang baik dan berkarakter sepert Remy. Tsah!

Cerita novel Boulevard de Clichy ini berpusat pada kehidupan seorang perempuan Indonesia bernama Anugrahati atau Nunuk selama 5 tahun hidupnya. Dibuka dengan perkenalan pembaca dengan Nunuk saat usia remaja (SMA) yang dihantui perasaan minder dan kuper sebab bibirnya sumbing. Lalu hidupnya berubah 180 derajat ketika Suhardi, ayahnya yang seorang sopir Metro Mini di Jakarta, berhasil mendapatan uang untuk operasi plastik anak satu-satunya itu dari merampok seorang perempuan tua. Nunuk langsung menarik perhatian Budiman, anak pejabat DPRD, di sekolahnya. Anak kaya manja dan playboy itu berhasil menjadikan Nunuk sebagai pacarnya dan jreng jreng jreng...Nunuk hamil. Oh well... Sampai di situ dan beberapa bab selanjutnya kisah terasa klise. Anak orang miskin dihamili oleh anak orang kaya. Ketebak banget kalau cinta mereka pasti dihalangi oleh orang tua Budiman (Waluyojati, sang ketua DPRD dan Yani, ibunya). Tapi seklise apa pun kisah yang diangkat, saya nggak bisa  meninggalkan bacaan itu di tengah-tengah. Saya akan mengalami kerugian besar jika saya tidak menyelesaikan membacanya sampai selesai.

Kerugian besar yang saya maksud adalah permainan diksi Remy yang super lincah dan jugaaaa: KOSA KATA dan PERIBAHASA antik dan belum pernah saya baca sebelumnya. Simak sebagian yang saya temukan ini dan kasih tahu saya kalau kamu tahu artinya, karena saya sendiri akhirnya jadi buka KBBI karena penasaran. :D

Jumat, 19 Oktober 2012

Coklat dan Nasi Kotak

  8 comments    
categories: ,


“Untuk kamu,” ujarnya sambil menyodorkan sekotak coklat berpita merah.
“Terima kasih.” Tangannya menerima coklat itu tanpa merasa perlu bertanya ada apa dan untuk apa pemberian itu.
Tak perlu ada alasan antara sahabat untuk saling memberi.
Image from http://www.123rf.com/photo_4346260_heart-shaped-golden-chocolate-box-tied-with-red-ribbon-with-copyspace-isolated-on-white.html

“Untuk kamu dan keluargamu,” ujarnya sambil menyodorkan tiga kotak makanan dari kertas dus berwarna putih.
“Terima kasih.” Tangannya menyambut kotak putih berisi nasi beserta lauk-pauknya itu tanpa merasa perlu untuk bertanya ada apa dan untuk apa pemberian itu.
Tak perlu ada alasan antara sahabat untuk saling memberi.
Image from http://en.wikipedia.org/wiki/File:Nasi_kotak_gudeg_Wijilan.JPG

Kristin anak seorang pendeta dan Aisyah anak seorang ustad. Keduanya sudah bersahabat sejak mereka baru bisa menjejakkan kaki di tanah tanpa pegangan tangan sang ibu sampai saat ini mereka sama-sama berusia 9 tahun. Setiap saat, setiap ada kesempatan, setiap ada perayaan, mereka selalu berbagi kebahagiaan bersama

Kamis, 18 Oktober 2012

Calm Down, Everybody! (Belajar Dari Tontonan Anak)

  12 comments    
categories: 
Sejak hamil Fadhil 10 tahun yang lalu, saya dan suami sudah bertekad untuk tidak akan membiarkannya menonton acara televisi, terutama sinetron. Untuk yang satu ini kesepakatan kita bulat banget. Ngeliat tayangan sinetron yang walaupun dilabelin sinetron anak-anak, masih suka bikin miris kalau denger dialog-dialognya. Kadang masih sering terdengar terlalu kasar di telinga.

Akhirnya kami memilih untuk berlangganan televisi kabel yang punya channel anak-anak seperti Cbeebies dan Baby TV. Di tahun-tahun awal waktu Fadhil masih bayi memang menyenangkan sekali. Tayangan Barney and Friends cukup sukses menyumbang kemampuan Fadhil menyanyikan lagu anak-anak dalam bahasa Inggris. Lagu seperti I Love You, You Love Me dan Twinkle Twinkle Little Star dengan mudah terekam di benaknya. Bahkan beberapa kata sederhana dalam bahasa Inggris juga berhasil dia tangkap, seperti banana, picnic, happy, sad dan lain-lain. Lambat-laun, tanpa saya terlalu banyak mengajarkannya, dia sudah bisa berdialog dalam bahasa Inggris dengan menggunakan kalimat sederhana.

Waspada ya, mak! Nggak semua film di channel anak-anak dialognya sesuai usia mereka. Tetap dampingi ya...:)

Rabu, 17 Oktober 2012

Cerita Dari SocMedFest 2012 (Part 2): Kolaborasi Kece Emak-emak dan Brondong-brondong

  4 comments    
categories: ,
Setelah nunggu-nunggu nyaris 3 bulan, akhirnya tanggal 13 Oktober datang jugaaak! Hwaaa, antara seneng sama deg-degan. Hari Sabtu tanggal 13 Oktober 2012 itu Kampung Fiksi dan Story Lab akan ikut ngerame-ramein acara di Social Media Festival. Di Gelanggang Renang Senayan, jam 3 sore! Wahahahaa, kebayang panasnya kek gimana. Untuuung, kita main kece. Belom-belom, kita udah minta tempat di ruangan tertutup yang ber-AC. Alesannya sih karena mau puter film, jadi butuh screen. Ngahahahaa, kebayang kalo kita ditaro di mini stage di luar sana.

Story Lab dan Kampung Fiksi setelah acara.

Bukan apa-apa (apa-apa sih, sebenernya), udah beberapa bulan ini cuaca siang di Jakarta kayak ngajak tawuran panasnya. Karena SocMedFest 2012 ini diadain outdoor, udah pasti panitia nggak mau banget sampe turun ujan. Pasti pake pawang ujan, pasti! (Sotoy)

Sehari sebelum acara, saya dan bunglon Kampung Fiksi masih aja rempong ngurusin....kostum! Ngiahahaa...Penting banget! Soalnya, urusan yang lain udah kelar. Eheum, kerjasama dengan Story Lab ini emang keren bangetlah pokoknya. Beberapa hari sebelum hari H kita udah siap segalanya. Mulai dari banner dan X-banner yang disiapin sama Story Lab, trus goodie bag, pin dan snack dari Kampung Fiksi, dan gak lupa materi yang disusun bareng. Semua udah rapi jali, cuy! Tinggal berangkaaat! Keren kan keren kan? *ditoyor*

Cerita Dari SocMedFest 2012 (Part 1): Kampung Fiksi Pengen Ngeksis

  4 comments    
categories: ,
Sekitar bulan Juli 2012, sebelum bulan Ramadhan datang, saya dan teman-teman di Kampung Fiksi nemuin info tentang Social Media Festival 2012 di internet. Weh, seru nih! Kita langsung kegirangan, karena udah lama nggak bikin acara offline. Terakhir itu November 2011 Kampung Fiksi bikin Workshop Menulis. Kayanya ikutan keramaian di SocMedFest ini pas banget waktunya. 


Nggak pake nunggu-nunggu, kita langsung daftar. Lagian syaratnya gampang bangeet buat ikutan. Pokoknya komunitas online yang punya kegiatan dan follower/member. Aheuheuheuy... Dan dengan rempongnya sayah kembali jadi si emak bagian yang rusuh-rusuh ikut meeting. Untuung, ada dua bunglon Kampung Fiksi lagi yang doyan rempong, jadi tertolong pas bagian harus dateng ke meeting di Kaskus dan SalingSilang (penyelenggara SocMedFest 2012), towel-towel G dan Ria.

Rabu, 03 Oktober 2012

Pertemuan Sebatas Kopi

  13 comments    
categories: ,


Langkahku semakin berat memasuki cafe teduh itu. Ini sudah pertemuan yang ke-empat kalinya dan masih belum ada kemajuan yang berarti. Aku masih menemui orang yang sama, masih membicarakan hal yang sama dan masih minum bergelas-gelas kopi yang memberikan efek mual yang sama. 

Aku sudah bisa membayangkan percakapan yang akan kami hadapi sebentar lagi. “Saya dapat donator baru, Sha! Kamu tahu kan, Pak Doyok, wakil DPRD itu lho!” atau, “Media sudah mau meliput kegiatan kita, kamu tinggal arrange aja waktu dan tempatnya. Usahakan tempatnya yang agak cozy, ya! Pilih panti asuhan yang agak besarlah, yang punya aula,” atau, “Kita bikin seragam aja untuk acaranya nanti, ya! Batik gimana? Tapi aku nggak mau batik kodian, ah! Bahannya panas!”

(Image from http://www.diylife.com/2007/12/28/21-ways-to-use-old-coffee-grounds/)

Perempuan setengah baya yang sama sudah menungguku di sana. Dia melambaikan tangannya yang berkuku merah sempurna. Sebuah kursi di sampingnya, khusus untuk meletakkan Birkin-nya.