Rabu, 24 Februari 2010

Paper Art

  1 comment    


Entah sejak kapan tepatnya aku begitu tergila-gila dengan kertas warna-warni. Mungkin waktu aku mulai masuk taman kanak-kanak. Melihat Ibu guru menunjukkan kebolehannya melipat, menggunting dan menempel….lalu, voila….tiba-tiba sudah ada kodok di selembar kertas putih. Bagi mata kecilku itu sebuah keajaiban.

Sejak saat itu aku menjadi begitu terobsesi dengan kertas warna-warni. Selalu ingin membuat sesuatu dari kertas-kertas itu. Pelajaran prakarya di sekolah menjadi pelajaran paling kutunggu setiap minggu. Hingga pada akhirnya, saat ujian praktek untuk kelulusan Sekolah Dasar aku mendapat nilai tertinggi untuk mata pelajaran ketrampilan. Ah, andai prestasi itu dibarengi dengan nilai tertinggi mata pelajaran PMP, IPA, IPS dan Matematika. Hihihi….

Beranjak remaja aku justru makin menyukai segala ketrampilan yang berhubungan dengan kertas. Membuat kartu ucapan, seni melipat kertas dari Jepang (origami), membuat boneka dari kertas washi (washi doll) sampai seni menggulung kertas (paper quilling).

Untuk yang terakhir ini (dan juga origami) aku tidak pernah merasa bosan. Rasanya puas sekali kalau aku bisa menghasilkan suatu proyek setelah berhari-hari berkutat dengan kertas, gunting, cutter dan lem.

Alhamdulillah, dari sedikir kebisaan karena hobi ini aku bisa menambah-nambah uang saku. Kadang teman-teman sekolah suka minta dibuatkan kartu ucapan untuk pacarnya atau kartu ulang tahun untuk saudara. Apalagi kalau menjelang hari Valentine seperti sekarang ini. Wiiih, biasanya pesanan suka membanjir. Lumayaaan, daripada lumanyun. Hehehehe…

Sampai akhirnya aku menikah dan punya dua orang anak sekarang ini, hobi itu masih terus aku lakukan. Walaupun sekarang sering terbentur waktu antara mengurus anak, mengurus rumah, mengurus suami dan mengurus Kompasiana. Hahahaa…

Sampai saat ini aku masih membuka kursus kilat untuk anak-anak usia sekolah di rumah. Walaupun peminatnya sepi sekali. Aku suka sedih, anak-anak jaman sekarang sepertinya lebih tertarik untuk jalan-jalan ke mall dibanding duduk manis membuat sesuatu yang bisa bermanfaat dan menambah uang jajannya. Padahal sengaja aku tidak membebankan biaya yang tinggi untuk mengikuti kursus-kursus ini. Misalnya untuk kursus membuat kartu ucapan berhias origami, aku hanya membebankan harga kertasnya yang relatif murah. Kalau mau membuat hiasan dinding paper quilling, sama saja, aku hanya membebankan harga kertas dan frame-nya. Banyak lagi yang ingin aku ajarkan pada mereka. Membuat kerajinan dari stik es krim. Membuat buku anak-anak dari kain flanel. Tapi, ya itu tadi, minat anak-anak ini (terutama usia ABG) ternyata kecil sekali.

Aku sendiri sebenarnya juga bukan pakar atau ahli dalam bidang ketrampilan ini. Semua aku pelajari secara otodidak. Kadang aku ke Gramedia, berdiri lama di rak bagian buku ketrampilan. Melihat-lihat gambar dan membaca petunjuk step by step. bagiku itu sudah cukup untuk menyerap informasinya. Kenapa bisa begitu? Mungkin karena aku berangkat dari hobi dan kesenangan.
kreasi paper quilling yang lain

Sengaja aku tampilkan beberapa hasil karyaku, bukan bermaksud untuk sombong atau pamer. Melainkan menggugah rasa keindahan dan berkesenian di dalam hati anda sekalian yang mungkin selama ini belum ada yang mengusik.

Semoga bermanfaat. ^_^

1 komentar: