Image from http://duabadai.wordpress.com/ |
Pengantar:
Postingan ini ditulis oleh Swap Partner saya di #SwapBlog. Dia adalah Taufan atau Badai.
Badai alias Taufan adalah seorang penulis
merangkap tukang foto dan tukang jalan-jalan, dan bisa ditemui di blog
duabadai.wordpress.com atau twitter
@duabadai .
Pada #SwapBlog kali ini dengan tema Life In
A Day, ia berbagi pengalamannya membesuk seorang teman di RS dan apa saja yang
didapatnya selama seharian berada di sana.
Semoga bisa menjadi bahan bacaan yang menarik bagi para pengunjung setia Blog Emak Gaoel ;)
LIFE
IN A DAY
Hai, teman-teman, apa kabar hidup? Apakah hidup baik-baik saja, lurus-lurus saja
bahkan cenderung membosankan, atau sedang berulah? Bagaimanapun hidupmu, syukurilah. Hidupilah.
Karena kalau hidup sudah pergi, maka cuma ada tiada.
Tepat sebelum puasa kemarin, seorang teman
saya (sebut namanya Tian) hidupnya nyaris di ujung tanduk. Jadi selama 3 bulan terakhir ia sering
mengalami gejala 'masuk angin' parah, hingga akhirnya ia memutuskan check-up ke
dokter. Singkat cerita Tian pun dirujuk ke
RSPI untuk menjalani test angiography.
Ternyata oh ternyata ia mengalami penyumbatan di salah satu pembuluh
jantung (LAD) hingga 80%! Ring-pun
dipasang dan teman saya diinapkan di ICCU.
Kata dokter, jika terlambat sedikit saja, maka game over.
SHIOK!
Pagi itu pun saya lekas bergegas menuju
RSPI, berdua bersama teman saya yang lain (sebut namanya Fitri). Tak pernah terlintas dalam benak jika teman
kami ini bakal terkena penyakit jantung koroner.
Tian adalah seseorang yang menjalani gaya
hidup paling sehat di antara teman-temannya yang lain. Rutin melatih ototnya (hampir tiap hari pergi
ke gym), rajin renang, menjaga pola makan, tak merokok, tak minum khamr, bebas
dugem & narkoba, pintar masak, mendamba istri yang setia, dan hasil
cek darah terakhir adalah tekanan darah normal, gula darah normal, kolesterol
normal, fungsi ginjal normal, semuanya baik-baik saja.
Bahkan dokter saja kaget mendapati fakta
bahwa Tian mengalami penyumbatan pembuluh jantung. Saya dan teman-teman pun bagai ditempeleng
keras-keras oleh kenyataan ini. Jika
seorang Tian saja bisa terkena serangan jantung koroner, bagaimana halnya
dengan kami?
Sekali lagi, SHIOK!
Sampai di RSPI, kami segera menuju ke ruang
ICCU. Tiap ruangan tertutup tirai
rapat. Sebuah bilik kosong menampakkan ranjang
yang dikelilingi peralatan gawat darurat, selang-selang, monitor screen, dan
perlengkapan lain yang saya tak tahu namanya.
Tak terbayang betapa tersiksanya harus tergantung dengan segala
peralatan itu. Tak terbayang betapa
menderitanya teman kami saat ini.
Semakin tersadar saya bahwa kesehatan itu adalah rezeki yang sungguh tak
ternilai.
Ruangan yang ditempati Tian pun tertutup
tirai, namun terdengar suara cekikikan di baliknya. Penasaran kami pun menyibak tirai dan
melangkah masuk, dan mendapati Tian sedang tertawa-tawa bersama salah seorang
teman kami yang lain (sebut namanya Dita).
Jadi tadi Tian minta diambilkan pispot oleh
suster, dan suster pun segera keluar ruangan untuk mengambil benda yang
dimaksud.
Tak lama kemudian Dita yang baru tiba langsung
masuk ke ruangan.
Tian langsung berseru, "Suster,
pispotnya sudah datang sendiri!"
Huahauahauaha!
Untung Dita orangnya humoris, jadi kami pun
ikut tertawa-tawa dibuatnya.
Kami sungguh lega mendapati kondisi Tian
yang tidak terbaring lemah, kecuali wajahnya memang sedikit pucat. Tapi di luar itu ia masih bisa bersikap ceria
seperti biasa.
Saya baru tahu jika proses angiography
adalah memasukkan semacam selang ke dalam tubuh melalui pembuluh nadi di lengan
(atau paha). Tindakan ini diambil jika
ada kecurigaan dokter akan penyumbatan pembuluh darah di jantung. Proses pemasangan ring pun dilakukan melalui
selang ini, jadi tak perlu operasi pembedahan di dada pasien (seperti yang saya
pikirkan sebelumnya).
Tian sendiri sama sekali tak mengalami rasa
sakit selama proses tsb, selain rasa 'sedikit pegal'. Bahkan dokter menyatakan selama tidak ada
komplikasi pasca operasi, Tian sudah diperbolehkan pulang.
Ada satu pertanyaan kami: Kenapa bisa Tian
terkena kasus semacam ini?
Ada satu pertanyaan Tian: Kenapa saya?
Dokter bilang, berhubung kondisi fisik Tian
jauh lebih bugar daripada kami, maka kemungkinan utama penyebab jantung koroner
adalah: stress!
Stress, saudara-saudara! Camkan itu!
*langsung
stress*
Dokter juga menambahkan, jika seseorang
tengah menderita 'masuk angin', sebenarnya terdapat
30% kemungkinan pasti bahwa ia tengah
mengalami 'mild heart attack' tanpa disadari.
*langsung
tambah stress*
Kemudian datang teman kami yang lain (sebut
namanya David). Pemuda ini usianya jauh
lebih muda daripada Tian, namun ia pun sudah pernah mengalami penyumbatan
pembuluh jantung. Sama seperti Tian,
David adalah seorang yang atletis, dalam artian pecandu olahraga. Maka ia pun sempat tak percaya begitu dirinya
divonis terkena jantung koroner.
"Apakah penyebabnya stress juga?"
tanya saya penasaran. Tampang saya
mungkin sudah stress
akut pada saat itu.
"Kecapekan," jawab David. Ternyata sebelum ini ia terlalu memaksakan
berolahraga di luar batas kemampuan tubuhnya.
Saya pun menghembuskan napas lega. Lega karena saya tidak semaniak itu dalam
berolahraga. Agak ironis memang.
Satu pelajaran penting lainnya adalah,
jangan pernah menunda. Jangan takut
untuk memeriksakan diri ke dokter jika merasa ada yang tidak beres pada
tubuh. Bisa jadi semakin lama ditunda,
penyakit di dalam tubuh kita malah akan semakin menumpuk, sehingga bisa
berakibat fatal.
Kami pun menghabiskan waktu nyaris seharian
di RSPI, membahas kesehatan dan seluk beluknya.
Bahkan ketika kumandang shalat tarawih hari pertama terdengar dari
masjid sebelah, kami masih menemani Tian di kamarnya (ia sudah pindah kamar
dari ICCU ke VIP). Tian bahkan gantian
menemani kami makan malam di kafetaria.
Sungguh hari yang menegangkan, melelahkan,
sekaligus menyenangkan karena bisa bersua kembali dengan teman-teman dan mendapat banyak
pengetahuan & kesadaran baru. Semoga
setelah kejadian ini, saya dan teman-teman semakin tersadarkan untuk menerapkan
pola hidup yang lebih sehat & lebih baik.
Life
in a day is worth a lifetime if we can make the best out of it!
\(^_^)/
Terima kasih juga kepada kak Winda yang
sudah menjadi swap partner yang seru! :)
duh dimasukin jarum impus aja ngilu2 apalagi dimasukin selang ya. hihh ga mau ngebayangin
BalasHapussamaaa...>.< tutup mata...ngilu ngebayanginnya...:|
Hapusdimasukin selang sampe ke pembuluh jantung lho :/
Hapus*masih gak habis pikir apa jadinya kalo si selang nyasar di jalan*
Oalahhh jadi pengen check up lagi
BalasHapusaku malah takut nih han... :(
HapusWuah , ngeri juga yah. Padahal stress dan capek itu sering sekali hinggap.
BalasHapusSalam kenal buat Emak Winda :)
Sharing yang menarik dari mas Aldi aka Taufan aka Badai.
BalasHapusMenjadi pelajaran bahwa tidak ada artinya bila menjaga pola hidup sehat, namun tidak bisa mengendalikan stress.
kadang-kadang ada stress yang diluar dugaan mbak :)
BalasHapuswah... gak selamanya pola hidup sehat itu bebas penyakit ya mba. makasih banyak loh infonya.
BalasHapusAduuuhhh.... semoga Tian sehat selalu...
BalasHapusEeeerrrggtt.. baiklah gak boleh stress.
Okeh.
*stress*
mamaaaakkk....
BalasHapusbulan lalu, gw juga diduga kena GERD... *apa itu, googling ndiri ya mak* sampe dokternya nyaranin buat di periksa apa namanya itu yang dimasukin selang. berhubung gak mau, akhirnya dokter nyaranin di USG aja dan biayanya mahal... -padahal kemaren itu gw lagi berhemat buat bayaran* tapi alhamdulillah hasilnya normal normal saja. hasil rekam jantung, fungsi hati, ginjal, dsb juga normal... dan kata dokter, si GERD yang ada di badan gw itu kemungkinan berasal dari STRES!
ternyata sehat itu memang mahal. nikmat yang tiada pernah terkira. makanya sekarang gw selalu minta diberikan kesehatan dalam setiap doa gw mak... :)
baca artikel ini, gw jadi nggak kepengen stres lagi deh. harus (mulai) menikmati hidup kayaknya hehehehe...
absen :)
BalasHapus