Senin, 15 April 2013

Mungkin Ini Yang Membuat Sebuah Novel Jadi "Nggak Banget"!

  19 comments    
categories: ,
Sering banget baca novel romance yang akhirnya bukan bikin perasaan klepek-klepek abis baca tapi malah ngegerundel sendiri. "Doh, dimana romantisnya, sih?" atau, "Tokohnya aneh banget! Nggak masuk akal!" atau, "Kenapa juga mereka jadian? Apa ada orang yang senaif itu?" Itu komen-komen sering saya temukan di review buku genre romance.

Image from http://www.jskesliencharles.com/2011/10/nanowrimo/

Kenapa bisa muncul komentar yang bertolak belakang begitu, ya? Bukankah seharusnya kisah romantis itu bisa membawa pembacanya terbawa perasaan penuh cinta dan lika-liku yang membuat gregetan in a good way? Soal ending, kesampingkan aja dulu, deh! Karena buat saya pribadi, ending itu hak prerogatif penulis. Terserah dia mau bikin happy ending atau sad ending walaupun itu genrenya romance. Lah, tulisan juga dia sendiri yang nulis. Yang baca tinggal baca aja. Jangan atur-atur ceritanya harus gimana, dong. Wkwkwkwk... Yang bisa dikomentari oleh pembaca itu ya efek setelah membacanya. Apakah berhasil menampilkan kesan romansa sesuai dengan labelnya tadi atau tidak?

Mungkin nih, ya...mungkin hal-hal di bawah ini yang membuat sebuah novel kurang sukses di mata pembacanya.



Ide cerita

Sebenarnya kisah cinta-cintaan itu punya ruang gerak yang luas sekali untuk digarap. Apa ide kamu? Masukkan unsur cinta, pasti bisa! Mau sama lawan jenis, sesama jenis, orang tua, saudara, binatang bahkan tumbuhan dan benda mati sekali pun.
Kadang, ide paling sederhana justru malah bisa berkembang menjadi cerita roman yang sangat menarik di tangan penulis yang kreatif memainkan elemen ceritanya. Nggak perlulah terlalu ngoyo mau bikin cerita cinta yang idenya orisinil. Haduh, sulit banget jaman sekarang nyari ide yang orisinil. Hampir semua kayanya udah diambil duluan sama penulis terkenal. Nggak masalah, kan? Kata mas Adam Levine, "There's nothing new under the sun." It's OK.
Kadang maksain banget mau tampil beda dengan ide yang nyeleneh, tapi ujung-ujungnya pas eksekusi malah mentah banget. Entah karena riset yang kurang (sebab ide nyeleneh itu berarti menuntut kita untuk ektra mencari hal-hal baru yang belum pernah digarap oleh orang lain) atau bisa juga karena ya memang kurang lihai aja memainkan elemen cerita menjadi satu kesatuan.
Jangan buang-buang waktu di bagian yang sebenarnya kamu nggak perlu membuang waktu. Daripada kamu pusing mikirin ide yang aneh-aneh, mending kamu matengin cara dan gaya menulis kamu termasuk teknik crafting kamu dalam menulis ide yang sederhana. Percaya deh, hasilnya akan jauh lebih enak dan nggak maksa.

Karakter

Sama seperti ide, kadang penulis suka sekali menciptakan karakter yang ajaib dan kayanya nggak mungkin banget deh eksis di dunia nyata. Nggak ada larangan, sih! Lagian, siapa yang mau baca buku yang tokoh utamanya biasa-biasa aja? Ya, nggak, sih? Tapiii, balik lagi ke eksekusinya. Karakter aneh dan ajaib yang eksekusinya sukses bisa kamu ambil contoh novel tetralogi-nya Dee, Supernova, terutama di Petir dan Akar. Itu contoh eksekusi pemilihan karakter aneh bin(ti) ajaib yang sukses buat saya. Kenapa Dee bisa sukses menampilkan karakter aneh seperti Elektra dalam Petir? Ini erat kaitannya dengan riset mendalam Dee dan luasnya wawasan sang penulis (dari bacaan dan hubungannya dengan banyak manusia).
Kalau kamu tidak kuat di riset, jangan memulai dengan menciptakan karakter yang aneh. Patokan basic untuk penulis pemula (seperti saya) adalah karakter berdasarkan tanggal lahir atau zodiak. Itu membantu sekali. Kalau sudah lihai, bisa dipadukan dengan karakter orang yang kamu kenal yang mirip-mirip dengan tokoh kamu. Dengan begitu, kamu akan punya tokoh yang tidak biasa tapi juga masih masuk akal dengan caranya sendiri. Sehingga tidak mengundang kerut di kening pembaca saat sang tokoh melakukan sesuatu yang aneh, karena ada penjelasan dalam cerita dan latar belakang sepanjang kisahnya.

Setting tempat dan waktu

Setting tempat romantis nggak melulu ada di pantai atau pegunungan atau luar negeri yang bersalju! Kisah romantis bukan cuma dibangun dari settingnya, melainkan sebagian besar dibangun dari feel yang digarap dengan baik dan membawa perasaan pembacanya. Percuma juga punya setting di Paris kalau nggak bisa membawa feel romantis ke dalam ceritanya. Ujung-ujungnya malah jadi kayak ketempelan traveling story dalam novel romance kamu.
Kadang, setting adegan di bangku tukang gorengan depan sekolah aja bisa jadi romantis banget kalau kamu bisa membuat dan menceritakan sebuah adegan yang menggelitik perasaan dan membuat pembaca ikut mesem-mesem membayangkannya. Intinya, nggak usah terlalu muluk-muluk. Kembali lagi, kemampuan riset kamu dan kemampuanmu menggarap data riset tempat itu sudah mumpuni belum? Kalau untuk masalah ini, saya sarankan banyak belajar dari novel-novel lama NH Dini dan Remy Silado.

Plot

Plot adalah kebebasan paling mutlak yang dimiliki oleh penulis yang seharusnya bisa menjadi senjata andalannya untuk membuat cerita romance yang kuat. Di sinilah akan terlihat, seorang penulis lihai memainkan susunan adegan dan memainkan intensitasnya dalam cerita yang berefek pada terbawanya perasaan pembaca. Ini perlu latihan dan referensi bacaan yang banyak. Mutlak! Harus!
Silahkan bermain dengan bebas bersama si plot ini. Mau pakai alur cerita maju, atau mundur, atau maju-mundur, atau zig-zag... Apa pun, asal tetap konsisten dalam jalan cerita.
Seringnya, kesalahan/cacat yang sering saya temukan di beberapa kisah romance, ada aja terselip beberapa adegan yang tidak perlu dan sama sekali nggak ada urusannya sama jalan cerita. Jadi semacam tempelan saja dan cuma manjang-manjangin cerita. Ini perlu dicermati. Penting juga kok punya draft atau kerangka sebelum menulis (terutama novel) karena itu panduan kita menulis sehingga tidak perlu melebar kemana-mana yang ujungnya malah bikin adegan yang tidak perlu tadi. Buat sebuah outline yang jelas sesuai dengan plot yang kita inginkan. Patuhi outline itu. Tap! Tap! Tap! Ceritamu nggak akan mbleber kemana-mana.

Kesimpulan

Menulis novel bukan perkara gampang. Diperlukan skill merangkai, menyusun dan memperindah tulisan. Cuma dua yang perlu dilakukan untuk menjadi lebih baik setiap saat: LATIHAN MENULIS dan MEMBACA REFERENSI YANG BANYAK!
Selamat menulis1 ^_^

19 komentar:

  1. Banyak jempol Mak untuk tulisan ini.

    BalasHapus
  2. thank you...semoga bermanfaat...ini hasil dari mengamati bacaan selama ini aja kok...;)

    BalasHapus
  3. yoiii mak...berkaitan dgn ide cerita, kalo misalnya kita bikin ide yg sederhana dan biasa saja, kira2 ada gak ya kemungkinan akan bilang " wah ini khan kayak novelnya si anu nih" gitu gak ya, takutnya ntar dibilang copas atau cover version dr novelnya si anu, meskipun mungkin settingnya yg diubah dsb, gimana nih mak?:)

    BalasHapus
  4. bener tuh mbak yang tentang 'daripada cari ide yang aneh2 mending seriusin gaya dan cara penulisan'.

    aku rutin ikutan nulis FF *cuma FF lho*.. kalau di kepala dah ada ide aneh-aneh, tapi nggak bisa sampaikan ceritanya dengan bagus, pas dibaca ulang jadinya mau ngakak sendiri. masa ceritanya aneh gini? hihihi,

    BalasHapus
  5. wah mantap nih, saya juga lagi banyak belajar nih mba biar tulisan saya ada jiwa nya.. btw, mba saya mau nanya dong... crafting itu apa ya? nuhun...

    BalasHapus
  6. jangankan novel... FF pun kadang, hah? kok begini? bener tuh, kata miss rochma :)))) suka ngakak sendiri setelah dibaca-baca.

    BalasHapus
  7. Keren mbak artikelnya. izin share di Twitter ya mbak

    BalasHapus
  8. mantep... Minta ijin buat di twit nanti ya :)

    BalasHapus
  9. AKu biasanya baca novel indikatornya diawal mbak kalau bab awal mudah dimengerti dan asyik dibaca lanjut deh bacanya :)

    BalasHapus
  10. Setelah itu semua ... perlu napas panjang dan energi ekstra. Tapi kadang saya nemuin novel yang menang banget di penulisan doang, Mak. Karakter sama plotnya mah biasa aja. Tapi "feel"-nya dapet banget dan ini yang bikin saya betah baca. Misalnya di novelnya Kazuo Ishiguro. Plot datar, karakterisasi biasa aja, tapi penulisan ... KEREN~!

    BalasHapus
  11. Mantap, kayaknya tulisan2 kayak gini yang banyak di butuhkan untuk pembelajaran bahasa indonesia di sekolah2 kita. Apalagi jam bahasa indonesia mau ditambah dengan alasan agar anak2 kita lebih "nyastra"

    BalasHapus
  12. Setuju banget sama yang soal ide cerita... Yah emang bener sih, gak ada yang bener2 orisinil di dunia ini. Kita nulis kayak gini, siapa tahu di belahan dunia mana ada yang nulis....

    BalasHapus
  13. Mbak Edi:
    Ide itu bukan berarti jalan cerita sama kan? aku rasa sih kalau soal ide yg mirip-mirip udah sering terjadi. tapi kreatifitas penulis mengolah ide itu yg bisa jadi orisinil. kalau ide udah sama, trus jalan cerita juga mirip, lah berarti penulisnya yg gk kreatif...;)

    miss rochma:
    hahahaa, iya...dibutuhkan latihan banyak untuk bisa mengolah ide jadi cerita yg menarik...;) aku juga masih sering mentok...:)))

    miss_deetya:
    crafting itu semacam skill atau ketrampilan dalam mengolah sesuatu menjadi indah dan menarik...termasuk di dalamnya mengolah tulisan...;)

    RedCarra:
    iya, bikin tulisan fiksi, sependek atau sepanjang apa pun tetap butuh ketrampilan biar gk bikin ngakak miris pas bacanya..hahahaaa

    Nova:
    sip juga...:D

    Ifnur:
    Silahkan, semoga bermanfaat...:)

    Ria:
    Twitkeeeun...:)))

    mak Lidya:
    betul banget mak Lidya, bagian awal sebuah buku adalah bagian yg paling penting, karena dari sana pembaca akan memutuskan meneruskan baca sampai selesai atau ditinggal begitu aja..:)

    Mak Octaviani:
    nah, kalau udah soal suka, ii emang subyektif banget..benar2 gk bisa diulik2 lagi, karena ini selera...:)

    catatankecilkeluarga:
    iya ya, pengen banget bisa ngasih workshop menulis ke sekolah2...doain ya ada jalannya..:)

    immanuel:
    sip..:)

    BalasHapus
  14. mungkin saya salah satu pembaca yang suka ngerasa kurang puas sama novel yg full romantis mbak. sukanya kalo bagian romantis itu di sisipkan alurnya. tapi aku suka banget sama postingan ini, bikin pengetahuan menulis bertambah

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah, samaa...aku suka eneg kalau terlalu berbunga-bunga dan menye-menye...
      kalau nulis romance juga aku lebih suka romance itu jadi bumbu penyedap, kalau kurang jadi gk enak, kalau kelebihan jadi eneg...:D

      Hapus
  15. Wow, dapat tips jitu nih dari Mak Winda. Makasih ya, Mak. Baru belajar menulis nih, semoga dengan mengikuti tips darimu, tulisanku akan dapat menyentuh dan merangkul pembacaku nantinya ya, Mak. Trims for share. :)
    Btw, templatenya keren abis deh!

    BalasHapus
    Balasan
    1. jiaaah, mak alaika mah harusnya udah share tips jugaaa...secara bukunya udah banyak..:)
      makasih udah mampir ya maak....:)

      Hapus
  16. Fiuhh baru menyelesaikan novel romance pertamaku mak, moga ndak gariing..iya bener, kudu byk bacaa..

    BalasHapus