Festival Dongeng Indonesia di Museum Nasional

Assalamu'alaikum.

Katanya hidup itu adalah tentang pilihan dan membuat keputusan. Saya senang hari Sabtu kemarin telah memilih dan membuat keputusan tepat. Ceile, mau bilang weekend kemaren dateng ke Festival Dongeng Indonesia di Monumen Nasional aja pake sok-sok filosofis segala lu, mak! Bwekekekek.

Photo courtesy: Ijul Baso

Heu euh, seneng banget lho kemaren itu bisa dateng ke sana bawa anak-anak. Seperti yang kita semua tahu, (kalau ada yang belum tahu, ya pura-pura tahu aja), emak-emak biasanya OGI alias ogah rugi. Jadi kalau mau pergi-pergi juga diitung dengan cermat, apakah pengeluaran sepadan dengan yang didapat. Berhubung saya berangkat dari Bekasi yang you know itu di planet lain, perjalanan ke Jakarta makan waktu dan biaya; bensin, jajan, makan siang, tenaga, jajan, makan lagi, cemilan. So, back to emak-emak OGI tadi, jadi setelah saya hitung dengan cermat, pergi ke Jakarta hari itu akan memberikan banyak keuntungan untuk saya sekeluarga. 

Photo courtesy: Ijul Baso

 1. Menyenangkan anak-anak karena acara ini lebih banyak ditujukan untuk anak. Di Festival Dongeng Indonesia ini banyak kegiatan dan acara seputar dongeng untuk anak. Termasuk di dalamnya ada Pak Raden, Kak Ario dari Ayo Mendongeng dan Cassandra (pendongeng dari UK) yang berbagi ilmu tentang mendongeng. Plus acaranya diadain di museum. Aaah, sekali beli tiket, bisa liat isi museum sama acara dongeng. Irit kan, irit? ^^,

Cassandra dan Kak Ario di Workshop Mendongeng (Photo courtesy: Ijul Baso)

Sempat keliling museum juga.

We had a fun day! :D

 2. Di acara Festival Dongeng Indonesia ini juga terselip agenda launching buku karya teman sesama finalis Kartini Next Generation, Devi Raissa Rahmawati. Buku Asal Mula Namaku adalah buku dongeng interaktif yang sekaligus mengajarkan anak untuk belajar membaca dan menulis. Saya udah punya dong bukunya. Keren! Seru, deh buat aktivitas sama anak yang baru belajar baca kayak Safina.  Sayang banget, ketemu Devi di belakang stage pas banget MC manggil buat naik. Ngajak selfie, kameranya lemot. Devinya udah ngacir, kameranya baru njepret. Idih banget kamera gue. -_-

Safina dan buku Asal Mula Namaku karya Devi Raisa Rahmawati

 3. Berhubung saya penuh perhitungan, beberapa hari sebelum hari H, saya juga udah kepoin TL dan newsfeed FB. Siapa tau ada temen juga yang berencana datang ke acara yang sama. Kopdar, yeuuuh! Yeah, bener juga! Ijul, teman kuliah saya, ternyata ikut terlibat dalam acara Festival Dongeng Indonesia ini. Udah lama janji-janji mau ketemuan, tapi belum jodoh juga. Pas banget waktunya. Akhirnyaa, setelah 2 abad kami dipisahkan oleh takdir, ketemu juga. Alhamdulillaah, sempat selfie. 

"Astaga, maak! What is it with you and selfie?"

"Oh, we're related. So close!"

#dibahas

Ketemu Ijul! :D

Selfie, beibeh!

 4. Kirain dapat 3 keuntungan dalam sekali dayung (dalam hal ini, sekali nyetir Bekasi-Jakarta untuk suami) udah paling poll beruntungnya. Ternyata eh ternyata, masih dikasih kejutan manis lainnya begitu kami tiba di sana. Ketomprokan dong sama Mak Mira Julia! Oyeee! Nggak kenal sama Lala alias Mira Julia? Adudududuuuu .... Ku tak percaya. Lala is, for me, the most inspiring mom in Indonesia. The coolest and most awesome woman! Lala adalah pemilik dan pendiri Rumah Inspirasi. Apa yang sudah dibuatnya dengan Rumah Inspirasi, mengantarnya menjadi salah satu pemenang Kartini Next Generation 2014 untuk kategori pendidikan.

 

Mira Julia! :D

Festival Dongeng Indonesia-nya sendiri sukses besar kayanya kalau diliat dari jumlah pengunjung yang datang. Wuih, tumplek blek, rame aja. Entah karena lokasi yang juga mendukung dan hari yang pas, jadi kemungkinan juga pengunjung yang tadinya cuma mau liat-liat museum, akhirnya melipir juga ke acara FDI tersebut. Kalau boleh kasih sedikit masukan buat panitia, untuk kegiatan mendatang, karena ini acara yang harusnya ramah anak, sebaiknya pas acara mendongeng, lokasi tempat duduk buat pengunjung memang disterilkan dari orang dewasa. Biar anak-anak aja semua yang duduk di depan panggung. Jangan ada orang tuanya ikutan duduk. Bukan apa-apa, yang udah-udah, yang bikin ribet itu sebenernya kalau orang tua udah ikut-ikutan dalam lingkungan yang seharusnya semua anak-anak. Ada yang sibuk manggil-manggil suaminya dari tengah, ada yang dorong anaknya duduk ke depan, tapi anak lain jadi kedorong ke pinggir. Ada yang tenang aja berdiri di tengah-tengah anak-anak yang lagi dengerin dongeng dan motret-motret dengan bahagianya. #sigh 

Rame bingit!

 But bottomline, happy bangetlah Sabtu kemaren. Oh iyaaa! Satu lagi yang bikin hepi. Pas berangkat lewat Gedung Sumpah Pemuda, pas kena lampu merah, eh ternyata ada beberapa orang pakai kostum jaman dulu dengan sepeda onthelnya di depan gedung. Sok ikrib lambai-lambai, langsung jepret. Hahahah, gitu aja seneng, sih? Ho oh, pan saya mah gampangan orangnya. :D 

The Onthels di depan Gedung Sumpah Pemuda, Senen