Kapan kita boleh mengeluh jika bersyukur ternyata lebih nikmat?
Kapan kita boleh mencaci-maki jika tersenyum ternyata lebih indah?
Kapan kita boleh berdusta jika kejujuran ternyata lebih melegakan?
Kapan kita boleh berkhianat jika kesetiaan ternyata lebih manis?
Kapan kita boleh ingkar jika menepati ternyata lebih dihargai?
Tidak sampai kapan pun, kawan....
Tidak Sampai Kapan Pun...
Related Posts:
HujanTitik-titik halus... Angin menderu... Rinai lembut... Kilatan cahaya di langit... Tetes-tetes harapan... Gelegar suara menyentak.... Tercurah... Tertu… Read More
Biduk Berayun terhempas ombak...Bertahan agar tak terjungkal...Berjuang untuk merapat...Bertahan di dermaga...Biduk adalah pejuang...Tak rela terhempas omb… Read More
Untuk Fadhil Bismillaahirrahmaanirrahiim... Anakku, Fadhil... Besok adalah tahun ke-enam Allah menganugerahkanmu usia... Detik pertama Fadhil melihat dunia sampai… Read More
Kamu, Seutas Tali Yang Mengikat Leherku kenangan masa lalu bersamamu ini seperti tali yang mengikat leherku... membuatku takut bergerak karena kupikir aku akan tercekik nantinya ... lama ak… Read More
Permisi, Tuhan...Assalamu'alaikum, Tuhan... Kepengen ngobrol lagi, Tuhan... Setelah sekian lama aku lalai mengajakMu bercakap-cakap atau sekedar menyapa... Maaf ya, Tu… Read More
0 comments:
Posting Komentar