Dalam setiap keriaan dan perayaan yang gegap-gempita dan ramai sorak-sorai, akan selalu ada seseorang atau sekelompok yang berdiri di pojok ruang pesta mengamati dengan tatapan sinis. Entah mengapa mereka tak ikut bergabung dalam kebahagiaan yang memenuhi udara sekitarnya. Mungkinkah karena tak diundang? Lalu mengapa mereka ada di dalam ruang pesta berlangsung? Atau mungkin karena mereka merasa pesta tak seindah yang dibayangkan? Harapan kadang memang sering menyalip terbang terlalu tinggi. Atau mereka memang sama sekali tidak bisa bahagia dengan melihat kebagiaaan orang lain? Waah, sungguh merugi hidup menjadi manusia seperti itu!
Aku kadang sering terjebak dalam euforia bahagia milik orang lain yang tak sengaja membuatku berhenti untuk sekedar menonton. Percayalah, amat sangat mudah menghisap energi bahagia mereka dibandingkan mengeluarkan energi dengki yang ada dalam diriku. Lebih mudah untuk ikut tersenyum melihat tawa bahagia mereka dibanding bersungut-sungut di pojok ruangan sementara mereka pasti tidak peduli apa yang kamu lakukan.
Semua yang kita lakukan di dunia ini selalu berujung pada mencari kesenangan dan kebahagiaan. Kebahagiaan macam apa yang sedang kamu cari? Semukah atau nyata? Untuk kebahagiaan nyata –yang pastinya selalu kucari- aku selalu berusaha untuk tertawa bersama mereka yang berbahagia dan ikut menangis bersama mereka yang sedang bersedih. Mengulurkan tangan untuk mengangkat mereka yang tengah terpuruk, jika aku mampu. Aku suka, karena aku berbahagia melakukannya.
Kadang mempertanyakan segala sesuatu demi meruntuhkan kebahagiaan orang lain itu terasa seperti mencari-cari masalah saja. Katakan kamu berhasil menghancurkan kebahagiaan mereka, lantas apa? Apakah kemudian kebahagiaan mereka akan berpindah kepadamu? Tanyakan pada nuranimu. Kamu sudah berhasil membuat patah hati seseorang yang tengah berbahagia, bahagiakah kamu? Kalau jawabmu, iya…aku kasihan padamu. Karena sesungguhnya kamu hidup dalam mata air bening yang ternyata berlumpur kotor di dasarnya. Tak terlihat, tapi ketika kamu masukkan kakimu ke dalamnya, kotoran itu akan melekat di sana.
Hidup ini sungguh sederhana sesungguhnya diciptakan oleh Tuhan. Sangat sederhana bahkan dengan segala masalah yang menghadang kita. Semua masalah akan terselesaikan dengan bersyukur. Hanya itu jawabnya, sesederhana itu. Maka bersyukurlah saat kamu bisa ikut berbahagia melihat kebahagiaan orang lain, dan bukannya mencari-cari kesalahan mereka demi menghilangkan kebahagiaannya.
Setujuuuu....
BalasHapus