Jumat, 29 Juli 2011

Arisan Krompyang!!!

  No comments    
categories: ,


Sore itu semua peserta arisan sudah lengkap berkumpul di atas tempatnya masing-masing. Berjejer manis dengan tubuh bersih, berkilau, wangi dan kesat. Semua asyik bercakap-cakap mengenai hadiah arisan kali ini. Terlihat jelas semua antusias untuk memenangkannya. Mengingat arisan-arisan yang terdahulu selalu dimenangkan oleh satu pihak yang sama, pihak yang lain menjadi semakin terpacu untuk memenangkan arisan kali ini.

Ketua arisan mulai buka suara. “Ehem..Ehem..!” Dia berdehem berusaha terdengar berwibawa. “Sudah bisa kita mulai, ya?” tanyanya kepada seluruh peserta arisan.

Para peserta mengangguk-angguk setuju dan siap mendengarkan ketua arisan membuka arisan sore itu. Sesekali terdengar cekikikan dari arah peserta kembar tapi tak sama di pojokan. Tatapan ketua arisan yang kurang senang akhirnya berhasil membuat si kembar tapi tak sama itu terdiam sambil tersenyum simpul.

“Oke. Malam ini seperti yang sama-sama telah kita sepakati bersama bulan lalu, jangan sampai pemenangnya sama seperti yang sudah-sudah. Arisan kita ini berdasarkan pilihan terbanyak pada cerita yang paling bagus. Jadi saya berharap kali ini kerahkan seluruh kemampuan kalian, gali kembali ingatan kalian dan pilihlah yang terbaik. Walaupun saya juga berharap menang, saya akan tetap memilih cerita terbaik. Tapi mudah-mudahan bukan kamu lagi ya pemenangnya. Maaf lho…” kata ketua arisan itu sambil mengerling pada peserta yang ada di tengah-tengah.

“Gak masalah…Tapi harus jujur ya, kalau ceritaku memang yang paling bagus, kalian harus memilihku lagi. Tidak boleh mentang-mentang aku sudah sering menang, lalu kalian memilih cerita lain yang ternyata kurang bermutu!” Sahut si pemenang berkali-kali itu sambil mencibir pada yang lain.

Kembali terdengar si kembar cekikikan dari pojokan. Si pemenang berkali-kali itu menatap tidak suka pada mereka.

“Oke. Tenang semuanya! Siapa yang mau mulai duluan?” tanya ketua arisan mempersilahkan peserta untuk mulai bercerita.

“Aku duluan ya” terdengar suara dari peserta di ujung kiri yang sejak tadi diam saja menyimak pembicaraan peserta yang lain.

“Baik. Silahkan, Mangkok” Ketua arisan mempersilahkan.

Mangkok

Ehem…ini terjadi tadi malam waktu Nyonya sedang jajan bakso dengan teman-temannya di sini. Mereka pakai aku. Lalu Nyonya ngomong begini, “Duuuh, punya mangkok dua lusin teteeeep aja berasa kurang. Heran aku. Soalnya aku kalau masak kan banyak, jadi butuh mangkoknya banyak juga. Mana mangkok udah nggak ada yang jual lagi. Maklum koleksi ibuku. Dulu dia dapat dari toko barang antik. Katanya sih peninggalan dinasti apa gitu, yang dari Cina itu lhooo…Harganya itu lho, mahal banget!” Begitu katanya.

Hebat kan aku? Dari aku, si mangkok ini,  akhirnya Nyonya bisa pamer kalau punya koleksi antik. Belum lagi pamer kalau masak nggak pernah sedikit. Gimana? Aku menang nih kayanya. He he he…

Gelas (Si pemenang berkali-kali)

Eits, nanti dulu. Dengar ceritaku ya. Seperti biasa ceritaku pasti menang lagi nih! Aku sudah punya firasat baik. Seminggu yang lalu waktu ada acara makan malam dengan keluarga besar Nyonya, aku dengar dia berkata, “Aduuuh, maaf ya, cuma pakai gelas biasa. Soalnya semua gelas kristal punyaku baru aja di-polish, jadi takut bahan kimia pembersihnya masih nempel gitu."
Coba, kurang hebat apa aku? Cerita berawal dari aku yang hanya gelas biasa, akhirnya Nyonya malah bisa pamer kalau punya koleksi gelas kristal. Ha ha ha…Kayanya aku menang lagi nih!

Sendok dan Garpu (Si kembar tapi tak sama)

Belum dengar cerita kita, sih! Masih dari acara makan malam seminggu yang lalu dengan keluarga besarnya, Nyonya bicara begini, “Kayanya memang kurang lengkap ya kalau jamuan makan seperti ini nggak pake silverware. Sayangnya semua sendok dan garpu perak saya sudah lama. Sudah minta diganti yang baru. Eh, ngomong-ngomong soal perak, aku jadi inget sama perhiasanku. Aku udah boseeen banget ngeliatnya. Sama kaya silverware aku itu. Modelnya udah gak oke! Rencananya sih aku mau jual murah aja, terus ganti yang baru lagi. Ada yang minat gak?”

Nyonya memang hebat! Dari cuma kami, sendok dan garpu, dia bisa lho menyambungkannya ke perhiasan. Belum lagi soal pamer punya silverware. Dua poin kan? Jadi sudah pasti kami yang menang. Ha ha ha…

Piring (Ketua arisan)

Jangan pada senang dulu, ya! Aku belum cerita. Kemarin waktu makan dengan Tuan, aku dengar Nyonya ngomong begini, “Udah, Pi. Nggak usah diangkat ke belakang. Biar pembantu-pembantu kita aja yang angkat dan bersihkan piring-piring ini. Oh ya, Papi belum tahu ya, aku nambah pembantu dua lagi. Soalnya repoooot….Aku banyak urusan!”

Gila kan? Sama suami sendiri aja bisa-bisanya Nyonya menyombongkan diri. Padahal kan Tuan juga pasti tahu aslinya dia! Coba, sampe pamer punya tiga pembantu ke suami sendiri, semuanya berawal dari aku.

oooOOOooo

Krompyang!!! Tiba-tiba mereka dikejutkan dengan suara keras di dekat mereka. Nyonya baru saja menghempaskan setumpuk piring kotor ke dalam tepat mencuci piring sambil menggerutu sendiri.

“Dasar tukang kredit! Baru nunggak cicilan sebulan aja udah koar-koar ke tetangga. Bikin malu! Ini lagi, si Inem pake acara pergi nganterin dua temennya itu ke terminal. Udah bagus dikasih nginep gratis tuh temen-temennya di sini. Eeeh, pergi, main pergi aja! Bersih-bersih dulu kek!” Nyonya tak berhenti mengomel sambil mencuci tumpukan piring kotor itu dengan kasar dan sembarangan.

“Pssst! Jadi siapa yang menang dapat jatah sabun cuci ekstra, nih?” tanya Mangkok kepada Piring.

“Menurut lo?” Tukas Piring sambil ketakutan melihat Nyonya membanting-banting piring yang habis dicucinya dengan kasar.

Krompyang!!!

0 comments:

Posting Komentar