Kamis, 21 Juli 2011

Manusia dan Alasan, Seperti Tom dan Jerry

  3 comments    
categories: ,



Banyak penulis besar memiliki rumah peristirahatan yang cantik, luas, nyaman, mewah, berada dekat pantai atau pegunungan yang sejuk. Pada kenyataannya, rumah peristirahatan itu (kalau kita suka bilangnya sih Villa, ya...) bukanlah tempat beristirahat untuk mereka, melainkan tempat bekerja. Mungkin yang lebih pas kalau disebut rumah singgah, kali ya?

Penulis-penulis luar negeri setahu saya pasti punya villa di daerah pinggir pantai di Spanyol, atau di dekat winery di Napa, California, sana (kayak tauuu aja ada di mana...). Mungkin memang penting ya tempat menulis itu dengan produktifitas mereka, sampai mereka berani investasi dana demikian besar untuk rumah yang hanya sesekali mereka datangi, dan biasanya berada jaaauuuuuh sekali dari keluarga mereka.

Saya jadi mikir, kalau saya punya uang sebanyak mereka, kemana saya akan mengungsi pergi sejenak untuk menyelesaikan project menulis saya, misalnya? Villa Cipanas? Anyer? Mana dong? (Ketahuan banget ni emak-emak jarang jalan-jalan...wkwkwkwk). Saya jadi bingung sendiri. Hal-hal seperti ini kadang sering saya jadikan alasan untuk tidak menulis. Bukan hanya tempat, peralatan menulis pun bisa saya jadikan alasan untuk mengikuti rasa malas saya.



Ketika PC di rumah rusak, dengan lantang saya kumandangkan keinginan saya untuk memiliki iPad kepada suami. Saya pikir, dengan punya iPad saya tentu akan lebih rajin menulis. Untungnya nggak kebeli juga itu iPad. Soalnya waktu saya dapat pinjaman laptop dari adik saya, malasnya tetap saja ada. Hahaha...

Lalu waktu kipas angin di ruang tengah, tempat di mana PC kami berada rusak, saya coba pindah ke dalam kamar dengan menggunakan laptop. Pikir saya, udara sejuk dari AC di kamar tentu akan membuat saya betah berlama-lama menulis. Kenyataannya, bukannya menulis, saya malah ikut tidur dengan anak-anak. Gimana kalau saya nulis di villa pegunungan Alpen sana? Ngaahahahaaa...

Lalu ketika saya sadar kalau ide saya sering nongol di saat-saat yang tidak lazim, saya berpikir kalau saya harus punya sebuah buku catatan. Saya tidak mau sembarang buku catatan, saya ingin buku catatan yang cantik, harum, warna ungu, dan sebagainya, dan sebagainya. Pada kenyataannya, saat ide itu muncul, buku itu tidak pernah ada di dekat saya. Saya justru menyimpannya di dalam draft SMS handphone. Buang-buang duit aja beli buku itu!

Manusia dan alasan itu seperti Tom dan Jerry. Mesra tapi benci. Benci tapi mesra. Kita nggak suka kalau dibilang sering membuat-buat alasan. Kenyataannya alasan-alasan yang kita kemukakan kebanyakan memang kita ungkapkan untuk menyelamatkan wajah sendiri. Hihihihi...

Intinya, saya sih sadar sekarang, saya tidak butuh rumah mewah di pinggir pantai untuk rajin menulis. Yang saya butuhkan sebenarnya adalah determination , niat yang kuat. Walaupun saya tidak akan menolak jika ada yang menawarkan untuk meminjamkan atau malah memberikan villa-nya untuk saya tempati, sumpah! Tapi satu hal yang pasti, bukan itu yang membuat saya harus terus menulis.

(Image from tomandjerryfreegames.blogspot.com)

3 komentar:

  1. hihihi bener banget. kadang buat alasan kita ajah buat beli hal2 yang ga kita butuhkan :P

    BalasHapus
  2. hai ita...iya, pasti gampang deh nemuin alasan buat beli sesuatu dibanding nemuin alasan untuk gk beli sesuatu...hahahahaa
    makasih udah mampir yaaa.. :D

    BalasHapus
  3. alasan2 untuk si pemalas ya mbak :P

    BalasHapus