Jumat, 05 Agustus 2011

How Can I not Love You?

  1 comment    
categories: 
Cannot touch, cannot hold
Cannot be together
Cannot love, cannot kiss,
Cannot have each other

Must be strong, and we must let go
Cannot say what our hearts must know
How can I not love you?
What do I tell my heart?
When do I not want you here in my arms?
How does one waltz away from all of the memories?
How do I not miss you when you are gone?

Cannot dream, Cannot share,
Sweet and tender moments
Cannot feel how we feel,
Must pretend it's over

Must be brave, and we must go on
Must not say what we've known all along
How can I not love you?
What do I tell my heart?
When do I not want you here in my arms?
How does one waltz away from all of the memories?
How do I not miss you when you are gone?
How can I not love you?

Must be brave, and we must be strong
Cannot say what we've known all along
How can I not love you?
What do I tell my heart?
When do I not want you here in my arms?
How does one waltz away from all of the memories?
How do I not miss you when you are gone?

How can I not love you when you are gone?

(How Can I not Love You- Joy Enriquez)


Thank's to blognya si Indah, lagu ini jadi terngiang-ngiang di telinga saya sampai saat ini. Huhuhuhu...if there's one song that can shed tears in my eyes, then this is it! Bukan cuma karena melodi-nya yang memang bikin hati teriris, terkoyak dan terhancurlebur tak bersisa (gk afdol kalo gk lebay), tapi juga kalimat-kalimat dalam liriknya yang 'eeugh' banget. T_T


Kebayang nggak kalau kita jadi seseorang yang harus mengucapkan kata-kata dalam lirik lagu itu? Simak aja dari awal lagu sampai akhir lagu, dia benar-benar tidak punya pilihan sama sekali selain pergi dan meninggalkan semua yang dicintainya. Bahkan untuk mengucapkan kata 'cinta' itu lagi dia sudah tidak bisa. Tapi nggak jelas juga apa alasan dan penyebabnya kenapa bisa sampai kejadian seperti itu. Yang pasti, lagu ini sedih banget. Terus terang, kalau pikiran membawa saya ke sebuah kisah roman, maka kisah cinta Siti Nurbaya dan Samsul Bahri yang terbayang-bayang oleh saya. Wkwkwkwk, dasar emak-emak jadul. Kenapa bukan Romeo dan Juliet aja, sih? Ehm, hellooo, Romeo dan Juliet itu lebih jadul lagi bukan? Hahahaha...

Duh, jangan ngakak dulu dong! Ini lagi berusaha membangun mood yang mellow yellow hellow, nih malam ini. Saya jadi mikir (kebiasaan mikir yang nggak penting, terus lupa yang penting), hal-hal tertentu dalam hidup kita kadang terlepas atau terpaksa harus dilepas, demi sesuatu, tidak peduli bagaimana cintanya kita pada hal itu. Semacam takdir, sesuatu yang kita tidak bisa hindari. Murni, tangan Tuhan yang melakukannya. Kita nggak bisa protes, walaupun bagaimana nelongso-nya hati ini.

Saya pribadi mencoba belajar dari lagu ini untuk sesuatu yang jauh lebih universal dibanding sekedar kisah cinta tak kesampaian. Siapa tahu, maksudnya si penulis lirik lagu ini juga memang bercerita tentang sesuatu yang lebih dari itu. Sering kita berada pada suatu keadaan di mana 'ngotot' itu memberi energi lebih untuk mendapatkan sesuatu yang sudah lama kita idam-idamkan. Ngotot campur penasaran, akhirnya berbuah menjadi 'ngoyo' yang lumayan konyol. Sebab kalau sudah sampai pada taraf 'ngoyo', biasanya kita sudah mulai mengabaikan akal sehat dan logika. Apapun akan dilakukan, asal keinginan itu didapat.

Kita suka lupa, bahwa ya, dalam hidup manusia memang dituntut untuk berusaha keras sebelum bisa menikmati hasil. Yang terlupakan (seringnya) adalah kita pikir kitalah si penentu hasil itu. Kalau usaha sudah demikian kerasnya, maka hasilnya 'HARUS' sesuai dengan usaha kita. Itu logikanya. Tapi sekali lagi, kita suka lupa, ada pihak yang lebih tahu daripada kita. Dia Maha Tahu, apa yang sudah pantas untuk kita, dan apa yang harus di-pending dulu olehNya, walaupun kita sudah berusaha keras. Dia tidak perlu memberikan alasannya, kita yang bertugas untuk mencari hikmah kegagalan jika itu terjadi. Dia, Tuhan, yang Maha Tahu apa yang terbaik untuk kita.

Intinya, seperti kata orang-orang tua kita dulu, hidup jangan ngoyo. Saya setuju itu, jangan ngoyo, plus jangan lembek juga. Toh, tak ada usaha yang sia-sia. Yang ada hanyalah penangguhan dan buah yang lebih manis bagi mereka yang terus berusaha dalam sabar. Ahik!

Thank's to Indah! Lagu ini jadi jauuuh lebih bermakna buat saya sekarang. :D

Btw, kemaren saya ulang tahun yang ke-35. Hihihihi, 35 is the new 20! Bahagia banget saya dapat hadiah istimewa dari sahabat-sahabat saya. Semacam cara lain memandang value diri sendiri melalui kacamata orang lain. You'll be surprised when you know what people really think about yourself! Baca deh di sini. Beneran, bikin hati meleleh lumer. Moga-moga Tuhan mengampuni dosa-dosa saya dan menjauhkan saya dari kesombongan. Aamiin!

1 komentar:

  1. aku suka lagunya, Mbak...
    ini aku jadiin lagu kebangsaan semenjak SMP dlu
    #curcol

    hihihihihi

    salam kenal!^^

    BalasHapus