Pagiii!!! Ayo, semangat semangat!!! Tahun baru udah deket! Itu tandanya kiamat sudah dekat! *lalu?* Wkwkwkwk.... Postingan ini harus saya awali dengan sedikit 'hiks' dan banyak 'terima kasih'. Hiks, blog saya nggak lolos ke SILVER award dari ISBA 2011. Tapi nggak apa-apa, saya nggak kecewa, soalnya dari awal juga saya nggak tahu kalau blog saya ini diikutsertakan ke dalam lomba tersebut. Dan senangnya lagi, sesama penerima penghargaan BRONZE di sesi 29 berhasil lolos, yaitu blog-nya Nandobase. Congratz, mas bro! Dan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk panitia ISBA 2011 karena sudah memberikan penghargaannya untuk blog saya yang aduh ini. :)
|
Apa salah pisang? Pisang gak salaah!!! |
Sesuai judul, isi postingan ini akan random banget, saking banyaknya yang mau saya ceritakan. Mari kita mulai dari pisang. Kenapa pisang? Karena konon kata seorang ulama di luar negeri sana, pisang sudah difatwakan menjadi sesuatu yang haram bagi kaum perempuan karena bentuknya mirip penis! Ehhyampyuuun!Jadi katanya, kalau mau beli pisang, bisa nyuruh suami atau saudara laki-lakinya supaya kita terhindar dari meraba-raba dan mengelus-elus pisang (dan juga timun, terong, dll) agar tidak ada fantasi-fantasi seksual seputar penis. Nah, saya jadi bingung. Soalnya kenapa pisang jadi diasosiasikan ke penis? Soalnya kalau saya pribadi, lihat pisang itu yang kepikiran justru pisang goreng sama ketan atau kolak.
Nyammm...Soal bentuknya yang mirip alat kelamin laki-laki itu, ya mau bagaimana lagi, dong? Emang salah pisang? Salah temen-temennya pisang? Nggak, kan? Itu salah otak orang aja yang ngeres. Wkwkwkwk...Gini ya, orang kalau pikirannya kotor, ngeliat kursi aja bisa mikirnya macem-macem. Ah sudahlah, mudah-mudahan ulama-ulama di sini nggak ikut-ikutan aneh kayak ulama yang satu itu. Soalnya kasian sama tukang sayur, kebayang nggak pagi-pagi biasanya dikerubutin ibu-ibu, ini malah dikerubutin bapak-bapak? Hahahaha, pemandangan yang aneh!
|
Semoga ibunda alm. Sondang tabah dan sabar.... |
Lanjut ke topik selanjutnya, Sondang. Sebelum ngomongin topik ini, saya setulus hati mengucapkan turut berduka cita kepada ibunda Sondang atas kepergian anaknya yang tragis (membakar diri di depan Istana Negara). Sebagai seorang ibu, saya bisa merasakan kepedihan dan kesedihan beliau. Semoga semua kedukaan yang dirasakan sang ibunda menjadi barokah baginya kelak di masa yang akan datang. Walau begitu, sulit bagi saya untuk memandang tindakan Sondang sebagai tindakan yang heroik. Entah apa motif dibalik perbuatannya membakar dirinya sendiri hingga menyebabkan kematian. Tapi beberapa orang dan media mulai ramai mengangkat wacana, "Sondang, Sang Pejuang Revolusi!" Sorry to say, saya terpaksa tidak sejalan dan sependapat. Saya merasa ada ketidak-adilan bagi orang-orang yang berjuang untuk tetap hidup, bagaimana pun kerasnya. Mereka lebih layak disebut pejuang.
Kata mama saya, "jenazah itu nasehat bagi yang hidup." So, for me,tindakan Sondang membakar diri bukan perjuangan, tapi jenazahnya yang telah terbakar itu yang harusnya menjadi nasehat bagi kita, bagi pemimpin negeri ini, bagi para koruptor, bagi para ulama, bagi para penjahat maupun orang yang (merasa) baik, bagi semuanya, nasehat yg muncul dari sebuah pertanyaan: "apa yang membuatnya sampai harus melakukannya untuk mendapat perhatian dari pemerintah kita?" dan sebuah jawaban yang datang dari hati nurani kita masing-masing...jawaban pribadi dari saya yang mungkin berjuang dalam lingkup terkecil di negeri ini adalah, "putus asa." Dan saya tidak memandang rendah Sondang karena dia berputus asa dengan keadaan negeri ini, karena kadang pun saya merasakan hal yang sama, putus asa…saya hanya menyayangkan, karena banyak orang lain di luar sana, walaupun merasa putus asa dengan keadaan yang masih begini-begini aja, tapi tetap berjuang di jalannya masing-masing dan itu bukan membakar diri....walau bagaimana, bunuh diri bukan jawaban...IMHO...
"Putus asa itu manusiawi, tapi bangkit dari keputus-asa-an itu seharusnya yang pantas dilabeli PEJUANG"
OK, enough about Sondang. Karena nggak di mana, nggak di mana, sekarang jadinya malah ribut antara yang pro dan kontra atas tindakan Sondang tersebut. Maaf maaf nih, aura perpecahan malah makin terasa dan jurang pemisah justru malah semakin menganga jadinya. Hiks...
|
Foto-foto sama teman-teman di Kompasianival |
Btw, Sabtu kemarin (10 Desember) saya dan keluarga datang ke KOMPASIANIVAL, acara perayaan ulang tahunnya Kompasiana di Plaza fX, Sudirman. Dengar-dengar konsep acaranya dibuat seperti sebuah carnival. Wah, saya semangat dong, bawa anak-anak sekalian. Dalam pikiran saya, carnival penuh dengan balon, badut dan aneka atraksi yang menarik. Saya sampai di sana sudah jam 12 siang, dan saya tahu saya tidak akan kebagian goody bag apalagi kupon makanan (kupon???) karena cuma disediakan untuk 100 orang pertama yang mendaftar. Ealaaah, ya sudahlah! Yang penting bisa ketemu dengan teman-teman. Yeayy! Ada badut di pintu masuk. Dan anak saya yang kecil sukses nangis ketakutan. Bwahahahaa...Udah ribet bujuk-bujuk anak saya supaya mau masuk, bikin haus dan keringetan. Berharap di dalam bisa minum. Kalau nggak disediain panitia, paling nggak ada stand yang jual minumanlah harapan saya. Jeng,jeng, dengan ini saya nyatakan KOMPASIANIVAL adalah pesta terkering yang pernah saya hadiri. Nggak ada minum setetes pun! Bahkan aqua gelas pun nggak ada. Mau nangis...Terpaksa keluar lagi, turun dua lantai, ke foodcourt, beli minum. Balik lagi ke atas, dan menyaksikan talkshow seputar FINANCIAL PLANNING! Huahahaha, bikin haus lagi nih tema-nya. Ini kritik-kritik menggelitik aja buat panitianya, mbok ya konsep dan pengisi acaranya disesuaikan gitu lho! Masak acara perayaan ulang tahun diselipin seminar tentang keuangan? Bagus sih, isi materinya, tapi nggak sesuai sama tema acaranya. Kemarin saya dan teman-teman Kampung Fiksi sempat sok-sokan jadi EO untuk Workshop Menulis dan menggandeng sponsor. Jelas memang, kita harus memberikan slot waktu untuk sponsor, tapi isi materi kami bicarakan dan negosiasikan dengan serius. Kami tidak mau ada kesengganggan tema, setidaknya harus disesuaikan dengan tema acara kami. Dan alhamdulillah, acara dari awal sampai akhir bentuknya jadi satu kesatuan yang saling mengisi dan tidak berdiri sendiri-sendiri. Ini mah, bukan nyombong, soalnya apa yang mau disombongin? Apalagi dibandingkan sama Kompasiana yang personilnya dan modalnya lebih besar. Tapi justru itu, dengan kekuatan sebesar itu, harusnya acara bisa jauuuh lebih keren daripada kemarin. Hehehehe... But mostly, saya senang kok bisa hadir di sana, at least niat saya dan suami bersilaturahmi dengan teman-teman kesampean. :) Demikian sekilas info dari kejadian seminggu yang lalu. Salam cucok! (Apaan sih, mak?)
nyesel gw kemaren ga bawa aqua sedus, tau gitu kan bisa gw jualin atu atu...
BalasHapusaqua aqua... haraus haraus.. wkwkwkwkwkwkwk
mak, dandanan elo... sesuatu banget. jilbab ekor kuda... wkwkwkwkwkwkwkwkwkwk
BalasHapushadi:
BalasHapushuahahaa...iya ya, lo jualan aqua buat ongkos pulang ke cianjur, kan lumayaaaaaan...
jilbab ekor kuda gw emang fenomenal deh kemaren...bwakakakakaakkkk
eh eh eh katanya acara itu sukses ya?
BalasHapusxixixixi... gw kok ga tega buat nulisinnya... takut sarkastis wkwkwkwkwkwkwkwkkwwk
(sukses bikin gue menderita kejebak macet di puncak... errrrgghhh)
Kocak, sedih, prihatin, konyol... campur jadi satu...
BalasHapusInsan:
BalasHapushahaha, iya atuh, namanya juga random..random rasa gado-gado....wkwkwkwkwk
Ehhhm kok di K banyak yang muji acaranya ya?
BalasHapusSebenarnya ingin ikutan hadir, tapi gak mungkin.
acara yg sukses buat pengelola namun menjadi penderitaan bagi sebagian peserta, tuh apa nggak ada duit atau memang nggak mau ngasih, masa air mineral gelasan saja tdk tersedia, katanya kompasianer itu segalanya tanpa kompasianer kompasiana itu tak ada artinya, eh pelaksanaannya bisa beda yah? akhirnya gue buru2 pulang, nyesak juga ...hihihiih
BalasHapusmas agung:
BalasHapusgak enak kali, udah diundang...gratisan pula...akhirnya emang digratisin...wkwkwkwkwkwk
bang erik:
saya juga ngenes mas...utk nama sebesar Kompasiana, masa gk bisa nyediain aqua gelas 10 dus, tinggal dijejerin aja di meja tamu...
Walaaaahhhh.... gaswatttt...., mana di sebelah rumahku ada kebon pisang yang lagi berbuah... Berarti gw haram ngelihat ke kebon sebelah, dikhawatirkan bakal berfantasi yang iya-iya...wkwkwk....
BalasHapusuntung saya bawa botol minuman dari rumah, jadi enggak kehausan :)
BalasHapusmbak'e publish disana lah biar maknyus...hahahha
BalasHapusatau ane copy-paste aja ya...hmmmm
BH
yg bilang sukses dan rame itu bohong. acaranya GARING!!!
BalasHapuswakakakaka.. kasiaaaan ternyata, pada kelaparan dan kehausaaaaan.. beuh.. SADIS :D
BalasHapusambu:
BalasHapuswaakakakakakkk, gawat itu gawat, kalo ketahuan sama si ulama jgn2 disuruh tebas semua puun pisangnya..udah kayak puun ganja aja.. :)
ranselhitam:
syukurlah bawa minum sendiri....yg kasian ada yg sampe cari makan keluar karena makanan di fX mahal2.. :(
BH:
jiper gw, di sana udah beda....banyak banget yg galak dan garang...semacam nyemplung ke kolam hiu perasaan gw....wkwkwkwkwk
nggakbanget:
wahahahahaa, sabar masbro, sabaaar,,,,perasaan kita sama, tapi yasudahlah mau diapain, suka2 tuan rumah kali ya? ;)
idea:
ngebayang des, ngundang org datang ke pesta ulang taun, embel2nya banyak artis ibukota mengisi panggung organ tunggalnya...tapiiii gk ada minuman dan makanan... :)))
eh,pisang kayak penis???,,heheh betul-betul..
BalasHapuspepaya,semangka,balon,terus mirip........
biasalah,tidak hanya artis yg cari sensasi,pemuka agama pun wajib, soalnya saingan udah berat,nggak bisa dapat duit banyak kalau nggak gitu..heheheheh
Kalau soal Sondang ini,,nah..ini publish disana aja mbak,biar seru..tes mental nggak pa2,ntar tak bantuin,,bantuin nyerang tulisannya maksud'e..-p
Di kompasianival,selain mbak Christie ada yg menarik..Mbak Galuh sepertinya namanya....
Hebat....
BH
BH:
BalasHapussemangka, pepaya, balon mirip....uumm... :P
soal Sondang, siposting di sana? oh tidak2...gw gk perlu tes mental2 segala, udah ketauan kok mental cemen gini..hwahahahaahaa...
yup, di kompasianival aku juga sempet foto2 sama dua perempuan keren itu, Christie dan Galuh.. ^_^
Whaduh.... ini satu postingan koq isinya campur aduk. Hehehe....
BalasHapusKalo masalah pisang, mungkin Ulama luar negeri-nya yang ngeres. Saya sendiri ngga pernah terpikir sedetik-pun kalo pisang itu mirip penis.
Mengenai Sondang, walaupun tidak bisa membenarkan tindakannya, saya turut berduka cita dan semoga keluarga yang ditinggalkan tetap tabah.
Mengenai Ultah Kompasiana, sponsornya pada pelit kaleee....
Mengenai ISBA, wah.... makasih banget nih Mbak Winda, sampe nama saya disebut secara khusus di postingan ini. Jadi terharu nih...... Hiks..
Taun depan daftarin aja lagi, Mbak Winda. :)
nandobase:
BalasHapushahaha, iya, saking bingung mana duluan yg mau ditulis, yaudah ajalah, semuanya sekalian...
gudlak ya, semoha lolos di GOLD... ;)
Aku ndak sempat hadir disini mbak :)
BalasHapusKecapean haha
eka:
BalasHapusuntunglaaah....gk ada air minum ka...wkwkwkwkwk...
setuju mbak, tindakan membakar diri juga menurut gw bukan tindakan pejuang. Ada tindakan yg lebih heroik selain membakar diri.
BalasHapussoal pisang, hmm.. baru kepikiran gw, kenapa ya si pisang atau timun itu diidentikan dengan alat kelamin pria, kenapa donk emak? kenapaaaa..??! *lho*
kesasar~
BalasHapusmampir ^^
Sisi lain kompasianival.... :) :)
BalasHapusngomongin pisang, saya sukanya pisang goreeng....
hoalah... dari pisang,sondang sampe carnaval, ngos-ngosan baca-nya Mak, tapi semua memberikan info padat jelas dan singkat, sekaligus, kikikiiik
BalasHapusDatang ke Kompasianival mah laparnya ngalahin org yg lagi puasa wkwkwkwkwk
BalasHapusSoal Sondang, hmmm....
*Sejarah kita ada ga ya, yg perjuangannya dengan membakar diri -_-
Klo pisang mah, Salwa buat mainan telp2an :)