Jumat, 07 Juni 2013

Writing Clinic Femina Bersama Leila S. Chudori dan Iwan Setyawan

  8 comments    
categories: ,

Peserta Writing Clinic Femina foto bersama (doc: Femina)

Jum'at, 31 Mei 2013, saya menerima telepon dari nomor tak dikenal. Seharian saya menunggu telepon yang mungkin akan mengabarkan kalau saya terpilih dari sejumpah peserta pilihan di Writing Clinic Femina. Beberapa teman sudah mengabarkan kalau mereka sudah dihubungi via telepon oleh Femina. saya sempat berpikir, "Baiklah, mungkin bukan rejeki saya bisa ikutan acara keren ini..." Hiks... Apalagi Ria dan Nastiti, pengurus Kampung Fiksi sudah sejak pagi mengabarkan kalau mereka terpilih untuk ikut. Alhamdulillaah, siang menjelang sore Femina menghubungi saya dan menyampaikan kabar gembira. Senaaang! ^_^


Sabtu pagi, 1 Juni 2013, bertempat di gedung Femina di daerah Kuningan, saya sampai paling awal dari seluruh peserta. Bengong...bengong...dan bengong di lobi. Satu per satu peserta lain muncul. Saya sendiri menunggu beberapa wajah yang saya kenal (selain Ria dan Nastiti), seperti Ummi Haya, Mbak Dewi Rieka dan beberapa teman dari Kumpulan Emak-emak Blogger. 

Kampung Fiksi ^_^ (Nastiti, Ria, saya)

Menjelang pukul 09.00, meja registrasi dibuka. Semua teman-teman yang saya tunggu juga sudah hadir. Sempat foto-foto dulu sebelum masuk ruangan. Maklum yee, bawaan orok, pengennya pose terus. :))

Terus terang, untuk ikut acara writing clinic ini saya excited sekali. Banyak alasan. Satu, yang ngadain Femina. Dua, pengajarnya Leila S. Chudori! Tiga, akan ada sesi berbagi dari Iwan Setyawan. Empat, banyak teman sesama penulis yang juga ikut. Lima, saya mau praktek ilmu live twit yang baru saya dapat dari dedengkotnya di sini. Hihihihi...

Kena candid lagi live twit...hihihi... (doc: Ani Berta)

Mbak Leila S. Chudori sendiri pernah diwawancarai oleh Kampung Fiksi pada bulan November 2011. Entahlah, apa beliau masih mengingat nama Kampung Fiksi atau tidak. Tapi kami bertiga (saya, Ria dan Nastiti) bertekad untuk mention KF kalau ada kesempatan. 

Teori yang dipaparkan oleh Mbak Leila sebenarnya bukanlah hal baru. Teknik menulis fiksi yang bisa kita dapat di mana saja. Tapi tentu saja ada nilai lebih yang bisa kami dapat karena disampaikan oleh nama sebesar Leila S. Chudori. Saya sendiri lebih penasaran dengan proses kreatif menulis Mbak Leila yang mungkin tidak akan dibaginya pada semua orang. Ini kesempatan langka. 

Foto bareng teman-teman dari KEB

Begitu sesi teori selesai, tangan-tangan teracung di seluruh ruangan. Wuah, saya ikutan heboh tunjuk-tunjuk tangan minta dikasih kesempatan. Saking hampir putus asa, saya sampai nge-twit mention Femina minta dikasih kesempatan nanya. Hahahaha, ngaruh gitu? Wkwkwkwk... Alhamdulillah, di sesi terakhir kebagian juga saya nanya-nanya. Oh, by the way, sengaja saya nggak bagi teori-nya di sini, karena sudah di-share di blog Kampung Fiksi.

Suasana di kelas

Saya deg-degan sampai suara bergetar waktu berdiri dan mengajukan pertanyaan. Grogi banget bisa nanya-nanya sama Mbak Leila. Baru saja saya memperkenalkan diri dari Kampung Fiksi, Mbak Leila langsung mengangguk sambil berujar, "Oh! Kampung Fiksi!" Ah, beliau ingat dengan kami! ^_^

Penyerahan hadiah pemenang Sayembara Menulis Cerber Femina

Setelah sesi tanya jawab selesai, Iwan Setyawan masuk untuk berbagi tentang pengalaman menulisnya. Saya nggak nyangka sama sekali kalau Iwan itu orangnya super duper kocak! Dan yang bikin saya dan semua peserta sampai terpingkal-pingkal mengeluarkan air mata adalah karena Iwan ngomong biasa aja. Nggak ada tendensi untuk melucu, tapi semua kata-kata yang keluar dari bibirnya itu mengundang tawa orang. Tapi di balik kocaknya itu, saya acung semua jempol saya untuk Iwan. Kisah hidupnya sungguh inspiratif. Dan Iwan bertekad menuliskannya dengan niat untuk "nampar-namparin" para keponakannya yang kini sudah hidup enak. Iwan ingin mereka paham bahwa keluarganya dulu, orang tua mereka dulu, adalah sekumpulan anak yang datang dari keluarga kurang mampu dan hidup penuh perjuangan. Luar biasa. 

Kampung Fiksi dan Leila S. Chudori

Acara ditutup dengan penyerahan hadiah pemenang Sayembara Menulis Cerber Femina. Mbak Yohana, pemenang 1 Cerber Femina ternyata datang dari Kapuas, Kalimantan. Wow, jauhnya... Sekilas Mbak Leila menceritakan dan menjabarkan kenapa cerber milik Mbak Yohana layak menang. Ini benar-benar hal berharga untuk disimak. Dari Femina sendiri juga sempat menayangkan beberapa slide tentang sejarah rubrik fiksi di Femina. 
 
Kampung Fiksi dan Iwan Setyawan




Singkat kata, acaranya padat ilmu. Saya bersyukur sekali bisa ikut dan belajar. Dan seolah belum cukup nikmat yang saya terima hari itu, saya mendapat hadiah sebagai salah satu penanya terbaik. Ahik, dapat 
berlangganan Femina selama 3 bulan. Yippii!

Dapet voucher langganan Femina! :D

Hati senang, kepala penuh, mata mulai ngantuk dan perut mulai bunyi. Panitia paham bener, kita langsung digiring ke ruang sebelah untuk mamam  ciang duyu. Hihihihi... Terima kasih Femina karena sudah mengadakan acara Writing Clinic yang bermanfaat ini. Semoga nanti-nanti akan lebih sering lagi acara sejenis. Saya tunggu!

Sebelum pulang, makan siang dulu.

8 komentar:

  1. Pada dpt dr mana sih foto yg rame2 itu? *salah fokus*

    BalasHapus
    Balasan
    1. nemu gk sengaja di twitnya femina yg pake hestek #WritingClinic :D

      Hapus
  2. pasti seru ya mak, aku saja menyimak live tweet nya mak winda, dapet ilmu deh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa, seru banget mak....dan emang beda serunya kalo sambil ngetwit...hihihihi...:)))

      Hapus
  3. Aww...pada cantik2 nih para Batladies KF ^_^ Kapan ya kita bisa foto bareng rame2 sekali? :') Sudah waktunya ganti foto lama ituh..hiks.

    BalasHapus
    Balasan
    1. agreeeee!!!!
      kita harus bikin foto studio atau model2 prewed itu...hahahahaa

      Hapus
  4. untung aku gak ikutan ya mbak hehehe bisa melongo disana

    BalasHapus
  5. Oke mak, lari ke KF cari teorinya :D

    BalasHapus