Assalamu'alaikum, teman-teman.
Sepertinya saya udah pernah ngakuin ya kalau saya ini termasuk ibu yang suka males mendongeng menjelang tidur buat anak. Bhik! Alasan-alasan penyebab kemalasan saya itu juga sudah pernah saya share di sini. Beberapa di antaranya karena males harus matiin lampu setelah bacain buku cerita karena biasanya saya juga suka ikutan molor sama bocah. Alasan lain, kalau bacain cerita lewat tab, lampu kamar bisa dimatiin, tapi jaringan suka lemooot. Malah bikin emosi. Alasan lainnya, kadang kalau cerita diulang-ulang yang itu-itu lagi, anak saya suka protes.
Tapi, untunglah, selain males saya juga kreatif #idih. Hihihihi. Saya pribadi meyakini sih kalau kreativitas itu erat kaitannya sama kemalasan. Inget kata Bill Gates, "I choose a lazy person to do a hard job. Because a lazy person will find an easy way to do it." Dengan kata lain, orang males otaknya biasanya kreatif. Nyahahaha! *males kok bangga* So, walaupun saya males, gini-gini saya juga tau kalau mendongeng ke anak itu banyak manfaatnya. Saya nggak bisa dong nurutin males aja. Mau jadi apa anak-anak saya ntar? Makanya saya muncul dengan banyak ide yang bisa memfasilitasi dua hal itu secara bersamaan: mendongeng dan nurutin males.
1. Nggak terikat sama buku saat mendongeng menjelang tidur
Oh, saya pecinta buku, kok! Dan saya selalu ingin menularkan kesukaan membaca saya ke anak-anak dengan cara memberi contoh ke mereka dan membelikan buku-buku cerita sesuai usianya. Yang saya nggak mau, dalam kegiatan mendongeng kami hanya bergantung pada buku. Kadang ya itu tadi, badan saya juga udah mau rontok menjelang tidur. Pengennya, begitu anak-anak merem, saya juga ikutan pules tanpa harus beranjak lagi dari tempat tidur. Bacain buku di tempat tidur, mau nggak mau begitu selesai, saya harus bangun lagi buat matiin lampu.
Untungnya sekarang udah banyak media bercerita selain buku. Tablet anak bisa jadi salah satu solusi. Bisa browsing cari website cerita anak. Mau yang berbahasa Inggris atau bahasa Indonesia. Favorit saya untuk cerita berbahasa Inggris adalah Children Short Stories. Kalau untuk yang berbahasa Indonesia, tentu saja di Blog Dongeng Anak. Pssst, waktu awal-awal Blog Dongeng Anak berdiri, saya sempat jadi salah satu pengurusnya, lho. :D
Ini lumayan sering saya lakukan, terutama saat saya udah capek banget tapi ogah ngelewatin sesi mendongeng ke anak. Walhasil, saya suka ngarang-ngarang cerita sendiri saat itu juga. Yang paling penting itu, pesannya apa yang mau disampaikan, baru deh ciptakan tokoh-tokohnya. Karena cerita anak nggak perlu pabaliut kayak novel sejarah, saya paling sering memilih tokoh binatang atau buah-buahan. Eh, karena keseringan bikin cerita kilat begini, sekarang jadi gampang lho rasanya. Dan Safina, 5 tahun, juga udah mulai bisa ngarang-ngarang cerita sendiri kayak saya. Walaupun kadang-kadang logikanya masih ngaco-ngaco, karena imajinasinya yang banyak bekerja.
3. Alat peraga perlu, tapi gak perlu beli!
Kalau sesi mendongeng bukan pas menjelang tidur, saya suka juga kok pake alat peraga saat bercerita. Kadang pake boneka Safina, kadang pake piring, sendok, garpu. Kadang pake topi dan dasi. Ah, apa aja yang deketlah. Inget, saya kan malesan. Wkwkwkwk.
Yang paling bener, bikin aja sendiri sih alat peraga buat mendongeng. Hare gene, semua ada tutorialnya di Youtube. Saya bikin puppet show theatre dari kardus bekas buat media Safina menyalurkan kesukaannya ngoceh-ngoceh. Murah, meriah, cepet dan anak happy.
4. Bercerita Memakai Gambar
Ini juga lumayan sering saya lakukan dengan Safina. Kadang saya corat-coret di kertas bekas, gambar dua orang dengan sebuah mobil dan rumah. Lalu saya minta Safina untuk bercerita dari gambar itu. Ujug-ujug dia bisa cerita begini, "My mom and me are going to the supermarket. My mom is driving the car. In the supermarket we buy milk and sugar. After that, we go home. We are very happy. The end." Atau Safina sendiri yang menggambar dan dia juga yang bercerita. Gambar di bawah ini dia yang menggambar dan ceritanya adalah, "My Dad bought me a new bicycle. I'm in love with my new bicycle. I put my happy smile on my face. Thank you, Dad! The end." See, untuk anak seumur mereka, apa juga bisa jadi cerita, karena imajinasi mereka belum terbatas logika. Seneng aja dengernya. ^_^
5. Bergiliran mendongeng
Kalau males saya lagi kumat banget, saya suka lempar pertanyaan ke anak-anak, "Siapa yang malam ini mau cerita?" Biasanya Safina yang suka nyamber cepet. Kalau Fadhil harus dipaksa-paksa dulu. Hahahaha. Buat saya ini ada bagusnya juga. Selain saya keturutan bisa merem-merem dikit, anak-anak juga jadi kreatif ngarang cerita. Ini udah saya lakukan sejak hampir enam bulan yang lalu. Most of the time, Safina yang take control. Saya dan abangnya jadi pendengar. Kadang kalau ada yang ngaco, saya benerin. Misalnya waktu dia sempat bilang, "I hit my brother because he took my toy," pas lagi "mendongeng". Hedeeuh, ini mah curcol banget pasti! Saya harus benerin dulu, ngasih penjelasan kalau memukul itu nggak baik. Dan makin ke sini, cerita yang bisa dia karang makin kompleks. Kadang saya suka takjub sendiri, dapet ide dari mana ni anak ya? Tapi saya percaya satu hal, bisa karena biasa. Mudah-mudahan nanti gedenya bisa jadi pendongeng profesional atau penulis cerita anak seperti Ibu Hatira Soekardi yang menulis Buku Kumpulan Dongeng Anak. Aamiin! ^_^
Jadi ya, masih bisa kok mendongeng ke anak atau didongengi anak sambil nurutin males. Yah, emaaak juga manusiaaa! #nyanyi
Tulisan ini diikutsertakan dalam Giveaway Semua Tentang Dongeng Anak.
sama dong mak, aku juga malesan. Tapi kemalesan diriku, tidak membuat daku kreatif hihihi...
BalasHapusseru juga ya mbk,main lempar cerita..mengasah kreativitas verbal anak juga ya..apalagi nana yang sudah yahud banget kemampuan verbalnya...q pertama kali dongeng pas ngajar PG :D
BalasHapussaya juga kalo udah ngantuk nyuruh anak yg cerita, kaka cerita dong.. :D Giliran dia yg bingung, cerita apa? Dia seringnya cerita temen2 sekolahnya
BalasHapusalat peraganya kreatif banget mak, anak-anak pasti suka didongengin pake alat peraga itu :D
BalasHapusbercerita memakai gambar pasti lebih membuat anak memahami isi cerita, alangkah lebih baik cerita tentang sesuatu yang positif...
BalasHapussalam yuniks
mbak winda kreatif banget deh kalau urusan sama anak-anak
BalasHapus