Suamiku, Luar Negeri dan Takdir *Kisah Getir Yang Lebay*

Dia foto-foto sama Eiffel, aku foto-foto sama Monas sementara waktu..wkwkwkwk...

Haloh? Ada yang hadir di mari? Aku lagi nungguin GLEE tayang bentar lagi, nih! Sebagai pemegang predikat Emak Ter(nggak)gaul 2010, nggak boleh dilewatkan serial yang satu itu, bukan? Kan…

Sambil nungguin, pengen cerita-cerita soal suami, jalan-jalan ke luar negeri dan takdir. Hahahah, temanya abstrak banget, deh! Wkwkwkwk…Tapi baca dulu, deh! In the end, you will cry with me…Haahahah, lebay nggak kira-kira!

Suamiku yang ganteng tiada tandingannya itu kerjaannya wartawan koran sepak bola. Udah jadi wartawan sejak tahun 2000 kalo nggak salah. Waktu itu masih pacaran, dia dapet kerja di majalah olahraga Sportif (udah almarhum sekarang, may it RIP). Dulunya dia tuh nggak ada cita-cita mau jadi wartawan. Lah, dia kan lulusan Hukum, ngapain nyasar jadi wartawan? Tapi karena kepepet kudu punya kerjaan jelas sebelum berani nantangin calon mertua buat ngambil anak perempuannya yang keceh inih, mau nggak mau kerjaan apa juga ya diambil. Asal halal (dan gajinya bisa buat beli mahar). Ya toh? Ya toh?

Alhamdulillaah, 2 tahun kemudian kebeli juga itu mahar. Terus karena SPORTIF mangkat, dia pindah kerja ke koran TOPSKOR sampai sekarang. Hehehe…dan dia bertahan sebagai seorang sarjana hukum yang bekerja sebagai wartawan olahraga. Kenapa? Karena eh karena, tiga bulan abis married aku langsung hamil tekdung jreng. Nggak ada waktu buat sok-sok idealis nyari kerjaan yang sesuai sama latar belakang pendidikan. Ini anak sembilan bulan lagi nongol, dan belum nongol aja biaya maintenance-nya udah gila-gilaan! Bayangin, susu buat bumil itu maharani sekeloa ya, bo! Belum ongkos kontrol ke dokter tiap bulan. Dan jangan lupakan biaya bersalin yang harus disiapkan untuk kemungkinan terkerennya which is operasi cesar. Hahaha…

Singkat cerita, Fadhil, our son, lahir secara normal. Biaya melahirkan terselamatkan sebagian dan bisa ditabung buat…foya-foya di Roma! Huahahahaa…ini ketawa getir, sumpah! Seminggu abis melahirkan Fadhil, si Abang (my hubby, uhuek) dan adeknya diundang buat datang ke Itali, jenguk orang tuanya (mertuaku) yang lagi tugas di sana. Papa mertua kebetulan kerja di Deplu dan lagi ditugaskan di sana. How kewl was that? Not KEWL at all! You know why? BECOOOZZZZ, I DIDN’T GO TO ITALY WITH HIM! Ya please juga deh, baru seminggu melahirkan gitu, deh! Jalan aja masih ngangkang-ngangkang. Wkwkwkwk…Walhasil manyun semanyun-manyunnya melepas kepergiannya ke sana.

Abis itu seperti udah diatur dengan cermat, si Abang dapet tugas meliput pertandingan bola dari kantornya ke Paris dan Milan beberapa tahun kemudian. Kembali manyun akyu. Pengen ikut, tapi ini kan tugas kantor! Mau pake duit sendiri juga, duit dari menong, neng? Hahaha…(kembali tertawa getir).

Abis itu lagi, aku hamil anak kedua, Safina. Dan dia…dia ditugaskan kembali oleh kantornya untuk meliput pertandingan pra Piala Dunia 2010 ke Afrika Selatan! Aku udah nggak bisa manyun dan ketawa getir. Udah mulai nerima nasib. Kayanya emang bakalan begini terus jalan hidupku. Uhuuaaaa…

Jadi aku mikir, ini takdir emang. Punya suami yang bisa dengan gampangnya ke tempat-tempat yang selama ini cuma bisa aku mimpi-mimpiin dan aku harus terus ada di sini untuk melambaikan tangan ke arah pesawat yang membawanya. Hiyaah!

Mau nabung buat ke sana, udah kayak balapan sama kebutuhan anak dua ini. Nggak mungkin kayanya terkejar, tapi siapa tau, ya? *sambil ngintip-ngintip lubang celengan ayam jago*

Semalem si Abang cerita lagi ke aku. Kayanya nih, naga-naganya (kenapa sih harus naga?) dia bakalan dikirim lagi sama kantornya ke Kiev. Dimanakah itu? Itu di Ukraina..atau Ukrania, ya? Ya pokoknya di situ deh, yang pasti di luar negeri!

Dan marilah teman-teman sekalian, pembaca blog yang budiman, temani aku manyun. Yiuuuk…

Eh, GLEE udah mulai. Udah, ya!