Assalamu'alaikum ....
Saya mau tanya, ada nggak teman-teman saya yang punya anak tiri atau ibu tiri atau bapak tiri di sini? Saya mau bagi rahasia yang bukan rahasia: saya punya anak tiri. Gimana ceritanya? Musik! Mainkan! *teriak ke pemain biola dan tukang pukul galon aqua*
Btw, sebenernya postingan ini mau tayang 2 hari yang lalu, pas anak tirinya lagijual diri campaign buat lolos seleksi sebuah pemilihan penting di dunia blogging: Srikandi Blogger 2014. Tapi ya, gitu deh!
Btw, sebenernya postingan ini mau tayang 2 hari yang lalu, pas anak tirinya lagi
Once upon a time, hari ulang tahun suami saya yang ke-35, 16 Februari 2010. Jaman-jaman saya masih ikhlas dan sukarela begadang buat mantengin headline di Kompasiana, hari sudah menjelang dini hari. Seperti biasa, saya masih keukeuh belum mau tidur. Tau-tau nongol headline baru di sana dengan judul yang seronok banget: Musnah! Keperawanan Tinggal Istilah! Gitu judulnya. Judul aja nyolot, pikir saya waktu itu. Ngintip nama penulisnya, saya belum kenal. Saya ninggalin komen di lapaknya waktu itu. Dan begitulah perkenalan dimulai dengan penulis nyolot itu, namanya Pungky.
Saya dan Pungky mulai berteman di socmed, dan ini yang membuat saya makin mengenal karakter bocah gendeng satu ini. Seringnya saya dibuat ngekek sama status-statusnya. Kadang saya dibuat mikir terus pengen nampol ni anak. Tapi biar gimana dodolnya status si Pungky ini saya selalu sempatkan komen sambil becanda. Dan setelah beberapa lama kenal sama Pungky, saya dapat satu kesimpulan yang mencerahkan: Pungky is so bully-able! Mwahahahahaa! This is fun!
Saya juga gak inget kapan tepatnya Pungky ngangkat saya jadi ibu tirinya (bukan saya yang angkat dia jadi anak tiri, ya! Catet!). Yang jelas dia adalah rombongan fans berat Safina yang masih unyu-unyu waktu itu. Selama itu kami masih aktif menulis dan saya terus membaca tulisan-tulisannya yanguuugh harus ngakuin saya suka banget! Gaya berceritanya sengak tapi rapi. Sinis tapi manis. Sarkas tapi gak brutal. Saya yakin, suatu saat dia akan dapat moment-nya menjadi seorang penulis bagus kalau nggak nurutin malesnya itu.
Suatu saat, Pungky bilang kepengen ke rumah saya karena dia dan (waktu itu masih) pacarnya, Topan sedang libur kuliah. Mereka sedang ada di Depok dan mau nyamperin saya ke Bekasi. Monggo wae, kata saya. Dan perjalanan mereka berdua naik kereta dari Depok ke Bekasi adalah salah satu bukti lagi betapa dudul dan bully-able si Pungky. Udah dikasih ancer-ancer jelas banget, tetep aja nyasar. Bahkan saya yang tukang nyasar pun kayanya nggak bakalan salah deh kalau dengerin instruksi lengkap begitu. Hhhh ...
Begitu pertama kali ketemu muka sama si Pungky di lapangan parkir apaan tauk karena saya harus jemput dia yang nyasar itu, saya dengar Pungky bisik-bisik sama Topan, "Bu Winda mirip banget mama." Hmm, kayanya waktu itu deh si Pungky (dalam hati) mengangkat saya jadi ibu tirinya. Jiahahaha!
Kami makin akrab sejak saat itu. Saya maunya nganggep dia sih kayak adek, secara umur nggak jauh beda, kok! #uhuk Tapi susah banget nyuruh si Pungky ganti sebutan Ibu jadi Mbak ke saya. Nyolotin beud, dah! Si Topan malah manggil saya Tante! Tanteh? Hhhhrrrrr .... Back to topic, kami makin akrab dan Pungky punya project keren waktu itu.
Dia sebel banget karena harga buku cerita anak-anak di toko buku mahal-mahal banget. Pungky pun mengumpulkan teman-temannya untuk saweran cerita anak dan dibukukan lalu mau dibagiin gratis ke anak-anak nggak mampu. Bisa lewat rumah singgah, rumah yatim piatu, komunitas anak tidak mampu dan macem-macem, deh! Saya jelas mau ikutan. Lahirlah Peri-peri Bersayap Pelangi. Buku itu nggak akan ada kalau nggak ada Pungky! Gitu, aja. Dan sekarang lebih dari 1000 eksemplar buku itu sudah tersebar di banyak rumah singgah di Indonesia. Saya bangga bisa jadi bagian dari project Peri itu.
Perjuangan Pungky mewujudkan keinginannya untuk memberikan buku cerita gratis ke anak-anak tidak mampu itu panjang, berat dan bikin capek banget buat diikutin. Dan saya ikutan terseret dalam perjalanan panjang itu karena Pungky emang sengaja kali nyeret-nyeret saya. Hahahaha! Tapi saya ikhlas, karena niat mulianya harus ada yang mendukung, kalau nggak dia akan jalan sendirian. Dan saya nggak ngebayang, dengan kedodolan yang super advance gitu, gimana Pungky bisa ngumpulin dana yang lumayan gede untuk menyebarkan Peri-peri Bersayap Pelangi ke seluruh Indonesia? Ide paling brilian yang bisa dia kasih ke saya waktu itu, "Bikin kotak sumbangan gitu aja kali ya, Bu? Terus berdiri di lampu merah." Ppfffttt.
Karena nggak tega bayangin si Pungky bawa-bawa kotak sumbangan di lampu merah, akhirnya saya dan Kampung Fiksi memberanikan diri untuk ngadain acara Workshop Menulis berbayar untuk menggalang dana. Lagian mau berapa lama tu anak berdiri di lampu merah buat ngumpulin duit juta-juta? Udah warna kulit ... uhm, iya deh nggak usah dibahas soal warna kulitnya. Huahahaha! Ya ampun, Pung! Ciyus deh, kamu bully-able banget, dah!
Singkatnya, dana terkumpul dan Pungky bisa meneruskan project Peri yang sempat tertunda. Saya senang bisa membantunya. Tapi tanpa Pungky, buku Peri tidak akan ada. Dan tanpa Pungky, saya tidak akan pernah merasakan kebahagiaan yang begitu mendasar dari bisa berjuang sampai nangis-nangis demi untuk anak-anak orang lain yang saya nggak kenal. Rasanya itu, priceless! Lewat Pungky saya belajar banyak.
Hubungan saya dan Pungky setelah buku Peri makin dekat dan untungnya kami terpisah jarak Purwokerto - Bekasi. Sebab kalau nggak, saya khawatir dia bakalan ngekost di sebelah rumah saya, saking ngefans-nya Pungky sama emak tirinya ini. Hahahaha! Seperti layaknya hubungan ibu dan anak, sering juga Pungky bikin saya kesel sampe pengen jewer dan cubit pantatnya.
Pungky pernah melewati masa sulit. In fact, apa yang pernah Pungky alami dalam hidupnya tampaknya jauh lebih berat ketimbang hidup saya yang lebih tua. Untuk anak seusianya, dia sudah banyak menghadapi problema hidup. Saya nggak akan umbar di sini, tapi percaya deh sama saya: Pungky is a tough girl.
Dan sekarang, dia berhasil masuk jadi salah satu finalis di 50 besar Finalis Srikandi Blogger 2014. Sebagai seorang ibu (walaupun tiri dan walaupun diangkat paksa) saya tepuk pundak buat Pungky. Dia pantas mendapatkannya. Dan saya yakin Pungky akan berbuat yang lebih besar dari buku Peri kalau dia mendapat dukungan. All she need is support and a little bit of push. #jorokinkegot
Pungky sekarang tinggal di Purwokerto dengan keluarga kecilnya, Topan dan baby Jiwo. Masih berjuang untuk lulus kuliah dan kerja dalam waktu yang sama. Saya nggak khawatir mikirin dia, karena saya tahu Pungky bisa melalui apa pun.
Bekasi, 26 Januari 2014
I'm a proud Maktir
Kenalan pertama kali sama Pungky :') |
Saya dan Pungky mulai berteman di socmed, dan ini yang membuat saya makin mengenal karakter bocah gendeng satu ini. Seringnya saya dibuat ngekek sama status-statusnya. Kadang saya dibuat mikir terus pengen nampol ni anak. Tapi biar gimana dodolnya status si Pungky ini saya selalu sempatkan komen sambil becanda. Dan setelah beberapa lama kenal sama Pungky, saya dapat satu kesimpulan yang mencerahkan: Pungky is so bully-able! Mwahahahahaa! This is fun!
Saya juga gak inget kapan tepatnya Pungky ngangkat saya jadi ibu tirinya (bukan saya yang angkat dia jadi anak tiri, ya! Catet!). Yang jelas dia adalah rombongan fans berat Safina yang masih unyu-unyu waktu itu. Selama itu kami masih aktif menulis dan saya terus membaca tulisan-tulisannya yang
Satu-satunya foto berdua. -_-! |
Suatu saat, Pungky bilang kepengen ke rumah saya karena dia dan (waktu itu masih) pacarnya, Topan sedang libur kuliah. Mereka sedang ada di Depok dan mau nyamperin saya ke Bekasi. Monggo wae, kata saya. Dan perjalanan mereka berdua naik kereta dari Depok ke Bekasi adalah salah satu bukti lagi betapa dudul dan bully-able si Pungky. Udah dikasih ancer-ancer jelas banget, tetep aja nyasar. Bahkan saya yang tukang nyasar pun kayanya nggak bakalan salah deh kalau dengerin instruksi lengkap begitu. Hhhh ...
Begitu pertama kali ketemu muka sama si Pungky di lapangan parkir apaan tauk karena saya harus jemput dia yang nyasar itu, saya dengar Pungky bisik-bisik sama Topan, "Bu Winda mirip banget mama." Hmm, kayanya waktu itu deh si Pungky (dalam hati) mengangkat saya jadi ibu tirinya. Jiahahaha!
Kami makin akrab sejak saat itu. Saya maunya nganggep dia sih kayak adek, secara umur nggak jauh beda, kok! #uhuk Tapi susah banget nyuruh si Pungky ganti sebutan Ibu jadi Mbak ke saya. Nyolotin beud, dah! Si Topan malah manggil saya Tante! Tanteh? Hhhhrrrrr .... Back to topic, kami makin akrab dan Pungky punya project keren waktu itu.
Pungky dan Nana |
Perjuangan Pungky mewujudkan keinginannya untuk memberikan buku cerita gratis ke anak-anak tidak mampu itu panjang, berat dan bikin capek banget buat diikutin. Dan saya ikutan terseret dalam perjalanan panjang itu karena Pungky emang sengaja kali nyeret-nyeret saya. Hahahaha! Tapi saya ikhlas, karena niat mulianya harus ada yang mendukung, kalau nggak dia akan jalan sendirian. Dan saya nggak ngebayang, dengan kedodolan yang super advance gitu, gimana Pungky bisa ngumpulin dana yang lumayan gede untuk menyebarkan Peri-peri Bersayap Pelangi ke seluruh Indonesia? Ide paling brilian yang bisa dia kasih ke saya waktu itu, "Bikin kotak sumbangan gitu aja kali ya, Bu? Terus berdiri di lampu merah." Ppfffttt.
Pungky dan Peri-peri Bersayap Pelangi |
Karena nggak tega bayangin si Pungky bawa-bawa kotak sumbangan di lampu merah, akhirnya saya dan Kampung Fiksi memberanikan diri untuk ngadain acara Workshop Menulis berbayar untuk menggalang dana. Lagian mau berapa lama tu anak berdiri di lampu merah buat ngumpulin duit juta-juta? Udah warna kulit ... uhm, iya deh nggak usah dibahas soal warna kulitnya. Huahahaha! Ya ampun, Pung! Ciyus deh, kamu bully-able banget, dah!
Singkatnya, dana terkumpul dan Pungky bisa meneruskan project Peri yang sempat tertunda. Saya senang bisa membantunya. Tapi tanpa Pungky, buku Peri tidak akan ada. Dan tanpa Pungky, saya tidak akan pernah merasakan kebahagiaan yang begitu mendasar dari bisa berjuang sampai nangis-nangis demi untuk anak-anak orang lain yang saya nggak kenal. Rasanya itu, priceless! Lewat Pungky saya belajar banyak.
Hubungan saya dan Pungky setelah buku Peri makin dekat dan untungnya kami terpisah jarak Purwokerto - Bekasi. Sebab kalau nggak, saya khawatir dia bakalan ngekost di sebelah rumah saya, saking ngefans-nya Pungky sama emak tirinya ini. Hahahaha! Seperti layaknya hubungan ibu dan anak, sering juga Pungky bikin saya kesel sampe pengen jewer dan cubit pantatnya.
Pungky pernah melewati masa sulit. In fact, apa yang pernah Pungky alami dalam hidupnya tampaknya jauh lebih berat ketimbang hidup saya yang lebih tua. Untuk anak seusianya, dia sudah banyak menghadapi problema hidup. Saya nggak akan umbar di sini, tapi percaya deh sama saya: Pungky is a tough girl.
Dukung anak dengan pose nggak banget ini jadi Srikandi Blogger 2014, ya! :D |
Dan sekarang, dia berhasil masuk jadi salah satu finalis di 50 besar Finalis Srikandi Blogger 2014. Sebagai seorang ibu (walaupun tiri dan walaupun diangkat paksa) saya tepuk pundak buat Pungky. Dia pantas mendapatkannya. Dan saya yakin Pungky akan berbuat yang lebih besar dari buku Peri kalau dia mendapat dukungan. All she need is support and a little bit of push. #jorokinkegot
Pungky sekarang tinggal di Purwokerto dengan keluarga kecilnya, Topan dan baby Jiwo. Masih berjuang untuk lulus kuliah dan kerja dalam waktu yang sama. Saya nggak khawatir mikirin dia, karena saya tahu Pungky bisa melalui apa pun.
Bekasi, 26 Januari 2014
I'm a proud Maktir
hah,mbk pungky di K juga??kemana ajaaaaaaaaaa saya xixixixixixixi....tapi baru beberapa hari kenal dan dua kali baca tulisannya,cukup menyenangkan,emang tulisannya enak dibaca....mamak muda kerennnnn ^^
BalasHapussukses buat buat mbk pungky :D
terakhir...yang akur ya gagagagagaga...*kaburrrrrrr
jiaaah, baru tau ya? tapi dia jg pembelot sama kayak aku....udah jarang ke sana....Pungky mah ngintilin aku melulu kerjaannya...mwahahahaaa...
Hapusakur tergantung sama mood aja deh...suka error anak tirinya soalnya...-_-
pasangan mamak anak yang kerennnnn *jempol mak...=)
BalasHapusmamaknya keren ya ya ya... #maksa :)))
HapusDuuuh...koq mewek gitu seh bacanya *lap ingus
BalasHapusGa jadi ah jadi anak tiri emak gaoel, takut di bully *ngumpet
hahahahaa, ayo sini kalau mau dibully jadi anak tiriku...:)))
HapusSaya tau Pungky sejak ikutan kontes si Peri itu, tapi kalah .. hihihi. Sejak itu saya termasuk yg sering baca tulisan2nya di blog.
BalasHapushati2 ketularan dudul ya teh....:)))
HapusTerus kalo tante tiri itu hubungannya ke sebelah yang mana, ya? hahaha
BalasHapusI'm a proud tantir too :')
entahlah, tu anak suka semena-mena aja ngangkat orang jadi keluarga...-_-
Hapussenangnyaaaa punya Emak Tiri cihuy macam emak gaul hehehehe...ada yang ngangkat saya jadi anak ngg ya #ngareeep :D...udah setua ini et makannya banyak pulaa #eh..btw, seneng bacanya...Punky really deserves to the Srikandi :D...bon courage pour elle et a tous ausi...cheers...
BalasHapuswah agak susah kalo makannya banyak, soalnya aku gak pernah masak. gimana? masih minat? wakakakakakkkk
Hapusmakasih maak...
pungky ini emang keren...walau sekilas kenal lewat sosmed dan gaya menulisnya yang lucu.. i know dia hebat :)
BalasHapus*pompomin pungky
iya, selain hebat dia juga slebor dan malas mandi... :)))
HapusIhihihi...sejarahnya keren bo'! Pokoknya gw dukung Pungky 1000% utk Srikandi Blogger 2014. Tahun ini memang tahun anak2 muda yak :D
BalasHapussetujuuu!!! saatnya anak muda maju! yang udah tua2 prestasinya udah bejibun, biar yg muda bisa ngejar...:D
HapusHahahaha lucu mak ... makin salut sama si jeng Pungky ini ...
BalasHapusHaduh ... hahaha .... baru tahu kalo ada emak2 yang mau2nya diangkat paksa jadi ibu tiri *kabuuur*
:D
ya mau gimana lagi....kalo gak dia gak mau design blog aku... #ibutiriyangteraniaya :(
Hapushehehe lucu..sya baca tulisan pungky juga ketawa ketiwi sndiri..beneran ini makmud bsa keluarkin buku gokil nih ...sya bakalan beli deh..ditunggu ya makmud pungky
BalasHapusiya, soalnya emang ada yg korslet dikit di otaknya si pungky...:))))
Hapussaya termasuk yang baru tau Pungky *kemana aja saya selama ini, ya hehehe
BalasHapusTapi, memang seru ternyata anaknya, ya. Seseru emak tirinya *eh :p
hihihihihi, kita emang seru mak, apalagi kalo udah berantem...wkwkwkwkwk
HapusSaya juga sama seperti Mak Myra [Keke Naima], baru tau Pungky saat promo diri #50FinalisSB2014 kemarin. Main ke blognya, dan blognya emang asyik, gaya menulisnya kocak. Sekocak emak tirinya juga deh kayaknya. Mak Winda, apakabar dirimu? Moga sehat dan makin sukses yaaa. :)
BalasHapuskabar baik mak alaika....aamiin...semoga dirimu juga selalu sehat dan makin sukses ya mak.. :*
Hapusaku juga baru tahu pungky ini setelah dia masuk jadi finalis 50 finalis sb2014.... mantengin twitternya dan isinya kocak2 emang. juga blak-blakan. suka aja.
BalasHapushati-hati ya mak, ketularan...:|
Hapusmbak pungky lucu abis....saya dukung...
BalasHapustapi dia bau lho... :v
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapuslho kenapa dihapus komennya?
Hapus(kerajinan bales komen yg udah diapus) -_-
Haha oh begitu to ceritanya
BalasHapusEmang gaya bahasa mbak pungky bagus kok :)
setuju....apalagi kalau dia serius dan gak males... #gemes
HapusWalah aku ketinggalan kereta nih, bru tau Pungky jg setelah msk finalis srikandi blogger n memang udh seharusnya msk Ken tulisannya oke bgt :) spt mak tirinya jg ga kalah keren nya :-P
BalasHapushihihihih, ternyata banyak yg baru tau pungky ya? ternyata dia gak segaul yg suka diumbar2 sama dia...heuh...:))))
Hapusmaktir yg gaul, pasti bikin betah hehe
BalasHapusmaktir dan naktir yang kebanyakan gaya...hihihihihi
Hapusyang saya ingat dari Pungky adalah artikel-artikel di K soal pengolahan bahan bekas :)
BalasHapushahaha, iya...dia suka maen2 sampah juga sama kayak aku...:)))
Hapussatu-satunya foto berdua pas di Bekasi ya mbak hehehe. Aku juga foto sama pungky waktu itu disana
BalasHapusiyaaa....padahal beberapa kali ketemuan....yg difoto sama dia cuma safina doang...-_-
HapusHahaha, kampanye mak tirinya Pungky fankeh dan menyentuh banget.....dari hari ini mantengin kampanye calon SB di KEB, tapi nyang Pungky kok belom nongol yak!
BalasHapuspungky udah duluan hari pertama kaak...ini udah hari keempat...:')
HapusHahaha, kampanye mak tirinya Pungky fankeh dan menyentuh banget.....dari hari ini mantengin kampanye calon SB di KEB, tapi nyang Pungky kok belom nongol yak!
BalasHapusMamakkkk... aku juga terharu bacanya
BalasHapusaku kenal Pungky karena dia lagi ngadain GA, dan aku kepoin dia (soalnya ikutan GAnya)
hahahaha
baca kedekatan Mak Winda dan Pungky jadi benar2 speechless :"(
tapi Pungky keren punya jiwa sosial yg tinggi, untung Mak Wind dan KF bisa bantuin
aku yakin Pungky yg menang jadi Srikandi
Mak Tiri dan Anak Kesayangan benar2 keren
okeh!!! aku mulai ngefans sama kalian huhuhuuuu peluuuuuuk:)
(maaf mak bukannya sok kenal, tapi aku pengin kenalan sama Mak Wind, si Emak Gaoel)
pungky emang hebat mak,,,
BalasHapus