Rabu, 06 April 2011

Perjalanan Blackbook: Dari Folder Usang Menjadi Novel #1

  2 comments    
categories: , , ,
katanya orang-orang covernya keren.. ^_^

Hari ini tanggal...eerrrgh, sebentar (ngecek kalender), 6 April 2011, akhirnya novel perdanaku yang pernah aku ceritakan di sini terbit! Yes, TER-BIT! Seperti matahari, dan kabar ini juga aku dapat pada pagi hari saat matahari TER-BIT! Hihihihi...
Alhamdulillaah! Ini penantian panjang buatku. Kisah Blackbook yang sudah jadi novel ini sudah lama "nginep" di laptop rusak punya suamiku. Kira-kira sudah sejak tahun 2006 atau 2007. Kemudian sekitar tahun 2008 aku beranikan diri untuk launching kisah itu di blog Kompasiana sebagai cerita bersambung. Benar-benar nekad sebenarnya waktu itu. Aku malah sampai minta petunjuk khusus dari beberapa orang yang aku pandang lebih berpengalaman dalam dunia tulis-menulis di Kompasiana, bunda Pipiet Senja salah satunya.
Waktu itu Blackbook masih berantakan banget. Ibarat perempuan muda yang baru bisa dandan, sedikit menor di sana, dan sedikit berantakan di sini. Tapi aku nekad, jalan terus, hantam aja. Bagiku waktu itu yang penting cerita ini bisa selesai sampai tamat dulu. Sampai akhirnya dengan nafas ngos-ngosan Blackbook bisa mencapai bagian terakhirnya pada postingan ke-18. Aku masih ingat sekali, waktu itu total jumlah halaman Blackbook hanya 55 halaman A4 saja. Dan rasanya aku sudah paling mentok menulis demikian panjang.
Begitu Blackbook selesai publish di Kompasiana, bunda Pipiet Senja menawarkan padaku untuk mencoba mengirimkan naskahnya ke penerbitan beliau dengan syarat jumlah halaman minimal 150 A4. Waahahahaa, aku langsung "mingkem". Jauh amat kurangnya...Hiks!
Akhirnya kembali Blackbook diam bersarang di salah satu folder komputerku. Lamaaa, lamaaaa, sekali. Nyaris dua tahun. Sembari itu aku sudah menulis tiga kisah bersambung lainnya yang ternyata makin ke sini makin panjang dari Blackbook. Hmm, benar juga, practice makes perfect. ^_^
Sampai beberapa bulan yang lalu aku iseng ikut lomba menulis novel yang diadakan oleh Leutika Prio, salah satu self publisher yang banyak mengeluarkan buku-buku hasil olah kata penulis pemula. Waktu itu stock tulisan panjangku memang sudah habis. Dua dari yang ada sudah aku ikutkan ke lomba lain dan sempat masuk 20 besar (walaupun akhirnya nggak menang) dan satunya lagi sedang aku kirim ke sebuah penerbit. Mikir-mikir mau nulis panjang lagi walaupun waktunya masih sebulan lagi rasanya nggak sanggup. Tapi kepengen banget ikutan lomba. Nggak tahu kenapa, selalu pengen ikutan aja kalau lihat pengumuman lomba menulis ini, lomba menulis itu. Hihihihi, hobi baru. :)
Kelamaan mikir, sampai akhirnya inget sendiri sama naskah Blackbook yang ngendon di komputerku. Kenapa nggak itu aja yang aku kirim ikut lomba Novelku di Leutika Prio? Tapi itu juga bukan berarti aku bisa langsung kirim. Karena kondisi terakhirnya waktu aku tinggalkan di folder dia masih berjumlah 55 halaman A4. Hiks. Tetap harus kerja keras karena persyaratannya minimal 100 halaman. Well, lebih baik daripada mengulang dari awal. Akhirnya dengan sedikit terseok-seok menambal-sulam kisah Blackbook aku berhasil mengirimnya ke panitia.
Singkat cerita Blackbook tidak menang. Kecewa? Nggak! Soalnya aku tahu itu sudah usaha maksimalku dan (mungkin) karya peserta lain memang lebih bagus. Ah, itu kan subyektif (mengibur diri...wkwkwkwk). Lho, ya soalnya, banyak yang tergila-gila sama kisah Blackbook ini waktu dulu tayang di Kompasiana, kok! PD aja lage!
Dan ternyata biarpun nggak menang, Leutika Prio memberi kesempatan untuk para peserta menerbitkan karyanya. Tidak boleh dilewatkan, kesempatan tidak datang dua kali. Lagian, setahuku kalau lewat self publisher gini kitanya nggak repot sama sekali. Semua sudah diurusin sama mereka. Wah, gue banget tuh! Wkwkwkwk...
Eh, bener lho! Nggak sampai sebulan dari aku memutuskan untuk menerbitkan Blackbook, tadaaa....sekarang udah nongol bukunya! Huaaa, terharu! Prosesnya sendiri emang beneran nggak ribet. Editing dari mereka, cover designing dari mereka (walaupun aku yang menyumbang ide, tapi semuanya mereka yang visualisasikan) sampai ke proses lay out. Aku cuma cek aja sekali-sekali lewat SMS sudah sampai di mana prosesnya. Dan pihak Leutika Prio itu benar-benar melayani dengan baik. Setiap SMS selalu dibalas, begitu juga e-mail. GPL!
Waktu proses sedang berlangsung, aku dapat kabar menggembirakan. Katanya kalau buku terbitan Leutika Prio, yang dijual secara online ini, bisa laku sebanyak 300 buah dalam waktu tiga bulan, maka akan dicetak dan edar nasional ke seluruh toko buku besar di Indonesia! Wehehehee, aku kayak kesetrum listrik waktu tahu itu. Aih, ini mah duren runtuh! Tadinya aku santai-santai aja nggak terlalu banyak omong sana-sini tentang novelku yang coming soon itu. Sampai Blackbook akhirnya terbit, aku baru koar-koar jualan. Beberapa temanku sampai bilang, "Kok bikin buku nggak bilang-bilang? Tau-tau udah terbit aja!" Ahihihihi...Bukannya nggak mau bilang-bilang, tapi memang awalnya aku santai aja, sih!
Intinya, sesantai-santainya proses penerbitan bukuku ini, tetap aja ada banyak hal yang harus dilakukan demi kelancarannya. Mencari endorsement salah satunya. Aku termasuk orang yang sering terpengaruh dengan endorsement pada sebuah buku sebelum memutuskan untuk membeli. Kalau aku lihat endorsernya terkenal dan endorsementnya juga bagus, bisa jadi aku akan beli buku itu. Berangkat dari sana, aku gerilya, menyusuri satu per satu nama teman-temanku di Facebook. Hihihi, banyak sih artis dan orang terkenal, tapi bukan teman, melainkan fans page aja. Wkwkwkwk...Lagi riwueh mikirin itu, suamiku tiba-tiba kasih ide, "Kenapa nggak bunda Pipiet Senja, aja? Dia kan masternya! Salah banget kalau nggak minta endorsement dari beliau!" Oalaaah, bunda Pipiet! Bener! Bukannya aku lupain beliau. Tapi emang sudah beberapa bulan terakhir ini bunda Pipiet sudah mulai agak jarang muncul di Facebook. Mudah-mudahan bukan karena sakit, ya bun!
Bagaimana kalanjutan hunting endorsement dari bunda Pipiet Senja dan beberapa orang lainnya untuk novel Blackbook? Nantikan di episode mendatang. Jyahahaaa...!

TO BE CONTINUED

Pesan sponsor: Jangan lupa beli Blackbook, ya! Di sini tokonya! :)

2 komentar:

  1. seponsoooorrrrrrrrrrr.............. gak mau belii..... kirimin ajeee............ wkwkwkw....
    aku, simanis jembatan penyebrangan pasir ris... :D

    BalasHapus
  2. mengerikan...kuntiiiii...wkwkwkwkwk...
    beli dong ah, kalo gk ntar gk bisa masup gramed neh...weehhh..coba ditawar2kan ke teman2 di singapur yeh...tidak ada komisi, hanya doa yang bisa kupanjatkan...huahahahaa

    BalasHapus