Jumat, 20 Januari 2012

Inilah Aku Tanpamu

  10 comments    
categories: , ,
Kamu duduk di bawah pohon yang sama sore itu. Bedanya, kamu tidak bersamaku. Sepertinya kamu sendiri. Ada yang lain darimu kulihat. Rambutmu terlihat lebih berkilau. Yakin sekali wangi tubuhmu pasti seperti aroma buah, seperti yang pernah kuingat. Sedikit sesal menyelinap dan masuk ke dalam rongga hatiku.
Dulu kamu juga cantik, walaupun tak secantik sekarang. Saat pertama kita bertemu, aku begitu terpukau. Tak lama kamu menjadi milikku, hari-hariku mulai diisi dengan aroma buah dari tubuhmu. Namun itu tak lama. Aku yang salah. Aku bosan. Entah kenapa. Yang pasti, perlakuanku kepadamu sempat membuat marah adikku.
"Kamu jahat! Tidak perhatian! Jangan salahkan siapa-siapa kalau suatu saat dia akan pergi darimu diam-diam karena perlakuanmu padanya!" Ketus teguran adikku, menghakimi perlakuanku padamu.
Waktu itu aku hanya tertawa, menyepelekan. Tahu apa anak kecil itu? Aku bosan dan malas. Kenapa harus disangkut-pautkan dengan perhatian? Toh kamu tetap ada di sampingku. Aku yakin sekali kamu tak akan pergi meninggalkanku. Kamu begitu ketergantunganpadaku, betapa pun tak pedulinya aku padamu terkadang.

Ternyata kamu pergi. Setelah berhari-hari aku melupakanmu. Jangan salahkan aku. Hidupku bukan hanya tentangmu. Aku harus pergi selama berhari-hari untuk keperluan kuliahku. Aku lupa sama sekali padamu. Bahkan tak kuingat untuk menitipkan dirimu pada adikku. Lagipula, sekali lagi, tahu apa anak kecil itu? Percuma, pikirku waktu itu.
Kamu pergi, tapi lucunya aku juga tak merasa kehilangan saat itu. Sampai sore itu aku melihatmu lagi. Di bawah pohon yang sama di taman kota, tempat kamu biasa menungguku dengan setia. Dan sial sekali, ternyata aku rindu kamu. Dan lebih sial lagi, kamu ternyata lebih cantik sekarang. Apa yang kamu lakukan pada dirimu selepas dariku?
Aku mengendap-endap mendekatimu. Kamu seperti merasakan kehadiranku. Kamu menoleh ke arahku. Matamu masih sama sendunya seperti dulu. Hanya kini terasa dingin bagiku. Dulu mata itu begitu bersinar setiap menatapku. Terpancar kebahagiaan dari sana. Namun kini, bahkan mata itu bisa memberitahuku kalau kamu tak mengenalku lagi. Ah, begitu mudahnyakah melupakan bagimu?
Seorang lelaki asing berjalan mendekatimu. Kamu menoleh ke arahnya dan berlari menyambut. Kalian berpelukan dengan penuh kebahagiaan, di depan mataku. Aku terdiam. Oh, rupanya kamu sudah menemukan yang lain. Sekilas angin bertiup membawa aroma buah dari tubuhmu. Rambutmu berkilauan ditimpa sinar matahari sore. Aku menelan ludah.
Aku masih berdiri mematung di tempatku, berharap kamu mau memalingkan wajahmu sekali lagi kepadaku. Aku ingin melihatmu untuk yang terakhir kalinya. Seperti terbaca olehmu, kamu melihat ke belakang, mencariku. Aku bisa melihat matamu, dan matamu seperti berbicara, "Inilah aku tanpamu sekarang."
Lantas kamu berlalu sambil mengibaskan ekormu. Kamu, anjing yang pernah kusia-siakan, kini berjalan pongah dengan muka terangkat dan ekor bergoyang-goyang. Bahagia sekali dengan pemilik barumu.


Hari ke-9 #15HariNgeblogFF

10 komentar:

  1. Robertus: iya guk guk...makasih yaa.. :)

    BalasHapus
  2. yang jelas pemilik barunya bukan aku mbak, hehehe aku takuuuuuuut sama anjing

    BalasHapus
  3. wuakakakaka.... ternyata anjing yah :))

    BalasHapus
  4. Setelah kemaren baca si ayam, sekarang si guk guk.. huaa.. Winda emang kreatif!

    BalasHapus
  5. hahaha.. bukan cuma manusia yg bs moving on setelah patah hati :))))

    BalasHapus
  6. mbak winda, tulisannya memang top markotop...good marsogood...(pinjem istilahnya bondan winarno...)

    BalasHapus
  7. anjing yang katanya 'teman manusia paling setia' aja bisa berpaling kalau nggak 'dianggap' apalagi manusia ya mbak.. :') hikshiks

    BalasHapus
  8. hihihi...ternyata ya :)
    pa kabar mbak..ikutan ekspedisi ini juga tho..nge-FF di blog,,good luck aja deh :)

    BalasHapus