Ini bukan kita, tapi miriplah warna kulit dan senyum manisnya. Ihhiiy... (image from www.http://iamkristenhines.wordpress.com/page/2/) |
Aku tahu ini seperti bercanda sekali, menulis surat untuk diriku saat masih bayi. Bisa apa kamu; aku, sesaat setelah dilahirkan pada tanggal 4 Agustus, 35 tahun yang lalu? Jangankan membaca surat ini, membuka matamu sendiri saja kamu belum mampu. Aku sudah mencoba untuk menulis surat untuk kita saat berusia 20 tahun, tapi selalu saja ada kejadian yang membuatku harus mundur beberapa tahun ke belakang. Lalu aku coba menulis surat untuk kita saat usia 15 tahun, lagi-lagi ada saja yang mengharuskan aku untuk mundur beberapa tahun untuk menjelaskan sesuatu yang kita alami. Pada akhirnya aku memutuskan untuk menulis surat untukmu, baby me. Semata karena akhirnya aku paham, hidup kita adalah rentetan peristiwa yang saling berkaitan, sejak kita terlahir ke dunia sampai nanti kita menutup mata selamanya.
So, disinilah aku sekarang, melakukan sesuatu yang paling absurd (don't worry, you'll understand the meaning of the word when you're 20 something), menulis surat untuk diriku saat kita baru saja dilahirkan. Semata karena kupikir, kamulah yang paling berhak untuk tahu apa saja yang telah kita lalui selama ini, sebab kamu adalah garis start kita memulai hidup sebagai anak manusia di bumi. Masalah kamu bisa atau tidak membacanya, kuserahkan pada...well, aku juga tidak tahu pada siapa. Mari kita tinggalkan masalah itu untuk rumput yang bergoyang saja.
Baby me, kamu itu lucu sekali waktu baru lahir. Itu bisa kulihat dalam foto-fotomu yang masih tersimpan di rumah orang tua kita. Oh well, semua bayi memang terlihat menggemaskan bukan? Kamu terlahir sebagai anak kedua, kelak beberapa tahun kemudian, kamu akan mendapat 3 orang adik. Dan sebelum muncul sebuah pertanyaan, ada baiknya aku mengangkat satu topik penting yang nantinya akan banyak mempengaruhi rasa percaya dirimu ketika kamu kecil dan beranjak remaja. Ya, kamu memang terlahir dengan warna kulit yang sedikit lebih gelap dibanding saudara-saudaramu. Kamu juga akan kenyang mendengar lelucon-lelucon tidak lucu tentang betapa berbedanya kamu dengan saudara-saudaramu yang berkulit putih.
Ah, harusnya aku jangan menceritakan ini padamu sekarang. tapi mungkin ini bisa membuatmu nantinya lebih kuat, karena sering sekali lelucon mereka itu keterlaluan. Sampai-sampai kadang menggiring pikiran kanak-kanakmu ke sebuah kesimpulang ngaco; kamu anak angkat. Waduh, betapa pun kamu ingin mempercayainya saat itu, aku bisa memastikan padamu kalau kamu; kita, bukan anak angkat dari mama dan papa, percayalah.
Satu hal yang mungkin bisa menghiburmu, kelak...beberapa tahun ke depan (well, mungkin akan sedikit lama untukmu menunggu) warna kulit gelap akan naik daun. Tapi kamu harus sabar dulu melalui sebuah periode dimana perempuan Indonesia begitu terobsesi untuk berkulit putih sampai-sampai lotion pemutih kulit akan laku bak kacang goreng. Satu orang yang patut kamu; kita, ucapkan terima kasih adalah Anggun (atau lengkapnya Anggun C. Sasmi). Dia adalah penyanyi Indonesia berkulit gelap (katanya sih istilahnya itu tanned) yang berhasil menembus dunia tarik suara internasional dan membuat bangga semua perempuan Indonesia kelak. Sejak saat itu, beberapa perempuan Indonesia, termasuk kamu: aku saat usia 20 tahun, mulai merasa percaya diri dengan warna kulit tanned kita ini. Ahahahaaa, ternyata warna kulit bukan penentu keberhasilan seseorang. Dan ternyata tidak harus berkulit putih untuk merasa cantik.
Jadi sayangku, baby me, semua kegundahanmu melalui masa puber sebaiknya tidak menyisakan rasa rendah diri dalam hatimu. Karena percayalah, saat kamu merasa kurang di satu sisi, pasti ada kelebihanmu di tempat lain. Aku tak akan membocorkan rahasia hidup kita lebih jauh lagi, karena hidupmu tak akan menarik jika kamu sudah mengetahui segalanya. Aku hanya akan memberikan sebuah petunjuk kecil bagimu, bahwa dalam satu fase hidupmu kelak, kamu akan menemukan seseorang yang mencintaimu apa adanya, memujamu seperti kamu adalah seorang putri raja dan melindungimu dengan segenap hatinya, tanpa melihat apa warna kulitmu. Dan dalam satu fase hidupmu kelak, kamu akan menemukan sebuah hasrat besar yang kelak akan membuatmu merasa bisa menjadi yang terbaik ketika melakukannya, tanpa kamu harus pusing dengan warna kulit gelapmu atau khawatir dengan penampilanmu. Kelak, masa itu akan datang, dan aku hanya ingin kamu menyambutnya dengan rasa percaya diri dan senyum mengembang di wajahmu. Tak ada satu makhluk pun diciptakan Tuhan di dunia ini yang tidak berharga di mataNya. Don't worry, honey...you are more than what you think you are.
Last words, jangan lupa saya thanks to Anggun.
Thank you, mbak Anggun...Kita emang mirip, yah... :D (image from www.http://www.lyricspond.com/artist-anggun) |
finnaly update lagi ya mbak, eh tapi beneran miriploh sama anggung :)
BalasHapusoww, unik..
BalasHapusaku jd pngen nulis suarat buat baby Enny, hehhee :D..
Tak ada satu makhluk pun diciptakan Tuhan di dunia ini yang tidak berharga di mataNya.
like this!
compare foto dong mbak sm foto anggunnya..
BalasHapusHhahahha
jadi pengen nulis surat ntar buat umur 30an,hhe
kulit saya juga gelap lho mbak....dulu kadang saya suka ngiri kalo liat orang yang kulitnya putih...hehe..kalo sekarang sih alhamdulilah sudah bisa ikhlas dengan kulit gelap saya...hihi...
BalasHapusMbak Lidya: iyaaa, gara2 rempong sama urusan anak2...huhuhuhuuaaa...waduh, mirip Anggun, mudah2an Anggun gk denger mbaaak...wakakakakakkk
BalasHapusngetik.com: ditunggu yaaa...aku mau baca... :D
Tio: mau cari2 foto yg mirip semalem, tapi gagal...hahahahaa
Mami Zidane: hahahahaa...toss mbaaak, sebagai sesama kulit tanned...ceileee...gak mau bilang item gini...huahahahahaaa