Tampilkan postingan dengan label eat travel doodle. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label eat travel doodle. Tampilkan semua postingan

Rabu, 24 Agustus 2016

Hop On Hop Off Keliling KL

Assalamu'alaikum.

Tentu saja bukan Emak Gaoel namanya kalo gak ada yang ketinggalan. Yep, ini salah satu postingan ketinggalan dari perjalanan Eat Travel Doodle 2016 saya ke Kuala Lumpur beberapa bulan yang lalu. Hihihi. Maap. Tapi dijamin, masih sama serunya sama cerita-cerita saya sebelumnya di sini.




Hari terakhir di Kuala Lumpur, masih dalam rangka memenuhi undangan dari Kementerian Budaya dan Pariwisata Malaysia dan Gaya Travel, rombongan kami yang terdiri dari blogger dan media dari Indonesia, Malaysia, , Filipina, Brunei Darussalam dan Inggris start pagi di kantor Motac (Malaysia Tourism Center). Sempet kalap liat brosur keliling Malaysia boleh diambil gratis. Hahaha. Dodol banget, liat brosur yang emang gratisan aja girang. Soalnya saya sukaa banget liat-liat brosur perjalanan karena biasanya foto-fotonya cakep dan informasinya lengkap. 


Dari kantor Motac, kita menuju halte bus di depan kantor tersebut, mau naik bus Hop On Hop Off (HOHO) keliling kota Kuala Lumpur. Waaa, senaaang dan norak! Karena busnya bertingkat dan di bagian atas tempat duduknya terbuka. Bodo amatlah KL pagi itu lagi panas centil, kita tetap semangaattt! Gretong soalnya. Kalau beli tiket, harganya itu untuk dewasa RM 45 dan untuk anak-anak RM 24 untuk rentang waktu 24 jam. Ada juga pilihan rentang waktu 48 jam dengan harga berbeda, tapi tiketnya berlaku dua hari, kan. Soalnya belum tentu juga semua 23 perhentian bus HOHO ini bisa kita nikmati dengan leluasa dalam waktu sehari. Kalau rencananya kamu cuma pengen lihat-lihat aja, saran saya sih beli tiket yan rentang 24 jam, dan nggak perlu turun naik di tiap perhentian. Bisa pilih mau turun di mana. Nanti kalau mau meneruskan perjalanan lagi, bisa naik bus HOHO selanjutnya di halte yang disediakan. 



Interval kedatangan antar bus sekitar 20-30 menit. Jadi nggak usah takut gak bisa pulang ke hotel. Si Olip yang ketinggalan di Istana Negara aja berhasil balik dengan utuh ke kantor Motac, kok. Huahaha! Deramah! Yang drama tuh sebenernya yang ada dalam bus. Kitanya panik pas nyadar Olip ketinggalan. Sementara Olipnya malah asik foto-foto sampe puas sambil nunggu bus HOHO selanjutnya.


Dari 23 tempat menarik seputar KL, semuanya menarik, karena punya kekhasan masing-masing. Kita diajak melihat gedung-gedung cantik seperti KLCC dan KL Convention Centre, sampai ke pasar tradisional seperti Chow Kit Market. Mulai dari KL Tower sampai tempat pusat kerajinan tangan khas Malaysia. Mulai dari Kampung Baru sampai Kampung India. Mulai dari museum sampai tempat ibadah bersejarah. Lengkap, komplit, puas. Tinggal atur aja di itinerary kalao gemes mau ekplore semuanya. Yang jelas, buat harga tiket segitu, sepadan banget. Lagian kita nggak perlu susah-susah cari transportasi keliling kota KL lagi, kan. Tinggal cari halte dengan tanda HOHO aja. Mau naik dan turun kapan pun, silakan.




Untuk informasi lengkap bisa dilihat di sini, ya. Sementara rombongan kami begitu sampai kembali di kantor Motac, langsung makan siang dan pengumuman pemenang doodle serta penutupan program Eat Travel Doodle 2016. Huaaa, senang dan sedih! Senang, saya kebagian jadi juara 3 doodling. Dapet hadiah duit sama voucher. Hihihihi Sediih, karena baru aja enjoy jalan-jalan bareng temen-temen baru, sekarang sudah harus berpisah. Ah, seperti kata pepatah, kalau Tuhan berkeehendak ntar juga kita ketemu lagi. Pepatah ngarang, tapi bener. Aamiin. ^_^ 




Kamis, 16 Juni 2016

[Eat Travel Doodle #4] Ngabisin KL City Gallery dan Panggung Bandaraya

Assalamu'alaikum.

Lanjut nih cerita jalan-jalan hepi keliling Kuala Lumpur? Masih dari "keberuntungan" Emak Gaoel terpilih jadi partisipan di ajang Eat Travel Doodle 2016 yang digagas oleh Kementrian Pelancongan dan Kebudayaan Malaysia dan dilaksanakan oleh Tourism Malaysia dan Gaya Travel bulan Mei lalu. Cerita hari pertama ada di sini, cerita muterin kawasan Putrajaya ada di sini dan cerita peresmian Eat Travel Doodle ada di sini, ya.



So, hari kedua, kita mulai agak siang sekitar jam 11. Panitia dari Gaya Travel kasian kayanya liat muka saya semalem udah jelek banget, kuyu tak berdaya, kecapean. Udah dua hari kurang tidur, diajak keliling hutan dan naik menara lebih dari 300 meter. Apalagi yang kau inginkan darikuuuh? *tepar*


Malam kedua ini kita bermalam di Regency Club Hotel Kuala Lumpur di daerah Chow Kit yang ternyata lokasinya berseberangan dengan pasar basah Chow Kit. Tadinya saya agak gimana gitu pas tau hotelnya sebrang-sebrangan sama pasar. Pasar, bo! Tapi belakangan saya bersyukur juga, karena selain pasar ini pasar yang bersejarah karena sudah ada sejak lama, di sana juga banyak jajanan khas Indonesia. Hihihi. 


Setelah sarapan santai di coffee shop hotel plus nyicil ngedoodle, kita siap-siap menuju Dataran Merdeka untuk ngubek-ngubek semua yang ada di sana. Wuah, saya semangat banget, karena waktu jalan-jalan di KL setahun yang lalu di Sepetang Bersama Blogger belum puas banget eksplorasinya di Dataran Merdeka.

Kuala Lumpur City Gallery

Dataran Merdeka ini mungkin semacam area Kota Tua di Jakarta, ya. Sepanjang jalan dipenuhi dengan bangunan tua bersejarah, mulai dari Masjid Jamek, gedung pemerintahan, KL City Gallery dan juga gedung pertunjukan Bandaraya.


Seperti biasa, kami digiring lagi menuju Kuala Lumpur City Gallery yang ngehits banget sama sign raksasa I "heart" KL-nya yang berwarna merah gonjreng itu. Terlepas dari gelora narsis saya yang membahana untuk foto-foto lagi di sign itu, dalam hati saya lebih bersemangat untuk "ngabisin" isi KL City Gallery ini. Apalagi dalam trip ini kami mendapat penjelasan secara ekslusif dari pihak ARCH Associate yang mendapat mandat untuk mengelola kawasan warisan kota tua di Kuala Lumpur City Gallery. Kesempatan langka!





Memulai perjalanan ke masa lalu dari ruang galeri pertama yang kami masuki setelah area pembelian tiket dan resepsionis emang bikin perasaan gimana gitu. Ditambah lagi, latar belakang keluarga saya yang amat sangat melayu, membuat saya seolah melihat kembali kampung halaman saya di Sumatera Barat sana. Walaupun jelas beda perjalanan sejarahnya, tapi rasa ingin tahu saya sama besarnya untuk kota ini. Berhubung kita masuknya gratisan, ya gak bisa dapet oleh-oleh souvenir lucu-lucu yang banyak di area merchandise. Kalau kamu beli tiket masuknya seharga RM 5, kamu bisa tukar tiket itu dengan souvenir seharga sama atau tinggal menambah kalau mau membeli yang lebih mahal. Saya sendiri. kemarin beli ... kertas kado. -_-



Kita juga dibawa untuk menyaksikan pertunjukan singkat pembangunan kota Kuala Lumpur yang modern melalui KL City Model Show. Dengan pengantar fakta-fakta seputar perkembangan terakhir dan mutakhir dari Kuala Lumpur di big screen, miniatur kota (yang ukurannya gak mini juga, hampir seluas ruang 8 x 8 m) terhampar di hadapan kita lengkap dengan efek lampu-lampu yang menyala di setiap lokasi yang sedang dinarasikan. Ah, keren. Udah, gitu aja. Btw, bakalan ada gedung baru yang lebih tinggi dari menara kembar Petronas KLCC lho, nanti. LEBIH TINGGI, like seriously! @_@



Puas ngubek-ngubek galeri cantik ini, termasuk melihat dapur pembuatan souvenirnya yang mayan bikin saya pengen nerobos masuk tanpa permisi karena crafty banget, kita makan siang di ARCH Cafe, masih di dalam galeri. Makanannya, mayanlah. Hahaha. Tapi ada satu yang dipesen sama Olyvia Bendon yang bentuknya bikin penasaran, ini nih. Namanya Durian Imperial apa ya kalo gak salah. Sayang, saya gak nyicipin. Bukan karena Olip pelit, tapi saya lagi buru-buru pengen ke toilet. -_-




Saran saya, kalau ke sini, jangan pake acara buru-buru, ya. Nikmati tiap menitnya. Resapi semua yang ditampilkan di tiap ruang galeri apik ini. Karena selain nilai sejarahnya, penampilannya juga artistik banget. Sayang kalau cuma dilewati aja sebagai sekedar memenuhi check list tempat yang dikunjungi. Ciyus.


Setelah dipaksa untuk puas menikmati KL City Gallery, kami kembali digiring di siang garang untuk berjalan sedikit menyeberangi Dataran Merdeka, menuju Panggung Dewan Bandaraya. "Ayo, ibu! Kita mau nonton MUD KL!" kata Hilmie, anak angkat saya dari Gaya Travel. Hihihi. Telinga saya nangkepnya, dia bilang "Mat KL". Oh, OK. Ini mungkin pertunjukan komedi lucu-lucuan model kayak di Seoul itu, pikir saya. Mat itu pasti nama tokohnya. Saya udah ngebayangin adegan-adegan semacam lenong Betawi. Dan tentu saja, saya SOTOY.

MUD, The Longest Running Musical Show in Malaysia


MUD, bukan Mat! Iya, MUD alias lumpur. Yup, ternyata ini adalah pertunjukan musikal tentang sejarah berdirinya Kuala Lumpur. Dan, maaf, susah banget saya ceritain detailnya, karena astaga ampun, kok keren. Perlu dicatat, saya ini bukan penikmat pertunjukan live, apalagi yang rada-rada musikal. Biasanya kurang menikmati. Tapi nonton MUD selama kurang lebih 1 jam dan tanpa jeda, saya sempat beberapa kali ngakak, dan sekali nangis, kebawa adegan. OK, saya udah bisa masuk golongan orang kaya dan berbudaya yang suka nonton opera gitu, dong? *tampar*


Penonton dimanjain banget dengan lagu-lagu dan tari-tarian yang ciamik yang dimainkan sekitar 20-an pemain yang suaranya merdu dan narinya jago banget. Gak cuma itu, effect panggungnya juga lumayan bikin bengong, tiap adegan digarap dengan serius, sehingga pada saat ada adegan bencana banjir bandang dan kebakaran besar di Kuala Lumpur, kita bisa ikut ngerasain hiruk-pikuk dan mencekamnya. Yang bikin saya nangis, waktu pemeran utama wanita yang memerankan Teja, @naszsally menyanyikan lagu untuk bayinya. Itu, sungguh, bikin, sebel, karena saya jadi norak hapus-hapus air mata diem-diem.



Untuk pertunjukan live sepanjang satu jam, harga tiket RM 85 menurut saya worth to spend, terutama untuk penikmat pertunjukan seni panggung dan musikal. Sedangkan saya yang bukan penikmat aja bisa ikut terlarut dalam pertunjukan. Ditambah lagi, kamu bisa ikutan ngetop naik panggung kayak Olip nih, yang ditarik untuk ikutan main sebentar di stage. Hahaha. Dan penonton juga diajak interaksi untuk bantuin memadamkan kebakaran dengan mengoper-oper ember . Somehow, saya jadi inget adegan yang sering saya lihat di berita-berita di tv. Nggg ....


Hari kedua Eat Travel Doodle, puas! Dapat referensi  doodle lumayan banyak. Apalagi ditutup sama acara belanja manja di Pasar Seni Central Market. Lanjut hari ketiga?



Kamis, 09 Juni 2016

[Eat Travel Doodle #3] Three in One di Putrajaya: Royal Floria, Fantasy Rain Forest dan Magic of The Night

Assalamu'alaikum.

Lanjut cerita hari pertama Eat Travel Doodle 2016 yang diadakan oleh Kementrian Pelancongan dan Kebudayaan Malaysia, kerja sama dengan Tourism Malaysia dan Gaya Travel Magazine, ya. Lah, masih hari pertama aja? Hahaha, ya kan saya udah bilang, schedule padat banget selama 3 hari. Kalau ditulis dalam satu tulisan, bisa panjaaaaaaang. Belum acara pamer-pamer fotonya. 




Setelah pulang dari acara peresmian Eat Travel Doodle dan ngubek-ngubek sekitar Menara KL, kami langsung menuju The Regency Hotel Kuala Lumpur untuk check-in dan naro barang. Istirahat gak sampai 2 jam, kita udah ditunggu bis lagi untuk berangkat menuju Putrajaya. Sudah ada 3 tempat menunggu untuk kami nikmati sambil doodling. Asssik.


Royal Floria Putrajaya 2016

Royal Floria Putrajaya adalah festival taman dan bunga yang diadakan setiap tahun sejak 9 tahun yang lalu di area Putrajaya, tepatnya di Anjung Floria, Precinct 4, Putrajaya, Malaysia. Setiap tahun Royal Floria memilih satu jenis bunga sebagai tema utama dan tahun ini terpilih bunga krisan atau chrysanthemum sebagai tema utama. 


Sore itu kita berangkat dari The Regency Hotel di daerah Chow Kit, Kuala Lumpur, cuaca sebenarnya rada-rada mendung manja. Pas ngeliat keluar bis saya agak lega, asik, bakalan adem, nih. Bukan apa-apa, masih trauma gara-gara abis jalan keliling hutan di Taman Eko Rimba KL siangnya. Hahaha.


Apalah daya, Emak Gaoel kurang amal sholeh atau gimana, kok sampe area Royal Floria, cuacanya mencrang kece lagi. Sigh. Puanas! Tapi lega karena pas masuk, ternyata disediakan banyak fan yang nyembur-nyebur aer itu. Apa sih namanya? Pokoknya lumayanlah ya buat pembayar dahaga dan gerah. Kita disambut langsung oleh penyelenggara, digiring ((DIGIRING LAGI))  menuju VIP area untuk mendengarkan penjelasan langsung tentang sejarah dan penyelenggaraan Royal Floria ini dari tahun ke tahun. Sambil dengerin penjelasan, mata rasanya betah banget lihat bunga dan taman-taman bunga cantik yang dibuat dalam berbagai tema. Taburan dan rangkaian bunga krisan berbagai warna bikin betah banget buat foto-foto manja dengan gaya ala-ala putri raja. *putri raja keringetan*


Did you know, ternyata ada lebih dari 140 variety bunga krisan di dunia, lho. Bunga krisan juga dikenal sebagai "Ibu"nya para bunga. Di area yang luas banget, Royal Floria menyajikan sedikitnya 20 garden bertema persembahan berbagai pihak, mulai dari beberapa daerah di Malaysia, seperti Johor, Perak, Pulau Pinang. Lalu ada special gardens yang mengangkat tema yang unik dengan bunga krisan sebagai bunga utama; Royal Garden, Magical Garden, Musical Garden, dan masih banyak lagiiiii. Mau foto semua, kita udah ditungguin bis lagi di depan. Akhirnya cuma sempat makan curry puff doang sebiji. Lho? Hahahaha. Asli, deh. Tahun depan, kalau ada rencana mau lihat Royal Floria ini, kamu harus sediain waktu sedikitnya setengah hari, dan mulailah dari pagi, teman-temanku. Hampir tiap pojok Instagramable bingitz. Cucok, cyin. 




Fantasy Rain Forest (PICC)


Baru sempat ambil foto sedikit di Royal Floria, kita udah terbirit-birit balik ke bis, karena mengejar jam show Fantasy Rain Forest di Putrajaya International Convention Centre. Jaraknya gak terlalu jauh dari Royal Floria, kok. Bentuk gedung PICC ini kalau dilihat dari kejauhan kalau kata saya sih ya, kayak kepala binatang apa gitu. Tapi menurut penjelasan dari Kak Puteri, guide kita yang manis dari Gaya Travel, gedung PICC itu bentuknya terinspirasi dari bentuk belt tradisional laki-laki bangsawan Melayu yang disebut Pending. Semacam itulah. 

Gak bisa lama-lama foto-foto di dalam gedung convention megah ini, tapi alhamdulillaah Emak Gaoel sesuatu banget sempet nemu Gaya Travel Magazine di lobby-nya dan foto ala-ala artis lagi liburan. Hahaha. Ngibriiit, langsung diarak menuju gedung pertunjukan Fantasy Rain Forest. Saya belum ada bayangan, ini pertunjukan apa, deh? Nonton film gitu? Tapi pas lirik harga tiketnya di brosur, astajim, mayan juga. Untuk VIP RM 200, Standard RM 120 dan Child RM 60. This must be good, kata saya dalam hati. *mendadak bule*

Cuplikan pertunjukan Fantasy Rain Forest yang lumayan bikin deg-degan. :) (pic courtesy: Olyvia Bendon)

Bener aja, ternyata ini semacam campuran pertunjukan teatrikal dengan unsur sirkus dan akrobatik yang kental. Dimainkan oleh puluhan anak-anak muda. Menceritakan tentang keharmonisan manusia dengan alam yang harus selalu dijaga. Gak sempet komentar selama pertunjukan, karena KEREN BANGET! Cuma sempet nganga dari awal sampai akhir. Sempat beberapa kali saya jerit-jerit serem melihat atraksi tokoh utamanya bergelantungan di tali dan jungkir balik tanpa pengaman apa pun. Asli dah, mana di dalam teater tersebut cuma ada rombongan kita doang, karena undangan spesial. Jadi kelihatan jelas sekali semuanya, karena kita duduk di bagian paling depan panggung. Amazing! Pertunjukan Fantasy Rain Forest ini diadakan di PICC 2 kali setiap hari, setiap jam 2PM dan 6PM. Untuk lebih lengkapnya, bisa dilihat di sini

Magic of The Night

Salah satu boat partisipan Magic of The Night (pic courtesy: Diadjeng Laraswati)

Selesai menonton Fantasy Rain Forest, kita langsung dibawa quick dinner di restauran milik PICC. Beneran quick banget, karena kita mengejar kembali ke area Precinct untuk mengikuti acara peresmian Magic of The Night. Kepala udah mulai cenat-cenut karena padatnya jadwal hari pertama. Tapi princes harus bisa bertahan. *benerin mahkota*


Sesampainya di Royal Floria lagi (iya, acara Magic of The Night ini adanya di sungai yang terdapat di samping acara Royal Floria tadi), kita langsung daftar ke bagian media, supaya bisa dapat akses khusus untuk mengambil gambar dan meliput. Saya pun langsung mengamankan tempat duduk yang strategis, biar bisa mijit-mijit kepala. Sakit banget. Waktu diajak ke panggung utama, saya terpaksa menolak. Ternyata princes rapuh. Gak kuat jalan lagi. Cuma sanggup ngedeprok di pinggir sungai, nungguin kapal-kapal cantik belampu-lampu hias lewat di depan princess. Mak Tanti sama Mak Ajeng udah menghilang dari pandangan. Aku ditinggal sendiriaaan. Hiks.

Ngedeprok, princes lelah. 

Untunglah, kapal-kapal cantik yang lewat cukup menghibur diri. Seperti Royal Floria juga, Magic of The Night ini juga merupakan festival tahunan berupa kapal-kapal berhias lampu-lampu dengan tema-tema pilihan yang diluncurkan pada malam hari di sepanjang sungai Putrajaya. Tiap kapal berlampu hias ini sebelmnya  desainnya dilombakan. Dan pemenang utamanya berhak mendapat tempat berlayar kehormatan di urutan pertama di acara Magic of The Night. 

Nggak lama, Mak Tanti nyamperin saya yang lagi manyun banget. Diajak ke Art and Craft Pavilion di dalam Royal Floria. Bisa ngadem di sana. Wah, alhamdulillaah, penutup yang jadi obat sakit kepala. Karena sempat lihat barang-barang lucu yang dipamerin di sana. Sayang, hape udah koit sekoit-koitnya. Gak ada foto. Hahaha. 

Besok bersambung lagi, ya. Hari kedua kita mau ke mana, yaa? :D



Minggu, 05 Juni 2016

[Eat Travel Doodle #2] Sensasi Sky Box dan Taman Eko Rimba Kuala Lumpur

Assalamu'alaikum.

Day one Eat Travel Doodle everybody! Baru tidur dua jam di AnCasa Hotel and Spa Kuala Lumpur bareng Olyvia Bendon, pagi-pagi kita udah harus check out lagi. Lho? Iya, kita mau pindah ke hotel lain, karena ternyata hotel ini cuma buat transit doang. Hayah, padahal masih sama-sama di KL. Hihihihi.



Memulai perjalanan pertama sesuai jadwal, kita langsung cuss menuju Menara Kuala Lumpur (KL Tower). Hari udah lumayan siang, sekitar jam 11. Kebayang panasnya, yah. Begitu sampai di sana, saya langsung nyadar, kayanya saya rada saltum, neh. Di itinerary memang dijelaskan bahwa acara pertama kita pagi itu adalah forest tour and canopy walk. Ya, harusnya udah nyangka kalau bakalan jalan-jalan di alam terbuka. Cuma saya agak ke-pede-an kalau bakalan dibagiin t-shirt event di hari pertama. Jadi saya pakai tunik panjang, dengan harapan di KL Tower nanti saya bisa ganti dengan t-shirt. Ternyata nggak. Yasud, enjoy jalan-jalan masuk hutan tengah kota pake tunik syantiex ala Syahrini. Mwahahaha. Baskeeet! 

Pic courtesy of Gaya Travel Magazine

Taman Eko Rimba KL

Ini ya, sebenernya layak banget disebut hutan beneran, secara rimbun amat. Yang bikin sedikit artifisial cuma jalan setapaknya aja. Tapi luas areanya, lumayan bikin gempor. Mana panasss. Saran aja, kalo kamu sampai di area KL Tower udah kesiangan kayak saya, dan gak ada niat buat keringetan banjir, mending langsung naik ke KL Towernya. Hihihi. 


Tapi saya seneng sih sempat keliling setengah area Taman Eko Rimba ini. Jadi di hutan ini terdapat beberapa tumbuhan langka yang dibudilestarikan dan dijaga. Yang bikin unik sekaligus bikin nangis, karena jalan mengelilingi hutan ini turun naik bukit, dibuatlah semacam tower-tower penghubung. Tower-tower setinggi kira-kira 5 meter ini disambungkan dengan jembatan tali/kabel. Ini juga maksudnya mungkin supaya kita lebih puas menikmati pemandangan hutan dari atas, sekaligus ngeliat pemandangan kontras di luar hutan berupa gedung-gedung pencakar langit. Btw, kata Olive, ini tower/canopy dibuat sebagai jalan pintas keliling hutan, soalnya kalo lewat bawah jalannya lebih jauh lagi. Saya udah gak nyimak kata abang guide-nya, gak pingsan aja udah bagus. -_-



Satu, dua, tiga tower kecil berhasil saya panjat. Pake tangga, tenang aje. Hahaha. Segitu juga saya ngos-ngosan. Ini apaaa? Jerit saya dalam hati. Hayati lelah! Serius, beneran lelah, dan keringetan jelek banget gue. Padahal acara abis ini adalah acara peresmian kegiatan Eat Travel Doodle sama pejabat kementrian dan tourism Malaysia. *cium ketek* Pasrah.



Selesai setengah putaran (((PUTARAN))), saya ngejoprok di gerbang masuk Taman Eko Rimba KL. Ngambek ceritanya, tapi gak ada yang peduli. Ciaan! Saya mogook, gak mau nerusin keliling setengah area hutan lagi. Cukup, bang! Cukuup. Apalagi kata guidenya, "Tak jauhlaah. Cuma sekitar 5 km." Apa you cakap? Saya "menghasut" Mak Tanti untuk langsung menuju ke KL Tower aja. "Ngeringin keringet dulu nih, mak," bisik saya licik. Eh, Mak Tanti ternyata gampang dihasut orangnya. Mwahahaha. Lalu dengan wajah memelas, kita ngadu ke panitia, minta langsung ke venue selanjutnya aja. Bhihihihi. 

Gaya boleh sok cool, padahal ketek udah basah banget itu. :v 

Menara Kuala Lumpur (KL Tower)


KL Tower ini jaraknya cuma sepelemparan batu doang dari gerbang Taman Eko Rimba KL. Tapi berhubung saya udah kecapean, rasanya ya kayak sejuta pelemparan batu juga. Gak sabar rasanya pengen ngadem. AC mana, AC! Alhamdulillaah, acara peresmian Eat Travel Doodle diadakan di sebuah ruang pertemuan di dalam KL Tower, tepat di bawah Sky Deck. Cerita peresmiannya bisa kamu baca di sini. Seru juga. Nemu beberapa wajah segar, penghilang lelah lapar dan dahaga. Eh. 


Selesai acara peresmian Eat Travel Doodle, kami nggak buang-buang waktu lagi, segera naik ke Sky Deck untuk melihat pemandangan kota KL dari ketinggian lebih 300 meter. Dan yang paling bikin excited, kita juga bakal dapat kesempatan untuk merasakan sensasi berada di dalam kotak kaca yang tergantung di pinggiran Sky Deck, Sky Box. Seriusan, ngegantung aja gitu lho itu kotak kaca. Kalo phobia ketinggian, siap-siap kebelet pipis, ya. Karena lantainya juga dari kaca. Jadi kalo nengok ke bawah, ya liat pemandangan di bawah kaki kita sejauh 300 meter. Hihihi. 


Rombongan doodler dari Indonesia: Tanti Amelia, Eka Sumadji, Diadjeng Laraswati and yours truly ^_^ 

Syukurlah, phobia saya nggak separah dulu. Lagian, saya mah yakin ajalah, itu Sky Box nggak mungkin sembarangan dibikin, kan? Pasti ada level amannya sehingga diperbolehkan untuk dinaiki orang. Bismillaah aja, deh. Lagian, kapan lagii. Sempet sih dulu ngerasain pengalaman dari ketinggian kayak gini, dulu di Singapore Marina Bay Sand. Di sini ceritanya


Pic courtesy: Adela (Gaya Travel)

Saya lirik Mak Tanti di sebelah saya pas ngantri mau masuk ke Sky Box. Mukenye udah nggak enak bener diliat. "Mak, lu takut?" Mak Tanti mringis, "Dikit." Dan saya ngekek. Teman macam apa, bukannya menghibur, malah ngetawain. Hahaha.Tapi Mak Tanti keren bangeeet! Lagi ngantri, sempet-sempetnya ngedoodle buat difoto dalam Sky Box. Astaga, kalo artist beneran gitu, ya. Bisa gambar di mana aja. Kalo saya lebih milih buat foto-foto dulu yang banyak buat bahan referensi. Nanti kalau udah di hotel baru bikin doodle-nya. Ini sekalian menjawab pertanyaan beberapa teman tentang konsep acara Eat Travel Doodle ini, ya. Ada yang bingung, apa sambil jalan-jalan harus menggambar juga? Ya, boleh. Tapi nggak harus begitu. Karena doodle  kami baru akan dikumpulkan di hari terakhir. Kalo saya lebih memilih menggambarnya ntar, sambil istirahat (kalo gak ketiduran).

Lihat bawah dikit, doong. :v

Bisa foto-foto di dalam Sky Box jadi salah satu hilite dalam perjalanan Eat Travel Doodle saya. Senang banget bisa merasakan pengalaman langka yang keren ini. Selesai narsisusanti di Sky Deck dan Sky Box, kita langsung digiring (((DIGIRING))) ke restoran berputar Atmosphere 360 Revolving Restaurant, satu lantai di bawah Sky Deck. Inih-restoran-mahal-punyak. Like, seriously, five star fine dining. I love it. Despite the dizziness I felt as soon as I stepped in the restaurant, the food is amazing. Hihihihi. Sayang banget, kamera saya udah lemah banget pas lagi makan di sana. Jadi gak punya foto-foto kece dalam restauran keren ini. *nangis* Sebenarnya di Jakarta juga ada kok restauran berputar kayak gini, kalau gak salah di bilangan Kuningan. Dulu waktu saya masih kerja kantoran, udah pernah juga makan di sana. Tapi, entah cuma perasaan saya doang, putaran di Atmosphere 360 ini rasanya kok lebih kenceng, ya? Yang kocak, teman baru saya dari Brunei, Lina, sempat kehilangan tasnya yang diletakkan di samping kursinya. Ternyata tasnya kebawa muter, karena Lina naro tasnya pas di bagian yang muternya berlawanan arah. Ngakaaak. 

 Olyvia Bendon

Diadjeng Laraswati

Info lengkap tentang harga tiket, how to get there, dan bla bla bla lainnya, kamu bisa cek di web resminya. Lebih reliable. Di sini kita cerita-cerita heboh dan seneng-senengnya aja, ya. Tulisan ini masih akan bersambung. Karena habis dari KL Tower, kami menuju Royal Floria, nonton pertunjukan Fantasy Rain Forest di PICC dan menyaksikan Magic of The Night di Putajaya. Padat! See you on my next post.