Selasa, 16 Juni 2015

Beraksi Jadi Polisi di KidZania Police Station Larutan Cap Kaki Tiga Anak

Assalamu'alaikum.

Jadi orang tua banyak tantangannya, ya. Eciee, nongol-nongol, curhat. Eh tapi bener, kan? Mau cari jajanan untuk anak, harus teliti dulu sama bahan-bahannya. Mau beliin minuman untuk mereka, harus yakin dulu kalau minumannya aman. Mau bawa mereka ke tempat main pun, kalau bisa yang sekalian ada nilai edukasinya. Pokoknya, apa pun yang kita lakukan untuk anak, kalau bisa mereka bisa dapat yang terbaik.


Beruntung banget tanggal 3 Juni 2015 yang lalu saya diundang oleh Larutan Cap Kaki Tiga Anak untuk menyaksikan peresmian establishment baru di KidZania (Pacific Place, Jakarta). KidZania adalah salah satu tempat bermain anak favorit saya karena konsepnya menggabungkan hiburan dan pendidikan (edutainment). Di sana anak-anak kita bisa belajar tentang beragam profesi yang bisa menjadi cita-cita atau pilihan mereka di masa depan. Anak-anak bisa merasakan pengalaman langsung bekerja dalam beragam profesi. Sejak awal KidZania ada di Jakarta, saya langsung menetapkan KidZania sebagai salah satu tujuan liburan sekolah anak-anak saya. Ternyata KidZania sudah tersebar di 15 negara, lho! Antara lain: Mexico (Santa Fe, Monterrey,Cuicuilco), Jepang (Tokyo dan Osaka), Indonesia (Jakarta), Portugal (Lisbon), Uni Emirat Arab (Dubai), Korea Selatan (Seoul), Malaysia (Kuala Lumpur), Chile (Santiago), Thailand (Bangkok), Kuwait (Kuwait City), Mesir (Cairo),  Turki (Istanbul), India (Mumbai), Rusia (Moskow) dan Saudi Arabi (Jeddah). Saya suka dengan konsep KidZania yang merancang isinya menyerupai replika sebuah kota yang sesungguhnya namun dalam skala anak- anak,  lengkap  dengan  jalan  raya,  fasilitas  kota  seperti rumah  sakit,  supermarket,  salon,  teater, pabrik-pabrik  dan  masih  banyak  lagi. Anak-anak jadi excited banget untuk mencoba semua wahana, dan tidak kesulitan karena disesuaikan dengan usia mereka (2-16 tahun).  


Nah, pada tanggal 3 Juni kemarin, Kidzania bekerja sama dengan PT. Kino Indonesia selaku pemegang lisensi resmi merek Larutan Cap Kaki Tiga di Indonesia meresmikan establishment baru berupa Police Station yang dirancang semirip mungkin dengan kantor polisi yang sebenarnya. Sudah bisa dibayangkan keseruan yang bisa dirasakan oleh anak-anak. Apalagi Larutan Cap Kaki Tiga Anak dan KidZania merancang line story untuk kegiatan simulasi di Police Station. Anak-anak akan merasakan pengalaman beraksi menangkap penjahat yang mencuri formula rahasia Larutan Cap Kaki Tiga Anak. “Berperan sebagai polisi dan menangkap penjahat tentunya melelahkan. Oleh karena itu untuk menyegarkan tubuh kembali dan menjaga kesehatan tubuh anak, di akhir sesi permainan, anak akan diberikan produk Larutan Cap Kaki Tiga Anak," ujar Bapak Faisal Reza selaku Chief Marketing Officer KidZania dalam sesi press conference. Tujuan dari simulasi ini dijelaskan oleh General Manager KidZania, Maya Kenova, “Bermain di establishment Larutan Cap Kaki Tiga Anak Police Station ini berperan mengembangkan logika berpikir anak dimana mereka mesti mengumpulkan clue, menganalisa dan menyimpulkan lokasi penjahat untuk kemudian menangkapnya. Selain itu berperan sebagai polisi berarti memerangi kejahatan yang mana dapat membentuk karakter anak sebagai pribadi yang baik dan peduli terhadap sekitarnya."


Acara peresmian establishment baru Larutan Cap Kaki Tiga Anak Police Station ini dibuka dengan sambutan dari pihak KidZania dan PT. Kino Indonesia. Dibukanya establishment Larutan Cap Kaki Tiga Anak Police Station ini juga ditandai dengan penyerahan penghargaan rekor MURI sebagai minuman pereda panas dalam pertama untuk anak di Indonesia. Dan hadir juga brand ambassador Larutan Cap Kaki Tiga Anak, Pipik Dian Irawati alias Umi Pipik. Subhanallah, Umi Pipik cantik banget, ya. #terpanalihatdaridekat. ^_^ Kata Umi Pipik, Larutan Cap Kaki Tiga Anak ini jadi solusi untuk anak-anaknya kalau terserang panas dalam, karena formulanya aman dan disesuaikan untuk anak-anak. 


By the way, pasti udah akrab kan sama Larutan Cap kaki Tiga dengan logonya yang berbentuk lingkaran tiga buah kaki itu? Saya baru tahu lho, ternyata ada makna filosofis mendalam dari logo tersebut. Kaki yang terarah ke atas melambangkan kehidupan yang harus selalu ikut pada ajaran yang bersumber dari Yang Maha Kuasa. Kaki yang berpijak ketanah melambangkan kerja keras yang harus dilakukan untuk mencapai sebuah kesuksesan. Kaki yang bersimpuh melambangkan kerendahan hati. Untuk Larutan Cap kaki Tiga Anak ini, PT. Kino Indonesia menyediakan tiga varian rasa: strawberry, jeruk dan leci dalam kemasan kaleng, plus plain (tawar) dalam kemasan botol. Anak-anak pasti suka deh rasanya. Selain itu, Larutan Cap Kaki Tiga Anak ini terbuat dari bahan alami, tanpa bahan pengawet dan tanpa pemanis buatan, sehingga aman dikonsumsi anak dan orang dewasa. 


Balik lagi ke wahana Police Station Larutan Cap Kaki Tiga Anak di KidZania, saya sempat merekam aksi anak-anak yang berperan menjadi polisi dan menangkap penjahat. Seru banget! Keliatan dari wajah anak-anak yang excited dan sumringah saat menjalankan tugasnya sebagai abdi hukum negara. Semoga pengalaman itu terbawa sampai mereka dewasa kelak, menjadikan mereka manusia yang penuh tanggung jawab, percaya diri dan jujur. Terima kasih untuk KidZania dan Larutan Cap Kaki Tiga Anak atas pengalaman tak terlupakan ini. 




Kamis, 11 Juni 2015

Membangun Hubungan yang Baik dengan Followers di Social Media

  67 comments    
categories: ,
Assalamu'alaikum.

Waktu awal-awal mulai aktif di social media, saya pernah jadi "anak alay socmed" yang obsessed banget pengen dapet followers banyak. Tiap hari mantengin angka followers, malah sampe hapal. Pas ada yang unfol, galaw banget. Hahaha, sumpah alay! 

Untungnya, saya masih dikasih petunjuk supaya gak ngambil jalan "sesat" untuk beli followers. Hihihihi. Alhamdulillaah, pelan-pelan saya belajar juga. Angka jumlah followers itu gak berarti sama sekali kalau saya gak punya hubungan apa-apa sama mereka. Balik ke azas hubungan manusia, kita ingin diperlakukan baik, maka perlakukan orang lain dengan baik.


Saya mikir (cie mikir cieee), gimana perasaan saya kalau saya diperlakukan sebagai sekedar angka sama orang yang saya follow di socmed? Alih-alih dianggap teman, mungkin saya hanya dianggap sebagai sekedar pelengkap angka 999 supaya jadi 1.000. Jangan-jangan nanti pas saya nggak sengaja pencet unfollow, orang itu langsung marah-marah sama saya gara-gara angka followers-nya berkurang? Eaaa, drama banget pikiran gue! Wkwkwk. 

Tapi beneran, saya mulai sadar, saya kan follow orang itu karena banyak alasan, dan semuanya biasanya bagus. Sebagian besar yang saya follow adalah teman yang memang sudah saya kenal sebelumnya. Sebagian lagi adalah teman-teman baru di komunitas. Sebagian lagi adalah sosok-sosok yang saya kagumi sepak terjangnya. Sebagian lagi adalah orang yang sama sekali belum saya kenal, tapi mereka pernah mention saya in a positif way. Misalnya pembaca buku dan blog saya, dan memberi komentar via social media. Kalau pun ada beberapa orang yang saya follow karena alasan yang "nggak banget" adalah mereka yang lagi jadi bahan pembicaraan kekinian, kayak Dijah Yellow waktu nerbitin novelnya. Itu pun cuma buat sekedar pemuas rasa kepo aja, Kalau udah puas biasanya saya unfollow. Hihihihi.

Pelan-pelan saya berusaha untuk lebih mengenal followers saya di social media. Tapi kenalan satu per satu rasanya juga gak efektif, banyak buang-buang waktu. Saya kan gak tahu mana yang aktif mantengin socmed, mana yang cuma sekedar punya akun socmed, trus follow saya, trus gak mainan socmed lagi. (Dih, GR amat lu, mak!)

Jadi saya coba cara lain supaya bisa membangun hubungan yang hidup dengan followers saya. FYI, sebelum semua ini menjadi sebuah kenyinyiran baru untuk beberapa pihak, dari tadi saya memang sebut-sebut kata "followers" melulu, tapi ketahuilah, semua saya anggap teman, bukan angka. OK, yes? *semacam disclaimer, karena saya cemen sama orang nyinyir* :v


Iseng, saya ngitung, berapa orang yang engaged dengan konten yang saya share di socmed. Followers Google+ saya ada sekitar 25.000an. Tiap saya share satu apdetan, biasanya cuma sekitar 500 orang yang datang dari link yang saya share di Google+. Hanya 2%! Dan itu sudah sangat berarti buat saya. That's why, followers are valuable. Dan karena itu juga saya berusaha maintain hubungan yang hidup dengan followers (teman2 saya) di socmed.

Bagaimana caranya membangun hubungan yang hidup dengan teman-teman yang mengikuti kita di social media? Ini beberapa cara yang sudah saya lakukan selama ini.

1. Yang paling utama ya yang sesuai dengan kodrat anak socmed ajalah! Kalau di FB, sesekali komen di status mereka. Kalau di Twitter, mention atau retweet twit mereka yang kita anggap menarik. Kalau mereka komen di status kita, usahakan dijawab. Uhuk, maaf ya, saya suka khilaf kalau untuk yang satu ini. Masih berusaha untuk memperbaiki. Soalnya kecepatan update status saya berbanding lurus sama kecepatan bertambahnya komentar di tiap status. 

2. Kalau di blog, ya blogwalking, gitu dee. Paham dong ya kalau yang ini. Ngaku blogger, jangan cuma paham nulis di blog doang. Tapi blogwalking juga. Saya masih kurang banget di bagian ini. Cuma sanggup blogwalking maksimal 5 blog rata-rata per hari. Itu pun nggak semua ninggalin jejak, karena ada aja kendalanya: device kacrut, sinyal ngehe, kena cegat Captcha, de el el.

3. Lempar pertanyaan yang kekinian di status FB atau Twitter juga bisa memancing perbincangan hangat dengan followers kita. Kalau saya biasanya suka bikin survey abal-abal, yang penting seru. Dan saya jadikan postingan di blog. Misalnya ini, ini atau ini. Yang seru emang kalau udah ada unsur narsis-narsisan sharing foto, banyak yang suka rela ikut terlibat. Hihihihi.

4. Sesekali bagus juga ngadain GA. Bukan masalah nilai hadiahnya, tapi keseruan yang dialami bersama yang dicari. Beberapa orang mungkin nganggap ini kayak "membeli" hubungan dengan followers. Tapi balik lagi deh, siapa sih yang nggak suka kalau menang lomba? Walaupun hadiahnya mungkin cuma pulsa goceng, judulnya menang GA. Excitement-nya gak bisa dibeli.


5. Kalau mau agak bersusah-payah sedikit untuk menyenangkan followers, bisa bikin lomba dengan menggaet sponsor. Kayak lomba yang saya adakan ini, atau ini, atau Lomba Share Tips Menabungmu yang masih berlangsung sampai sekarang ini (ikutan ya, hadiahnya duiit total 1,5 juta, neik!). Jangan mumet dulu, ah! Semua bisa kok bikin lomba model gini. Mainkan kreatifitas kamu aja dalam menjalin hubungan baik dengan semua orang. Networking istilah kerennya. Ecieee, apaan, tuh? Tauk! Bikin lomba dengan skala agak besar seperti ini selain membina hubungan dengan followers lama, juga menambah teman baru, lho. Jadi coba deh, mulai investigasi gimana caranya bikin lomba blog yang rame. Saya udah share cara saya di sini. Monggo.

6. Tiap social media punya karakter membernya masing-masing. Followers di FB tidak bisa diperlakukan sama dengan followers di Twitter, misalnya. Begitu juga dengan followers di Instagram atau Google+. Atau Path, atau apalah apalah. Banyak banget socmed sekarang, yak. Pucing pala plinces. Intinya, cari cara yang sesuai dengan karakter social media masing-masing. Kalau di Twitter, engagement cenderung terjadi kalau kita nyerempet-nyerempet trending topic. Kalau di FB, engagement muncul kalau kita share sesuatu yang useful slightly personal seperti tips buat sehari-sehari, misalnya. Kalau di IG, jangan pelit sama hashtag. Karena hashtag di IG bisa jadi pintu untuk menambah teman baru. Kalau di Google+, saya merasa di sana lebih luas dan terbuka, sehingga engagement kayak nggak berasa, padahal ada. Semacam orang jatuh cinta, tapi diem-diem. *apalah perumpamaan ini*  

Jadi, semangat ya, kakaak. Tulisan ini sebagai encouragement aja. Jaga hubungan baik dengan followers kita. Followers hanya sebutan di socmed, tetap perlakukan mereka sebagai teman, bukan sebagai komoditas, apalagi angka statistik semata. 

Karena hubungan yang baik dengan sesama adalah ladangnya persahabatan, 
dan persahabatan adalah tunasnya rejeki dari Allah SWT.


Minggu, 07 Juni 2015

[Update] Daftar Peserta Lomba Blog Share Tips Menabungmu bersama Blog Emak Gaoel dan Cermati

  112 comments    
categories: 
Assalamu'alaikum.

Sudah mau masuk bulan Ramadhan nih, teman-teman. Ibadah tetap nomor satu, ya. Tapi yang jelas kita pasti nggak bisa menghindar dari pengeluaran ekstra menjelang Lebaran nanti. Ada yang buat mudik, buat ngasih anak, cucu, keponakan, orang tua, dan buat keperluan belanja ekstra. Wah, kalau nggak punya simpanan khusus, bisa-bisa selesai Lebaran manyun, dompet sobek. Hihihihi.

Kalau buat saya, momen menjelang Lebaran justru kesempatan buat nabung karena dapat THR. Biasanya THR nggak saya habiskan semua, sebagian saya simpan untuk tabungan. Selain THR, penghasilan dari menulis juga sebagian saya tabung. Kalau nggak kayak gitu, gimana bisa melunasi cicilan rumah, motor, panci, wajan dan daster? 


Menabung yang paling efektif buat saya ada beberapa cara. Salah satunya, tradisional banget: nabung di celengan. Huahahaha. Tapi cara itu udah saya tinggalkan beberapa waktu yang lalu, karena kalau kepepet, udah bisa dipastikan celengan pasti jadi korban. Akhirnya saya pilih menabung di bank. Cuma salahnya, saya pakai fasilitas kartu ATM. Doh! Salah lagi. Kalau kepepet tinggal lari ke ATM. Errgh. Akhirnya sekarang yang paling efektif itu ya ambil tabungan berjangka di salah satu bank. Jadi dalam periode tertentu, uang saya tidak bisa ditarik. 

Kamu punya tips menabung juga, gak? Atau pengalaman unik menabung di bank? Atau mungkin kamu mau kasih referensi jenis tabungan yang bagus? Atau mau bagi-bagi rahasia buat tujuan apa sih kamu menabung? Buat pendidikan anak? Buat beli rumah atau mobil? Buat tabungan hari tua? Share yuk cerita kamu seputar menabung di blog.

Blog Emak Gaoel bekerja sama dengan Cermati mengadakan lomba blog Share Tips Menabungmu. Hadiah uang tunai senilai total 1,5 juta rupiah menungguuu! Simak caranya, ya.

Lomba Blog Share Tips Menabungmu 
bersama 
Blog Emak Gaoel dan Cermati

Syarat dan ketentuan:

1. Setiap peserta membuat tulisan dengan tema "Tips Menabung" di blog masing-masing.

2. Satu blogger satu entry. Satu blogger tidak boleh masukan lebih dari satu entry.

3. Platform yang digunakan bebas (blogspot, wordpress, self  hosting) dan sudah menjadi follower Blog Emak Gaoel. (Jika belum, silakan klik "Join this site" pada bagian Follow Me di side bar).

4. Setiap peserta wajib memasukkan kata "tabungan" diberi link hidup ke  http://www.cermati.com/tabungan dan kata "Cermati.com" yang diberi link ke website Cermati.

5. Panjang tulisan minimal 500 kata, maksimal 1.000 kata.

6. Setiap peserta wajib memasang banner lomba di bawah ini dan mencantumkan, "Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Share Tips Menabungmu bersama Blog Emak Gaoel dan Cermati" lalu memberi link yang mengarah ke postingan ini.



7. Setiap peserta kontes wajib mengikuti akun Twitter @windakrisnadefa dan like Fan Page Emak Gaoel.

8. Setiap peserta kontes wajib mengikuti akun Twitter @cermati_ID dan like fanpage Cermati.

9. Setiap peserta wajib share post blog post di social media peserta dengan format: Judul Artikel-link URL-#TipsMenabungCermati-@cermati_ID-@windakrisnadefa

10. Mengisi FORM PENDAFTARAN pada bagian bawah

11. Periode lomba berlangsung 7 Juni 2015 - 1 Juli 2015.

12. Pemenang akan diumumkan pada tanggal 6 10 Juli 2015. (Edited)

13. Keputusan juri tidak bisa diganggu-gugat.


Hadiah

  • Pemenang 1 akan mendapatkan uang tunai sebesar Rp 700.000
  • Pemenang 2 akan mendapatkan uang tunai sebesar Rp 500.000
  • Pemenang 3 akan mendapatkan uang tunai sebesar Rp 300.000
  • 3 pemenang hiburan mendapat merchandise dari Cermati

Nama Peserta


Maaf ya, gak alphabetical, karena ini disalin menurut waktu pendaftaran. Kalau mau langsung cari namanya, control F dan ketik namanya aja, OK? :)


1.    Endang Setiawati
2.    Marisya Rosdiana
3.    Liswanti Pertiwi
4.    Eka Fitri Maharani
5.    WINDA MAYA FRESTIKAWATI
6.    Herni Kustiyantini
7.    Amy Zatiningsih
8.    Ina Tanaya
9.    Langit Amaravati
10.  Ajen Angelina
11.  Esti Tri Lestari
12.  Immanuel Lubis
13.  Ira Cucu Cidar
14.  Isnuansa Maharani
15.  Muna Yastuti Madrah
16.  Fajar Achmadi
17.  Aldo Rahmat Untoro
18.  Yulia Sari
19.  Edwin Bagus Joharta
20.  Tri Eka Wahyuni
21.  NANI AMANI
22.  FAIZAL KEMAL
23.  Baiq Rosmala Dewi
24.  Yandi Ferdiansyah
25.  Farah Frastia
26.  GREGORIUS SATRIO UTOMO
27.  Kanianingsih
28.  Iwan Efendi
29.  Entas Suliana
30.  Yuni Marliasari
31.  Devi Nurhernaya Sari
32.  Surya Ilhamsyah
33.  Inda Safitri
34.  Bagas Aji Harvian
35.  Helni
36.  Intan Novriza Kamala Sari
37.  Tarry KittyHolic/Sri Lestari
38.  Abdul Cholik
39.  Dwi Aprilytanti Handayani
40.  ruli retno mawarni
41.  ROCHIMUDIN
42.  Abdul Jabbar Fathoni
43.  Dwi Puspita Nurmalinda
44.  Endang Setiawati
45.  Ahmad Zaky Ghozali
46.  Putri Aditya A Husaini
47.  Neneng Lestari
48.  Fathin Nabihaty
49.  Tian Lustiana
50.  I Putu Bisma Duta Valenrika
51.  tika aini
52.  Dwi Aryanti
53.  M. Luthfi Ersa. F
54.  Dini Nuris Nuraini
55.  Winda Carmelita
56.  ANANTO WIRAPATI
57.  Hesti Dwi Utari
58.  Khoirun Nisaul Abidah
59.  Ignas
60.  Rosyida Mulyasari
61.  heru suganda
62.  Rosa Linda
63.  Darsari Resti Artanti / Mechta Deera
64.  Rati Pramita
65.  Irfan Syahputra Pasaribu
66.  Noni Rosliyani
67.  Arief Rahmana
68.  Faradhita Widhaswari Fau
69.  Shella Aisiyah Diva
70.  Rizky Mahrizal
71.  Sabrina
72.  Rinda Gusvita
73.  Silviana Noerita
74.  Richa Miskiyya
75.  Ihsan Kurniawan
76.  Kurniawan Audri Rianto
77.  Rahayu Oktaviani
78.  Aldi Rahman Untoro
79.  Rosa Linda
80.  Mochammad Fauzy Pradana
81.  Fera Nuraini
82.  Nanang Rizky Wijaya
83.  Hanisah Sukmawati
84.  Nindya Prayastika
85.  Khulatul Mubarokah
86.  Anis Puspita Sari
87.  Arin H. Widhi
88.  Salsabila Alfi Amalia
89.  rizka alyna
90.  Rita Asmaraningsih
91.  Nurul Fauziah
92.  Vivie Hardika
93.  Fauzy Husni Mubarok
94.  Fania Handiyani S
95.  Nurstianto
96.  anneke
97.  ofi sofyan gumelar
98.  Anita Lusiya Dewi
99.  Fenny Ferawati
100. Ipeh Alena
101. William Giovanni
102. NENI MAYASARI
103. Nanda Novianti Amalia
104. Sabda Awal
105. Ajeng Sari Rahayu
106. Nurul Wachdiyyah
107. Handriati
108. Tanti Amelia
109. Astin Astanti
110. Leni MS Lase
111. Masyhudi
112. Fri Handayani
113. widyanti yuliandari
114. Aditya Putra Irawan
115. Adama Pasajadi
116. Revi Oktapratiwi
117. WINDA MAULIDA
118. Monica Febyanti
119. Alkhaerul Ikhwan
120. Nur Aliah Saparida
121. Tri kurniadi
122. Astrid Prasetya
123. Ratna Amalia
124. Rina Indarwati
125. Heni Puspita
126. Muhammad Mahfuzh Huda
127. Aulia Dhita Arthawaty
128. Ika Safitri
129. rifki
130. Winursih
131. Juliastri Sn
132. Uniek Kaswarganti
133. Herman Wahyudhi
134. Ika Maya Susanti
135. ERA SOFIYAH
136. Rahayu Pawitri
137. merida
138. Zahra Rabbiradlia
139. Irra Fachriyanthi
140. Nurvita Masliah
141. Nisrina Nur Yazida
142. Dewi Puspa
143. Fitri Andini
144. Idah Ceris
145. Devita Ariestiana Prabowo
146. Tia Yusnita
147. Inayati Nur
148. Sugi Hartati
149. Sufiyati
150. Siti Fauzia
151. Muhammad Fathur Rosiy
152. Intan Khuratul Aini
153. Noniq
154. INA RAKHMAWATI
155. Erystina Leluni
156. Myria Rafiz Khasandy

Terima kasih atas partisipasinya, teman-teman. 

Pemenang akan diumumkan tanggal 6 10 Juli 2015. 

Sabtu, 06 Juni 2015

Blog untuk Mama Kreatif

  30 comments    
categories: ,
Assalamu'alaikum.

Halooo! Masih obsessed pengen jadi super mom? Aku sih, No *Anang's style*. The idea of being a super mom is too scary and out of reach for me. Terlalu banyak pressure dan rasanya gak adil buat anak-anak saya. Soalnya buat saya, label super mom itu lebih ke arah pencitraan ke luar ketimbang ke anak sendiri. Saya mah jujur banget, saya ini pemalas. Tapi sebagai ibu (pemalas), bukan berarti saya nggak mau melakukan yang terbaik untuk anak-anak saya.

Konon, kemalasan akrab dengan kreatifitas. Saya setuju binggo. Hihihihi. Karena orang malas cenderung ingin melakukan atau menyelesaikan sesuatu dengan cepat dan tepat sehingga sering muncul inovasi-inovasi yang anti-mainstream untuk menyelesaikannya. *suka-suka lo deh, mak!*

Andai anak-anak ini bisa puas dengan leyeh-leyeh begini sepanjang hari. Hahahaha.

Ultimate laziness saya sejujurnya adalah nyari-nyari ide bermain sama anak-anak di rumah biar mereka nggak bosen. Kadang mentok banget, ujung-ujungnya cuma bisa kasih kertas sama krayon, suruh gambar. Lama-lama anak-anak saya bisa eneg punya emak kayak gini. Untuung, jaman digital begini, nyari ide tinggal klak-klik di laptop atau tablet. 

Ternyata di luar sana banyak banget mama-mama keren yang kreatif dan dengan senang hati berbagi ide sama semua mama (pemalas) seperti saya ini. Hihihi. Ini beberapa blog creative moms yang saya ikuti. Banyak ide mereka yang ternyata simpel banget tapi nggak kepikir sebelumnya. Saya bersyukur banget bahwa di dunia maya yang brutal ini, masih ada mama-mama seperti mereka yang mau sharing upaya mereka untuk menjadi ibu yang baik dan menyenangkan untuk anak-anaknya. Semoga segera, saya menyusul jejak langkah mereka. Aamiin. *benahin jilbab*


Blog ini nggak sengaja saya temukan di Facebook dengan nama fanpage quirkymomma.com. Blog ini dibuat oleh seorang ibu, Holly Homer pada tahun 2007 dengan nama Quirky Momma. Tahun 2009 Rachel Miller bergabung dengan Holly Homer untuk mengurus Quirky Momma yang lalu berganti nama menjadi Kids Activities Blog tahun 2011. Hommer memiliki 3 anak, dan Miller memiliki enam anak. Yet, latar belakang mereka sebenarnya nggak jauh-jauh amat sama kita-kita, ibu-ibu muda yang cantik energik dan akrab dengan internet dan social media. 


Apa saja yang ada di Kids Activities Blog? Sesuai namanya, kita bisa menemukan banyak aktivitas kreatif yang bisa dilakukan bersama anak dari semua usia, mulai dari baby, toddler, pre-school, kindergarten, elementary dan seterusnya. Selain aktivitas dan permainan, juga ada beberapa tips seputar bayi seperti pemakaian cloth diapers, cara mengatasi bayi yang susah tidur, dan banyak lagi. Bagian favorit saya tentu di bagian DIY. Ada cara membuat sendiri mainan bayi yang empuk seperti bantal-bantalan. Mostly, cara-cara yang diberikan Kids Activities selalu fun dan murah meriah. Bahan-bahannya biasanya mudah didapat. Penting! 

Image courtesy: Kids Activities Blog

Saya sudah pernah mempraktekkan beberapa aktifitas dari Kids Activities sama Safina. Saya girang banget waktu ketemu artikel Got A Girl? 40+ Activities to Make Them Smile. OMG! Seru-seru banget! Mulai dari bikin gelang, kalung, play dough, topeng, cardboard castle, hand painting, dan banyak lagiii! 


Image courtesy: Kids Activities Blog

Kita juga bisa pilih kegiatan berdasarkan indoor atau outdoor. Cocok kalau pas lagi pengen piknik, cari kegiatan apa. Atau pas hujan/panas terik, di rumah enaknya ngapain sama anak-anak, ya? Ah, seru seru! Atau emak males bikin model-model DIY? Pengennya yang simpel-simpel aja kayak mewarnai atau melipat dan menggunting kertas gitu? Ada juga printable material yang tinggal print. 

Yang tadinya males main sama anak, jadi semangat, beneran deh. Percayalah, percayalah, terbukti sama saya. Hahahaha. 

Image courtesy: Kids Activities Blog



Pemilik blog ini bernama Erin. Yang bikin saya merasa cocok sama Erin (sok ikrib) adalah tagline di blognya, "Have it all without spending all you have." Hahaha, cucok! Me like it! 

Momasaurus nggak jauh beda sama Kids Activities Blog, hanya saja blog satu ini lebih menitikberatkan kepada aktifitas mama, ketimbang anak. Ada banyak tips seputar kecantikan, rumah tangga dan kesehatan. Erin menawarkan solusi agar para ibu bisa mendapatkan hidup yang lebih ringan dan mudah dilakukan melalui tips-tips yang diberikannya. 


Buat yang rada susah nyalon atau nggak punya budget buat ke salon, di Momasaurus ada tips kecantikan Do It Yourself. Kita bisa buat sendiri hair mask di rumah dari santan dan madu, lho. Ada juga tutorial membuat sendiri lukisan foto di atas canvas. 

 Image courtesy: Momasaurus

Blog Momasaurus ini asik banget buat ibu yang lagi cari kegiatan buat diri sendiri di sekitar rumah, atau juga di luar. Ada banyak tips berguna seputar kesehatan perempuan juga. Pokoknya, semua harus berimbang, kan? Anak puas main, mama juga harus punya tempat menghibur dirinya. 

Image courtesy: Momasaurus

Those two blogs are my favorit mom's blog now. Banyak banget yang bisa dicontek dari sana. Kalau tadinya saya mumet tiap hari nyari-nyari kegiatan buat anak, saya bisa dapat banyak inspirasi dari Kids Activities Blog. Kalau saya lagi pengen me time, saya cari-cari ide di Momasaurus. 

Intinya, jadi ibu emang nggak gampang, tapi menjalaninya harus selalu happy. Kadang kondisi kita tidak memungkinkan untuk bisa memberi atau melakukan sebanyak yang bisa diberi oleh ibu lain, karena kendala waktu atau mungkin finansial. Kreatifitas adalah jawabannya. So, super mom or happy mom? *wink* 



Kamis, 04 Juni 2015

8 Alasan Kenapa Saya Harus Ke Sepetang Bersama Blogger 2015 di KL Bareng Anazkia

  37 comments    
categories: 
Assalamu'alaikum.

Alkisah, dosen di masa kuliah saya selalu membuka kelas dengan satu kalimat khasnya, "Ingat! Di atas langit masih ada langit!" Setelah itu, barulah beliau mulai materi kelasnya. Waktu itu kami, mahasiswanya, sering cengengesan karena nggak ada hujan, nggak ada angin, selalu itu terus kalimat pembukanya. Tapi saya bersyukur sekarang, dulu beliau selalu menanamkan kalimat itu ke dalam kepala mahasiswanya. Kalimat "Di atas langit masih ada langit," itu selalu terngiang di telinga saya, terutama jika ada perasaan bangga dan jumawa menyusup tanpa permisi ke dalam hati.

Naz, ingatkah kamu kenangan indah kita ini? Bhik.

Malu ya, jadi manusia berani sombong, mengira kita yang paling menguasai satu hal, Padahal masalahnya cuma satu: kita nggak tahu aja kalau masih banyak orang yang jauh lebih hebat dari kita. Salah satu sosok hebat yang baru saya kenal adalah Encik Amir, yang diceritakan Anazkia di sini. Melihat blog-nya Denaihati.com membuka mata saya. Wheww, saya kenal banyak blogger keren di Indonesia. Dan ternyata di Malaysia pun juga ada sosok blogger inspiratif seperti Encik Amir ini. Blog Denaihati milik beliau masuk dalam Top 10 Blog Malaysia dalam Alexa Rank. Beberapa penghargaan pernah diraih, antara lain Best Blog of The Year 2012, Most Creative Blog 2013 dan Best Personal Blog 2013, dan masih banyak lagi.

Coba intip deh blognya. Isinya variatif dan kaya konten. Membaca kata pengantar dari beliau di biodata blog Denaihati membuka mata banget. Beliau adalah salah satu dari banyak sosok blogger yang bisa kita jadikan tempat belajar. Dan event tahunan yang diadakan oleh Denaihati.com bekerja sama dengan Yeos Malaysia: Sepetang Bersama Blogger adalah event blogger terbesar di Malaysia yang sudah diadakan sejak tahun 2012. Gimana nggak makin pengen kenal saya dengan beliau? Dari personal blog bisa bikin event raksana begitu? Kalimat penutup beliau, "Aku bangga menjadi blogger Malaysia. Hidupkan untuk memberi." Aih, blogger sejati banget.


OK, cukupkan dulu soal Encik Amir yang keren itu. Beranjak ke Malaysia, Kuala Lumpur tepatnya. Malaysia adalah satu dari dua negara yang dekat di hati saya (yang satunya lagi, Singapura). Kenapa? Karena banyak keluarga dan sahabat saya yang tinggal di sana. Sayangnya, kesempatan saya untuk bisa sering menjalin silaturahim dengan sahabat dan saudara di sana jarang sekali datang.  

Dari dua cerita di atas, rasanya Anazkia pasti sudah bisa membaca jawaban saya untuk pertanyaannya, "Apa alasan saya ingin mengikuti Majlis Sepetang Bersama Blogger 2015 di Putrajaya, KL?" Saya ingin belajar banyak dari Encik Amir dan Denaihati.com, memperluas pergaulan dengan blogger-blogger dari negara lain, sekalian mau membayar rindu saya kepada Kuala Lumpur dan orang-orang tercinta yang ada di sana.

Tapi nggak seru kan kalau Emak Gaoel nggak kasih jawaban tambahan. Biar makin rame. Pertanyaan sesungguhnya yang harus saya jawab sebenarnya adalah, "Kenapa Anazkia harus pilih saya untuk menemaninya ke SBB 2015?" Wkwkwkwk.

1. Saya blogger gaul *digetok pengki*
Adalah gatot sebagai Emak Gaoel kalau saya nggak bisa memperluas pergaulan saya sampai ke negeri jiran dengan sesama blogger. Saya perlu tahu apa dan bagaimana perkembangan dunia blogging di sana. Dan biar cuma dikit juga, saya kan pengen juga sharing pengalaman saya menjadi blogger ke teman-teman di sana. Dih, PD banget! -_- 

2. Saya mau kasih support dan semangat buat Anaz
Berdasarkan curcol-curcol tengah malamnya, Anaz nih suka bikin saya gregetan banget. Prestasi udah seabrek, tapi masih aja suka minder sama diri sendiri. Nggak PD-an. Makanya, kalau saya ikut ke SBB 2015 nanti, saya akan pastikan Anaz naik panggung sebagai salah satu panel dan kasih semangat pake pom-pom, biar heboh. Hahahaha.

3. Nggak punya foto-foto di KL
FYI, terakhir kali saya ke KL adalah 7 tahun yang lalu. Safina belum lahir, dan saya belum punya kamera digital. Lah, hubungannya apa? Hubungannya adalah, semua kenangan saya di sana waktu itu tidak terekam, karena nggak foto-foto. Huaaa, cian banget, sih. :(((

4. Mau peluk ponakan
Semoga kalau saya terpilih menemani Anaz nanti, saya sempat ketemu dengan dua ponakan saya dan memeluk mereka. Kalau Anaz mau, kita bisa sama-sama todong emak-bapaknya buat traktir kita makan laksa. Okesip? 

5. Tabungan postingan
Semoga rejeki saya deh bisa ikut ke SBB 2015. Biar isi blog saya agak beragam dikit, gak cuma curcol-curcol nggak jelas, Tapi ada cerita jalan-jalannya dikit. Yah, semacam traveler blogger gitu, deee. 

6. Pasport saya keburu lumutan
Mumpung pasport saya masih berlaku, nih! Biar ada cap baru dari imigrasi. Garing bener isi pasport gue. -_-

7. Karena gratisan selalu indah
Basically, karena ini gratisan, makanya saya pengen nemenin Anaz ke SBB 2015. Kalau berbayar, ntar dulu, ya Naz. Hahahaha!

8. Karena saya udah dapat sokongan (dukungan) dari salah satu sahabat blogger Indonesia yang tinggal di Kuala Lumpur, Mak Rena Puspa. Biar kita bisa kopdaran, ya maaak! 

Naz, nggak tersentuh apa kamu bacanya? Yuk, cus. Kita berangkat bareng dari Soeta? Ntar kita selfie-an di Putrajaya, yes? *PD abis*

Selasa, 02 Juni 2015

Di Balik Rempongnya Sebuah Dress Code

  43 comments    
categories: ,
Assalamu'alaikum.

Sebagai sosialita, bo'ong banget kalo saya bilang saya nggak punya grup arisan, ya. #dijambaksosialitabeneran. Iya, biar (gak) gaul gini, saya ikut kok beberapa grup arisan, demi pencitraan menjaga silaturahim. Salah satu grup arisan yang saya ikuti adalah arisan ibu-ibu orang tua murid anak-anak kami di satu TK. Kita udah tahunan berteman, udah akrab. Jadi ceritanya kita ingin meningkatkan level pertemanan kita, dengan ARISAN! Brilian banget, yah? Hahahaha.


 Arisan Geulis pake DC merah. Cetar, yak? Hahahaha!


Jadilah saya masuk grup arisan yang kami namai Geulis itu. I know, the name is so obvious, yes? #ngakak. Dan gak kekinian banget kalau punya kelompok arisan tapi gak bikin grup WhatsApp. Saya udah curiga banget ini nanti bakalan jadi grup rusuh yang notifikasinya gak bakalan kenal jam ronda. Bener dugaan saya. -_-!

"Kumpulkanlah lima emak-emak atau lebih dalam grup WA, niscaya jam tidurmu akan berkurang dan topik pembahasan akan abstrak kayak lukisan ketumpahan cat tembok. Absurd!"

Kalau ini dress code orang tua murid TK Safina waktu outbound ke Cise'eng bulan lalu.


Itu juga yang terjadi sama Grup Arisan Geulis ini. Untung ye lu pade temen deket gue! Kalo gak udah lama gue resign. (Resign dari grup WA!). Dari abstraknya topik obrolan di grup ini, yang paling bikin saya pengen jedot-jedotin kepala adalah kalau pembahasan udah menjelang awal bulan: nentuin tanggal arisan, lokasi dan dress code. Khusus dress code ini bisa makan waktu diskusi sampai 3 hari lebih, dan kadang hari arisan pun bisa mundur gara-gara belum ada kesepakatan dress code yang mau dipakai. Mamaaak! FYI, minta ijin nulis cerita ini di sini aja panjang prosesnya, termasuk disuruh pilih foto yang lagi kece. Wkwkwkwk.


Suatu saat, kita udah (hampir) sepakat mau pakai baju batik untuk arisan bulan itu. Tiba-tiba ada satu orang yang punya ide brilian, baju batik mah biasa, kenapa gak jilbab batik aja? Notifikasi langsung tang ting tung gak abis-abis. Mulai dari yang protes karena gak punya jilbab batik, sampe ide baru mengadakan pre-event arisan: shopping bareng beli jilbab batik dulu di Thamrin City. Apa-apaan inih? Hahahaha! Terus pernah juga, kita udah sepakat mau pakai baju warna hitam, tiba-tiba ada yang bilang baru kemarin arisan dengan grup lain pakai warna hitam. Eaaa! Dan percakapan langsung nyasar ke pertanyaan lanjutan, "Arisan sama siapa? Di mana? Berapaan? Liat fotonya, doong!" Terus akhirnya setelah perdebatan panjang, kita sepakat pakai baju warna merah aja. Padahal apa hubungannya grup arisan kita sama grup arisan orang laiiin? Haduuuh, ibu-ibu ini (saya termasuk, sih). Hahahaha. Btw, mereka nggak mau namanya disebutkan di sini, katanya takut nge-top kayak saya. *siap-siap dicakar arisan bulan depan*

Arisan Geulis pakai DC ungu.


Dari banyak warna dan macam pilihan dress code, favorit saya sebenernya yang paling aman buat semua orang. Warna hitam udah paling bener, deh. Dijamin semua punya, dan dijamin semua keliatan kece, deh. Kayak waktu acara Kampung Fiksi, kita emang sekumpulan orang males ribet. Nentuin dress code gak pake rame: Hitam! Hahahaha! Beres urusan.

Kampung Fiksi Crew pakai DC hitam di Socmedfest 2013. Simpel dan gak ribet.


Kadang, biar pun satu acara gak ada dress code-nya, bisa jadi kita dan teman-teman pakai baju yang senada warna dan jenisnya, jadi seolah-olah kayak janjian pake dress code. Kayak waktu Kompasianival beberapa tahun yang lalu, saya mampir ke booth Koplak Yo Band dan foto-foto sama teman-teman di sana. Selesai foto baru ngeh, warna baju dan backdrop kita semua senada: merah biru. Seru, ya? *iyain aja, udah*

Gak sengaja pakai baju warna senada di booth Koplak Yo Band, Kompasianival. Anggep aja DC.


Saya pribadi sebenernya gak pusing banget soal dress code di grup arisan ini. Selama jenis pakaian dan warna yang ditentukan cocok dan saya punya, hayuk ajalah. Cuma pernah disepakati dress code warna kuning, saya protes berat. Soalnya saya nggak pernah punya baju kuning seumur-umur. Bali baju kurning demi dress code? Duh, mending duitnya buat jajan gemblong. :( Jadi kadang, saya suka melanggar dress code sih kalau pas emang gak punya. Tapi kalau masih bisa diakalin, biasanya saya usahakan juga. Misalnya pakai jilbab yang senada. Intinya, saya suka-suka aja pake baju mirip-mirip sama teman-teman saya, buat seru-seruan. Dan kalau difoto biasanya lebih cakep dan rapi.

 DC: Kuning. Akyu gak punya baju kuning, cyiin, jadi karena beda, difotonya di tengah. asiiik. Hahahaha.


Iseng, saya tanya teman lain di social media tentang pendapat mereka seputar dress code ini. Soalnya, beberapa acara semi formal atau formal kan suka kasih peraturan dress code juga, tuh. Mereka bela-belain mematuhi atau cuek aja kalau nggak punya? Buat saya, seragam sebenernya nggak masuk kategori dress code, karena biasanya untuk pemakaian seragam sudah ada aturan jelasnya. Misalnya seragam kantor, sekolah atau lembaga pemerintahan. Biasanya harus dipatuhi. Nah, kalau dress code kan masih ada celah buat menghindar atau bandel. Hihihihi. Ini beberapa pendapat teman-teman tentang dress code untuk acara semi/non-formal lengkap dengan fotonya. Kesimpulan akhir saya sih tetap: dress code bikin hasil akhir foto grup lebih cakep, rapi dan bercerita. Ya, nggak?

DC ke Pulau Bidadari bareng blogger: putih.

  

Carolina Ratri

"Pas Seminar Wirausaha bareng Penerbit Stiletto Book tahun lalu. Dresscode-nya Touch of Red. Aku sih nggak terlalu maksain ikutan dresscode. Kalau nggak punya baju yang nggak sesuai ya cuek aja, pake yg ada. Nggak usah diada-adain. Haahha. Kayak di foto ini. Ada yg nggak pake merah, ya nggak masalah. Tapi aku musti pake merah sih, soalnya pas jadi pembicara *pamcol* *dikeplak*"



Wiwit Prawitri

"Ni, ada foto dari acara Nova; code-nya touch of gold, tapi ujung-ujungnya jadi touch of brown ya?"



Imelda Coutrier

"Yang paling umum sekarang (di kalangan teman-temanku) itu baju putih dan celana/rok jeans. Dan karena sekolahku bernuansa merah, hitam dan kotak-kotak umumnya warnanya waktu reuni ngga jauh-jauh dari merah dan pink. Tapi ngebosenin itu itu mulu, jadi waktu akan mengadakan reuni, aku minta dress codenya bernuansa warna biru. Hasil fotonya cukup bagus. Aku sendiri tidak suka kalau seragam persis sih (sampai sengaja buat), cuma kalau nuansa warnanya aneh dan aku tidak suka warnanya, aku tidak ikutin dress code dengan alasan "Rumah gue kan jauh, ngga masuk ke koper!" hehehe."



Ayu Ningtias

"Kalo saya mah tergantung stok baju. Kalo ada ya dipake. Ini kantorku yg tiap kamis pake dress code, mak."




Mia Fauzia

"Ini pas acara pampers. Dresscode nya turquoise. Dulu kalo ada acara suka kekeuh pengen sesuai sama dresscode. Tapi pas acara kadang liat ada yg nyantai juga ga dresscode bgt tapi mirip. Setelah beberapa kali ikut acara ber-dresscode dan liat itu, saya lebih nyantai sama dresscode. Gausah terlalu mikir samaan banget yang penting ada touch-nya aja. Kecuali kalo dresscode samaan yang kudu niat banget seperti misalnya pas dateng ke nikahan sobat deket. Itu mah kudu, harus niat, biar kompakan."



Dina Begum

"Ini dress code pas Middle Earth Party di Jakarta."



Ade Anita

"Aku usaha banget ngusahain dress code... kadang kalo perlu, meski tinggal sehari lagi tetap dibela-belain beli biar bisa memenuhi dress code yang diminta. Tapi, kadang asli gak ada meski dah dicari-cari di pasar dan mall, terpaksa deh matching yang ada aja. Nah, enaknya pake jilbab itu... ternyata sehelai jilbab itu bisa jadi penyelamat. Jadi, misalnya nih, dresscode harus pake baju warna orange nih... tapi, ternyata di mall diubek-ubek gak ada baju warna orange (eh, ada sih sebenarnya tapi.. hehehe... tubuh spesialku kan butuh yang ukuran spesial juga, Nah, ukuran spesial ini yang gak ada. Makanya, selamanya aku musuhan sama yang namanya ukuran all-size; diskriminasi tubuh banget itu). Ya sudah, aku cari saja jilbab warna orange. Kan, nanti kalau difoto bareng (dan pasti deh, kalau udah nentuin dress code pasti ada acara foto bareng) maka jilbab itu yang menonjol. Nah... ini foto dress code waktu reuni perak sma 8 jakarta: atasan putih, terserah model apa yang penting atasan putih bawahan bebas. Gak pake bawahan juga gak papah tapi kasian ama yang liat...hahaha.. dah pada tua soalnya, dah gak mulus lagi kayak SNSD)."



Abdul Cholik

"Sebagai anggota TNI, terlebih sebagai perwira, tentu saja saya harus mengikuti dress code yang berlaku untuk setiap acara atau kegiatan dengan seksama dan penuh rasa tanggung jawab. Jika tidak, bukan hanya malu sama yang lain dan disebut sebagai suatu pelanggaran. Bayangkan jika pada acara jamuan makan bersama saya memakai pakaian batik padahal dalam undangan ditentukan dress code : PDU II (jas putih, pantalon hitam, dasi kupu-kupu, medali kecil, tanda pangkat upacara, label nama). Pasti jadi paling a neh sedunia. Malunya tuh di sini (nunjuk hidung) Demikian pula jika saya memakai pakaian PDH (Pakaian Dinas Harian) pada saat menghadiri upcara pemakaman anggota TNI/Polri, padahal dress code ditentukan pakaian PDU III. Ketika mengikuti Army Staff College di India (1994) saya juga mengikuti dress code setempat. Pada acara malam hari, misalnya ceramah dari Dubes negara tertentu ditentukan dress code "Lounge Suit" artinya pakaian jas lengkap, yang warna jas dan pantalonnya senada plus dasi. Anehnya, ada juga perwira yang memakai Combination (warna jas dan pantalon tidak sama). MUngkin kurang cermat membaca pengumuman ya. Tentu saja si perwira ini ditegur oleh DS (Directing Staff.) Saat mengikuti short course di Clingendael Institute dress code saat di kelas adalah jas, tapi boleh juga atasan jaket tetapi pakai dasi. Saat Closing ceremony tetap memakai Lounge Suit. Ngaten nggih."


Hani S

"Seragam yang menjadi "Jubah kebesaran" yang sama2 berarti, menjadi "gerbang" dan kunci keberhasial/kegagalan sebuah program Off/On Air."



SantaLucia Limbong

"Ini foto emak2 rempong dengan dc hitam manis."



Ria Tumimomor


"Selama gak nyusahin gw, misalnya ditentuin dress code mesti gaun warna oranye... nah, mampus gw. Mendingan gw gak dateng. Gw lbh seneng yg simple2 aja yg gak mengharuskan gw utk spesial beli baju baru. Nah kl cuman menentukan baju kudu warna biru dgn jeans, dgn senang hatiiiii gw pake. Krn memang seru buat foto2an wink emoticonYg plg seru? Ermmm, gak tau ini termasuk dress code apa enggak. Bbrp taun lalu pas jalan2 sm temen, mrk maunya kami semua menggunakan kaos yg sama. Ya amploop, udah kayak serombongan anak ilang rame dgn kaos yg ngejreng. Itu aja yg bikin gw rada gak rela soalnya kudu beliii."



Hesti Edityo

"Ini acara wisuda siswa kmrn. Dress code-nya biru benhur, blazer buat yg cewek n kemeja yg cowok. Awalnya udh sepakat sbg daleman blazer blus hitam bawah jg hitam. Trus ada yg usul gmn klo daleman putih. Diiyain. Begitu menjelang hari H kesepakatan diubah, daleman boleh hitam or putih yg penting pake baju. grin emotico.Terlanjur udh belain beli blus putih yo wes pakelah daku warna putih n tetep pake celana panjang. Kebanyakan yg lainnya pake rok sih... Nah ada tuh 1 temenku *sebelah cowok kacamata* yg ambil jalan tengah, pake blus garis hitam putih. Ada satu yg bandel ga ngikutin pakem, dia justru pake dress pink buat daleman."



Ria Rochma

"Ini dresscode acara Arisan Ilmu KEB di Surabaya kemarin. Dress codenya adalah pink. Karena ngga punya warna pink, akhirnya pakai atasan warna merah terang, terus diakalin pakai jilbab pink yang ada motif abstrak. Nah, itu atasan bahannya kaos dengan model bagian belakang lebih panjang drpd yang depan, trus jilbabnya juga lebar banget meskipun dan ditekuk maksimal. Pas udah sesi jepret-jepret trus upload di facebook, seorang teman komentar kalau aku kelihatan lebih 'segar'. Nah lho, baru ketahuan deh kalau dah ada fotonya, gemuknya banget. Hihihi, kayanya memang aku ga bisa deh pakai atasan dg bahan kaos dan model gitu kalau ingin dibilang langsing. Kwkwkw.. Ngga bisa diajak kekinian ini badan."



Dina Sulistyaningtias

"Kalo ada aturan dresscode saya usahain ikutin, tp gk maksa bingit buat beli. Kalo bs pinjem kenapa hrs beli, jgn kyk orang susah dong #eh. Paling demen dresscode yg gk nyusahin, atasan putih (nyaris semua org punya) dg hijab atau bawahan bebas. Ini buat photo session buku tahunan sekolah, background taman ala-ala."


Evrina Budiastuti

"Ini cerita dress code sewaktu gelar teknologi Hari Pangan Sedunia tingkat kabupaten, jadi kantor saya mewajibkan memakai seragam batik biru, entah kenapa saya kok pake batik warna merah ya? jangan2 waktu briefing saya kekurangan Aqua #adaAqua? karena nyeleneh sendiri akhirnya pas kunjungan bupati dan foto2 gak kebagian deh dan berakhir jadi seksi dokumentasi yg otomatis tidak tercantum dalam foto kegiatan. Dari situ saya belajar: kalo rapat ya dengerin jangan ngobrol atau main HP aja."



Tanti Neng Amelia 

"Aku selalu berusaha ikut aturan main. Selain membuat nyaman, aku jadi terlihat membaur... Ini undangan dengan busana warna pastel."



Latree Manohara


"Aku jarang ikut acara berdresscode. Yang rutin sih arisan di kantor setiap tanggal 21 dengan dresscode sesuai seragam hari itu, dan arisan PKK dengan dresscode ya seragam PKK. Kalau dresscode-nya ribet ya disederhanakan saja. Terakhir ikut acara berdresscode (selain 2 arisan di atas) adalah waktu ikut Special KAPHA Yoga Class di acara ultah sanggar milik guruku. Ndak ingat kalau yang sebelum itu. Karena dresscodenya hijau atau putih ya tidak terlalu sulit buatku, dua-duanya warna favoritku."




Minggu, 31 Mei 2015

Serunya Eksplorasi Alam Peternakan Bersama Dancow Excelnutri+

  8 comments    
categories: 
Assalamu'alaikum.

"Ibu yang tangguh adalah ibu yang selalu ingin belajar demi anak-anaknya." Shahnaz Haque.

Dalam rangka ingin menjadi ibu tangguh, saya pun kemarin (30 Mei 2015) semangat banget datang ke Mal Kota Kasablanka sambil bawa Safina. Tujuannya dua; mau belajar dari para pakar tumbuh kembang anak di Dancow Parenting Center dan mau ajak Safina bermain sambil bereksplorasi di Ranch Adventure Dancow Excelnutri+. Sekali dayung, dua pulau terlampaui. Asik.






Acara talkshow siang itu bisa dibilang padat bergizi. Gimana nggak, yang mengisi adalah para pakar di bidangnya masing-masing. Ada Dr. dr. Ali Sungkar Sp.OG(K) yang menjelaskan betapa pentingnya masa 1.000 hari pertama bahkan masa sebelum kehamilan (pra-konsepsi). Ternyata ya, bunda, mempersiapkan generasi yang sehat dan cerdas bukan dimulai sejak anak lahir, melainkan jauh sebelum mereka hadir di dunia. Sejak masa pra-konsepsi, lalu 1.000 hari pertama adalah periode terpenting, kritis dan tidak dapat diulang kembali. Sampai si Kecil berusia 2 tahun kita sebagai orang tua harus bisa memastikan sudah memenuhi kebutuhan dasar mereka yaitu perlindungan, stimulasi fisik, dan kasih sayang. Adanya gangguan pada sistem daya tahan tubuh pada periode emas ini akan mempengaruhi perkembangannya di masa depan. Jadi, jangan sampai ya, bun, kita melewatkan masa keemasan anak-anak kita itu tanpa persiapan pengetahuan tentang perkembangan si Kecil.



Dr. Ali Sungkar bahkan mengatakan, "Asupan nutrisi dan stimulasi sangat penting diperhatikan sejak si kecil dalam kandungan karena  otaknya mulai terbentuk sejak usia 3 minggu kehamilan." Nah, bunda yang sedang hamil atau sedang merencanakan kehamilan, buruan deh cari tahu nutrisi apa yang tepat untuk ibu hamil dan ibu yang sedang mempersiapkan kehamilan.

Ngomongin soal nutrisi, pembicaraan pun dilanjutkan oleh dr. Vinka Desria, Nutrition Advisor Manager PT. Nestle Indonesia. Beliau menegaskan bahwa asupan nutrisi harus seimbang dan sesuai dengan tahapan usia anak kalau mau hasilnya optimal. Dan faktanya adalah 80% sistem daya tahan tubuh manusia terletak pada saluran cerna. Jadi penting banget menjaga kesehatan saluran cerna anak di masa pertumbuhannya agar semua gizi yang masuk ke tubuh si kecil terserap maksimal.



Setelah mulai paham tentang pentingnya menjaga kesehatan saluran cerna si kecil, Dr. dr. Soedjatmiko, Sp.A(K), M. Si (Dokter Speasialis Tumbuh Kembang Anak) pun menyambung pembicaraan tentang hal-hal penting lainnya yang dibutuhkan si Kecil selain nutrisi. Apa itu? Anak, selain membutuhkan nutrisi yang baik untuk dapat tumbuh optimal, juga membutuhkan stimulasi yang tepat sesuai usianya. Selain itu, kasih sayang dan perhatian orang tua juga berperan penting dalam tumbuh kembang si kecil dalam hal psikososial. Cinta orang tua bukan sekedar pelukan hangat, tapi juga berbentuk perlindungan. Jadi gini, waktu kita sedang bermain dengan si kecil usahakan suasananya menyenangkan dan demokratik. Agar kemampuan sosialnya terstimulasi, orang tua harus mengasah kemampuannya untuk mengeluarkan pendapat dan menghargai pendapatnya. Selain itu, agar anak terbentuk kreativitasnya, sering-sering ajak mereka untuk mengamati sekeliling mereka dan tanyakan apa pendapat mereka tentang lingkungan yang sedang mereka amati itu. Eksplorasi alam akan memancing rasa ingin tahunya. Selain itu, jangan lupa untuk memberi pujian. Dan satu lagi yang penting nih, bun (saya sering lupa juga nih), si kecil jangan terlalu sering dilarang-larang. Selama itu masih aman, biarkan aja deh mereka main. Karena sambil bermain itulah masa-masa belajar mereka yang paling efektif. Melindungi bukan berarti melarang mereka bereksplorasi. 



Melindungi anak tanpa banyak melarang mereka ini yang disebut dengan True Love oleh dra. Ratih Ibrahim, MM., Psi. "Cinta itu artinya kita berani memberi ruang untuk si Kecil agar dia mau berusaha bangkit sendiri saat terjatuh, berusaha berjalan dan berlari sendiri. Beri dia kepercayaan dan kemandirian agar ia berani belajar mengenal sesuatu yang baru sehingga ia akan menjadi si kecil yang tangguh." Waaah, jleb banget ini buat saya. Soalnya saya orangnya suka takutan gitu. Mau biarin anak main di luar, ribetnya kayak apaan. Padahal ternyata biarkan saja mereka main sendiri, asal kita bisa pastikan keamanannya dan mereka terlindungi. Sip, deh. Apalagi di ujung session, Shahnaz Haque juga berbagi tips-nya seputar bagaimana menjadi bunda yang tangguh agar anak-anak tumbuh optimal yaitu dengan selalu belajar, dan salah satu tempat belajar untuk para orang tua adalah di Dancow Parenting Center.



Wah, abis kenyang mendengar talkshow "bergizi" tadi, sekarang giliran Safina dan teman-teman kecilnya yang diajak main oleh Nestle Dancow Excelnutri+ di Ranch Adevnture. Waahahaha, seru banget, lho! Ranch Adevnture ini di-set-up oleh Dancow Excelnutri+ di main atrium Mal Kota Kasablanka dengan tujuan membantu orang tua agar anak bisa belajar bereksplorasi dengan alam peternakan. "Kami berharap kegiatan bersama keluarga di Ranch Adventure ini dapat memperkuat momen orang tua dan si kecil sehingga bisa menjadi anak yang tangguh dan kreatif," ujar Riza Nopalas, Brand Manager Nestle Dancow Excelnutri+.













Yup, pastinya. Gimana nggak, selama dua hari (30-31 Mei 2015) anak-anak kita bisa bermain seakan-akan ada di peternakan, di dalam mal! Wahahaha, saya aja sampai bengong lihat ada kuda, kelinci, ikan dan domba dalam mal. Semua dibuat dalam suasana ranch yang kental nuansa cowboy dari western. Safina senang banget bisa belajar menangkap ikan sendiri, berani memberi makan kuda sampai keliling dalam labirin untuk mengumpulkan apel dan juga merasakan bagaimana memerah susu sapi. Acara ditutup dengan peluncuran Nestle Dancow Excelnutri+ yang bertabur ratusan balon berwarna kuning dan putih. Seru dan happy! Terima kasih, Dancow!