Nonton Gratis Film Negeri 5 Menara! Ihhiiiyyy!

Sabtu kemaren (3 Maret 2012) saya dapet rejeki hasil dari iseng ikutan quiz di twitter. Buat yang belum tau, saya ini banci quiz banget, dimana-mana kalau ada quiz berhadiah, pengennya ikut. Padahal menang aja jarang banget. Tapi kemaren itu nggak sengaja lihat rituit-an @CHICmagz dari temen. Quiznya berhadiah 4 tiket nonton film Negeri 5 Menara! Wuah! Jarang-jarang ada hadiah tiket nonton sampe 4 biji! Biasanya kan cuma 2 tiket. Kalau saya menang, pas banget, bisa bawa anak-anak sama bapaknya (dengan asumsi: anak dua, dan bapaknya cuma ada satu, ya...*yaeyyalah!).

Foto bareng sama Ahmad Fuadi, penulis novel Negeri 5 Menara setelah nonton filmnya di fX. :D

Novel Negeri 5 Menara sendiri saya udah khatam dari kapan tauk. Bahkan jauh sebelum Ahmad Fuadi diundang Kick Andy, saya udah baca novelnya dan emang suka banget sama ceritanya. Entah mungkin karena latar belakang budaya Minang yang kental banget yang membuat saya merasa dekat dengan tokoh ceritanya, atau bisa jadi juga karena kental nuansa Islami dalam ceritanya. Walaupun kalau menurut saya pribadi, novel Negeri 5 Menara itu kisahnya universal sekali.


OK, kembali ke quiz dari @CHICmagz tadi.Setelah menjawab pertanyaan alasan kenapa pengen nonton film Negeri 5 Menara sebanyak 3 kali, ternyata jawaban saya terpilih. Ihihihihihi...alhamdulillaah!

Sabtunya kita pergi nonton, ber-empat: saya, suami, Fadhil dan Nana. Abis registrasi, ambil goodie bag (aseeek), jajan, masuk ke studio. Sempet was-was juga, takut si Nana takut, soalnya terakhir nonton di bioskop, film Toy Story dia malah nangis.

Alhamdulillah, sepanjang film berlangsung, Nana nggak rewel. Malah ngikutin teriak-teriak, "Manjadda wajada!" ngikutin ustad di Pondok Madani ngajar. Hihihihihi... Overall, filmnya sih bagus. Yang paling bikin saya takjub itu setting tahun 80-annya dapet banget. Mulai dari rumah si Alif di Danau Maninjau yang uzur banget, persis kayak rumah Atuk saya di Lintau, sampe properti di pesantren yang tahun 80-an banget. Kalau jalan ceritanya sendiri, ya kita nggak bisa berharap 100% persis kayak di buku, kan? Biar gimana, bahasa verbal diterjemahkan ke bahasa visual itu kan harus ada penyesuaian. Yang saya suka, sama seperti saya membaca bukunya, di filmnya saya juga banyak menemukan moment-moment berkesan yang susah terlupakan. Kayak waktu Alif mau berangkat ke Jawa, waktu dia gundah gulana pengen pindah ke Bandung, waktu Baso (sahabatnya Alif) harus pulang ke Gowa karena neneknya sakit keras, sampai adegan-adegan kecil yang lucu dan menggelitik. Cuma saya agak ragu, kalau yang nonton filmnya belum pernah baca bukunya, kira-kira nagkep nggak ya cerita dan pesannya? Ah, pokoknya mah, saya bersyukur, bisa nonton film bagus ini bersama anak-anak saya.

Di akhir acara, MC mengumumkan kalau ternyata Ahmad Fuadi dan beberapa pemain film Negeri 5 Menara ikut hadir menonton bersama kami. Wuaaah, mata saya langsung berbinar-binar. Sebagai pengumpul foto dengan seleb (setelah berhasil melalui fase grogi nggak jelas dulu), moment ini tidak boleh disia-siakan. Ahahahaa...mari foto-foto! uhuuuy!!!! Yang lucu, pas banget keluar studio, Nana teriak, "Manjadda wajada!" tepat di depannya Ahmad Fuadi. Wuahahaaa, Nana langsung disamperin dan diajak salaman. Duile, anak gue... :D

Mari kita mulai...foto-fotonya... :)))

Foto bareng sama yang jadi Atang, temennya Alif yang dari Bandung.

Fadhil sama pemain film Negeri 5 Menara. :D

Thank you. CHIC Magazine untuk tiket nontonnya! :D