Bermaaf-maafan via Social Media
Terus terang saya bukanlah pegguna teknologi yang baik dan fasih (dibuka dengan pengakuan...hahahaha...). Walaupun begitu, saya pengagum perkembangan teknologi yang luar biasa terjadi beberapa tahun belakangan ini. Internet adalah salah satu yang saya syukuri keberadaannya selain televisi, telepon dan handphone. Bagi saya internet merupakan pintu Doraemon yang memudahkan saya pergi ke mana saja. Saya suka sekali, karena saya bukan orang yang mobile .
Memasuki bulan Ramadhan, beberapa tahun belakangan ini, selalu saya mendapati teman-teman dan kerabat yang mengucapkan selamat berpuasa dan memohon maaf melalui status Facebook, kicauan Twitter dan sekarang melalui Google+ juga (SMS udah jangan ditanya lagi, deh!). Saya sendiri melakukannya terutama untuk teman-teman yang tidak terjangkau dengan telepon dan SMS secara personal. Walaupun untuk kerabat dekat dan saudara, saya selalu usahakan untuk datang dan bersilaturahim secara langsung, terutama ke orang tua/mertua. Itu pun karena mereka tinggal satu kota dengan keluarga saya. Seandainya mereka tinggal di luar kota, mungkin telepon saja cukup.
Saya jadi heran kalau ada yang menhujat cara baru untuk bermaaf-maafan melalui social media ini dan mengatakan kalau itu bukan cara yang baik untuk melakukannya. Broadcast permintaan maaf secara kolektif untuk semua teman yang tergabung dalam lingkaran pertemanan kita di social media dipandang sebagai sesuatu yang merendahkan nilai-nilai yang sudah umum ada di masyarakat kita terutama menjelang bulan Ramadhan. Jangan suka gitu, ah!
Sekarang mari kita lihat secara seimbang. Social media ini diisi oleh orang-orang yang jarang bertemu muka, bahkan banyak yang justru tidak saling mengenal sebelumnya menjadi kenal hanya melalui Facebook, Twitter atau Google+ atau social media lainnya di internet. Jarak secara nyata menjadi tidak ada di dunia maya. Bukankah itu sesuatu yang memudahkan sebenarnya bagi yang mau memanfaatkannya? Jadi bagi saya wajar-wajar saja kita mengucapkan selamat ini, selamat itu, mohon ini dan mohon itu untuk semua teman yang ada di jaringan pertemanan kita melalui wadah yang menampung kebersamaan kita.
Intinya buat saya, bijaksana sajalah menggunakan dan memanfaatkan teknologi yang ada. Walaupun memang bisa semua dilakukan secara instant melalui social media, nilai-nilai luhur yang sudah ditanamkan oleh para orang tua kita sejak lama jangan juga diabaikan. Jangan juga mentang-mentang bisa lewat SMS atau status, terus semua dikirim SMS dan status seragam untuk minta maaf menjelang Ramadhan, termasuk ke mertua! Wahahaha, nyari ribut aja! Harus tahu dan fleksibel, mana yang kira-kira pantas dan sesuai dan mana yang sepantasnya disesuaikan. ;)
Sekalian deh, saya juga minta maaf ya kalau ada salah-salah kata selama ini. Permintaan maaf ini saya sampaikan melalui Google+ untuk teman-teman yang ada di circle saya, karena (asli) saya cuma mengenal secara langsung teman-teman di sini hanya sekitar 10% dari jumlah keseluruhan. Yang sudah dekat dan kenal dekat, sudah saya hubungi secara pribadi. Itu juga karena pas pulsa saya lagi banyak hari ini. Hihihihihi...
Selamat berpuasa. Semoga kita menjadi manusia yang lebih baik di mata Allah SWT dan umat yang lebih cinta damai. Aaamiin!
sebelum emak minta maaf, saya sudah memaafkan emak duluan lho. asli :P
BalasHapusmet puasa, mak. sahur pertama masak apa?
sama-sama ya, Im....
BalasHapusemak gk masak, makan hokben aja..hahahahaa
Eyke juga minta maap kalo ada salah-salah khilaf ye, mbak..
BalasHapusLewat sini aja deh, biar kesannya kalo eyke itu blogger aktip.
Hehehehe
Maaf lahir Bathin yak..
betul sekali.. karena dengan demikian, kita bisa bermaaf-maafan dengan mantan pacar..
BalasHapuscoba kalo ga ada bgituan,, mana brani datang k rumah mantan..
apalagi yg udah ada suaminya.
hahaha.. (^_^")?
skalian blogwalking ah..