Tempat mereka bertemu selalu sempit dan bundar. Setiap mereka bertemu,
panas selalu menyergap. Belum lagi usai panas itu, pihak ketiga akan
selalu muncul mengacau dan mengaduk-aduk pertemuan mereka. Kalau sudah
begitu, keduanya hanya bisa diam memendam dalam panas.
Pagi, seperti biasa, adalah waktunya mereka kembali bertemu. Seperti
yang sudah-sudah, mereka tahu tak akan ada kesempatan yang leluasa
untuk bisa saling menyapa, apalagi berkenalan.
Namun salah satu dari mereka sudah membulatkan tekad, sebelum semuanya
luruh karena si pengacau yang selalu hadir lima detik setelah mereka
bertemu.
''Pagi ini paling tidak aku harus bisa menyampaikan sesuatu untuknya.
Lima detik yang berarti harus bisa kumanfaatkan dengan baik!" Tekadnya
membara dan membaja.
Si pengacau tiba, menghampirinya dengan pongah, menariknya dengan
paksa, lalu mendorongnya ke dalam tempat sempit yang bundar. Tak lama,
si pengacau itu mendorong si dia yang lain, ikut masuk ke dalam tempat
sempit yang bundar.
Lima detik dari sekarang, sebelum panas mendidih menghampiri mereka
berdua. Dan sebelum si pengacau datang lagi mengaduk-aduk kebahagiaan
dari pertemuan singkat mereka itu.
Lima...empat...tiga...
"Kamu manis, kataku..."
Dia terdiam, terpana tak menduga.
"Terima kasih," jawabnya sambil tersipu malu.
Uap panas mulai terasa mendatangi mereka. Si pengacau pasti sudah siap
mengacaukan pertemuan mereka.
"Aku bahagia sempat mengatakan ini kepadamu akhirnya. Sebelum kita
berdua meluruh menjadi satu dalam air mendidih itu. Sebelum sendok
pengacau itu mengaduk-aduk kita berdua sampai pusing tak terkira.
Sungguh, kamu manis, kataku!" Kopi menyelesaikan kalimatnya dengan
tergesa.
Gula tersenyum malu, tersipu-sipu. Lalu...
Mereka luruh menjadi satu dalam air mendidih di sebuah cangkir kecil.
Sendok sesekali datang untuk memastikan mereka berdua sudah
benar-benar menyatu dengan air yang panas itu.
Hari ke-3 #15HariNgeblogFF
ooh ini kisah gula dan kopi mbak :) tadi pas baca mikirnya kemana2
BalasHapushihihihihi, iya mbak lidya...makasih yaa.. :D
BalasHapusjd inget sslah satu status mak di fb tntang gula dan kopi yg bicara lantaran yg punya lapak lg pusing. apa sy salah ya :)
BalasHapusmas mamar, lah saya malah gk inget pernah bikin status gitu....saking kebanyakan ngapdet status....wahahahahahahaaa.....
BalasHapushalah..kopi di Brazil, gula Klaten akhirnya ketemu dalam cangkir juga..haha..
BalasHapuswhahaha iya iya... sip lah
BalasHapushihihi.. kok jadi inget pakde kopi ya? :D
BalasHapuspesen satu kopi susu donk bunda..boleh? *dikeplak* :)))
BalasHapuskok gak ada susunya ya, jadi gak nikmat dunkk...
BalasHapushihihihihihihihhi...sempat ingin buat spt yg ini tadi, tentang kopi dan manis....hahahahahahahahahahahhahahhaahhahaha
BalasHapussiippp!
Wah hebat-hebat dan hebat...
BalasHapusAku tertipu lho Mba, aku ngebayngin itu seorang pria yang lagi bersama wanita dibawah terik matahari, dan sang pengganggu aku membayangkannya adalah keringat yang baunya tak sedap.. eh ternyata SALAH BESAR..
kereeeennn...aku suka banget tulisan mbak kali iniii...serius.
BalasHapusSelain karena aku pecinta kopi, imaginasimu bener2 keren mbak...hahahaha
Saya aja yg tiap hari nyeduh belum berpikir untuk mengabadikan manisnya gula dan getirnya kopi dalam sebuah ruang bundar,,,hahahaha :D
salam kenaalll...
akhirnya luruh diseduh air di gelas.. mantap..
BalasHapuseh, gw sempet keidean bikin cerita tentang gula jg lho kemaren. tapi susah banget mau ngerangkai jadi cerita. makanya, jadinya si manis sesama perempuan wkwkwkwkwk...
BalasHapusditangan emak gaul, apa sih yang ga bisa jadi cerpen hahahahahahahaha
Ayy.. kangen ma tulisan2 elo yang model gini, Win, jadi inget jaman elo bikin cerpen2 benda duluu.. sambil baca jadi sambil menebak2 elo lagi nulis cerita tentang apaan sih, haha, karena biasanya suka menggiring ngebayangin "sesuatu" padahal yang elo ceritain beda, wakakakak =))
BalasHapus