Assalamu'alaikum, teman-teman
....
Saya mau cerita-cerita tentang narkoba lagi, karena bulan Maret ini adalah Bulan Bicara Narkoba di Blog Emak Gaoel. Duluu, salah satu tetangga di
rumah orang tua saya pernah ngoceh dengan suara lantang, ngerumpi tepatnya,
"Gimana nggak mabok tu anak, bapak ibunya aja berantem melulu di
rumah!" Pernah dengar hal serupa? Atau mungkin malah gak sadar kita
sendiri pernah langsung menghakimi latar belakang keluarga seseorang yang suka
mabuk-mabukkan atau narkoba?
Padahal, pecandu narkoba tidak
selalu datang dari latar belakang keluarga broken home, lho! Banyak teman saya
dulu yang keluarganya baik-baik saja, harmonis, berkecukupan, penuh perhatian,
ternyata anaknya terjerumus narkoba juga. Jadi di mana salahnya?
Saya juga tidak pernah menyangka
akan jadi serumit ini mengasuh anak sekaligus menyelamatkan mereka dari
pergaulan yang tidak baik. Kadang terlalu over protective, anak bisa
memberontak. Terlalu diberi perhatian, mereka merasa tidak dipercaya. Kadang
kita bebaskan, mereka kebablasan. Kita curigai terus-menerus, mereka akan
mendendam pada kita. Uang saku dipas-pasin dengan kebutuhannya, mereka malah
kreatif cari uang sendiri. Apalagi uang jajan dilebihin, bisa dipake buat
macem-macem jangan-jangan. Begitu ya, pikiran orang tua pada umumnya.
Anak-anak usia remaja memiliki
kebutuhan akan kepercayaan dan kebebasan dari lingkungannya. Ini saya tahu dari
majalah. Kalau orang tua bawaannya curiga terus dan cenderung menuduh tanpa
adanya bukti, anak akan cenderung membuktikan tuduhan itu benar. "Daripada
dituduh tapi gue nggak ngelakuin, mending gue lakuin sekalian!" Ini karena
tuduhan yang berawal dari kecurigaan dan terus-menerus dilontarkan orang tua
kepada anak. Anak akan mendendam, karena merasa tidak melakukan kesalahan tapi
dituduh berbohong.
Di lingkungan pemakai narkoba
yang dulu sempat saya kenal, beragam alasan mereka kenapa akhirnya menjadi
pemakai. Mostly diawali dengan rasa penasaran melihat teman-teman mereka
memakai narkoba. Pengalaman pribadi saya waktu sempat “nyemplung” sebentar di
dunia narkoba juga sebenarnya diawali dengan penasaran bercampur dengan
keinginan menjadi super hero; menyelamatkan seorang teman dekat. Alih-alih saya
menyelamatkannya, saya malah terseret ke dalamnya. Begitu besar daya hisap
pergaulan di lingkungan pemakai narkoba ini hingga kadang untuk menolak pun
seperti ada keengganan.
Anak usia remaja cenderung
memiliki keinginan untuk mendapat pengakuan dari teman-teman seusianya.
Pengakuan dan penerimaan di lingkungan pertemanan menjadi sangat penting bagi
mereka hingga itu menjadi suatu ukuran. Penting banget makanya memberikan
lingkungan pertemanan yang sehat untuk anak-anak kita. Tapi masalah tidak semudah
itu diselesaikan.
Memilih sekolah yang bagus juga
belum menjadi jaminan. Saya bahkan kenal seseorang yang menjadi pecandu narkoba
justru saat ia bersekolah di sebuah pesantren. Bayangkan, di sekolah berbasis
agama justru menjadi tempat pertamanya berkenalan dengan narkoba.
Terus piye, jal? Sekolah agama
aja nggak bisa menjamin keamana
anak-anak kita dari ancaman penyalahgunaan narkoba? Masa iya anak-anak
kita mau dikekepin terus di bawah ketiak kita? Pffft! Andai masalah bisa
semudah itu juga diselesaikan, maka homeschooling juga bisa jadi solusi. Tapi,
lagi-lagi, godaan narkoba ini datang dari berbagai sudut. Internet di rumah?
Mereka bisa mengakses informasi apa saja jika penasaran. Mencari tahu sendiri
dan cenderung takut untuk berkomunikasi dengan orang tua tentang masalah
sensitif seperti seks dan narkoba, membuat anak-anak suka kreatif mencari
jawaban sendiri. Sumber jawaban di internet bukan jaminan mereka mendapat
jawaban yang tepat, kita tahu sekali itu.
Duh, kenapa jadi makin rumit
begini urursannya? All we want just a peaceful mind when we raise our kids,
right? Sebaiknya kita sadar, mengasuh anak merupakan ujian bagi manusia.
Menyelamatkan mereka hingga bisa menjadi manusia berguna di mata manusia lain
dan Tuhan adalah tanggung jawab kita. Saatnya menjadi orang tua yang pandai
main layangan, tarik-ulur intensitas perhatian kita kepada mereka. Mungkin
beberapa poin ini bisa menjadi panduan, walaupun ini saya buat berdasarkan
pengamatan saya selama ini.
1.
Kenali karakter anak kita dengan baik agar kita tahu
bagaimana cara berkomunikasi yang efektif dengan mereka.
2.
Tumbuhkan rasa percaya diri mereka agar memiliki
keberanian untuk menolak jika mereka tidak mau.
3.
Berikan perhatian saat mereka terlihat membutuhkan,
tapi beri juga mereka ruang saat mereka terlihat ingin sendiri.
4.
Ajak berbicara, bukan menginterogasi.
5.
Kenali lingkungan mereka; sekolah, tempat les, teman
bermain, orang tua teman-teman mereka dan ajak untuk sering berinteraksi.
6.
Berikan selalu penghargaan tertinggi untuk kejujuran,
karena jika mereka sudah sempat tercebur dalam pergaulan narkoba, kejujuran
merekalah yang bisa menyelamatkan nantinya.
7. Di atas semua itu, dekatkan selalu semua aspek kehidupan keluarga kepada Tuhan YME.
7. Di atas semua itu, dekatkan selalu semua aspek kehidupan keluarga kepada Tuhan YME.
Harapan kita sebagai orang tua
hanya ingin melihat mereka sukses di masa depan. Masa depan mereka akan
terenggut jika mereka sempat masuk ke dalam lingkungan narkoba. Walaupun
begitu, kita tetap harus menyelamatkan jika sudah terjadi. Beberapa hal di atas
bisa kita lakukan untuk mencegah dan
menyelamatkan pengguna narkoba yang kita kenal.
Apa yang harus kita lakukan jika
ternyata anak-anak kita sudah keburu kena sama yang namanya narkoba ini?
Sebelum keadaan berubah menjadi lebih buruk, segeralah bawa mereka rehabilitasi
secara sukarela. Kita tidak mau mereka sampai ke level tertangkap polisi lalu
dipenjara, padahal kita tahu mereka adalah korban. Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara.
Badan Narkotika Nasional (BNN) mencanangkan sebuah gerakan
menyelamatkan generasi bangsa dari narkoba. Ayo, sama-sama kita dukung gerakan tahun 2014 sebagai Tahun Penyelamatan
Pengguna Narkoba. Bersama-sama kita mewujudkan Indonesia bebas narkoba. Yuk, Indonesia
Bergegas!
Tulisan lainnya tentang narkoba:
Jangan Menyelamatkan Diri Sendiri
Jangan Biarkan Narkoba Melahap Anak-anak Kita
Kenali Gejala dan Perilaku Pengguna Narkoba
Tulisan lainnya tentang narkoba:
Jangan Menyelamatkan Diri Sendiri
Jangan Biarkan Narkoba Melahap Anak-anak Kita
Kenali Gejala dan Perilaku Pengguna Narkoba
Narkoba adalah salah satu kecemasan orang tua saat ini ya Mak.
BalasHapusLingkungan pergaulan anak-anak di luar rumah memang tak bisa dalam pantauan kita selama 24 jam.
Sering orang tua merasa terkejut karena anak2 mereka yang di rumah adalah anak2 yang baik ternyata jadi pecandu narkoba.
Orang tua harus berjuang ekstra keras untuk bisa menjauhkan narkoba dari anak2.
setuju mas...harus lebih waspada, buka mata lebar2, dan selalu akrab dgn anak-anak kita... :)
HapusKeren nih artikel mak...penting buat para emak. Rituit akhhhh
BalasHapusmonggo mak cantix... :D
Hapusmirip layangan ya pakai tarik ulur juga :)
BalasHapusiya mbak...terlalu diulur nanti hilang arah, terlalu ditarik nanti malah putus.. :D
Hapus