Lay out novel Blackbook...aku sukaa..wkwkwkwk..narsis sendiri..hihihihi.... |
Nggak afdol rasanya gombal-gombal minta orang-orang beli Blackbook tanpa ngasih teaser atau sedikit cuplikan kenapa novel ini layak dibeli. Cieh…
Kisah ini pada dasarnya adalah sebuah cerita tentang persahabatan. Kamu punya sahabat yang dari kamu kecil sampai saat ini masih saling berhubungan, bahkan menjadi sangat dekat seperti saudara kandung sendiri? Indah, ya? Aku pribadi punya beberapa sahabat seperti itu sampai saat ini. Bagiku sahabat adalah anugerah dari Tuhan saat kita tumbuh dan bergaul dengan dunia kita. Berbeda dengan saudara yang, suka atau nggak, kita harus menerima kehadiran mereka, sahabat lebih kepada pilihan hati kita. Agak-agak mirip dengan baju, tas dan sepatu, sesuai selera. Walaupun tentu saja sahabat tidak bisa disamakan dengan barang-barang itu. Hihihi…
Kisah Blackbook sendiri berawal dari sebuah persahabatan antara Ayang dan Amel saat mereka duduk di bangku SMP. Tidak lama kemudian Tomi ikut masuk ke dalam persahabatan mereka, sebagai seorang sahabat baru awalnya. Lama-kelamaan, Ayang ternyata memiliki perasaan lain terhadap Tomi yang ternyata juga berbalas serupa dari pihak Tomi.
Perjalanan hidup manusia memang tidak ada yang bisa menduga. Isi hati masing-masing kita tak ada yang bisa membaca selain kita sendiri. Siapa yang menyangka kalau Amel yang kelihatannya begitu berbahagia karena kedua sahabatnya itu akhirnya berpacaran, ternyata menyimpan sebuah perasaan pedih melihatnya. Amel yang diam-diam juga menyukai Tomi, akhirnya memutuskan untuk melanjutkan kuliah ke Bandung demi untuk dapat menata hatinya yang remuk melihat kedua sahabatnya berpacaran.
Dalam perjalanan kisah mereka, Tomi terjerumus dalam pergaulan dunia narkoba dan Ayang salah melangkah atas nama cinta. Ayang hamil dan dalam kegalauan hatinya, memutuskan untuk aborsi yang berakibat parah pada fisik dan kejiwaannya.
Di tempat lain, Amel juga mulai menemukan pergaulan bebas yang selama ini tidak pernah didapatnya. Kepindahan Tomi ke Bandung membuat mereka berdua, Amel dan Tomi, kembali menjejak kisah-kisah masa lalu persahabatan mereka dalam kondisi yang berbeda sama sekali. Keduanya terjerumus makin dalam ke dunia narkoba. Sementara Ayang semakin depresi dan memutuskan untuk bunuh diri.
Persahabatan, cinta, pengkhianatan sebenarnya hanyalah bumbu dalam kisah ini. Aku justru ingin menyampaikan pesan penting untuk para orang tua dan anak-anak yang berangkat dewasa di luar sana tentang pentingnya menjaga hubungan yang sehat. Orang tua harus pandai tarik ulur dalam menyikapi pergaulan sang anak. Tidak terlalu mengekang, tapi juga tidak terlalu membebaskan. Usia remaja adalah usia rentan yang penuh ingin tahu. Menjadi sahabat mereka adalah yang terbaik, kiranya. Memberi mereka kepercayaan tanpa melepaskan begitu saja petualangan mereka mengarungi hidup baru sebagai sosok menjelang dewasa.
Karena sekalinya mereka mencoba, narkoba maupun seks tanpa perlindungan, maka tak ada jalan memutar untuk menghindarinya lagi. Resiko yang terambil hanyalah hancur dan hitam. Ini pilihan.
Nah kan, kalau udah begini, ngapain nunggu untuk beli bukunya? Cepetan e-mail ke aku windafitriani@yahoo.com atau langsung pesan ke sini. ^_^
uhuiiiy :)
BalasHapusuhuuuyyyyy... :))
BalasHapusoh...wkwkwkwkwk
walaupun terbit 2011 tapi saya baru baca 2014 ini.....tak sengaja jalan jalan ke perpustakaan dimana saya "ngamen" saya melihat ada buku hitam di antara rak rak buku novel(karena senang baca novel jadi langsung cari rak novel:) pertama baca langsung ke halaman tengah(secara acak) bagus nih novel(dalam hati) lalu saya pinjam dan dibaca di dalam mobil(karena ada tugas luar kantor,yg nyetir supir) perjalanan 2 jam tak terasa sudah hampir "BAB 24" makin seru dan penasaran........hebat nih novel.....tapi ada yg buat penasaran yaitu Ayang,Amel dan Tomi apakah benar2 ada? :) (maaf kepanjangan.....:)
BalasHapus