Take Me To Indonesia! (#10daysforASEAN Day Three)

Tema hari ketiga 10 Days For ASEAN

Indonesia kaya dengan beragam budaya, namun di sektor wisata, Malaysia lebih berhasil mem-branding “Truly ASIA”. Kira-kira apa ya branding yang cocok untuk Indonesia? Buat tagline, dan jelaskan kenapa tagline itu cocok untuk Indonesia di kawasan ASEAN.

  

Tema hari ketiga cihuy cetaaar, pemirsah! I love it! ^_^

Ada Apa dengan Truly Asia-nya Malaysia?

Saya (jujur) suka banget liat iklan tourism board Malaysia yang Truly Asia itu. Essence of Malaysia-nya dapet banget. Tapi yang bikin nempel terus sebenarnya sih bukan kontennya, karena isinya Malaysia itu sebenarnya ada juga di Indonesia. Lah, negara mirip-mirip gini, kok? Yang bikin nempel dan teringat terus, karena iklannya sering banget nongol di tv lokal kita dan di channel-channel luar negeri di tv cable. Jadi harus ngakuin kalau Malaysia berhasil mem-branding "Truly Asia"-nya ke seluruh kawasan Asia (dan mungkin dunia). Gimana nasib Indonesia?

Saya berusaha keras mengingat-ingat apa ya tagline pariwisata kitayang terakhir? Bukan saja karena sering gonta-ganti tapi juga impact campaign-nya nggak ada yang nempel. Udah iklan di media jarang banget, trus iklannya juga nggak memorable. Coba urutkan dari yang paling kamu ingat sampai yang tidak: Malaysia Truly Asia, Wonderful Indonesia dan It's More Fun In The Phillippines? Terus terang, tourism campaign Wonderful Indonesia nggak ada bekasnya di kepala saya sekarang ini. Saya masih ingat sederetan orang menari melayu di iklan Truly Malaysia dan saya masih ingat segerombolan anak muda bersenang-senang dari pagi sampai pagi lagi di Filipina, tapi saya blank mengingat adegan memorable dari iklan Wonderful Asia milik kita. Sad but true.

Bandingkan punya kita ...

Kenalkan teman saya, Putti. Putti kebetulan bekerja di Kemenparekraf (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) saat ini. Saya iseng nanya sama dia, kira-kira kenapa branding Truly Asia punya Malaysia lebih bergaung ketimbang Wonderful Indonesia punya kita? Putti kasih analisa singkatnya begini:

Untuk Truly Asia bisa dibilang konsep campaign mereka kuat dan semua pihak terkait delivered tugas mereka dalam rangka branding ini. Hasilnya, bisa dilihat sendiri. Untuk Wonderful Indonesia, sejak awal dimaksudkan wonderful di sini tentu saja semua aspek yang ada di Indonesia; wonderful people, wonderful nature, wonderful culture, wonderful food, etc. Tapi coba lihat kenyataannya di Indonesia. People (orang-orangnya) jaman sekarang udah nggak bisa dibilang paling ramah lagi se-Asia karena udah stress duluan sama tuntutan hidup. Nature (alam) sudah banyak yang rusak dan ini banyak diliput channel luar negeri. Culture (budaya) tidak dilindungi (akibatnya klaim-klaiman sama sebelah, kan?). Food (makanan), cyiin, banyak lho channel luar negeri yang nayangin joroknya kualitas makanan jajanan kita (street food) padahal di negara lain, bahkan street food pun ada passing grade-nya.

dengan punya mereka ... -_-

Baca komen Putti tadi, sorry to say, saya bisa bilang campaign Wonderful Indonesia failed! Big time! Belum-belum, orang yang baca dan tau "jelek-jeleknya" Indonesia doang dari channel luar negeri bakalan bilang, "Wonderful apaan?" Tau nggak kenapa? Karena nggak ada penyeimbang yang gencar nunjukin bagus-bagusnya Indonesia. Itu kan tugas kita seharusnya.  

Tagline Baru

 Saatnya berpikir kreatif. Udah nggak jaman bikin slogan yang bombastis dengan kata-kata yang nggak bisa kejangkau oleh semua orang. Setting dulu tujuan tagline-nya apa. Kita pengen orang berdatangan ke Indonesia, kan? Sampaikan pesan secara langsung dan personal untuk setiap orang. Contoh tagline kota Las Vegas yang legendaris itu: What Happen In Vegas, Stays In Vegas. Terasa nggak itu pesan yang direct dan personal? Siapa pun yang membacanya akan mesem-mesem sendiri seolah masing-masing memiliki cerita sendiri tentang Las Vegas. 

Di bawah ini 10 tagline pariwisata negara-negara ASEAN yang berhasil saya kumpulkan via google:

1. Indonesia: Wonderful Indonesia

2. Malaysia: Truly Asia

3. Filipina: It's More Fun In The Philippines

4. Kamboja: Kingdom of Wonder

5. Thailand: Amazing Thailand

6. Vietnam: Timeless Charm

7. Brunei Darussalam: Green Heart of Borneo

8. Myanmar: Mystical Myanmar

9. Laos: Simply Beautiful

10. Singapura: Your Singapore

Bedakan mana yang memberikan pesan langsung dan personal untuk kita. Saya suka Filipina dan Singapura. Membaca slogan mereka seolah saya diajak langsung untuk datang ke sana. Tagline milik Malaysia, Kamboja, Brunei, Myanmar dan Laos lebih ke sebuah rayuan penuh intrik yang mengundang penasaran. Ih, semistik apa sih Myanmar itu? Sehijau apa di Brunei? Dan secantik apa di Laos? To be honest, pemilihan kata Wonderful di slogan kita itu terlalu generik. Maknanya terlalu luas dan mengawang-awang. Buat saya sih, slogan kita terlalu konvensional. Saatnya jadi anak gahol, karena dunia sedang menggeliat di luar sana dan kita harus ikut gelora mereka kalau nggak mau ketinggalan.

Saya suka dengan pemikiran orang-orang kreatif yang katanya out of the box. Karena kadang sedikit "kegilaan" akan meninggalkan kesan yang lebih kuat ketimbang normal-normal saja. Menciptakan branding nation itu bukan perkara kecil, maka jangan pakai cara biasa. Cari tagline yang beda dan bikin orang tidak bisa berhenti membicarakannya. Go viral! This is the new power or promotion. 

Ini tagline saya untuk Indonesia:

Take Me To Indonesia!

Modal dikitlah, pake artis Hollywood buat jadi bintang iklannya! :D

Aku juga nggak nolak kalau diajak jadi bintang iklan :)))

Tagline Tinggal Tagline, Jangan Sampai Bulan Madu Hanya Mimpi

*Warning: bagian ini saya selang-seling dengan foto-foto traveler blogger sahabat-sahabat saya di beberapa tempat menarik di Indonesia dan apa kata mereka tentang Indonesia. Enjoy!*

Slogan hanya tinggal slogan. Apa efeknya kalau tidak disosialisikan? Ini yang rada suseh yeee! Boleh liat di jalan tol Cipularang billboard segede gaban ngiklanin Truly Asia. Sementara kita? Billboard segede gaban isinya foto caleeeeeg semua. Yaelah! Hahahaha! 

Haryadi Yansyah a.k.a Omnduut di Pulau Lengkuas Belitung, tempat lokasi syuting the Philosophers. Kata Omnduut, "Indonesia itu ... unforgetable, unpredictable, magnificent, romantic and (totally) awesome!"

Inget dong postingan perdana saya untuk 10 Days For ASEAN ini? KOLABORASI. Penting banget kerja sama dan kolaborasi dengan semua departemen terkait untuk mensukseskan branding nation. 

Departemen Pariwisata ngobrol dong sama DepPU (eh PU kan ya yg masang-masang papan billboard?), "Gue mau pasang billboard gede iklan Take Me To Indonesia di semua titik strategis, tolong turunin ijinnya. Psst, kalo bisa Truly Asia rada belakang dikit, yak!" 

Rohani Syawaliah di Keraton Sambas, Kalimantan. She says, "Indonesia, Everybody smile here!"

Terus Ngobrol juga sama media, "Mohon bantuannya, ini iklan pemerintah. Kalian harus mendukung. Setiap slot iklan pariwisata yang kalian kasih ke luar negeri, sediakan 2 slot gratis untuk iklan Take Me To indonesia!" (yakale!)

Duabadai di Pulau Peucang, Taman Nasional Ujung Kulon, Banten. Katanya, "Indonesia is dangerously beautiful!"

Terus urus yang bener itu pesawat-pesawat. Jangan mentang-mentang tiket murah, penumpang keleleran gara-gara delay. (lho, curcol, ya?)

Yang di hotel juga harus kerja keras, kasih pelayanan terbaik. 

Yang kerja di tempat wisata juga, jaga semua fasilitas agar wisatawan nyaman. 

Hendra Fu a.k.a Si Tukang Minggat di Raja Ampat, Papua. Katanya, " Indonesia is the lost and found paradise in the east."

Yang traveler blogger, rajin-rajin bawa slogan pariwisata Indonesia ke blog dan vlog-nya. 

Semua harus gerak! Karena kalau cuma tagline doang yang diganti mah, ya sudahlah! Sama aja!

Nih, sebagai bukti, saya sudah mulai bergerak mulai hari ini. Bersama teman-teman kami berusaha membuktikan kalau Indonesia itu keren. Turis mancanegara yang lihat foto-foto ini bakal ngences dan ngomong, "Take Me To Indonesia!" Ahahaha! 

Suhendar Dwi Putra di Pantai Kuta, Bali

Hani di Garut, Jawa Barat

Setia Wati di Istana Bogor, Jawa Barat

Novi Mudhakir di Museum Kota Padang, Sumatera Barat

Wylvera Windayana di Pantai Mutun, Lampung

Yuuki Pratiwi di Stadium Sriwijaya Palembang

Dina Begum di Telaga Warna, Dieng Jawa Tengah

Etyastari Soeharto di Jogja

Octaviani Nur Hasanah di Baloiya Resort, Kepulauan Selayar

Arian Sahidi di Kawah Putih, Jawa Barat

 

Agus Subandar di Pantai Klayar, Pacitan

Tanti Neng Amalia di Cibadak, Jawa Barat