Tampilkan postingan dengan label lettering. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label lettering. Tampilkan semua postingan

Selasa, 06 September 2016

Lettering Service: Mirror Lettering di Casa 19 Cilandak

Assalamu'alaikum.

Balik lagi, ini catatan kegiatan lettering service saya. Bulan lalu saya dapat kesempatan untuk mencoba media baru untuk lettering, yaitu di cermin, setelah sebelumnya chalk lettering di tembok cafe Ruangopi. Ami, pemilik rumah kost/penginapan di Cilandak menghubungi saya untuk minta cermin di dapurnya diberi sentuhan lettering. Tadinya saya agak ragu nerima, karena belum pernah coba lettering di cermin sebelumnya. Tapi, ya balik lagi, Emak Gaoel pantang dikasih challenge. Langsung ngubek-ngubek internet, cari tutorial dan referensi. Hihihi.


Setelah dapat beberapa tips, trik dan tutorial, cermin di rumah pun jadi korban percobaan. Beli beberapa jenis cat dan marker yang direkomendasikan oleh beberapa artist mural dan lettering, lalu mulai deh coret-coret di kaca dan cermin rumah. Wah, seru. Wkwkwkwk.


Setelah beberapa kali percobaan dan menemukan alat tempur yang menurut saya paling cocok, baru deh saya berani ke tempat Ami untuk menggarap cermin dapur yang ukurannya lumayan banget, sekitar 1,5 m x 1 m. Sebelumnya di rumah saya udah urek-urek sketsa dulu di kertas. Ami udah kasih quote yang dia inginkan sejak lama emang. Yang bikin rada ribet itu justru bukan masalah teknisnya, melainkan masalah jarak dan cari waktu yang pas. Maklum yah nek, Bekasi - Cilandak itu kalo lagi betingkah bisa kayak New York - Madagaskar. -_-



Peralatan tempur untuk mirror lettering di Casa 19 Cilandak ini lumayan agak ribet. Karena saya masih artist pemula, saya belum punya yang namanya proyektor. Kalau ada proyektor sebenarnya membantu banget, supaya saya bisa langsung eksekusi media vertikalnya (cermin). Berhubung gak pake proyektor, saya harus menyalin sketsa saya ke cermin dengan menggunakan skala. Bayangin ribetnya. Penggaris panjang, cat akrilik, kuas, marker putih, alkohol, thinner, kain lap bersih sampai kapas, semua dibawa ke Cilandak sebagai alat tempur.


Modal utama lettering di dinding, cermin atau media yang letaknya vertikal begini sebenarnya adalah stamina. Pegel, bo! Apalagi kalau letaknya agak tinggi. Sebenarnya bisa diakalin dengan melepas cermin dahulu. Tapi sama aja pegelnya ngerjain di lantai atau di tembok. So, ngapain menambah keribetan lagi dengan bongkar pasang cerminnya, kan? ;) 


Langkah awal adalah membersihkan cermin dengan sapuan alkohol. Berhubung kaca ini letaknya di dapur yang lembab, ternyata udah agak jamuran di bagian pinggir. Saya gak siap dengan kemungkinan itu, jadi gak bisa diapa-apain juga itu jamur. Dihapus pakai alkohol pun nggak mempan. Pake apa ya kalau mau membersihkan jamur di kaca itu? #nanya


Setelah cermin bersih mulai deh saya ukur-ukur skala pakai penggaris, bikin outline huruf, menebalkan huruf, menggambar ilustrasi baru finsihing. Alhamdulillaah, kemarin itu bawa asisten (adik saya), jadi agak ketolong urusan yang manjat-manjat dan bersih-bersihin cerminnya. Hehehe. Total waktu mengerjakan cermin ukuran segitu (termasuk break setengah jam) sekitar 5 jam. Mayan. #pijetpunggung 


Sebenarnya saya masih deg-degan gak tau hasilnya bakal kayak gimana waktu lagi ngerjainnya. Masih belum keluar visualisasinya di otak saya. So, ketika semua selesai, saya juga ikutan norak lihat hasil kerja sendiri. Eh, ternyata cermin cakep juga ya kalau dikasih lettering/mural. Hihihihi . Tapi bukan nggak ada kendala waktu mengerjakannya. Karena cermin itu ngasih bayangan, jadi kadang ukuran bisa nggak precise karena "tertipu" bayangan di cermin. Lumayan buat olahraga mata. 


Bottomline, for first attempt, I'm happy with the result. The most important thing, Ami and her hubby are also very happy. Walaupun belakangan Ami request tambahan sentuhan warna hitam. Tapi Ami bilang sendiri kalau dia puas. Thank you Ami, for trusting me with this project. Seneng banget karya saya bisa ikut mejeng di rumah cantik itu. Asli, rumahnya keren banget. Love it! 

Buat teman-teman yang pengen rumah atau tempat usahanya saya coret-coret, kontak saya aja via email, FB atau IG, ya. 

Jumat, 12 Agustus 2016

Lettering Service: Ruangopi Bekasi

Assalamu'alaikum.

Apa kabaar, dunia blogger Indonesia? Gak kangen sama Emak Gaoel? (Cih!). Gile bener, keasikan sama yang baru, lupa nulis di blog, padahal blog ini kan modal saiah buat cari nafkah. *jujur banget, mak!* Hahaha. Nggaklah, beneran kangen banget ngeblog lagi. Hampir dua minggu nggak posting, rasanya seperti ada yang hilang. #ngintipdompet #tetepbalikkeduitlagi 

Ruangopi (pic. courtesy: Turi Kaliandra-owner of Ruangopi)

Kamyu pasti penasaran kan saya lagi sibuk ngapain sih sampe lupa posting di blog? *mulai ngeselin* Saya lagi seru banget nih merintis usaha baru. Mulai banyak ditanggap buat ngasih lettering service ke acara dan tempat usaha/rumah teman. Lettering service? Appaan, noh? 

Semoga udah pada follow akun IG saya ini ya, biar nggak perlu cerita dari awal lagi. Heuh. Atau baca postingan saya tentang hobi lettering yang mulai saya tekuni sekitar setahun yang lalu di sini. Ternyata saya keranjingan banget bikin-bikin hand lettering di gelas, frame dan karton. Terus, dari sana banyak terima pesanan. Alhamdulillaah, rejeki ada aja. Allah Maha Baik. Termasuk kemudian saya banyak mau, pengen nyoba lettering di tembok. Tapi tembok siapa yang bisa jadi korban? Itu masalahnya. Hahaha. Ada gitu yang rela rumah atau cafe-nya saya coret-coret? Siapa elu? (Lah, elu siapa?) 


Beruntung sekali, saya dan Pak Suami punya teman baik yang rumahnya dekat rumah kami dan buka "warung kopi" unyu di rumahnya. Namanya Ruangopi. Ya ampun, kalo kalian ngaku pecinta kopi dan warga Bekasi, belum ke Ruangopi, plis deh. Ini tempat cozy dan homey banget. Kopinya juga kopi serieus. Mau yang jenis apa, dari daerah mana, mau diroasting di depan kita langsung, mau yang acidity levelnya berapa, tinggal ngomong sama Mas Turi dan Mbak Ratna (owner Ruangopi).  Termasuklah saya dan suami jadi pelanggan setianya, karena jaraknya juga cuma tinggal ngesot doang dari rumah. 

Iseng-iseng, setelah mengumpulkan keberanian selama beberapa hari, saya nanya ke Mas Turi, "Mas, boleh gak temboknya saya tulisin pake kapur?" Soalnya saya lihat emang waktu itu chalking di tembok Mas Turi masih ala kadarnya. Saya rasa bukan karena Mas Turi nggak bisa, ya. Hew, dese seniman desain grafis! Pasti karena nggak sempat ngegarap. Gayung bersambut, lanjut mandi. (Lah?) Mas Turi kasih ijin saya buat coret-coret salah satu sisi temboknya di Ruangopi. Huaa, girang tak kepalang. Btw, kepalang itu artinya apa, ya? *problem*

Penampakan sebelum digarap

Mas Turi mengijinkan saya untuk re-make Coffe Acidity Level Chart yang udah dia buat sebelumnya.. Sambil deg-degan, ditungguin suami, saya mulai garap chalk lettering di Ruangopi. Karena masih project pilot, ternyata banyak banget hal yang tidak terduga muncul. Mulai dari cara menghapus kapur yang tricky banget. Sampai membagi space di tembok supaya align bisa center gitu. Kalo di laptop mah enak, tingga klik center, lah ini di tembok! Klik jidat gue bagian tengah, gitu? 

After! :D

Karena ini tempat usaha, saya juga mikir, gak bisa asal-asalan mentang-mentang baru pertama kali. Sebelum ke sana, saya sampai buat beberapa sketsa untuk jadi panduan. Ndilalah, pelajaran lainnya yang saya dapat, sketsa boleh keren, tapi eksekusi belum tentu. Huahaha. Menggambar di kertas, begitu dituangkan ke dinding atau media vertikal beda banget feel-nya. Sama persis kayak bikin lettering mug, yang notabene permukaannya melengkung. Nggak bisa disamain kayak nulis di kertas biasa. 


Total 2,5 jam plus coffee break, saya rampung ngerjain temboknya Ruangopi. Makasih banget sama Mas Turi dan Mbak Ratna yang udah ngijinin saya urek-urek di cafe kerennya. Makin happy lagi, karena Ruangopi makin hari makin ramai. Mulai banyak yang datang kesana, jadi makin banyak yang melihat hasil karya chalk lettering akuuuw. Uwuwuwuw! 


Next story, saya akan cerita tentang lettering service untuk wedding, mirror lettering dan mural. Total sampai saat ini, sudah ada 4 project lettering service yang saya kerjakan. Makin banyak, makin terasah. Begitu katanya. Mbuh kata siapa. :v Btw, kalau mau lihat video pendek proses chalk letttering di Ruangopi bisa ke sini, ya! ;)

Ruangopi (pic. courtesy: Turi Kaliandra-owner of Ruangopi)