Tampilkan postingan dengan label Crafting. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Crafting. Tampilkan semua postingan

Selasa, 06 September 2016

Lettering Service: Mirror Lettering di Casa 19 Cilandak

Assalamu'alaikum.

Balik lagi, ini catatan kegiatan lettering service saya. Bulan lalu saya dapat kesempatan untuk mencoba media baru untuk lettering, yaitu di cermin, setelah sebelumnya chalk lettering di tembok cafe Ruangopi. Ami, pemilik rumah kost/penginapan di Cilandak menghubungi saya untuk minta cermin di dapurnya diberi sentuhan lettering. Tadinya saya agak ragu nerima, karena belum pernah coba lettering di cermin sebelumnya. Tapi, ya balik lagi, Emak Gaoel pantang dikasih challenge. Langsung ngubek-ngubek internet, cari tutorial dan referensi. Hihihi.


Setelah dapat beberapa tips, trik dan tutorial, cermin di rumah pun jadi korban percobaan. Beli beberapa jenis cat dan marker yang direkomendasikan oleh beberapa artist mural dan lettering, lalu mulai deh coret-coret di kaca dan cermin rumah. Wah, seru. Wkwkwkwk.


Setelah beberapa kali percobaan dan menemukan alat tempur yang menurut saya paling cocok, baru deh saya berani ke tempat Ami untuk menggarap cermin dapur yang ukurannya lumayan banget, sekitar 1,5 m x 1 m. Sebelumnya di rumah saya udah urek-urek sketsa dulu di kertas. Ami udah kasih quote yang dia inginkan sejak lama emang. Yang bikin rada ribet itu justru bukan masalah teknisnya, melainkan masalah jarak dan cari waktu yang pas. Maklum yah nek, Bekasi - Cilandak itu kalo lagi betingkah bisa kayak New York - Madagaskar. -_-



Peralatan tempur untuk mirror lettering di Casa 19 Cilandak ini lumayan agak ribet. Karena saya masih artist pemula, saya belum punya yang namanya proyektor. Kalau ada proyektor sebenarnya membantu banget, supaya saya bisa langsung eksekusi media vertikalnya (cermin). Berhubung gak pake proyektor, saya harus menyalin sketsa saya ke cermin dengan menggunakan skala. Bayangin ribetnya. Penggaris panjang, cat akrilik, kuas, marker putih, alkohol, thinner, kain lap bersih sampai kapas, semua dibawa ke Cilandak sebagai alat tempur.


Modal utama lettering di dinding, cermin atau media yang letaknya vertikal begini sebenarnya adalah stamina. Pegel, bo! Apalagi kalau letaknya agak tinggi. Sebenarnya bisa diakalin dengan melepas cermin dahulu. Tapi sama aja pegelnya ngerjain di lantai atau di tembok. So, ngapain menambah keribetan lagi dengan bongkar pasang cerminnya, kan? ;) 


Langkah awal adalah membersihkan cermin dengan sapuan alkohol. Berhubung kaca ini letaknya di dapur yang lembab, ternyata udah agak jamuran di bagian pinggir. Saya gak siap dengan kemungkinan itu, jadi gak bisa diapa-apain juga itu jamur. Dihapus pakai alkohol pun nggak mempan. Pake apa ya kalau mau membersihkan jamur di kaca itu? #nanya


Setelah cermin bersih mulai deh saya ukur-ukur skala pakai penggaris, bikin outline huruf, menebalkan huruf, menggambar ilustrasi baru finsihing. Alhamdulillaah, kemarin itu bawa asisten (adik saya), jadi agak ketolong urusan yang manjat-manjat dan bersih-bersihin cerminnya. Hehehe. Total waktu mengerjakan cermin ukuran segitu (termasuk break setengah jam) sekitar 5 jam. Mayan. #pijetpunggung 


Sebenarnya saya masih deg-degan gak tau hasilnya bakal kayak gimana waktu lagi ngerjainnya. Masih belum keluar visualisasinya di otak saya. So, ketika semua selesai, saya juga ikutan norak lihat hasil kerja sendiri. Eh, ternyata cermin cakep juga ya kalau dikasih lettering/mural. Hihihihi . Tapi bukan nggak ada kendala waktu mengerjakannya. Karena cermin itu ngasih bayangan, jadi kadang ukuran bisa nggak precise karena "tertipu" bayangan di cermin. Lumayan buat olahraga mata. 


Bottomline, for first attempt, I'm happy with the result. The most important thing, Ami and her hubby are also very happy. Walaupun belakangan Ami request tambahan sentuhan warna hitam. Tapi Ami bilang sendiri kalau dia puas. Thank you Ami, for trusting me with this project. Seneng banget karya saya bisa ikut mejeng di rumah cantik itu. Asli, rumahnya keren banget. Love it! 

Buat teman-teman yang pengen rumah atau tempat usahanya saya coret-coret, kontak saya aja via email, FB atau IG, ya. 

Senin, 11 April 2016

Ada Apa di Balik Lettering Mug Emak Gaoel?

  16 comments    
categories: , ,
Assalamu'alaikum.

Semoga kamu sekalian nggak malu-maluin ya ngaku-ngaku sebagai fans Emak Gaoel. Harus udah tahu kalau Emak Gaoel sedang merintis bisnes baru. Harus, ya! HARUS! *songong, jambak aja sampe botak!*


Eeh, jangan kabur. Pliiizzz! Ntar nyesel, lho. *balik songong lagi* Saya kan udah hampir setengah tahun ini belajar hand lettering, yaa. Ceritanya di sini. Terus, saya iseng mengaplikasikan hasil hand lettering saya di atas mug. Alhamdulillaah, banyak teman-teman yang tertarik untuk beli. Horee! Karena kayanya laris, saya terusin aja modalin dikit-dikit supaya makin besar. Alhamdulillaah, dari yang tadinya ngirim pake kotak sepatu bekas, sekarang udah ada kotak khusus. Yang tadinya uwel-uwel pake kain perca, sekarang dimodalin pakai bubblewrap. Pokoknya, ini mau diseriusin ke depannya. Dan karena udah dua tahun terakhir ini saya aktif di Crafting for Charity, sekalian aja saya masukkan penjualan lettering mug ini untuk bisa jadi salah satu donatur kegiatan sosial. Seperti biasa, donasinya saya salurkan ke Komunitas Lebah yang sudah dua tahun ini menerima donasi dari Crafting for Charity.


Namanya juga barang handmade, ya. Harusnya sih udah pada paham kalau barang model beginian jangan sekali-kali dibandingkan harga dan kualitasnya dengan barang hasil produksi mesin. JANGAN! AKU BISA NANGIS! KEJER! HUAAA! Konon kabarnya, orang yang mau membeli barang kreasi handmade adalah orang yang memang mau dan mampu menghargai proses di balik pengerjaannya. Semacam, memilih beli kain batik tulis yang harganya jutaan ketimbang batik print pabrikan. Jadi, emang pasarnya segmented banget, tapi bukan berarti kecil, ya.


Sekarang coba ya, saya cerita dikit (banyak kayanya sih) apa dan bagaimana di balik proses pembuatan lettering mug saya itu. Semoga, mencerahkan untuk teman-teman. Yang tadinya gak suka beli barang handmade, jadi mau beli. Yang tadinya gak paham cara pembuatannya, jadi nambah pengetahuan. Yang paling penting, yang tadinya cuma mau beli satu karena gak enak udah temenan lama sama saya, jadinya mau beli selusin. Okesip!

Alat

1. Mug
Ya iya atuhlah, perlu mug-nya. Kalo gak, nulis letteringnya di mana, deh? Hihihi. Saya beli mug di satu toko perabotan rumah tangga dekat rumah saya. Harga? Tentu saja jauh lebih murah dari harga mug yang sudah saya dekorasi dengan hand lettering saya. Lah, itu pan mug polos. Jadi jangan bikin saya jadi singa ya dengan komentar, "Mahal amat! Mugnya aja paling cuma berapa harganya!" Ennggg, ke pantai aja sana, nyebur ke laut sekalian. -_- Emang jalan panas-panasan ke tokonya nggak diitung ongkos? Hiks.



2. Marker
Sebelum akhirnya saya menemukan marker yang cocok dan bagus untuk hand lettering mug saya, saya harus beli beberapa merek marker untuk diujicoba. Dimodalin buat trial dan error. Dan akhirnya menemukan yang hasilnya paling bagus. Dan, itu mahal. Wkwkwk. Tapi gapapa, daripada hasilnya jelek? Ya, kaaan? ;)


3. Oven
Heu euh, sis. Itu mug abis ditulisin, dibakar alias dipanggang dalam oven. Hahahaha! Abis itu tinggal dimakan, deh. Kebetulan saya pakai oven listrik. Mayan kena watt-nya gede. Kalau pakai oven kompor pun, minimal setengah jam pembakaran, gasnya juga boros.


4. Bubblewrap
Berhubung udah ngalamin mug pecah begitu sampai ke tujuan, saya akhirnya gak bisa percaya sama sekali dengan gulungan kain perca dan kertas koran bekas doang. Harus pakai bubblewrap. Di mana dapetinnya? Beli online! Wkwkwkwk.


5. Kotak
Berhubung toko tempat menjual mug-nya nggak nyediain kotak, terpaksa saya pesan ke sebuah percetakan kotak untuk tiap mug saya. Waktu awal saya malah pake kotak sepatu bekas. Tapi, lama-lama kotak sepatu di rumah abis, dong? Lah, sepatu juga punyanya cuma segitu doang. -_-


6. Cuka/alkohol
Bukan buat diminum atau bikin kuah mpek-mpek. Ini buat membersihkan permukaan mug sebelum ditulisi. Karena mug itu kan udah melewati perjalanan panjang sebelum sampai ke tangan saya. Residu-residu yang menempel di permukaannya bisa mengganggu kualitas tulisan di atas mug nantinya.

7. Tape/selotip besar
Ini borosss banget makenya. Karena parno takut pecah pas pengiriman. Hiks.

8. Koran bekas
Udah pake bubblewrap, masih pake koran bekas lagi? Iya atuuh, buat mengisi kekosongan hati ruang, suapaya mug gak goyang-goyang saat pengiriman.


Proses

1. Mencuci dan membersihkan mug
Mug dari toko itu kotornya astaga buseeet! Berdebu, banyak coretan spidol, dan siapa yang tau ada kotoran tikus atau nggak di situ. Huaaa! Tiap baru beli mug, saya harus cuci dulu sebersih mungkin, terus diolesi cuka atau alkohol, baru mugnya siap untuk dieksekusi.

2. Sketching
Kalau pemesan minta desain dan bentuk tulisan tertentu yang saya kurang PD untuk langsung gambar di mug, biasanya saya sketching dulu di kertas. Tapi kalau desainnya simple aja, biasanya bisa langsung tulis dan gambar di atas mug.

3. Menulis dan menggambar mug
Tadinya saya agak anggap remeh hend lettering di mug pasti sama aja kayak hand lettering di atas kertas. Bego, kan gue? Jelas-jelas itu permukaannya mblendung gitu, gimana bisa sama? Hahaha. Dan bener aja, deh. Ternyata butuh waktu lebih lama untuk hand lettering di atas mug, apalagi menggambar. Kalau tangan belok dikit aja, bentuknya langsung aneh. Dan karena marker yang saya pakai adalah marker permanent yang kuat banget daya tempelnya, kalau ada kesalahan, gak bisa lama-lama, harus langsung dicuci dan dihapus.


4. Minta persetujuan customer
Begitu tulisan dan gambar sudah jadi, biasanya saya foto dulu untuk minta persetujuan pemesan. Biasanya sih langsung OK, karena sejak awal saya udah wanti-wanti kalau nggak bisa nerima request gambar macem-macem. Artist-nya abal-abal soalnya, hahaha. Gak bisa gambar bagus. Kalau pemesannya menjawab agak lama, resiko deh, menghapusnya harus pakai usaha lebih karena tulisan dan gambarnya udah keburu nempel banget.

5. Pembakaran di oven
Bakar mug di oven beda banget sama bakar kue, lho ya. Oven harus dalam keadaan dingin saat mug dimasukkan dan harus dalam keadaan dingin juga saat mug akan dikeluarkan. Total lama waktu pembakaran bisa memakan waktu sampai tiga jam. Mana oven saya kecil, cuma muat maksimal 5 mug sekali pembakaran. Mayan juga nungguinnya, bisa sekalian manjangin rambut.


6. Pemotretan
Hahah! Iya, proses ini penting banget. Kan buat dokumentasi. Berhubung saya ini potograper ala-ala, bikin studio foto pun jadi ala kadarnya. Yang penting, tampilan di foto bisa kece, dah. Rumah ancur, tak mengapaaa! Udah biasaa! :v


7. Packaging
Dari keseluruhan proses, jujur proses ini paling bikin sebel dan stress. Lama banget dan boros selotip sama koran bekas. Yang bikin tambah asoy itu, kalau lagi packaging, keringet bercucuran dan tangan belepotan tinta koran. Kece banget, dah! Hahaha!


8. Pengiriman
Bismillaah, ya Allah, plis selamat sampai tujuan. Huaaa. Sampai saat ini, sudah sekitar 40-an mug yang saya kirim, dan "hanya" tiga di antaranya yang pecah, karena nggak pakai bubblewrap. Setres nungguin kabar dari pemesan mug. Hihihi. Soalnya kalau pecah, saya harus ganti, karena saya lagi pencitraan sebagai penjual yang propeseyenel. Halah. Ya, tanggung jawab aja sih, masa saya mau masa bodo aja, gitu? Siapa tau ke depannya malah yang mesen mau pesan dalam jumlah banyak buat souvenir nikahan atau ultah. Ya, kan? #kode #banget


Nah, yang mau pesan lettering mug Emak Gaoel yang ngehits itu (digetok), ini price list-nya ya.

Price List: 
Mug Putih
1 sisi, hitam putih, Rp 60.000
2 sisi, hitam putih, Rp 70.000
1 sisi, warna, Rp 70.000
2 sisi, warna, Rp 80.000

Mug Warna
Rp 85.000 (hanya tulisan dan gambar tidak berwarna, karena warnanya tidak keluar kalau di mug warna).

Kamu bebas mau pesan tulisan atau quote atau doa untuk ditulis di mug. Tulis tangan, niih. Asal isi tulisannya nggak aneh-aneh aja, ya. Hihihihi. Kemarin malah ada yang pesan cuplikan lirik lagu. Ada juga yang cuplikan ayat do'a. Pernah juga ucapan ulang tahun untuk keponakan. Malah ada yang simple banget, cuma mau ditulisin hashtag khas miliknya di atas mug. Udah gitu, doang. Bisa banget pesan dalam jumlah banyak, misalnya untuk semua anggota keluarga. Atau buat souvenir arisan, ulang tahun, nikahan. Asal ya itu, dari jauh-jauh hari. Bikin 5 mug aja makan waktu 5 jam-an. Dan berhubung ini masih skala kecil, pemesanan lebih dari satu mug harus PO (Pre Order) ya, sis. Transfer dulu, baru dibikin. :D


Kira-kira begitulah kisah lettering mug Emak Gaoel. Semoga abis ini, nggak ada lagi yang tega nawarnya, yaa. Itu di atas saya nggak bahas biaya desain dan pembuatan letteringnya, lho. Jujur, mau dihargai berapa itu? Kalau mau dihitung jadi rupiah, saya juga bingung merupiahkan waktu belajar lettering saya selama beberapa bulan ini. Terus berapa banyak gelas dan marker dan tinta yang jadi kelinci percobaan. Tapi ya sudahlah, intinya, barang kreasi handmade memang punya pasarnya sendiri. Gak semua bisa memahami sepanjang apa proses pembuatan yang dilakukan secara manual itu. Semoga lewat tulisan ini, yang tadinya nggak ngerti kenapa harganya bisa jadi segitu, jadi manggut-manggut dan tergerak hatinya untuk pesan dalam jumlah besar. Hiyah. Hahaha. Kalau mau lihat foto-foto mug yang sudah jadi, selengkapnya bisa dilihat di album foto ini, ya. Ditunggu lho, mas bro dan mba sis, pesenannya. Ehm, buat hadiah giveaway blog juga kece banget, lho! Kebetulan kemarin saya mensponsori dua GA teman blogger saya. Terima kasih, yaa. :*


Minggu, 14 Februari 2016

Belajar Hand Lettering dengan Kuas dan Cat Air untuk Pemula

  23 comments    
categories: ,
Assalamu'alaikum.

Baru juga dua bulanan mendalami seni hand lettering gara-gara latah ikut kekinian di Instagram. Sekarang udah mau ngasih tutorial ala-ala pun. Emak Gaoel mah gitu orangnya. Sotoy. Hahaha! Etapi, beneran deh, cobain hand lettering buat kegiatan santai-santai di rumah, relaxing banget, lho! Apalagi kita nulis-nulis indah quotes yang nggak kalah indah dan inspiratif. Pikiran jadi fresh dan positif banget jadinya. Nggak kepikiran lagi deh mau nyinyirin orang di socmed. Eh. Saya malah punya project besar untuk tahun 2016 ini, menulis terjemah Qur'an dengan hand lettering. Saya udah cerita di sini


Jadi gini, ya. (Songong dimulai). Hand lettering itu salah satu bagian dari seni kaligrafi dan typography. Ada banyak macam dan medianya. Bisa pakai brush pen (yang harganya mayan nguras dompet), bisa pakai kuas dan cat air, bisa pakai marker, bisa pakai pulpen kheuseus untuk kaligrafi (ini juga mehong, cyin). Tapi bukan masalah harga peralatannya sih kalau kata saya. Soalnya kalau emang udah suka, nantinya pasti niat banget nabung supaya bisa punya peralatan yang mumpuni. Apalagi kalau udah mulai mikir untuk dibisnisin (kayak saya) hihihi. 

Jadi kalau latihan hand lettering pakai cat air untuk pemula kayak saya gini, gimana belajarnya?

Kertas

Pakai sketch book atau buku gambar biasa juga nggak masalah, sih. Asal pastikan kertasnya cukup tebal, karena kalau pakai cat air, suka tembus kalau kertasnya terlalu tipis. Kalau saya, untuk menghemat, saya pakai kertas HVS yang beratnya 100 gr. Beli langsung satu rim, pakainya bolak-balik, karena untuk latihan. 

Kuas


Berhubung saya mau bahasnya kali ini tentang hand lettering pakai cat air, berarti alatnya kuas. Nanti postingan selanjutnya bolehlah kita bahas tentang hand lettering menggunakan brush pen. Untuk kuas saya pakai merek Lyra. Kuas ini ada berbagai ukuran mulai dari nomor 1 (kayanya sih ada nomor 0 juga, tapi saya belum nemu). Saya pakai nomor 1,2 dan 3 (ukuran kecil). Kuas ini paling enak dari beberapa kuas yang saya coba. Mak Tanti sih makenya merek Joyko, tapi saya belum ketemu juga kuasnya. Kuas Lyra ini murah kok, harganya nggak sampai Rp 10.000/buah. Kumpulan seratnya padat dan ujungnya lancip. Jadi memudahkan saat melakukan lettering yang banyak gerakan memutarnya.

Cat air

Bebas. Pakai yang mana aja. Saya sendiri lebih suka pakai cat air kering, yang tinggal dicocol (((DICOCOL))) air di ujung kuas kayak GIOTTO Watercolor ini. Saya nggak perlu palet lagi memakai cat ini. Tapi kalau mau pakai yang model cat dalam tube juga silakan, tapi ya mau nggak mau harus punya palet juga.

Practice


Basic hand lettering dengan menggunakan kuas adalah cara memegang kuas dan tekanan kuas saat menulis. Ini harus dilatih supaya luwes. Cara memegang kuas sebenarnya nggak bisa diajarin lewat tulisan dan juga tiap orang harus menemukan posisi kuas yang dirasa paling nyaman di tangannya. So, saran saya, cobain berbagai posisi (memegang kuas) sampai menemukan yang paling nyaman saat melakukan gerakan menulis. 
Basic rule hand lettering (baik itu tulisan sambung mau pun cetak), tekanan dikurangi saat kuas bergerak ke atas, dan ditambah saat gerakan ke bawah. Istilahnya dalam ilmu lettering adalah strokes up dan strokes down. Ini juga perlu dilatih. Untuk basic gerakan tiap huruf bisa dilihat di video ini. 

Latihan brush lettering menulis alphabet dengan kuas dan cat air. Kuas yang saya pakai Lyra no.1. Videonya dipercepat...
Posted by Winda Krisnadefa on Sunday, 14 February 2016


Referensi belajar di Instagram

Banyak letterer terkenal di Instagram. Sebagian besar share video tutorial singkat. Video-video ini sangat membantu proses belajar saya selama beberapa bulan ini. Yang perlu kita ingat adalah, jangan terintimidasi dengan cantiknya huruf yang mereka hasilkan, lalu terobsesi untuk membuat bentuk yang sama persis dengan milik mereka. Yang ada malah jadi stress. Hahaha. Yang penting justru, menemukan kenyamanan menulis terlebih dahulu, lalu dengan banyaknya latihan kita justru akan bisa menemukan bentuk khas milik kita sendiri. Sama aja kayak nulis, kok. Latihan, latihan, latihan. 
Ini beberapa akun yang bisa kamu kepoin di IG:
@stefankunz
@handwritten.sg
@poppyandmintdesign
@blackchalkco
@renmadecalligraphy
@letteringcamp

Semoga bermanfaat, ya! :* 

Kamis, 04 Februari 2016

Sneak Peek Proses Pembuatan Coloring Book Asmaul Husna

  20 comments    
categories: ,
Assalamu'alaikum.

My Mommy, gak pernah lupa menyelipkan satu nasihat setiap kali ada kesempatan:

"Jangan pernah lupa untuk pasang niat 'karena Allah' setiap melakukan sesuatu. Insya Allah, segala sesuatu yang dilakukan karena Allah akan membawa kebaikan untuk kita di dunia dan akhirat."

Sampai sekarang, pasang niat dan berketetapan dengan niat tersebut selalu menjadi ujian sendiri untuk saya. Biasanya, ingat untuk mengawali dengan niat karena Allah, tapi dalam prosesnya, niat belok ke mana-mana. Apalagi model orang tukang nyasar kayak saya, belok main belok aja. -_-

Awal tahun 2016 kemarin saya pasang niat mau menghafal terjemah Al Qur'an sedikit-sedikit dengan cara menuliskannya di kertas (lettering). Di sini ceritanya. Berusaha keras dari awal supaya niatnya memang karena Allah, pengen bisa dapet minimal sedikitlah arti Al Qur'an, biar ada pemahaman baru pelan-pelan. Sambil nulis, sambil menghafal. Tiap hari, tiap nulis, saya coba ingat terus niat tadi.


Saat saya membagi foto-fotonya di Facebook dan Instagram pun saya berusaha keras untuk menetapkan niat karena Allah, bukan karena yang lain-lain. Percaya deh, ini berat banget. Niat pamer gede banget. Belum lagi terbuai-buai pujian dari teman-teman. Haish, ini godaan paling besar. Nggak putus-putus saya merapal dalam hati, "Ya Allah, jaga niatku, jaga niatku."

Nggak sampai dua minggu kemudian, seorang teman lama menghubungi saya. Beliau seniman yang baru meluncurkan serial coloring book-nya. Saya cerita tentang beliau di sini. Mas Bambang, namanya, menawarkan untuk membuat coloring book serial Asmaul Husna. Subhanallaah, nggak kepikiran sama sekali bisa menerbitkan buku mewarnai.


Saya konsultasi sama Mama, menanyakan, apakah sebaiknya saya ambil tawaran itu atau tidak? Saya takut, niat saya belok, muter, nikung terus nyerempet. Sayang banget, karena project menghafal Al Qur'an lewat lettering ini saya niatkan akan dilakukan sepanjang tahun 2016.

Ternyata Mama support saya sepenuhnya untuk mengambil tawaran itu. Dengan tetap mengingatkan niatkan karena Allah. Semoga dengan adanya buku ini, banyak saudara muslim kita yang ikut tergerak menghafal nama-nama suci Allah SWT sambil mewarnai. Apalagi buku ini kelak akan dirancang sedemikian rupa supaya setelahnya bisa dibuka dan dipasang dalam pigura, untuk menjadi penghias rumah.


Bismillaah. Project Coloring Book Asmaul Husna pun berjalan. Sampai saat ini saya sudah setengah jalan. Mas Bambang (yang notabene non muslim) terus menyemangati saya agar bisa menyelesaikan gambar-gambar ini tepat waktu. Selain itu, saya juga konsultasi dengan sahabat saya, Ustad Muhaimin Azzet seputar kaidah kaligrafi Al Qur'an agar tidak menyalahi aturan. Terima kasih, Ustad. :)

Proses menggambar selalu diawali dengan sketsa kasar huruf hijaiyah nama Asmaul Husna menggunakan pensil. Lalu saya trace dengan menggunakan drawing pen. Setelah itu baru saya timpa dengan sketsa ilustrasi dengan menggunakan pensil lagi. Dan tracing kembali dengan drawing pen yang lebih halus. Setelah itu semua jejak pensil dihapus. Total waktu membuat satu gambar ini bisa memakan 2-3 jam kalau nggak digangguin bocah. Hihihihi.


Mohon do'anya, teman-teman. Akhir bulan Februari ini semoga sudah terwujud dan bisa hadir di tengah-tengah kita Coloring Book Asmaul Husna. Hiyah, mimpi pun nggak pernah, saya menerbitkan buku yang berisi coretan gambar saya. Sejak kecil, saya memposisikan diri sebagai anak yang nggak nyeni sama sekali. Nggak bisa nyanyi, nggak bisa main musik, nggak bisa nari, nggak bisa menggambar (apalagi melukis). Semoga hasilnya tidak mengecewakan.


Saya selalu percaya, keberuntungan datang hanya dariNya. Bisa jadi banyak artist di luar sana yang jauh di atas saya kemampuan menggambar dan kaligrafinya, tapi saya kecipratan keberuntungan yang dengan murah hati diberikan oleh Allah. Semoga saya nggak menyalahgunakan keberuntungan ini dan menjadikannya sebagai ajang sombong. Do'ain, yaaa!

Catatan ini saya buat sebagai penanda batu loncatan lain dalam hidup saya. Emak Gaoel mencoba merambah dunia coret-coret. Hihihihi. Da' saya mah gitu, apaan juga penasaran pengen nyobain. -_- Menghafal Al Qur'annya gimana, mak? Insya Allah, masih jalan sampai sekarang, tapi rada melambat. Hiihiihii. Semoga kelar project ini, menghafalnya kebut lagi, yes. Yes, dong! :D


Jumat, 08 Januari 2016

Sosok di Balik Coloring Book Mysterious Mandalas

  17 comments    
categories: ,
Assalamu'alaikum.

Coloring book for adult lagi ngehits banget, setuju yes? Sebagai mamak ngehits, saya juga gak mau ketinggalan, dong! Wekekek, malesin banget lu, mak. Nggaklah, saya mah emang dari dulu penggemar kegiatan-kegiatan menggambar, mewarnai dan main-main gunting tempel kertas. Jadi pas mulai banyak sliweran foto-foto berbagai macam coloring book adult di TL socmed, saya emang mupeng berat pengen punya. Ealah, pas dicek, harganya lumayan ternyata, ya. Maksudnya, beda sama buku mewarnai si Nana. (((YAEYYALAAH))).


Alhamdulillaah, rejeki jadi hantu TL, bulan lalu lihat update status salah satu teman lama saya di Kompasiana. Tumben nih, si Mas nongol. Perasaan udah lama nggak lihat sosoknya di timeline saya. Nongol-nongol, beliau ini pasang foto cover buku coloring book for adult dengan judul Mysterious Mandalas, by Bambang Pribadi. Cleguk! Mas Bambang nerbitin buku coloring book for adult yang lagi ngehits ituuu! Kejaaarrr, jangan sampai lepas! Huahaha!

Singkat cerita, buku coloring Mas Bambang sampai ke tangan saya. Girangnya amit-amit, norak banget! Jujur, saya emang penasaran banget sama seluk-beluk di balik buku jenis ini. Sebelum buku tersebut sampai ke tangan saya, saya udah kepo berat sama jenis kertasnya. Karena hobi saya doodling, lettering dan coloring memakai marker (spidol) dan (kadang) cat air, penting banget untuk tahu apakah kualitas kertas cukup tebal dan bagus sehingga kalau pewarnaan dengan memakai spidol dan cat air tidak tembus? Selain itu, apakah gambar dicetak bolak-balik, atau hanya satu sisi tiap lembarnya?


Rasa penasaran saya terjawab saat Mysterious Mandalas sampai di Bekasi. Kertas tebal dengan kualitas yang bagus. Cetakan gambar memang bolak-balik, tidak ada halaman kosongnya, tapi karena kualitas kertas yang bagus, dan cetakan tinta gambar sangat jelas, tidak ada masalah sama sekali saat pewarnaan memakai apa saja. 

Dunia udah kebanyakan orang stress katanya, ya? Sampai buku mewarnai ala-ala anak TK begini aja kok bisa booming? Hahaha. Berhubung saya penikmat kegiatan seni doodling dan lettering, saya nggak merasa kalau ini sebagai pelarian rasa stress. Tapi saya nggak menampik juga, mewarnai, menggambar dan menulis memang bisa jadi salah satu alternatif terapi untuk melonggarkan isi kepala. 

Mandala ala-ala Emak Gaoel 

Jadi siapa sih Bambang Pribadi itu? Mas Bambang ini kalau saya boleh melabeli sendiri, beliau memang seniman pada dasarnya. Hidupnya nggak jauh-jauh dari seni (lukis dan gambar kebanyakan), walaupun sempat beberapa kali bekerja kantoran dan sesekali mendalang juga, lho. Sampai sekarang beliau memang akrab dengan dunia seni. 


Saya penasaran banget sama proses pembuatan buku coloring for adult ini, terutama seri Mysterious Mandalas milik Mas Bambang, karena pola-nya yang rumit, detil dan kecil-kecil. Saya suka stress sendiri kalau menggambar pola mandala kalau tidak presisi (padahal bisa aja presisi kalau pakai alat bantu). Menurut penuturan Mas Bambang, proses menggambar pola mandala dalam bukunya ini diawali dengan hand drawing, kemudian untuk beberapa bagian dibantu dengan sentuhan aplikasi gambar di komputer. Beberapa gambar langsung digambar di komputer (free drawing). Berhubung bentuk dasar mandala adalah lingkaran penuh, untuk mencapai presisi yang sempurna, Mas Bambang hanya perlu membuat pola beberapa derajat saja, untuk kemudian dibuat pengulangan hingga menjadi penuh satu lingkaran (360 derajat) dengan bantuan komputer. Bagaimana pun, pola ciptaan Mas Bambang ini semuanya indah dan rumit. Butuh kerja keras pastinya. Saya mah enak, tinggal ngewarnain doang, hihihihi.

Buku Coloring For Adult Mysterious Mandalas ini sudah bisa didapat di toko-toko buku dengan harga Rp 72.000 saja ya, gaes. Dan kabar gembiranya lagi, Mas Bambang akan segera meluncurkan beberapa seri baru coloring book dalam waktu dekat! Sempat kepoin TL-nya, kayanya mau ngangkat motif batik juga. Asik, asiiik. Buat kamu yang belum pernah atau tahu asiknya mewarnai buku coloring for adult ini, cobain, deh. Buat saya di rumah malah jadi kegiatan bareng anak yang menyenangkan sekaligus bikin santai banget. Rumah nggak berantakan, anak-anak nggak ribut berantem rebutan henpon dan Mama bahagia warna-warnain. Hihihi.



Mbak Dhani Pratiknyo yang sekarang lagi asik mewarnai buku Mysterious Mandala ini berbagi kesan tentang buku ini, "Gambarnya besar besar, belum ada yang mengeluarkan seri mandala sebelumnya.Trus motif motifnya orisinil, nggak nyontek dari buku buku sebelumnya." 

Salah satu hasil mewarnai Mbak Dhani di buku Mysterious Mandala

Kalau kesan saya, hampir sama. Saya sangat apresiatif dengan pekerjaan seni yang njelimet macam ini. Dan saat mewarnai, hampir semua alat mewarnai saya coba. Tapi akhirnya memang saya lebih memilih memakai crayon plastik milik Nana ketimbang pakai spidol. Warna spidol yang intens membuat garis pinggir pola tertutup, dan saya nggak rela. Hahaha. Intinya, ini asik banget! Menutup wawancaranya, Mas Bambang kasih hadiah doodle keren buat Emak Gaoel. Huaaa, makasih ya, Mas! semoga sukses untuk buku-buku selanjutnya. 

Doodle Mas Bambang untuk Blog Emak Gaoel! Keren!

Minggu, 03 Januari 2016

Asiknya Lettering dan Typography Al Qur'an

  51 comments    
categories: ,
Assalamu'alaikum.

Saya lagi asik sama kegiatan baru saya di rumah. Selain ngulek sambel, hobi saya emang coret-coret di kertas alias doodling. Berhubung ngulek sambel pake urusan keringetan (di mana lebih enak keringetan karena hal lain ketimbang gara-gara nyambel), doodling lebih menarik buat saya. Beberapa bulan belakangan ini, saya latah ikut-ikutan nyoba nulis-nulis yang digaya-gayain gitu. Bahasa kekiniannya, lettering, you know. *songong*


Awalnya saya coba-coba pakai brush pen (pulpen yang ujungnya kayak kuas cat air) nulis huruf sambung beberapa quote ala-ala saya dan posting di Instagram. Kalau ngeliat hasil tulisan tangan saya mah, sebenernya mengenaskan hasilnya. Tapi apalah daya, keinginan tampil begitu besar. Cuek ajalah, posting ajaaa. :v 

Nggak pake lama, kesongongan saya meningkat, pengen nyobain pake kuas dan cat air beneran (ada gitu yang bo'ongan?). Wah, ternyata susah emang. Butuh kesabaran, keuletan, ketekunan dan latihan tanpa henti untuk bisa dapat feel dan bentuk huruf yang diinginkan. Sampai sekarang aja, walaupun udah latihan tiap hari selama satu jam, saya masih belum puas sama hasil bentuk huruf tulisan tangan saya. Semoga Hayati tidak lelah, bang. 



Lagi asik-asiknya latihan lettering, di Instagram ketemu satu akun yang keren banget. BANGET! BAAANGEEET! Nama akunnya @stefankunz (Stefan). Foto-fotonya berisi kumpulan tulisan typography-nya yang menulis isi Alkitab (Bible) dan lengkap dengan video singkatnya. Saya cuma bisa bengong melihat hasil karyanya. Typography bisa dibilang sebagai bagian dari seni lettering. Banyak artis typography profesional yang dipakai jasanya untuk membuat pesanan logo perusahaan atau font modifikasi untuk berbagai keperluan. 

Typography is the art and technique of arranging type to make written language legible, readable, and appealing when displayed. The arrangement of type involves selecting typefaces, point size, line length, line-spacing (leading), letter-spacing (tracking), and adjusting the space within letters pairs (kerning[1]). The term typography is also applied to the style, arrangement, and appearance of the letters, numbers, and symbols created by the process. (Source: Wikipedia)

Typography of Stefan @stefankunz on Instagram

Melihat keuletan Stefan membuat kumpulan typography Alkitab, saya jadi terinspirasi untuk melakukan hal serupa dengan Al Qur'an. Sebenarnya sejak setahun yang lalu Mama saya sudah sering banget mengingatkan saya untuk mulai membaca tafsir/terjemah Al Qur'an sekalian menghafal. Ngingetinnya pake bikin baper, "Tahun depan umur udah 40, Nda. Umur 40 tahun kalau belum berubah ke arah yang lebih baik, kita akan tetap seperti itu." Mama saya juga mengutip satu ayat Al Qur'an untuk mempertegasnya. Dan saya makin clegukan. 

“Sehingga apabila dia telah dewasa dan usianya mencapai empat puluh tahun, ia berdo’a : “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat ENGKAU yang telah ENGKAU berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang shalih yang ENGKAU ridhoi; berilah kebaikan kepadaku dengan memberikan kebaikan kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada ENGKAU dan sesungguhnya aku termasuk orang2 yang berserah diri.”” (Al-Qur’an, Surat Al-Ahqaf, ayat 15).

Kalau udah bicara umur, emang suka ngeri-ngeri gimana gitu. Ditambah lagi sama omongan dari Mama saya itu. Makin gelisah hati ini. Tsah. Akhirnya, dengan mengucap nama Allah, bismillaahirrahmanirrahiim, saya coba pasang niat karena Allah untuk mulai membaca terjemah Al Qur'an dan menghafalnya pelan-pelan. Cara yang paling efektif, alhamdulillaah udah ketemu waktu saya melihat akun Stefan tadi. Saya mulai menulis typography Al Qur'an. Dengan begitu, saya meluangkan waktu untuk membaca terjemahnya sambil melakukan sesuatu yang saya suka dan nikmati. Alhamdulillaah, sampai hari ini, sudah sampai Al Baqarah ayat 32. Masih jauh memang dari target satu Al Qur'an. Tapi seenggaknya saya sudah mulai melangkah. Udah hafal juga artinya, Mak? Belum semua. Hihihihi. Tapi, makin lama saya menghabiskan waktu menulis indah satu ayat, makin lama ayat itu menempel di kepala saya. So, dengan sendirinya saya sedang berusaha menghafalnya. Beberapa ayat saya ingat, beberapa belum berhasil karena terlalu panjang. Mungkin harusnya saya mulai dari Juz Amma (bagian terakhir Al Qur'an) yang terdiri dari surat-surat pendek dulu, ya. Tapi udah terlanjur. Hiks. Ya udah, kita terusin aja. 


Saya mohon do'anya, ya. Semoga project menghafal dan menulis typography Al Qur'an ini lancar sampai akhir. Semoga saya diberi umur dan kesehatan untuk menyelesaikannya. Aamiin. Thanks to you,Stefan in Switzerland, for the inspiration. I always believe, goodness and kindness are beyond religions. To have you, a good Christian, as my inspiration of doing my Muslim's activity, is such a great way to show people that difference and religions don't matter. What matter is we keep spreading inspiration to others. 







Senin, 14 Desember 2015

Crafting for Charity 2015, Fund Raising Blogger/Crafter Jelang Tutup Tahun

  17 comments    
categories: 
Assalamu’alaikum.

Haloo! Emak Gaoel cuti beberapa hari ngeblog, pasti udah tahu kan kenapa? *sok seleb* Heu euh, saya dan beberapa teman penggiat crafting lagi sibuk sama project akhir tahun kami, Crafting for Charity. Buat yang belum tahu, Crafting for Charity adalah kegiatan tahunan kami setiap bulan Desember untuk menggalang dana. Kami menjual hasil kreasi crafting (prakarya) handmade untuk mengumpulkan dana yang akan disumbangkan untuk kegiatan sosial. Cerita awalnya ada di sini.


Tahun ini nggak jauh beda, kok. Saya emang nggak mau non-stop ngeblog terus ngelupain hobi crafting saya. Selain itu, kegiatan ini yang membuat saya jadi rada “waras” dikit di dunia perbloggingan Indonesia yang luar biasa cetar dan dramatis, terutama akhir-akhir ini. Bhihihi. Ini saya lakukan justru karena saya cinta banget sama blogging, jadi perlu banget buat saya untuk menjaga mood dengan melakukan hal lain dulu selama beberapa saat. 

Tahun ini, Crafting for Charity ketambahan tenaga penyumbang ide dan produk. Kalau tahun lalu kami memulainya bertiga (saya, Teh Dey dan Mbak Ria Rochma) kemudian disusul oleh Rina Shelomita. Tahun ini total ada tujuh crafter yang bergabung dalam kegiatan Crafting for Charity. Ada Mbak Susindra yang jago banget bikin bros bunga dan produk sendal ukirnya yang unik, ada Mbak Vivera yang suka bikin asesoris mulai dari gelang, kalung dan bros. Kemudian ada Mbak Irowati yang terampil membuat beragam pouch. Alhamdulillaah, lengkap, ya. 


Tahun ini saya fokus membuat handmade greeting card. Tidak seperti tahun lalu yang juga membuat handmade notes. Soalnya, mulai project-nya tahun ini rada telaat. Huks. Jadi nggak bakalan sempat kalau semua dipegang. 

Alhamdulillaah, tahun ini juga Crafting for Charity meluncur lewat fanpage-nya. Like ya, like ya! Biar lebih rapi dan memudahkan teman-teman untuk memilih produk buatan kami dan bertransaksi. Berhubung fanpage-nya juga masih bau kencur, like dan gaungnya masih malu-malu kunyuk, kami akhirnya ngadain giveaway juga. Siapa aja yang share info yang ada di fanpage Crafting for Charity selama bulan Desember akan kami undi di akhir bulan. Dua pemenang akan mendapatkan produk buatan para crafter di Crafting for Charity. Ikutan atuhlah. Cuma klik share doang, ich! 




Kalau mau lihat-lihat sebagian dari hasil kreasi kartu buatan saya, silakan. Sebagian besar sudah ada yang adopsi. Sebagian lagi jadi best seller (guaya!) karena banyak yang memesan desain tersebut. Kalau kamu ada request untuk quotes atau tulisan yang diinginkan di kartu, saya juga OK aja. Saya mah apa atuh, orangnya emang gampangan. 

Plus, minggu ini akan ada produk baru hasil kolaborasi saya dengan Mak Tanti Amelia yang jago banget menggambar ilustrasi, lho! Sekarang masih dalam proses. Tunggu, ya! Ini keren banget, bener! 




Pokoknya di postingan ini saya emang jualan, buat amal. Hayo dibeli, ya! 50% dari keuntungan kami sumbangkan ke Komunitas Lebah yang akan mengadakan kegiatan Cerdas Tanpa Batas untuk anak-anak yang kurang mampu dan terbatas akses serta fasilitas pendidikannya. Cerdas Tanpa Batas tahun ini akan diadakan  di sebuah desa di daerah Pandeglang, Banten bulan Januari awal nanti. Kalau kamu mau ikut menyumbang buku dan alat tulis juga bisa, langsung kontak Komunitas Lebah-nya. 


Tunggu apa lagi? Tutup tahun dengan beramal. Supaya tahun barunya berkah, cuy! Selamat belanja.

PS: Iklan banget. Vote saya dong di Kerala Blog Express. Hihihihi! Yang vote saya doain dapet rejeki berlipat ganda tahun 2016. Aamiin.