Sabtu, 18 Februari 2012

Don't Forget To Say Thank's To Anggun

  5 comments    
categories: 
Dear baby Winda...
Ini bukan kita, tapi miriplah warna kulit dan senyum manisnya. Ihhiiy... (image from www.http://iamkristenhines.wordpress.com/page/2/)

Aku tahu ini seperti bercanda sekali, menulis surat untuk diriku saat masih bayi. Bisa apa kamu; aku, sesaat setelah dilahirkan pada tanggal 4 Agustus, 35 tahun yang lalu? Jangankan membaca surat ini, membuka matamu sendiri saja kamu belum mampu. Aku sudah mencoba untuk menulis surat untuk kita saat berusia 20 tahun, tapi selalu saja ada kejadian yang membuatku harus mundur beberapa tahun ke belakang. Lalu aku coba menulis surat untuk kita saat usia 15 tahun, lagi-lagi ada saja yang mengharuskan aku untuk mundur beberapa tahun untuk menjelaskan sesuatu yang kita alami. Pada akhirnya aku memutuskan untuk menulis surat untukmu, baby me. Semata karena akhirnya aku paham, hidup kita adalah rentetan peristiwa yang saling berkaitan, sejak kita terlahir ke dunia sampai nanti kita menutup mata selamanya.

Selasa, 31 Januari 2012

Aku Kalah Melawan Diri Sendiri, Dan Oops! Ganjarannya!

Udah tanggal 31 Januari aja???!!!
Astaganagabonaaarrr!!! (Pura-pura kaget, secara selama sebulan ini masih hidup dan bernafas, nggak pingsan dan tau-tau kebangun hari ini...wkwkwkwk...).
Januari akan pergi dalam hitungan jam...beberapa peserta J50K sudah memasang badge kemenangan mereka di blog masing-masing, mereka adalah yang berhasil menaklukkan diri mereka sendiri saat berusaha mencapai 50ribu kata dalam waktu sebulan!!! Ini bukan prestasi main-main!!! Banyak dari mereka justru belum pernah sama sekali menulis panjang berbentuk novel, dan mereka berhasil! Banyak juga yang gagal mencapai target itu, dan jangan salah, beberapa dari mereka justru yang selalu menulis setiap hari, seperti saya. hiks...
Jadi, keberhasilan itu memang tidak bisa diukur dari jam terbang (entah kenapa, saya selalu meringis setiap kena cap 'senior' dalam menulis hanya karena saya memulainya sedikit lebih cepat dari mereka yang mengaku junior), terbukti NIAT YANG KUAT pada akhirnya yang akan bertepuk tangan paling meriah untuk mereka yang berhasil menggandengnya sampai akhir perjalanan.
Saya masih ingat pengalaman pertama saya mengikuti event January 50K ini tahun lalu. Saat itu semangat saya dilapisi dengan perasaan ragu yang sangat besar. G, sahabat saya, baru memperkenalkan kepada saya tentang Nanowrimo yang terus terang cukup membuat adrenalin saya terpacu hanya dengan membayangkan andai saya ikut dalam kegiatan semacam itu. Kampung Fiksi dengan nekad ikut mengadakan kegiatan serupa di bulan Januari 2011. Ke-nekad-an kami itu akhirnya yang melahirkan sebutan "Nekaders" bagi para pesertanya. Saya pribadi saat itu memang benar-benar merasa nekad untuk ikut-ikutan. Boro-boro mau PD bisa mencapai target. Bayangkan, 50ribu kata itu adalah sekitar 1.600 kata per hari. Kata-kata sejumlah itu setara dengan sebuah cerpen yang saya sanggup tulis dalam waktu dua jam, namun melalui proses perenungan, membaca dan mengolah data sekitar 3 hari paling cepat. Ini bukan project main-main! Dan kenyataan kalau event ini sama sekali tidak menyediakan hadiah apa pun bagi para achiever-nya justru makin membuat saya terpacu. Melawan diri sendiri, bukankah itu adalah perjuangan terbesar seorang anak manusia di dunia? Conquer yourself, you'll conquer the world!

Selasa, 24 Januari 2012

Tentang J50K, Mbak Xenia dan Pesan Sponsor

  10 comments    
categories: 
Maleeem semuanyaaa...
J50K tahun ini agak tersendat. Magali, sabar yaa...

Huaaa, maaf ya, lama juga nggak posting...Jangan salahkan akyuuu, salahkan si mbak yang mendadak pulang kampung. Huhuhuuuu... Udah sebulan ini mbak yang nolong saya di rumah pulang, gara-gara sakit. Buyar semua rencana menulis saya selama sebulan ini. Biasanya bisa nulis kalau anak-anak udah tidur, ini harus nyuci piring dulu, nyetrika dulu, nyapu dulu, kadang pake acara ngepel. Kenapa nggak bisa siang aja sih ngerjainnya? Nggak, nggak bisa! Saya tipe emak yang pengennya maen terus sama anak-anak kalau mereka lagi maen. Hihihihi...Resikonya, waktu menulis saya jadi berkurang. Mega project January 50K jadi terbengkalai. Sampai hari ini, novel Magali saya masih muter-muter aja di angka 15.000 kata, sementara peserta yang lain malah udah ada yang selesai 50.000 kata! Whoaaa...Sepertinya tragedi Ooops tahun lalu akan terjadi lagi pada calon novel baru saya. Hiks! Tapi untungnya kali ini belum jadi terlalu banyak, dan kendalanya muncul di awal-awal, jadi saya nggak akan terlalu nelongso kalau nggak bisa mencapai target. Soalnya tahun lalu, sampai hari terakhir bulan Januari 2011, saya sudah dapat 45.000 kata, dan lalu mandeg! Waaah, itu benar-benar moment "ngok" banget, deh! Intinya, Magali akan terus berjalan, tapi mungkin agak sedikit pelan, merangkak dan ngesot. Hahahaha...

Minggu, 22 Januari 2012

Kamu, Seutas Tali Yang Mengikat Leherku

  8 comments    
categories: , , ,

kenangan masa lalu bersamamu ini seperti tali yang mengikat leherku...
membuatku takut bergerak karena kupikir aku akan tercekik nantinya ...
lama aku bertahan di tempatku berdiri karena ketakutanku itu ...
sampai suatu hari aku muak, karena aku tak pernah bergerak, dengan tali melingkari leherku...
kupikir, tak ada ruginya aku bergerak...kalau aku tercekik aku akan mati...
dan itu sama saja seperti keadaanku yang tak bergerak ini...maka aku nekad berjalan...
aku siap mati tercekik oleh tali yg melingkari leherku...dua, tiga langkah...
tali itu belum juga menegang, menarik leherku...empat, lima langkah...

Jumat, 20 Januari 2012

Inilah Aku Tanpamu

  10 comments    
categories: , ,
Kamu duduk di bawah pohon yang sama sore itu. Bedanya, kamu tidak bersamaku. Sepertinya kamu sendiri. Ada yang lain darimu kulihat. Rambutmu terlihat lebih berkilau. Yakin sekali wangi tubuhmu pasti seperti aroma buah, seperti yang pernah kuingat. Sedikit sesal menyelinap dan masuk ke dalam rongga hatiku.
Dulu kamu juga cantik, walaupun tak secantik sekarang. Saat pertama kita bertemu, aku begitu terpukau. Tak lama kamu menjadi milikku, hari-hariku mulai diisi dengan aroma buah dari tubuhmu. Namun itu tak lama. Aku yang salah. Aku bosan. Entah kenapa. Yang pasti, perlakuanku kepadamu sempat membuat marah adikku.
"Kamu jahat! Tidak perhatian! Jangan salahkan siapa-siapa kalau suatu saat dia akan pergi darimu diam-diam karena perlakuanmu padanya!" Ketus teguran adikku, menghakimi perlakuanku padamu.
Waktu itu aku hanya tertawa, menyepelekan. Tahu apa anak kecil itu? Aku bosan dan malas. Kenapa harus disangkut-pautkan dengan perhatian? Toh kamu tetap ada di sampingku. Aku yakin sekali kamu tak akan pergi meninggalkanku. Kamu begitu ketergantunganpadaku, betapa pun tak pedulinya aku padamu terkadang.

Rabu, 18 Januari 2012

Sepucuk Surat (Bukan) Dariku

  11 comments    
categories: , ,


Tanganku sudah cukup dingin, sekarang bergetar pula memegang selembar kertas itu. Terlalu lama aku menunggu rangkaian kata dalam secarik kertas itu menghampiri hidupku. Terlalu lama, sampai mungkin sekarang sudah terlambat.
Untuk apa dia mengirim surat itu untukku sekarang? Dia sudah menikah. Tak akan ada apa pun untuk kami berdua sekarang ini. Semua yang indah sudah menantiku dan dia, calon istriku. Jadi untuk apa selembar kertas itu sampai di tanganku hari ini?
Calon istriku menghampiri dengan tanda tanya besar di wajahnya.
“Surat dari siapa?”
“Bukan dari siapa-siapa!” jawabku sambil merobek dan membuangnya dengan tergesa.
“Bukan siapa-siapa adalah seseorang yang istimewa, begitu biasanya,” ujarmu pelan, menyelidik.
“Tidak istimewa! Tidak pernah istimewa dan tidak akan istimewa selamanya!” Entah mengapa aku merasa harus membela diri dengan suaraku yang tinggi.
Dia terdiam. “OK, kalau begitu,” katanya kemudian.

Selasa, 17 Januari 2012

Ada Dia Di Matamu

  16 comments    
categories: , ,


“Ayo, kita udah telat, nih! Habis fitting di tempat Mbak Siska, kita masih harus ke catering untuk bayar DP!” Suara Dinda terdengar sedikit kesal di telepon.
Banu menghembuskan nafas perlahan, berusaha agar Dinda tidak perlu mendengar desahannya. Banu khawatir Dinda menangkap kegalauan dalam suara desah nafasnya yang tertahan itu.
Tiga minggu menjelang hari pernikahan mereka, semua persiapan tampak makin kacau-balau saja. Kebaya Dinda yang kurang motte, catering yang mendadak minta ditambah uang DP, fotografer yang terus-menerus mendesak mereka segera berangkat ke Anyer untuk keperluan foto pre-wed, dan seribu satu masalah kecil yang mengganggu sekali.
Banu heran, dengan pasukan panitia pernikahan mereka yang sejumlah dua kelurahan itu, masih saja ada yang tidak bisa dibereskan oleh mereka dan terpaksa calon pengantin yang turun tangan. Beberapa temannya di kantor sudah sempat mengingatkan Banu tentang masalah ini.
“Biasanya makin dekat hari H, malah makin kacau, Nu!” kata Mas Bambang, operator mesin di kantornya.
“Waduh, mas! Kok bisa gitu?”
“Nggak tahu juga, Nu. Tapi justru di situ dinamikanya. Itu akan jadi sesuatu yang akan kalian kenang berdua nantinya.” Mas Bambang menepuk-nepuk pundaknya, memberi semangat.

Minggu, 15 Januari 2012

Aku Mau Kamu. Titik.

  24 comments    
categories: , ,
Kenapa tiap bulan nasib gue selalu begini, sih? Sebenarnya apa salah gue sampai harus mengalami nasib kayak begini? Gue rasa, gue udah cukup manis selama hidup di dunia ini. Gue nggak pernah macem-macem. Gue selalu nurut sama lo. Gue selalu makan apa aja yang lo beliin buat gue. Gue selalu pergi tidur tepat waktu, sesuai keinginan lo. Malah gue selalu siap bertarung demi menjaga kehormatan lo, orang yang gue sayang. Kurang apa gue?
Kurang apa gue sampai tiap bulan gue harus babak-belur kayak gini? Tapi dasar gue emang manis banget, gue nggak pernah marah diperlakukan begini sama lo. Gue rela, ikhlas, entah kenapa. Mungkin gue bego, tapi biarin, deh! Gue nggak peduli. Asal lo tetep kasih gue apa yang gue butuhin, apa aja akan gue lakukan. Toh, tiap gue babak-belur, lo malah jadi tambah sayang sama gue. Lo jadi lebih perhatian ke gue. Lo jadi lebih merhatiin makan gue. Bahkan lo nggak segan-segan nungguin gue sampai ketiduran di kamar gue.
Ah, jadi bingung gue. Sebenarnya lo itu sayang atau nggak sih sama gue? Di satu sisi, lo biarin aja gue sampai berdarah-darah babak-belur. Kadang-kadang lo malah ikut-ikutan nyorakin gue kalau gue udah mulai nggak bisa ngelawan lagi. Tapi di sisi yang lain, lo selalu perhatian sama semua yang menyangkut hidup gue. Lo tau nggak, lo itu udah bikin hati gue terombang-ambing, galau men, galaauu!!!