Selasa, 03 November 2015

Kosmetik Andalan

  50 comments    
categories: , ,
Assalamu'alaikum.

Pernah baca cerita saya yang iseng Make-Up Battle sama Oline? Atau baca tentang apa itu "Cantik" menurut versi saya? Beberapa orang mungkin nggak ngerti kenapa saya suka banget sama yang namanya kosmetik. Susah juga jelasinnya karena kayak orang jatuh cinta aja, kalau ditanya kenapa suka sama si dia. Yah, pokoknya suka aja. Wkwkwk.

Ekspresinya manaaa? Ini, kaak! Ya, tapi nggak usah ngeselin gitu dong muke lo!  :v 

Buat saya make up atau kosmetik lebih dari sekedar perabotan lenong. Mereka itu "mainan", hiburan, hobi, terapi relaksasi dan masih banyak lagi. "Ribet banget tiap mau keluar rumah harus pake make up." Nggak kok, kan suka. Hihihi. Kecuali melakukannya karena terpaksa, put on my make up is actually a fun thing to do. 

Apa aja sih yang saya pakai setiap hari? Penting banget ya buat dibagi di blog? PENTING! Daripada nggak ada update-an. Wakakakak! Yah, siapa tahu ya, ada yang lagi cari-cari referensi make up yang cucok dan fierce buat kulit wajah yang warnanya senada sama kulit saya yang eksotis caramel ini. Bhihihi. Sekalian saya share kelebihan dan kekurangannya (kalau ada). 

Face


Untuk foundation saya pakai Mustika Ratu Simply Stay warna Caramel Latte. (Lalu mendadak pengen ngopi). Udah lama banget nyari warna yang cocok sama kulit wajah saya, tapi selalu berakhir terlalu putih. Dikasih yang rada coklat juga, ternyata kurang pas. Setelah diselidiki dengan seksama, ternyata warna kulit saya itu dominan merah. Jadi nggak sama persis dengan yang berkulit gelap tapi kecoklatan. Intinya, rada aneh aja warna kulit lo, mak. Emberr. Liquid foundation Simply Stay warna ini paling pas jatuhnya di wajah saya, karena nggak belang-bonteng. Jenisnya liquid sih, tapi sebenernya teksturnya lebih creamy dan padat. Jadi kalau ngeluarin dari tube-nya jangan kebanyakan. Dikit aja udah bisa cover semuka-muka, kok. Kata kemasananya sih sudah mengandung vitamin E dan cocok untuk semua jenis kulit. Btw, jenis kulit saya kombinasi (kering di T-area dan berminyak di area lainnya). 

Untuk concealer atau penyamar noda saya pakai Pimple Cover and Care dari POND'S Concealer Pen. Biasanya cuma buat area di bawah mata dan beberapa spot bekas jerawat yang keliatan genggeus doang, sih. Saya nggak tahu apa ini punya pilihan warna atau nggak. Tapi yang saya pakai ini warnanya natural beige dan blending sempurna dengan foundation begitu diaplikasikan. 

Untuk bedak, dari dulu saya lebih nyaman pakai compact ketimbang loose powder. Sejak ada Wardah, saya jadi pemakai setianya. Yang saya pakai ini adalah Wardah Two Way Cake warna Sandy Beige. Agak lebih terang sedikit dari warna foundation saya. Tapi begitu di-blend jadinya natural, kok. Nggak kayak pake topeng. Butirannya juga halus, jadi waktu diaplikasikan ke wajah pakai sponge-nya, langsung nemplok betah. Saya suka banget sama kemasannya yang memisahkan tempat sponge dengan bedaknya. Jadi sponge nggak belepotan kalau lagi nggak dipakai. 

Eyes


Untuk area mata, karena saya suka banget coba-coba kosmetik mata, banyak banget pilihannya. Tapi ini yang lagi sering saya pakai. Untuk alis mata saya masih setia sama pensil alis dari PIXY. Teksturnya rada keras sih, tapi justru itu saya suka. Mungkin buat yang sukanya pensil alis yang creamy agak kurang cocok. Kalau saya, karena sering salah belok pas lagi ngebentuk alis, pakai pensil alis PIXY ini malah enak. Jadi nggak panikan banget kalau error bentuknya. Gampang dihapus soalnya. Hihihihi.

Untuk eye shadow, saya pakai dari Max Factor Mono Eye Shadow. Kadang sekalian buat eye liner di bawah mata juga. Tinggal aplikasi pakai kuas aja. Walaupun warnanya gelap (abu-abu tua), eye shadow ini ada glitter-nya. So, buat yang suka sama eye shadow matte mungkin kurang cocok. Satu lagi eye shadow andalan saya adalah Liquid Metal Eye Shadow dari The ONE Oriflame. Sesuai namanya, bentuk eye shadow ini liquid dan diaplikasikan pakai kuas. Model-model kayak liquid lipstick gitu, deh. Karena teksturnya kental banget, pake dikit aja udah cetar dan nempel banget di mata. Saya biasanya pakai segaris doang, karena efeknya emang dahsyat banget. Warnanya langsung keluar, kayak kalau kita lagi mewarnai pakai spidol. Hihihihi. 

Maskara? Ini cuma the one and only and recommended banget! 5 in 1 Wonderlash Mascara Waterproof dari The ONE Oriflame. Cuccok! Gagang kuasnya elastis dan fleksibel, mengikuti gerak tangan kita. Bulu kuasnya pendek tapi rapat, jadi setiap helai bulu mata kena semua. Sekali usap, bulu mata langsung panjang and kriting, eh lentik. Hihihi.

Eyeliner is a must for me. Saya punya banyaaaak eyeliner. Suka aja. Hihihi. Yang sekarang lagi suka-sukanya adalah Eyeliner Stylo dari The ONE Oriflame warna hitam. Ini paling praktis karena bentuknya kayak spidol Asli kayak spidol buat menggambar itu. Tinggal buka tutupnya, srat-sret, kelar. Wahaha, me likey! Kata beberapa temen sih cepet abis. Tapi ini saya udah sebulan lebih pakai terus tiap hari, tetep tebel aja, tuh. Sekali usap, nggak perlu diulang lagi. 

Lips


Untuk pelembab bibir saya selalu setia sama NIVEA, terutama yang Fruity Shine Strawberry. Agak ada warnanya dikit sih, tapi gak terlalu keluar. Yang bikin betah, bibir emang jadi gak cepet kering kalau pakai ini dulu sebelum lipstik. Daan wanginya enyaaak. Sluurp. ^_^ Kadang, kalau lagi pengen pake lip shine (jarang banget, sih) saya pakai Fruity Jelly dari Maybelline. Teksturnya agak encer kalau buat saya. Dan karena ujung tube-nya dibuat kayak lipstik dengan lubang kecil di tengahnya, kadang suka kebanyakan keluarnya. Jadi biasanya saya selalu pencet ke ujung jari dulu baru dioleskan ke bibir. 

Untuk lipstik saya rada ribet dikit. Saya nggak pernah pakai satu warna lipstik. Selalu saya kombinasikan. Kombinasi lipstik favorit terbaru saya adalah Color Soft Lipstick warna Cranberry Cream dan Pure Color Lipstick warna Radiant Red. Keduanya produk Oriflame. Harganya muraaah tapi enak banget dipakenya. Terutama Color Soft Lipstick yang dari The ONE Oriflame-nya. Teksturnya lembut dan creamy banget. Warnanya juga langsung nempel di bibir. Daan, wangi masa! Kemasannya kayak crayon anak-anak, dan bisa diputar keluar masuk. Ringkes, kece, syantiex. Rekomen pake banget!

Oh, hampir lupa. Kalau lip liner saya nggak terlalu rajin pake, sih. Tapi kalau lagi pengen, saya cuma punya satu biji dari MAKE OVER. Warnanya juga standard aja merah, namanya Reddish Junk. Lip liner ini kuat banget nempelnya. Kadang pas lagi menghapus lipstik, lipstiknya udah ilang, lip linernya masih stay. 

Cheeks


Blush on buat saya juga penting, biar tetep keliatan kayak anak gadis kinyis-kinyis berpipi merah. Halah. Blush on terbaru kesukaan saya adalah Very Me Cherry My Cheeks dari Oriflame. Kemasannya imuuut banget. Pengaplikasian sebenernya bisa pakai jari aja, colek-colek trus tempel-tempel di pipi. Hihihi. Tapi kalau saya selalu pakai kuas terpisah. Power stay on di wajah lumayan lama. Kadang muka udah berminyak, pas mau touch up bedak, pipi masih meronta-ronta merah. Hihihihi. Warnanya soft kok, cukup untuk bikin kesan malu-malu kambing. Nggak kayak abis ditonjok preman sekampunglah pokoknya. Rekomen? Iyes, dong! 

Hasilnya? Yaah, gini deh! Hahaha! Apa kosmetik andalanmu?



Senin, 02 November 2015

Galeri Indonesia WOW Smesco, Home for Indonesian Local Brands

  15 comments    
categories: ,
Assalamu'alaikum.

When you have the chance to visit Jakarta (Indonesia) and need to find ethnic souvenirs from all over Indonesia, don't hesitate to come to Smesco Building (SME Tower) in Jalan Gatot Subroto, Jakarta. They have, what they call now, Galeri Indonesia WOW! (Indonesia WOW! Gallery). This gallery is the place for handcrafted souvenirs, fabrics, food and drink from all over Indonesia which are curated by the expert to earn the spots in that super cozy gallery.


Honestly, as Indonesian who lives not to far away from Jakarta, last week was my second time to see this gallery. Once I got there, I made a promise to myself, I would definitely come back again soon. I was lucky enough to get the invitation of the opening of Galeri Indonesia WOW!. I got the chance to hear about "What is it with this gallery that can be so special?" from the Director of Smesco Indonesia, Mr. Ahmad Zabadi



Some of you might not know what is Smesco actually? Smesco (Small and Medium Enterprises and Cooperatives) is a place that founded by the government of Indonesia to support small and medium enterprises from all places in Indonesia. Indonesia with thousands of beautiful islands has various options of souvenirs, fabrics, wood crafted, food, even coffee. If you don't have the time to explore Indonesia (like really, there are like more than 10.000 islands to explore!), this gallery will be your best option to find unique souvenirs to bring home. 



Galeri Indonesia WOW! was actually UKM Gallery before it changed the name and concep. When it was still UKM Gallery, it was just a place to see the creation of Indonesians crafter from all over Indonesia. Now, Galeri Indonesia WOW! is more than just a gallery. 



They bring the mission of supporting local brands of Indonesia. With five spirits: creativity, opportunity, productivity, profitability and reinvestment, Smesco is doing their best to be the home of Indonesians to show their best products there. Hopefully, in the future, not only personal buyers who come to see and make purchases to their products, but also attract investors from all over the world. 



I've seen some of the products in the gallery, and yes, I'm pretty sure that they are really good quality. As a matter of fact, Mr. Zabadi had told us, that all the products that are being displayed there had been curated by the experts. Do not worry about the price, because some of them are really reasonably cheap. For some products like furniture and batik/tenun, it might feel a bit pricey, but wait until you find out how long the making process took time. They are worth it.



For the producers of creative work from outside of Jakarta who need space for representative office, you can use Co-Working Space in Galeri Indonesia WOW!. Smesco also provides training for small and medium enterprises from all over Indonesia in their Maker Space. There will be experts to guide them to make their products more representative. Displaying concepts in Galeri Indonesia WOW! were divided into two types: Pop Up Store and Curated Concept Store. They both have different aspects to show. And last but not least, Galeri Indonesia WOW! also have Creative Space (stage) to be used by you who want to make creative events like workshops, art exhibition, crafting class and many more. Here are some pictures I've taken from the gallery.



By the way, Smesco also has some kind of online store, Smesco Trade. If you want to explore the gallery and still can't find time to go there, just visit the website. Good news for you who have been working on the handcrafted/creative work, you can always bring your products to Smesco. They will curate the products and if you pass their grade, you'll earn the spot for your products in Galeri Indonesia WOW! This coud be huge opportunity for your business. ;)


Galeri Indonesia WOW!

Open daily: 10.00 - 21.00 WIB

SME TOWER
Jl. Jend. Gatot Subroto, Kav. 94
Jakarta 12780 - Indonesia
Phone: 62 21 2753 5400 (Hunting)

Minggu, 01 November 2015

Belajar Membaca untuk Bilingual Kid

  41 comments    
categories: ,
Assalamu'alaikum.

Saya sebenarnya bukan tipe emak yang dikit-dikit cemas, dikit-dikit takut, dikit-dikit khawatir. Ya, maksudnya, ngapain dikit-dikit? Banyak-banyak aja sekalian. Ngahaha! Nggak, deng! Asli, saya mah orangnya selow banget. Sesuai dengan motto saya, "Biar selow, asal nggak melow." Motto macam apa ituh? Halah, pokonya gini, untuk urusan anak, apalagi seputar perkembangan kemampuannya, saya nggak panikan orangnya. Karena sadar, tiap anak pasti beda-beda cara menyerap dan mempraktekkan informasi yang dia dapat.


Begitu juga waktu saya menghadapi perkembangan kemampuan belajar anak-anak saya (Fadhil dan Safina). Mungkin beberapa teman sudah tahu kalau saya dan suami menerapkan sistem bilingual dalam berkomunikasi dengan anak-anak kami. Waktu anak pertama, Fadhil, saya agak terlambat menerapkan sistem bilingual ini, karena masih setengah hati menjalankannya. Jadi, ketika dia harus mulai belajar membaca, cara berkomunikasinya belum full dua bahasa (Indonesia dan Inggris), sehingga dia bisa fokus belajar membaca dan menulis dalam ejaan bahasa Indonesia.

Berbeda kejadiannya dengan Safina yang tahun ini sudah masuk Sekolah Dasar. Sejak umur 2 tahun anak ini sudah kelihatan kecenderungannya berkomunikasi lebih ke bahasa Inggris ketimbang berbahasa Indonesia. Secara verbal, dia lebih menguasai bahasa Inggris. Sehingga ketika beberapa bulan sebelum masuk SD dan guru di TK mulai mengajarkan baca tulis dalam ejaan bahasa Indonesia, bisa dibilang, pencapaian Safina agak di bawah teman-teman seusianya. Saya mah nggak galau, karena saya paham kondisinya. 

Anak bilingual menyerap informasi berupa kosa kata lebih banyak ketimbang anak satu bahasa. Untuk satu makna kata, ada dua kata yang dia pahami. Jadi saya pun nggak menuntut Safina untuk bisa memiliki kecepatan belajar membaca dan menulis seperti teman-teman lainnya yang tidak menerapkan bilingual. 

Ketika masuk SD, Safina baru mampu mengeja dua suku kata sederhana, seperti ba-be, ka-ki, la-ma, ba-ju, to-pi. Yang membuat saya agak kaget adalah, buku-buku paket pelajaran kelas 1 SD ternyata sudah berisi cerita dalam kalimat-kalimat panjang dan kompleks. Saya amati teman-teman sekelas Safina, sebagian besar sudah mampu membaca buku-buku paketnya dengan lancar, walaupun mungkin belum memahami arti dari kalimat panjang yang mereka baca. Pendek kata, Safina "kelihatannya" tertinggal dibanding teman-teman seusianya. Saya galau? Nggak! Hahaha! 

Melihat itu, saya memulai strategi baru. Pelajaran membaca dalam bahasa Inggris akan saya tunda sampai Safina lancar membaca ejaan dalam bahasa Indonesia. Sebelum masuk SD, Safina sudah bisa melafalkan alphabet dalam ejaan bahasa Indonesia dan Inggris. Sehingga dia sudah mampu membedakan bunyi huruf A dalam Indonesia dan Inggris, misalnya. Hal ini mempermudah saya saat mengajarnya membaca. 

Beberapa hal yang saya lakukan saat mengajar Safina membaca:

1. Pengenalan alphabet

Ini pelajaran paling dasar, sehingga menurut pandangan saya pribadi, sebaiknya sejak awal dikenalkan keduanya, baik dalam ejaan Indonesia mau pun Inggris. Hal ini akan berguna saat kita mulai mengajarkan membaca dan menulis dalam bahasa Inggris nantinya. Misalnya, penyebutan huruf A dalam bahasa Inggris berbunyi seperti huruf E dalam bahasa Indonesia. Alhamdulillaah, karena sejak awal mengenal huruf Safina sudah tahu kalau huruf A berbeda bunyi untuk Indonesia dan Inggris, jadi memudahkan saya kalau membantunya mengeja kata. Kalau dia minta tolong untuk mengeja kata dalam bahasa Inggris, saya akan mengejanya dalam ejaan Inggris. Begitu juga sebaliknya. Secara tidak langsung dia sudah berlatih mengeja dalam dua bahasa. 

2. Pilih prioritas 

Berhubung Safina sekolah di sekolah dasar negeri, mau tidak mau saya harus "change gear". Yang tadinya prioritas saya adalah melancarkan bahasa Inggrisnya, sekarang harus diubah dulu sementara, karena semua pelajaran di sekolahnya disampaikan dalam bahasa Indonesia. Artinya, kemampuan membaca dan menulisnya diprioritaskan untuk bisa dalam bahasa Indonesia terlebih dulu. Lebih bagus lagi kalau bisa keduanya bersamaan, tapi saya nggak mau maksa anaknya. Lah, dia juga kan harus mulai belajar baca Al Qur'an (huruf arab)? Saya nggak mau anaknya ntar merasa belajar jadi kegiatan yang menyiksa. 

3. Fokus di prioritas, jangan tinggalkan yang bukan prioritas

Selama beberapa bulan ini, sejak Safina masuk SD, saya mulai fokus mengajarnya membaca dalam ejaan Indonesia. Namun bukan berarti saya meninggalkan begitu saja bahasa Inggrisnya. Persentase dan bentuknya aja yang saya bedakan. Untuk belajar Indonesia 70% dan berupa belajar konvensional (latihan membaca, menulis, dikte dan lain-lain), sedangkan untuk Inggris sekitar 30% dan bentuknya tidak konvensional (listening lewat nonton film/video, speaking lewat membuat home video, menebak tulisan lewat kegiatan membaca buku cerita sebelum tidur/bed time story). 

4. Permainan Berkirim Surat


Safina lagi suka banget menulis note atau catatan kecil yang ditujukan untuk siapa saja. Kadang dia ingin menulis memo untuk teman sekelasnya. Kadang dia ingin menulis surat untuk sepupunya. Kadang dia kepengen curhat atau komplen sama emaknya. Hhhh .... Beberapa kali temannya merayakan ulang tahun, Safina selalu menulis kartu ucapan untuk mereka. Kadang dia ingin menulis dalam bahasa Inggris, kadang Indonesia. Terserah dia aja, deh. Hihihihi. Yang jelas, kalau dia nulis surat komplen buat emaknya, selalu dalam bahasa Inggris. Dan yang bikin kocak, kata per kata dia tanya ejaannya. Kan ketauaaan, dek kamu mau komplen apaan sama mama! Bleh! Tapi kegiatan ini jadi latihan juga buat Safina. Karena sering melakukannya, beberapa ejaan kata yang sering digunakan dengan sendirinya dia jadi hafal. 

5. Tebak huruf dalam dua bahasa

Untuk melancarkan hafalan ejaan huruf dalam kedua bahasa, biasanya saya suka iseng nanya, "Dek, huruf A dalam bahasa Inggris apa?" Atau saya balik, "What's B in bahasa Indonesia?" Trust me, it helps a lot! Try it, just for fun. 

6. Chatting via smartphone



Kadang Safina suka minta ikutan mainin henpon saya (gara-gara ngeliat emaknya nggak lepas-lepas megang HP kali). Dia suka nanya saya lagi chat sama siapa kalau dia lihat saya sibuk di Whats App. Hihihi. Jadi kadang suka saya ajak sekalian aja chat sama Papanya yang lagi di kantor, atau dengan sepupu-sepupunya di Singapura. Kalau lagi pengen pakai bahasa Indonesia, saya ajarkan ejaan dalam bahasa Indonesia, begitu juga kalau dia mau pakai bahasa Inggris, pelafalan huruf akan saya lafalkan dalam ejaan Inggris.


Itu tadi beberapa contoh kegiatan yang saya lakukan untuk mengajarkan Safina membaca dan menulis. Tujuannya, agar kemampuannya membaca dan menulis berimbang untuk dua bahasa. Seperti yang sudah saya katakan di beberapa artikel seputar bilingual kid, jangan berharap hasil instan, selalu konsisten dan jangan disamakan kemampuan anak sendiri dengan anak lain. Beberapa cara yang saya pakai mungkin aplikatif untuk teman-teman, tapi mungkin ada yang tidak sesuai, karena pengaruh faktor lainnya. Silakan kreatif aja mencari cara yang paling cocok buat anak-anak kita. OK, sip. Semoga bermanfaat. ^_^

Baca ini juga ya, supaya lengkap:









Sabtu, 31 Oktober 2015

Selfie Story, Bloggers Bikin Buku Tentang Selfie!

  41 comments    
categories: , ,
Assalamu'alaikum.

Masih ingat sama Lomba Blog Selfie Story di Blog EMak Gaoel beberapa bulan yang lalu? Lomba yang disupport full sama Smartfren ini berhasil merangkul lebih dari 160-an peserta dengan tulisan yang seru tentang kisah di balik foto-foto selfie mereka. Kelanjutan dari lomba ini adalah, phak Penerbit Mizan ternyata tertarik untuk membukukan beberapa kisah yang masuk menjadi finalis lomba. Melalui Kang Benny Rhamdani, tawaran itu masuk melalui e-mail saya.


Tentu saja saya langsung menyambut dengan antusias ajakan tersebut. Walaupun tidak ada tulisan saya di dalamnya, tapi Kang Benny secara spesifik meminta saya untuk membidani buku Selfie Story ini sebagai editor. Berhubung saya belum pernah menjadi editor (secara resmi), ini tentu saja jadi tantangan baru dan seru buat saya. Tanpa mikir dua kali, saya langsung menyetujui.

Selfie Story dijadikan sebagai judul utama buku ini. Isinya berupa kumpulan kisah nyata dari 24 penulis yang notabene adalah finalis lomba blog Selfie Story di Blog Emak Gaoel. Beberapa nama yang ada dalam buku ini adalah penulis-penulis yang sudah banyak menerbitkan buku sebelumnya. Beberapa lainnya, justru penulis/blogger yang masih muda belia (salah satunya malah masih duduk di bangku SMA). Walau begitu, saya berani jamin, kisah yang mereka tulis, semua memiliki nilai lebih dari beragam sudut pandang dan latar belakang. Kalau nggak, tidak mungkin kan mereka bisa lolos jadi finalis?

Ketika saya dan dewan juri lomba Selfie Story membaca kisah-kisah yang ditulis para peserta, kami tidak menyangka akan menemukan begitu banyak kisah menarik, unik, inspiratif dan keren di balik selembar foto selfie mereka. Kisah-kisah yang ditulis oleh mereka beberapa membuat kami menitikkan air mata, beberapa membuat kami tertawa, beberapa membuat kami berpikir. Pokoknya nggak nyangka aja kalau ada cerita yang lebih "besar" dibanding foto selfie yang sering dianggap remeh oleh kita itu. 

Nggak heran juga, akhirnya Kang Benny menawarkan untuk membawa naskah pilihan ke Penerbit Mizan untuk dilihat apakah layak untuk diterbitkan. Alhamdulillaah, ternyata memang lolos seleksi di Mizan. Dan nggak sabaar nunggu buku Selfie Story ini beredar sebentar lagi. Berikut nama-nama penulis dalam buku Selfie Story: 

Arian Sahidi

Olive Bendon

Okti Lillis Linawati

Fita Chakra

Susi Sukaesih

Taufiq Firdaus Alghifari Atmadja

Indah Nuria Savitri

Astin Astanti

Isti 'Adzah Rohyati

Jihan Davincka

Eka Fikriyah

Tanti Amelia

Irena Puspawardani

Wylvera Windayana

Fardelyn Hacky

Echa

Anazkia

Imazahra

Dewi Rieka

Dian Kelana

Ubaidillah 

Irfan Syahputra Pasaribu

Kartika Putri Mentari

FYI, kami semua (saya dan 23 teman penulis di atas) telah sama-sama sepakat bahwa keuntungan dari buku ini seluruhnya akan kami sumbangkan untuk kegiatan sosial yang telah kami pilih bersama. Semoga menjadi amal ibadah yang diterima Tuhan Yang Maha Esa dan semoga kisah-kisah yang ada di dalam buku Selfie Story ini bisa menjadi sumber inspirasi bagi yang membacanya. Jangan lupa beli, ya! ^_^


Selasa, 27 Oktober 2015

Hari Blogger Nasional: Why "A Full Time Blogger" Has Become The New Obsession?

Assalamu'alaikum.

Today is Indonesian Blogger's National Day! I don't really know the history of the day. From what I read, Blogger's National Day (Hari Blogger Nasional) was born on 2007 at Pesta Blogger event. Since I consider myself as a blogger, I think at least I have to speak up my point of view of being a blogger, especially in Indonesia.



I started blogging about 8 years ago. Some of you will say, "Whoaa!" Some of you won't even impress at all. I was a little bit late to be touched by technology called internet. When my sister had already had email address back then, I was still like, "What address again?" When some of you already had a bunch of online friends on MIRC, I was still like, "Where the hell is Mr. Postman? I'm waiting for my document!" 

Knowing blog was really an awakening experience for me. I didn't realize how powerful words are when you write it down online. I mean, yeah, I read books. Lots of them. Loving it! Until now. I love writing, with my hands ... and pen. But, putting my written thought online, and knowing that there are people out there reading it, it was awesome! 

Yes, I enjoy every single minute I spend here. Reading other blogs, interacting in bloggers communities, writing reviews, reporting events, etc. I met a lot of new friends, some of them become my new BFF. Some of them become my new BEF (if you know what I mean, LOL). Like Taylor Swift, my motivator, said, "Hater's gonna hate hate hate hate. Shake it off, shake it off." :v Not to mention, I can make money here. How cool is that?

Blogger has become the most wanted persona for various brands/companies. The progress of bloggers' life is so fast, that only pizza delivery can beat (less than 30 minutes). Suddenly, new bloggers with less than 5 years old blog appears to the surface. They seem have no problems at all catching up with older bloggers (hey, you know I'm not talking about age here). One by one, their names becomes famous in bloggers community. Some of them started to have fan base. Blogger is the new celebrity in town, yo! Awesome? Sure! 

Seeing this phenomena of how Indonesian bloggers grow, especially the last 5 years, is amazing. Abruptly, your number of years of blogging is irrelevant to any situations at all. Older bloggers, new bloggers, young, old, famous, newbie, all have the same opportunity to take their blogs to the next level. The idea of becoming a full time or professional bloggers is not so dreamy anymore, even for the newbies. This is good. Competitive atmosphere among bloggers is heating up. I personally, respond to that fact in a positive way. It' s good, when you can compete to any bloggers from any background. Because when you survive, it will be some kind of evidence that you did good.

The idea of becoming a full time blogger doesn't sound so impossible anymore. When your blog has good performance, one day, probably you will think to quit your job and spend the day in front of your laptop, working on your blog and social media accounts. Who would turn down such offer? Working while you're still on your pijama, sipping coffee while publishing your article, making good photos without even leaving your bedroom or the chance to see new places and get paid. I was saying to myself, "Heck, yeah! I can totally be a full time blogger. I can learn and earn so much more!"

So, when the idea of becoming a full time blogger has become the new "IT" among bloggers, what should we do, what should we have and what should we improve? I maybe will disappoint some of you who expect some theories here. Because, same as you, for me this is still a plan. I'm still trying to figure out my way to be a full time blogger. I consider myself as an older blogger with younger experience. There are a lot of things I don't know about blogging, and it doesn't have anything to do with my 8 years of blogging. My blog and my interaction with my fellow bloggers are my space to learn new things, not only about blogging, but about so many things.

Why do I want to be a full time blogger? Because it opens so many doors, that's for sure. I got to meet famous, smart, inspiring, amazing people through blogging. I got to see other countries through blogging. I got to have many new things through blogging. And last but not least, I got hope through blogging. Hope of living a better life, hope of having beautiful friendship, hope of moving other's people heart and hope of becoming a better person, one post at a time.


If there is one advice I can give, "Be yourself, keep learning, don't give up!" This is not a specific advice for bloggers. This is a common advice for a better life. Since blogging has become my life, I adopt and apply that advice for my blogging life. Why I want to be a full time blogger? Because I want everything to be better. For me, my family, my friends, my environment, my country and the world. Bloggers, you should realize how big the power in your hand is. Why dreaming small, while the biggest achievement is waiting for you in the corner. Grab it! Happy Blogger's Day, Indonesia!


Thank You Note

Thank you for supporting Blog Emak Gaoel! ^_^

Communities

Kampung Fiksi

Crafting for Charity

Komunitas Lebah

Kumpulan Emak Blogger

Warung Blogger

Inspirational People

Encik Amir (Denaihati.com)

Mr. Clay Myers

Kim Garst

Melyssa Griffin

Brands (2015)

Smartfren

Smesco 

Bukalapak.com

Obralindo.com

Penerbit Mizan

Happy Fresh

Summarecon Bekasi

D'Eyeko

Dancow

SHARP

Tabloid NOVA

IMAX

Entrada Resto & Bar

Max Factor

ZTE

Cermati



Rabu, 21 Oktober 2015

Main Pintar/Pintar Main di Socmed Ala Emak Gaoel

  53 comments    
categories: ,
Assalamu'alaikum.

Hai! Jumpa lagi di acara Blogelo Emak Gaoel alias Ngeblog (Terserah) Elo Dah, Emak Gaoel! Wakakakak! Ini hasil sharing saya hari Senin lalu di grup KEB. Yaah, mohon maaf kalau rada-rada sotoy. Da' ini mah disusun berdasarkan pengalaman sendiri jadi banci socmed selama 8 tahun terakhir. Wkwkwkwk. 

Nah, kan! Kenapa harus ada penampakan begini sih, mak? :p

Social media adalah “senjatanya” blogger yang mau berkembang. Blogger yang masih memperlakukan blognya sebagai diary online, tentu nggak merasa butuh-butuh amat sama social media, karena karakter diary online ya nggak jauh sama diary pada umumnya; ditulis untuk diri sendiri. Kalau pun diatur terbuka, blog yang dikhususkan untuk curhat, tidak urgent untuk sharing link ke mana-mana. Beda dengan blogger yang punya misi lebih lebar; blognya diperlakukan sebagai sarana berbagi sampai sarana mencari income. In that case, social media is your weapon. Dor!

Saya sebut kegiatan ber-socialmedia ini dengan “main-main” dalam tanda kutip, karena seperti namanya, social media perlu di”mainkan” secara personal. Kecuali akun social media yang kita pegang adalah akun sebuah perusahaan, maka cara paling smooth untuk terampil di social media adalah “menjadi diri sendiri”. Beberapa hal pokok yang perlu kita pahami sebelum bermain di akun social media kita:

Kita ingin dikenal sebagai siapa? 

Yang paling bener memang jadi diri sendiri. Tapi mungkin ada beberapa aspek dari diri kita yang ingin kita tunjukkan, maka tonjolkan aspek tersebut. Example: penulis, motivator, marketing expert, guru, pembaca buku, beauty expert, food enthusiast, traveler, dan lain-lain.

Jauhi kontroversi dan perdebatan. 

Sebisa mungkin, apa pun yang menyangkut kontroversi di lahan yang kita bahas, tidak usah ikut terlalu jauh dalam perdebatan. Perdebatan beda ya sama diskusi. Kalau kita merasa mampu untuk berdiskusi secara sehat, silakan saja. Tapi biasanyaaa, yang namanya diskusi panas secara online selalu potensial menjadi debat kusir yang tidak berkesudahan. So, be smart to know when to stop. 

Fokus pada kekuatan yang ingin kita angkat di social media. 

Kalau image food blogger yang ingin kita angkat, usahakan 75% updates di socmed kita adalah seputar makanan. Boleh-boleh aja share status atau ngetwit personal, tapi yang penting timeline didominasi oleh topic seputar food.

Sekarang mari kupas satu-satu per satu karakter social media terpopuler saat ini dan trik memainkannya agar memberikan nilai lebih pada posisi kita di dunia maya. Sekedar tambahan aja, mungkin sebagian menganggap ini kurang penting, tapi ukuran Klout score (nilai influence kita di social media) sangat berpengaruh dari permainan kita di social media. Beberapa blogger yang sudah membuat blognya sebagai income tambahan sangat bergantung pada Klout score (selain statistik trafik, domain authority, page authority dan sebagainya. Saya nggak bisa bahas bagian itu, nggak menguasai soalnya). Klout score selain bergantung pada jumlah followers, sebenarnya lebih menghitung ke arah interaksi kita di social media. Jadi sebenarnya nggak perlu kecil hati duluan kalau lihat jumlah followers masih sedikit. Nggak masalah, yang penting ada interaksi kuat dengan followers dan intensitasnya tinggi.


Nempelin Klout Score dulu, ah. Belum pernah dapet segini. :p

Saya cuma aktif main di 4 social media saat ini: Facebook, Instagram, Twitter dan Google +. Jadi saya cuma bisa share seputar 4 socmed tersebut, ya. Mungkin kalau ada yang aktif di socmed lain seperti Periscope, Path, dan lain-lain, nanti bisa menambahkan. Monggo. 



Karakter

Karakter Facebook sebenarnya adalah representatif pribadi kita yang paling real, menurut saya. Kebanyakan dari kita sharing hal-hal yang personal di Facebook, dan jarang sharing hal serupa di Twitter, misalnya. Untuk saya pribadi, Facebook dan Instagram memiliki karakter yang mirip, hanya bentuknya saja yang berbeda. Untuk menjalin interaksi di Facebook wall milik kita, biasanya kita sharing keseharian kita, sharing beberapa foto acara pribadi, atau sharing link yang membahas isu tertentu. Interaksi di Facebook berbentuk like (jempol) dan komentar teman. 

Trik

1. Catch the moment
Sedang ada kejadian apa yang kekinian banget hari ini, atau jam ini? Seperti misalnya waktu konser Bon Jovi beberapa waktu yang lalu, gak ada salahnya update status ringan seputar Bon Jovi, walaupun nggak ikut nonton Biasanya akan ada aja teman yang nimbrung membahas. Point-nya di sini adalah being updated ON THE REAL TIME. Di jaman digital gini, real time reaction penting. Karena trend berubah tiap detik. Kalau bahasa Mahmud-nya, “Keburu basi,” kalau kelamaan. 

2. Prime Time
Berdasarkan pengamatan saya, waktu-waktu yang bisa mendapat respon langsung dari teman di Facebook adalah sekitar jam 06.00-08.00 pagi (kemungkinan mereka sedang terjebak macet dalam perjalanan menuju kantor), jam 12.00-13.00 (waktu istirahat makan siang), jam 18.00-21.00 (waktu pulang kerja dan istirahat di rumah) dan paling malam sekitar pukul 23.00-24.00 (ini biasanya buat sesama teman blogger, hihihihi).

3. Being seen on your friends’ timeline
Trik agar status/post kita bisa selalu ada di timeline teman sederhana banget sebenarnya. Interaksi saat membalas komentar di status akan membuat status kita yang sudah lama sekali pun akan muncul di timeline teman. Jika waktunya tidak masuk prime time (misalnya udah jam 2 pagi) tunda dulu membalas komentar sampai pagi harinya.

4. Your memory today
Manfaatkan fasilitas Your Memory Today dari Facebook untuk mendapatkan ide segar dari postingan lama kita. Saya sering menemukan status lama saya dari tiga tahun yang lalu, ternyata relevan lagi dengan apa yang saya rasakan hari ini. Kalau lagi kering ide, ini membantu banget.

5. Konten
Saya sudah pernah bahas di Blog Emak Gaoel tentang konten apa yang bisa memancing interaksi di Facebook fanpage, sebenarnya ini bisa diaplikasikan juga di Facebook pribadi kita, kok. Beberapa konten yang potensial mendapatkan interaksi dari teman di Facebook antara lain: meminta saran/bertanya, mengadakan polling/survey, kontes/kuis, berbagi quote inspiratif (ini potensial untuk mendapatkan re-share), mempromosikan link/profil teman Facebook, tutorial DIY, humor, video. Lengkapnya nanti bisa dibaca di sini. Dan kalau teman-teman berminat untuk belajar lebih jauh, bisa donlod e-book gratis tentang hal ini di website milik pakar social media, Kim Garst di sini

6. Public or private?
Ini mutlak adalah pilihan personal. Beberapa dari kita tidak nyaman dengan setting public di Facebook, sehingga mengatur post hanya bisa dilihat oleh Friends Only. It’s OK. Saya pun begitu, karena perlakuan saya untuk Facebook lebih personal. Tapi yang perlu dipahami, makin terekspose, maka makin besar interaksi yang didapat. So, it’s all up to you.

7. Reply comments
Sekarang fitur reply comments untuk tiap comment yang masuk bisa menciptakan interaksi yang lebih intim. Tapi kadang, kalau kita ingin jawaban comment kita dibaca juga oleh yang lain, sebaiknya reply melalui kolom comment baru. Misal: ada teman yang bertanya tentang info lomba Blog Emak Gaoel (uhuk), saya lebih memilih untuk menjawab di kolom comment baru ketimbang me-reply langsung di kolom comment si penanya. Tujuannya, agar informasi yang saya sampaikan terbaca juga oleh teman lain yang melihat di timeline. 



Karakter

Karakter Twitter sedikit lebih ramai ketimbang Facebook. Ibaratnya, Facebook itu cluster, Twitter mungkin kompleks perumahan padat. Semua bisa kita dapat dalam hitungan detik di Twitter. Hanya modal melihat trending topic, kita bisa tahu di Jakarta sedang ramai kicauan tentang apa. Hanya modal melihat re-tweet teman yang kita follow, kita bisa tahu banyak hal yang tadinya mungkin kita tidak pernah tahu eksistensinya. 

Saya enjoy main di Twitter, karena ramai rupa manusia semua ada di sana. Hihihi. Interaksi di Twitter berupa re-tweet, quote tweet dan reply. Makin banyak yang me-re-tweet kicauan kita di Twitter, nilai influence kita akan tercatat bertambah/meningkat. Seni dalam bermain di Twitter juga bergantung pada siapa sosok yang kita follow. 

Trik

1. Follow the right ones
Follow akun tokoh-tokoh yang menginspirasi atau berpengaruh: bisa tokoh politik, motivator, seleb twit, artis, perusahaan besar, kepolisian, pemerintahan, dll. Sesekali nimbrung dalam diskusi kultwit mereka. Kalau twit kita menarik, tokoh tersebut nggak akan segan-segan me-re-tweet dan voila, akun kita terekspose ke ratusan ribu bahkan jutaan followers-nya. Alhamdulillaah ya, sesuatuh. 

2. Quote tweet
Sering menemukan tweet menarik? Ingin re-tweet tapi sekalian ingin kasih pendapat singkat juga? Quote tweet aja, selipkan komen singkatmu di awal quote. Sekali dayung, dua pulau terlampaui, kira-kira begitu. 

3. Trending topic
Kalau trending topic adalah sesuatu yang menarik perhatian kita, gunakan aja hashtag atau keyword yang sedang jadi trend. Seenggaknya tweet kita masuk dalam aliran tweet yang sedang menjadi trend saat itu. Yang BIG NO buat saya itu adalah numpang di trending topic. Sering lihat kan akun OS yang promo dagangannya pakai hashtag/keyword yang sedang jadi trending topic? Kadang gak nyambung banget. Dan kadang malah nggak pantas. Misalnya waktu kejadian di Mina kemarin, ada aja lho yang numpang jualan pakai hashtag #PrayForMina. Duh. 

4. Prime time
Hampir sama dengan Facebook, tapi biasanya penghuni Twitter lebih kalong dikit dibanding Facebook, sih. Hahaha. Jadi bolehlah main agak malem di Twitter. Biasanya masih rame.

5. Public or private
Sama dengan keterangan di Facebook. Pilihan masing-masing, dengan catatan: makin terbuka, makin besar terekspose. Akun Twitter saya ter-setting public (tidak digembok), karena saya tidak membagi hal-hal yang sifatnya terlalu pribadi di Twitter. Dan perlu diingat, Twitter adalah pakarnya trending topic. Hampir semua berita media online, berawal atau dicari oleh netizen melalui Twitter. Jadi nilai interaksi di Twitter sebenarnya tinggi sekali. 

6. Mention and reply
Sama seperti “memainkan” comment” di Facebook, membalas tweet mention dari teman di Twitter sebaiknya dipertimbangkan juga dari konten jawaban yang ingin kita sampaikan. Jika sekiranya jawaban kita berupa informasi yang ingin sekalian kita sampaikan untuk semua followers, pakailah mention nama teman di bagian akhir tweet, supaya “reply” kita terbaca oleh semua followers. 



Karakter

Selebgram lagi naik daun ya, maks! Ngiler liat foto-foto kece mereka. Coba perhatikan di tiap akun IG para selebgram ini, mereka bisa ya menciptakan image lewat deretan foto-foto yang ditampilkan di akun IG-nya. Saya sendiri ngaku, akun IG saya masih acakadut, karena masih memperlakukan IG sebagai album foto. Padahal, kalau mau serius main pintar di IG, bisa jadi kerjaan juga, tuh! *mata ijo*

Kemarin dapat ilmu dari Heidi Nazarudin (CEO Blogger Babes), katanya penting banget menciptakan mood dan tone yang seragam di akun socmed dan blog kita. Supaya semua sejalan, terlihat benang merahnya, sehingga dengan sendirinya bisa menciptakan image yang ingin kita tampilkan.

Trik

1. Main hashtag
Hashtag punya pengaruh besar di IG. Jika akun IG dikhususkan untuk foto-foto perjalanan, pilihlah hashtag yang umum tapi menyentuh dunia traveling. Misal: #Instatravel #traveling #funtravel #backpacking dan sebagainya. Tujuannya adalah untuk mendapatkan interaksi dari luar follower, syukur-syukur bisa nambah followers. Jangan lupa sesekali boleh juga nge-tag akun IG komunitas yang sesuai, berharap di-regram, mayan yaa!

2. Filter dan shape
Untuk menciptakan mood yang stabil dan tidak terkesan acak-acakan di akun IG, usahakan memilih filter yang sama untuk tiap upload. Ini belum juga bisa saya praktekkan, tapi jujur aja, kalau kita klik profil IG seseorang, mata akan lebih terhibur melihat deretan foto yang rapi baik dari bentuk maupun tone filternya. Ini memancing untuk orang melihat foto lebih banyak lagi. 

Sekarang foto di IG bisa ditampilkan dengan bentuk panorama (foto panjang), tidak cuma bentuk square seperti dulu. Seandainya mau memakai setting ini, baiknya sih semua foto ya sama. Lebih enak dan asik untuk diliat. 

3. Reply comment
Ini mah basic banget sebenernya, tapi mungkin masih ada yang belum tahu, hehehe. Ya dikasih tau ajalah sekalian. Kalau bales comment di IG, jangan lupa mention akun temen yang mau di-reply comment-nya ya. Soalnya kalau nggak gitu, dia nggak dapet notificationnya. Hehehehe.



Karakter

Ini dia nih yang paling belum bisa saya kuasai. Padahal jumlah followers saya di akun G+ paling banyak, tapi saya paling susah mencari celah untuk bisa aktif berinteraksi seperti di akun socmed lainnya. Ah, pokoknya masih bingungin, deh. Wkwkwkwk.

Untuk saat ini G+ masih saya manfaatkan untuk share update blog karena terkoneksi langsung lewat akun gmail. Lumayan kontribusinya untuk pageview, sekitar 2-5% dari total followers. Dan kabar dari pakarnya sih, kalau kita aktif share di G+ akan lebih mudah terindex oleh Google, karena masih saudara kandung kali, yak.


Trik

Di G+ ada yang namanya circle. Kita leluasa mengatur lingkaran-lingkaran pertemanan kita sesuai dengan kriteria yang kita tentukan sendiri. Misal: circle untuk teman SD, SMP, kuliah, kerja, komunitas, dan lain-lain. Kita bisa lebih mudah mengatur update mana yang sesuai untuk circle tertentu.

Tapi kalau mau interaksi luas, setting share update kita ke public. Beberapa pakar socmed bilang, G+ itu kayak hutan rimba atau kota hantu. Kayanya sepi, padahal penghuninya banyak. Jadi kalau mau share public, ya pilih-pilih juga update yang seperti apa yang ingin kita share. Kalau saya, masih sebatas update new post di blog sembari belajar-belajar lebih jauh lagi seputar karakter socmed yang satu ini.


Begitulah kira-kira kesimpulan yang bisa saya ambil dari main-main di socmed selama ini. Sekarang tinggal atur aja waktu, isi dan kreativitas kita dalam ber-socialmedia. Jadikan social media sebagai platform untuk berinteraksi. Modal dasar socmed itu ya INTERAKSI. Kalau interaksi sudah terjalin, mau dibawa ke mana pun profil socmed kita, tinggal melangkah aja ke plan selanjutnya. Oke, sip.

Kalau ada yang kurang, mohon ditambah. Kalau ada yang salah, mohon dikoreksi. Terima kasoooy. :*

Kalau artikel ini dirasa bermanfaat, klik "share" dong, kakaak! Hahaha. Baca artikel tentang blogging lainnya di sini, ya. ;)

Senin, 19 Oktober 2015

Dukung Local Brand Kita Menjadi Lebih Keren! #SmescoNV

  34 comments    
categories: 
Assalamu'alaikum.

Di cerita minggu lalu ketika menghadiri acara Smesco Netizen Vaganza 2015 saya sempat singgung sedikit tentang apa hubungannya netizen (warga dunia maya, penggiat social media dan blogger) dengan local brand kita? Bicara soal local brand atau produk dalam negeri yang akrab dengan pameran/expo/bazaar, selalu membuat saya kembali ke masa beberapa tahun lalu. 


Gedung SME Tower (foto milik pribadi)

Masa ketika Mama saya masih sehat wal'afiat dan kuat keliling ke berbagai kota dan negara untuk mengisi pameran produk Indonesia. Berawal sekitar 15 tahun yang lalu, Mama mempekerjakan dua orang perajin bordir dari Tasikmalaya untuk butik kecilnya. Dari sana beliau berkenalan dengan beberapa perajin kerajinan tangan lainnya yang ada di sekitar Rajapolah, Tasikmalaya. Lalu seorang langganannya mengajak Mama untuk mengisi sebuah pameran di Singapura. Pameran tersebut rutin diadakan di EXPO Hall Singapura setiap bulan. Semua kerajinan tangan dari Indonesia mengisi pameran tersebut, mulai dari keranjang sampah sampai lemari kayu jati. Mulai dari sapu ijuk sampai patung ukir. Mulai dari dompet manik-manik sampai kain tenun berharga puluhan juta.

Me and my Mom ^_^

Beberapa kali saya ikut menemani Mama mengisi pameran. Dan saya jadi tahu dan belajar banyak hal seputar pameran produk Indonesia di sana. Saya jadi tahu sedikit seputar seluk-beluk kegiatan dan pelaksanaan pameran dan bazaar yang sering diadakan oleh instansi pemerintahan dan juga swasta di banyak tempat.

Perjalanan Panjang Produk Lokal

Mama saya pernah mengajak saya untuk hunting barang-barang kerajinan di Rajapolah, Tasikmalaya. Kami menjelajahi tiap sudut desa perajin sampai ke instansi lokal yang menampung hasil kerajinan tangan penduduk di sana. Mulai dari yang usaha rumahan yang dikerjakan oleh satu keluarga, sampai ke kelas menengah yang bisa menampung sampai 20-an pekerja.

Produk Rajapolah, Tasikmalaya, Jawa Barat (foto milik pribadi)

Barang yang biasa kami bawa ke pameran adalah berupa hasil kerajinan anyaman seperti tas, keranjang, baki, tatakan gelas dan piring, tutup saji, bola takraw, dan banyak lagi. All handmade, mulai dari proses awal hingga finishing. Bisa dibayangkan kerja keras para perajin ini membuat sebuah alas piring saja, bisa bikin pinggang encok dan punggung bongkok. Serius!

Produk Rajapolah, Tasikmalaya, Jawa Barat (foto milik pribadi)

Untuk bisa sampai ke pameran  atau bazaar, barang-barang hasil kerajinan ini harus melalui banyak lagi gerbang. Bisa melalui instansi resmi pemerintah daerah atau melalui pengusaha-pengusaha kecil-menengah seperti Mama saya. Wajar sekali harga sudah ter-mark-up sampai pada tahap ini. Untuk kualitas produk lokal ini, ada pemerintah daerah melalui koperasi sebagai quality control. Selain itu, pengusaha-pengusaha yang datang langsung ke perajin seperti Mama saya juga bisa menjadi gerbang pengawasan kualitas, karena mereka juga tidak mau menjual barang yang asal jadi, kan? So, secara logika, jika barang hasil kerajinan sudah bisa masuk ke bazaar atau pameran skala besar, kualitasnya sudah bisa dijamin. In other words, local brand juga keren!

Produk Rajapolah, Tasikmalaya, Jawa Barat (foto milik pribadi)

Kemudian untuk bisa tampil di meja display di booth pameran atau bazaar, ada biaya sewa booth yang harus dikeluarkan per hari oleh pengusaha atau perajinnya sendiri. Kadang jika melalui instansi pemerintah, para perajin lokal kelas kecil dan menengah bisa mendapatkan booth gratis. Namun booth gratis, bukan berarti biaya lain juga gratis, kan? Saya pernah menemani Mama saya menjaga pameran selama 3 hari, dari pagi sampai sore (kadang malam). Berapa biaya makan untuk karyawan yang menunggu booth pameran? Berapa upah yang sesuai untuk bekerja seharian melayani calon pembeli? Berapa biaya angkut dan membersihkan booth setiap malam saat pameran tutup? Berapa biaya ini, itu dan anu? Semua menjadi pengeluaran para peserta pameran.

Produk Rajapolah, Tasikmalaya, Jawa Barat (foto milik pribadi)

Apa cuma lewat pameran atau bazaar aja harapan para pekerja kerajinan tangan dan kain lokal ini? Umm, kalau mereka sanggup punya toko atau butik sendiri, tentu bagus sekali, ya. Tapi biasanya butik produk lokal, apalagi handmade, kalau berdiri sendiri sepi pengunjung. Saya senang lihat gedung Smesco kemarin. Dalam satu gedung megah kita bisa melihat semua produk lokal dari seluruh Indonesia. Semua diletakkan dalam display yang menarik di galeri-galeri yang dibagi berdasarkan propinsi yang ada di Indonesia. Makin banyak yang dilihat, makin ramai pengunjung. Konsep ini juga yang dipakai oleh penyelenggara pameran atau bazaar. Maka tidak heran, para perajin lokal selalu berusaha untuk bisa ikut dalam pameran skala besar seperti INACRAFT misalnya. Atau pameran-pameran di Singapura dan Malaysia seperti yang Mama saya ikuti selama ini.

Produk Rajapolah, Tasikmalaya, Jawa Barat (foto milik pribadi)

Bagaimana cara netizen mendukung local brand agar makin keren?

1. Kalau ke pameran atau bazaar produk lokal, belilah produk yang dipamerkan. Kadang biar pun cuma satu buah, itu bisa sangat menolong kelangsungan industri kecil mereka di daerah asal.

2. Ambillah foto produk di pameran dan sebarkan tentang acara tersebut di socmed.

3. Biasanya disediakan kartu nama pengusaha lokal di meja atau booth pameran, ambillah dan simpan supaya sewaktu-waktu bisa direkomendasikan kepada kerabat yang sedang membutuhkan sesuatu.

4. Lagi punya hajatan? Mau bikin event blogger? Pusing nyari isi goodie bag? Kenapa nggak diisi sama suvenir buatan lokal? Lebih unik dan tidak terkesan pabrikan. Jangan lupa cantumkan kontak yang bisa dihubungi.

5. Yuk, mulai menulis blog post tentang produk-produk lokal di daerahmu. *Mulai cari-cari produk buatan lokal di Bekasi, ah* Atau bisa juga mengangkat sosok inspiratif perajin batik di Pekalongan atau kain tenun di Sumba, misalnya. Bisa juga menceritakan proses pembuatan sebuah meja ukir di Jepara atau cara menganyam keranjang dari eceng gondok di Garut. Wah, banyak banget yang bisa kita angkat untuk menjadikan local brand lebih keren lagi. Semangat! :D

6. Tinggal di Jabodetabek dan sibuk dengan rutinitas sehingga susah mendapatkan waktu libur keliling Indonesia? Wah, saya banget itu. Pas weekend bolehlah mampir ke Smesco untuk melihat-lihat dan belanja-belanja lucu produk lokal Indonesia yang dipamerkan di UKM Gallery. By the way, waktu ke Smesco minggu lalu saya melihat replika radio antik yang perajinnya ternyata ada di Cawang, Jakarta. Cawang! Nggak nyangka juga, ternyata dekat rumah saya ada kerajinan unik yang layak untuk diangkat seperti radio antik replika ini.


Replika radio antik, Radio Cawang (foto milik pribadi)

Fun Facts about Smesco dan UKM Gallery

- Smesco adalah singkatan dari Small and Medium Enterprises and Cooperatives atau dalam bahasa Indonesia Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KUKM).

- Smesco memiliki UKM Gallery di Gedung SME Tower di Jl. Gatot Subroto, Jakarta. UKM Gallery menempati 2 lantai di gedung uta,a SME Tower.

- Terdapat lebih dari 500 UKM dari hampir seluruh daerah di Indonesia, 19 provinsi dan 124 jenis produk yang sudah terlayani di UKM Gallery, Smesco.

- UKM GALLERY memiliki misi untuk ikut menjaga dan mengembangkan warisan budaya Indonesia, dengan terus menerus melakukan pengembangan desain agar daya saing produk meningkat sehingga memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi.

- Lantai dasar UKM Gallery terdapat jenis produk makanan, rumah tangga, pakaian muslim, perhiasan dan asesoris, keramik, produk spa, dan lain-lain. Lantai 2 terdapat batik, tenun, kerajinan tangan, buku, souvenir khas daerah Indonesia, wayang, dan masih banyak lagi.


Ayo, kita mulai dari sekarang mendukung keberadaan local brand kita agar lebih keren. As I said here, "Kalau kamu netizen sejati, anak socmed yang selalu update, kamu pasti tahu, foto atau status atau twit-mu sesungguhnya sudah melampaui jarak yang bisa ditempuh langsung oleh langkahmu. Kekuatan netizen untuk memberi pengaruh kepada dunia luar secara instan sangat besar. Kita harus sadari itu dan manfaatkan untuk mengangkat nilai Indonesia di mata orang Indonesia sendiri dan dunia." Nggak usah dipikirkan nilai kontribusinya kecil atau besar, yang penting kita sama-sama bergerak aja sesuai dengan bidang masing-masing untuk mengangkat produk dalam negeri menjadi raja di rumah sendiri dan juga merajai di negara lain. Ahsek!